diff --git a/translation/id/site/abhidhamma_translation-id-site.json b/translation/id/site/abhidhamma_translation-id-site.json
index 789e45e64d19..286e1b5eb946 100644
--- a/translation/id/site/abhidhamma_translation-id-site.json
+++ b/translation/id/site/abhidhamma_translation-id-site.json
@@ -7,21 +7,21 @@
"abhidhamma:6": "Kitab Śāripūtrābhidharma Dharmaguptaka ",
"abhidhamma:7": "Abhidhamma dalam Tradisi Buddhis ",
"abhidhamma:8": "Kritikan ",
- "abhidhamma:9": "Abhidhamma Piṭaka adalah bagian terakhir dari tiga piṭaka (atau “keranjang”) dalam kanon dari mazhab-mazhab Buddhis awal. Di dalamnya terdapat istilah dan pemikiran yang ditemukan dalam Diskursus (Sutta) yang disusun dan dianalisis secara sistematis. ",
- "abhidhamma:10": "Terdapat satu set lengkap tujuh kitab Abhidhamma kanonis dalam bahasa Pali milik mazhab Theravāda. Selain itu, ada satu set lengkap tujuh teks kanonis (berbeda) dari mazhab Sarvāstivāda yang dilestarikan dalam terjemahan bahasa Mandarin. Ada juga bahasan analitis utama mazhab Dharmaguptaka dalam bahasa Mandarin dan beberapa bagian kecil bahasa Sanskerta. Seperti halnya bagian Diskursus (Sutta), teks versi bahasa Pāli dari Abhidhamma paling banyak dipelajari dan mendapat perhatian. ",
- "abhidhamma:11": "Berbeda dengan Sutta dan Vinaya, teks Abhidhamma antarmazhab tidak berhubungan erat. Kemungkinan, teks Abhidhamma merupakan teks formatif untuk mengukuhkan perbedaan mazhab. Namun, Erich Frauwallner dalam Studies in Abhidharma Literature and the Origins of Buddhist Philosophical Systems (1996) telah menetapkan ciri-ciri intisari umum dari Abhidhamma antarmazhab. Ciri ini mencakup kitab Vibhaṅga Pāli, Dharmaskandha Sarvāstivāda, dan Śāripūtrābhidharmaśastra Dharmaguptaka. Teks-teks ini semuanya memiliki “kesamaan intisari” yang dasarnya diturunkan dari Saṁyutta Nikāya. ",
+ "abhidhamma:9": "Abhidhamma Piṭaka adalah bagian terakhir dari tiga _piṭaka_ (atau “keranjang”) dalam kanon dari aliran-aliran Buddhis awal. Di dalamnya terdapat istilah dan pemikiran yang ditemukan dalam Diskursus (Sutta) yang disusun dan dianalisis secara sistematis. ",
+ "abhidhamma:10": "Terdapat satu set lengkap tujuh kitab Abhidhamma kanonis dalam bahasa Pali milik aliran Theravāda. Selain itu, ada satu set lengkap tujuh teks kanonis (berbeda) dari aliran Sarvāstivāda yang dilestarikan dalam terjemahan bahasa Mandarin. Ada juga bahasan analitis utama aliran Dharmaguptaka dalam bahasa Mandarin dan beberapa bagian kecil bahasa Sanskerta. Seperti halnya bagian Diskursus (Sutta), teks versi bahasa Pāli dari Abhidhamma paling banyak dipelajari dan mendapat perhatian. ",
+ "abhidhamma:11": "Berbeda dengan Sutta dan Vinaya, teks Abhidhamma antaraliran tidak berhubungan erat. Kemungkinan, teks Abhidhamma merupakan teks formatif untuk mengukuhkan perbedaan aliran. Namun, Erich Frauwallner dalam Studies in Abhidharma Literature and the Origins of Buddhist Philosophical Systems (1996) telah menetapkan ciri-ciri intisari umum dari Abhidhamma antaraliran. Ciri ini mencakup kitab Vibhaṅga Pāli, Dharmaskandha Sarvāstivāda, dan Śāripūtrābhidharmaśastra Dharmaguptaka. Teks-teks ini semuanya memiliki “kesamaan intisari” yang dasarnya diturunkan dari Saṁyutta Nikāya. ",
"abhidhamma:12": "Terlepas dari perbedaannya, anggapan bahwa teks-teks Abhidhamma kanonis merepresentasikan sudut pandang yang sangat sektarian adalah suatu kesalahan. Terlepas dari karya-karya berpolemik seperti Kathāvatthu, sebagian besar bagian Abhidhamma berfokus pada penyajian gagasan-gagasan utama Dhamma dengan cara yang berbeda. ",
"abhidhamma:13": "Asal usul ",
- "abhidhamma:14": "Kata abhidhamma kadang-kadang ditemukan dalam teks-teks Buddhis masa awal, biasanya berdampingan dengan istilah paralel abhivinaya. Tentu saja, tidak ada kumpulan teks yang disebut abhivinaya, dan penggunaan awal dari kata abhidhamma ini tidak mengacu pada teks yang sudah ditetapkan seperti hari ini. Sebetulnya, dalam konteks tersebut, awalan abhi- dapat disamakan dengan awalan bahasa Inggris “meta-” dengan arti “tentang Dhamma, tentang Vinaya” yang mengacu pada diskusi dan percakapan tentang ajaran Buddha. Percakapan tersebut kemudian diingat, dibagikan, dan berkembang secara bertahap menjadi kitab bahasan analitis formal Abhidhammapiṭaka dari waktu ke waktu. ",
- "abhidhamma:15": "Setiap tradisi memandang asal usul Abhidhamma dengan cara yang berbeda. Tradisi Tionghoa dan Tibet biasanya menganggap bahwa setiap kitab Abhidhamma disusun oleh seorang murid Buddha. Akan tetapi, beberapa catatan Vinaya dari Konsili Pertama memuat Abhidhamma. Artinya, dapat diasumsikan bahwa Abhidhamma sudah ada sejak Sang Buddha wafat. Tradisi Theravāda juga menyatakan bahwa teks-teks tersebut (kecuali Kathāvatthu) diucapkan sendiri oleh Sang Buddha. Hal ini disebutkan dalam bagian akhir dari teks kanonikal Parivāra (sabbasattuttamo sīho, piṭake tīṇi desayi, Pvr 3#5) dan teks parakanonikal Milindapañha (tepiṭakaṁ buddhavacanaṁ, Mil 2#55). Keduanya sudah ada sejak tiga hingga empat ratus tahun setelah Sang Buddha wafat. Kitab komentar Theravādin kemudian menyatakan bahwa Sang Buddha mengajarkan tujuh kitab Abhidhamma Piṭaka kepada para dewa di surga Tāvatiṁsa yang dipimpin oleh ibunya. Yang Mulia Sāriputta kemudian mempelajari Abhidhamma, lalu menyampaikan isinya kepada murid-murid-Nya. ",
+ "abhidhamma:14": "Kata _abhidhamma_ kadang-kadang ditemukan dalam teks-teks Buddhis masa awal, biasanya berdampingan dengan istilah paralel _abhivinaya_. Tentu saja, tidak ada kumpulan teks yang disebut _abhivinaya_, dan penggunaan awal dari kata _abhidhamma_ ini tidak mengacu pada teks yang sudah ditetapkan seperti hari ini. Sebetulnya, dalam konteks tersebut, awalan _abhi-_ dapat disamakan dengan awalan bahasa Inggris “meta-” dengan arti “tentang Dhamma, tentang Vinaya” yang mengacu pada diskusi dan percakapan tentang ajaran Buddha. Percakapan tersebut kemudian diingat, dibagikan, dan berkembang secara bertahap menjadi kitab bahasan analitis formal Abhidhammapiṭaka dari waktu ke waktu. ",
+ "abhidhamma:15": "Setiap tradisi memandang asal usul Abhidhamma dengan cara yang berbeda. Tradisi Tionghoa dan Tibet biasanya menganggap bahwa setiap kitab Abhidhamma disusun oleh seorang murid Buddha. Akan tetapi, beberapa catatan Vinaya dari Konsili Pertama memuat Abhidhamma. Artinya, dapat diasumsikan bahwa Abhidhamma sudah ada sejak Sang Buddha wafat. Tradisi Theravāda juga menyatakan bahwa teks-teks tersebut (kecuali Kathāvatthu) diucapkan sendiri oleh Sang Buddha. Hal ini disebutkan dalam bagian akhir dari teks kanonikal Parivāra (_sabbasattuttamo sīho, piṭake tīṇi desayi_, Pvr 3#5) dan teks parakanonikal Milindapañha (_tepiṭakaṁ buddhavacanaṁ_, Mil 2#55). Keduanya sudah ada sejak tiga hingga empat ratus tahun setelah Sang Buddha wafat. Kitab komentar Theravādin kemudian menyatakan bahwa Sang Buddha mengajarkan tujuh kitab Abhidhamma Piṭaka kepada para dewa di surga Tāvatiṁsa yang dipimpin oleh ibunya. Yang Mulia Sāriputta kemudian mempelajari Abhidhamma, lalu menyampaikan isinya kepada murid-murid-Nya. ",
"abhidhamma:16": "Konsensus yang sudah lama disepakati oleh para ahli sejarah adalah bahwa kitab-kitab Abhidhamma disusun beberapa abad setelah wafatnya Sang Buddha. Tidak mungkin untuk menentukan tanggal pastinya. Namun, “kesamaan intisari” dari Vibhaṅga/Dharmaskandha/Śāripūtrābhidharmaśastra sepertinya sudah ada sejak sebelum terpisahnya tradisi-tradisi tersebut. Pemisahan tradisi ini terjadi pada masa Raja Ashoka, sekitar 250 SM, kurang dari dua abad setelah wafatnya Sang Buddha. Akan tetapi, sebagian besar isi teksnya sangat mungkin telah dikembangkan setelah masa tersebut. Beberapa karakteristik, misalnya fakta bahwa karya tersebut diterima sebagai teks kanonik di Milinda, sekitar 100 SM, menunjukkan bahwa Abhidhamma telah diselesaikan sebelum masa tersebut. Jadi, kisaran 300 SM–100 SM sebagai waktu munculnya komposisi teks Abhidhamma kanonis tampak masuk akal. ",
- "abhidhamma:17": "Meskipun keyakinan bahwa kitab-kitab Abhidhamma awalnya disusun oleh para siswa yang ditahbis langsung oleh Sang Buddha sulit untuk dipertahankan, keyakinan tersebut tetap mengisyaratkan cara Abhidhamma berkembang. Murid-murid utama akan membentuk garis silsilah pengajaran, atau gaya belajar, yang mencerminkan ciri khas dari para guru yang berbeda. Seiring waktu, penjelasan berbagai guru tersebut menjadi sistematis dan terkodifikasi. Bagaimanapun, kitab Abhidhamma seperti yang ada saat ini, adalah hasil karya mazhab-mazhab yang disusun di bawah bimbingan para bhikkhu terkemuka. ",
+ "abhidhamma:17": "Meskipun keyakinan bahwa kitab-kitab Abhidhamma awalnya disusun oleh para siswa yang ditahbis langsung oleh Sang Buddha sulit untuk dipertahankan, keyakinan tersebut tetap mengisyaratkan cara Abhidhamma berkembang. Murid-murid utama akan membentuk garis silsilah pengajaran, atau gaya belajar, yang mencerminkan ciri khas dari para guru yang berbeda. Seiring waktu, penjelasan berbagai guru tersebut menjadi sistematis dan terkodifikasi. Bagaimanapun, kitab Abhidhamma seperti yang ada saat ini, adalah hasil karya aliran-aliran Buddhis yang disusun di bawah bimbingan para bhikkhu terkemuka. ",
"abhidhamma:18": "Kitab Abhidhamma Theravāda ",
"abhidhamma:19": "Sebagian besar dari teks-teks Abhidhamma Theravāda yang panjang dan kompleks berkaitan dengan analisis dan pengelompokan informasi, bukan penjelasannya. Sepertinya teks tersebut dulunya dipelajari oleh guru-guru berpengalaman di berbagai vihāra. Guru-guru tersebut kemudian mempertahankan, menjelaskan, dan mengilustrasikan teks Abhidhamma yang sulit dipahami tersebut. Akhirnya, penjelasan tersebut dikodifikasi dan dicatat dalam komentar-komentar Pāli. ",
- "abhidhamma:20": "Meskipun para guru Abhidhamma memperkenalkan sejumlah istilah dan metode baru, teks Abhidhamma kanonis sendiri bersifat konservatif secara doktrin. Banyak istilah-istilah pada Abhidhamma versi belakangan yang tidak dapat ditemukan pada versi yang mendahuluinya—kebenaran mutlak (paramattha-sacca) vs. konvensional (sammuti-sacca), momen pikiran, kalāpa, gagasan bahwa setiap fenomena ditentukan oleh sabhāva atau “esensi individualnya”. Meskipun terdapat beberapa istilah baru, sebagian besar istilah tampaknya diperkenalkan untuk menerangkan dan memperjelas terminologi, dan tidak dimaksudkan untuk menyampaikan konsep baru yang spesifik. Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada pemikiran baru, hanya saja pemikiran tersebut memainkan peranan yang cukup kecil secara keseluruhan. ",
+ "abhidhamma:20": "Meskipun para guru Abhidhamma memperkenalkan sejumlah istilah dan metode baru, teks Abhidhamma kanonis sendiri bersifat konservatif secara doktrin. Banyak istilah-istilah pada Abhidhamma versi belakangan yang tidak dapat ditemukan pada versi yang mendahuluinya—kebenaran mutlak (_paramattha-sacca_) vs. konvensional (_sammuti-sacca_), momen pikiran, _kalāpa_, gagasan bahwa setiap fenomena ditentukan oleh _sabhāva_ atau “esensi individualnya”. Meskipun terdapat beberapa istilah baru, sebagian besar istilah tampaknya diperkenalkan untuk menerangkan dan memperjelas terminologi, dan tidak dimaksudkan untuk menyampaikan konsep baru yang spesifik. Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada pemikiran baru, hanya saja pemikiran tersebut memainkan peranan yang cukup kecil secara keseluruhan. ",
"abhidhamma:21": "Dhammasaṅgaṇī ",
- "abhidhamma:22": "Dhammasaṅgaṇī (Ringkasan Fenomena) dibangun dengan model pembagian mātikā, yaitu berupa daftar isian atau matriks. Mātikā merupakan salah satu contoh format sederhana yang diterapkan dan diubah dalam bentuk yang semakin kompleks di seluruh bagian Abhidhamma. Mātikā pada Dhammasaṅgaṇī mendaftar kumpulan fenomena (dhamma). Sebagian besarnya merupakan istilah-istilah familiar seperti yang terdapat dalam berbagai sutta, walaupun juga terdapat beberapa istilah khas Abhidhamma. Dhammasaṅgaṇī dimulai dengan tiga mātikā. Mātikā pertama mengklasifikasikan dhamma ke dalam 22 set kelompok-tiga (tika). Dua mātikā sisanya menggunakkan set kelompok-dua (duka), 100 pasang untuk istilah Abhidhamma, dan 42 untuk istilah Sutta. ",
- "abhidhamma:23": "Bagian pertama dari set kelompok-tiga (tika) adalah kelompok penting: baik, buruk, dan netral. Set ini berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menggolongkan semua jenis fenomena (dhamma). Bagian tersebut berperan sebagai kerangka kerja dalam mengelompokkan semua fenomena. Meskipun terkesan sederhana, perincian ini pernah menjadi kontroversi karena beberapa mazhab menolak keberadaan pengkategorian fenomena yang netral secara moral. ",
+ "abhidhamma:22": "Dhammasaṅgaṇī (Ringkasan Fenomena) dibangun dengan model pembagian _mātikā_, yaitu berupa daftar isian atau matriks. _Mātikā_ merupakan salah satu contoh format sederhana yang diterapkan dan diubah dalam bentuk yang semakin kompleks di seluruh bagian Abhidhamma. _Mātikā_ pada Dhammasaṅgaṇī mendaftar kumpulan fenomena (_dhamma_). Sebagian besarnya merupakan istilah-istilah familiar seperti yang terdapat dalam berbagai sutta, walaupun juga terdapat beberapa istilah khas Abhidhamma. Dhammasaṅgaṇī dimulai dengan tiga _mātikā_. _Mātikā_ pertama mengklasifikasikan _dhamma_ ke dalam 22 set kelompok-tiga (_tika_). Dua _mātikā_ sisanya menggunakkan set kelompok-dua (_duka_), 100 pasang untuk istilah Abhidhamma, dan 42 untuk istilah Sutta. ",
+ "abhidhamma:23": "Bagian pertama dari set kelompok-tiga (_tika_) adalah kelompok penting: baik, buruk, dan netral. Set ini berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menggolongkan semua jenis fenomena (_dhamma_). Bagian tersebut berperan sebagai kerangka kerja dalam mengelompokkan semua fenomena. Meskipun terkesan sederhana, perincian ini pernah menjadi kontroversi karena beberapa aliran menolak keberadaan pengkategorian fenomena yang netral secara moral. ",
"abhidhamma:24": "Vibhaṅga ",
"abhidhamma:25": "Vibhaṅga (Kitab Analisis) berisi 18 bab yang disusun berdasarkan topiknya. Daftar topiknya berkaitan erat dengan Saṁyutta Nikāya—agregat-agregat, hukum sebab-musabab, dll. Sebagian besar babnya tersusun atas struktur kelompok-tiga. ",
"abhidhamma:26": "Analisis berdasarkan sutta: bagian ini mengutip bagian pokok dari sutta sesuai topik yang relevan, dan menawarkan analisis sederhana. ",
@@ -29,29 +29,29 @@
"abhidhamma:28": "Katekismus: menguji pengetahuan siswa dengan pertanyaan sistematis. ",
"abhidhamma:29": "Beberapa bagian, seperti Vb 18 Dhammahadaya, tidak sesuai dengan sistem ini. Bagian-bagian tersebut mungkin awalnya merupakan teks bahasan analitis yang berdiri sendiri. ",
"abhidhamma:30": "Dhātukathā ",
- "abhidhamma:31": "Dhātukathā (Diskusi tentang Unsur-unsur) menunjukkan hubungan mātikā Dhammasaṅgaṇī dengan 5 agregat (khandha), 12 landasan-indriawi (āyatana), dan 18 unsur (dhātu). Hubungan-hubungan tersebut diatur menurut empat belas metode. ",
+ "abhidhamma:31": "Dhātukathā (Diskusi tentang Unsur-unsur) menunjukkan hubungan _mātikā_ Dhammasaṅgaṇī dengan 5 agregat (_khandha_), 12 landasan-indriawi (_āyatana_), dan 18 unsur (_dhātu_). Hubungan-hubungan tersebut diatur menurut empat belas metode. ",
"abhidhamma:32": "Puggalapaññatti ",
- "abhidhamma:33": "Puggalapaññatti (Penggolongan Orang), didasarkan pada pendekatan fenomenologis teliti selayaknya sebagian besar teks Abhidhamma, menyajikan ringkasan paragraf tentang berbagai jenis individu. Paragraf-paragraf ini mengadopsi model mātikā dengan penjabaran jenis individu yang disusun secara numerik dari satu hingga sepuluh. Oleh karena mengacu pada penyusunan numerikal (berangka), istilah-istilah yang digunakan sebagian besar berasal dari Aṅguttara Nikāya, dengan sedikit perubahan kata-kata. Tujuan utamanya adalah untuk mengklasifikasikan kecenderungan pribadi atau psikologis yang berhubungan dengan perkembangan jalan spiritual Buddhis. ",
+ "abhidhamma:33": "Puggalapaññatti (Penggolongan Orang), didasarkan pada pendekatan fenomenologis teliti selayaknya sebagian besar teks Abhidhamma, menyajikan ringkasan paragraf tentang berbagai jenis individu. Paragraf-paragraf ini mengadopsi model _mātikā_ dengan penjabaran jenis individu yang disusun secara numerik dari satu hingga sepuluh. Oleh karena mengacu pada penyusunan numerikal (berangka), istilah-istilah yang digunakan sebagian besar berasal dari Aṅguttara Nikāya, dengan sedikit perubahan kata-kata. Tujuan utamanya adalah untuk mengklasifikasikan kecenderungan pribadi atau psikologis yang berhubungan dengan perkembangan jalan spiritual Buddhis. ",
"abhidhamma:34": "Kathāvatthu ",
- "abhidhamma:35": "Kathāvatthu (Landasan Diskusi) adalah kumpulan lebih dari 200 diskusi tentang poin-poin penafsiran doktrin Buddhis. Kitab ini berisi debat antara beberapa protagonis yang tidak disebutkan namanya. Masing-masing uraian bersandar pada logika atau kutipan dari sutta-sutta sebagai pendukung argumennya. Beberapa diskusi menyangkut masalah utama dalam filosofi Buddhis, seperti sifat bukan-diri (anatta), atau masalah kesinambungan-kelahiran dan ketidakkekalan (anicca). Namun, bagian-bagiannya sangat kecil. ",
- "abhidhamma:36": "Meskipun teks-teks tersebut tidak menyertakan uraian sudut pandang mazhab, sebagian besar bagiannya mungkin terkait dengan doktrin yang dianut oleh beragam mazhab Buddhis. Perlu diperhatikan bahwa di dalamnya tidak ada poin-poin kontroversial yang berkaitan dengan pandangan Brahmanis, Jaina, atau pandangan non-Buddhis lainnya. Juga tidak ada perbedaan signifikan dalam sutta yang dirujuk; setiap pendebat berasumsi bahwa mereka memiliki landasan sutta yang sama. ",
- "abhidhamma:37": "Kathāvatthu adalah satu-satunya kitab Abhidhamma yang, menurut mazhab Theravāda, ditulis oleh penulis spesifik, yaitu Moggaliputtatissa, seorang bhikkhu senior pada masa Raja Ashoka. Inti dari kitab ini mungkin terbentuk saat itu, tetapi tumbuh secara substansial seiring waktu. Satu atau dua dari pembahasan inti tampaknya memiliki dasar yang sama dengan Vijñānakāya. ",
+ "abhidhamma:35": "Kathāvatthu (Landasan Diskusi) adalah kumpulan lebih dari 200 diskusi tentang poin-poin penafsiran doktrin Buddhis. Kitab ini berisi debat antara beberapa protagonis yang tidak disebutkan namanya. Masing-masing uraian bersandar pada logika atau kutipan dari sutta-sutta sebagai pendukung argumennya. Beberapa diskusi menyangkut masalah utama dalam filosofi Buddhis, seperti sifat bukan-diri (_anatta_), atau masalah kesinambungan-kelahiran dan ketidakkekalan (_anicca_). Namun, bagian-bagiannya sangat kecil. ",
+ "abhidhamma:36": "Meskipun teks-teks tersebut tidak menyertakan uraian sudut pandang aliran, sebagian besar bagiannya mungkin terkait dengan doktrin yang dianut oleh beragam aliran Buddhis. Perlu diperhatikan bahwa di dalamnya tidak ada poin-poin kontroversial yang berkaitan dengan pandangan Brahmanis, Jaina, atau pandangan non-Buddhis lainnya. Juga tidak ada perbedaan signifikan dalam sutta yang dirujuk; setiap pendebat berasumsi bahwa mereka memiliki landasan sutta yang sama. ",
+ "abhidhamma:37": "Kathāvatthu adalah satu-satunya kitab Abhidhamma yang, menurut aliran Theravāda, ditulis oleh penulis spesifik, yaitu Moggaliputtatissa, seorang bhikkhu senior pada masa Raja Ashoka. Inti dari kitab ini mungkin terbentuk saat itu, tetapi tumbuh secara substansial seiring waktu. Satu atau dua dari pembahasan inti tampaknya memiliki dasar yang sama dengan Vijñānakāya. ",
"abhidhamma:38": "Yamaka ",
- "abhidhamma:39": "Kitab Yamaka (Berpasangan) terdiri dari sepuluh bab tentang topik yang berbeda, dimulai dengan akar perbuatan baik atau buruk. Kitab ini berupa serangkaian pertanyaan, dengan tujuan sepenuhnya menentukan ruang lingkup penerapan istilah. Sebagai contoh, apakah semua jenis rūpa (bentuk, fenomena-materi) termasuk dalam agregat-materi (rūpakkhandha)? Tidak, karena ada penggunaan idiomatis dari rūpa seperti evarūpa (“semacam itu”). Tetapi apakah semua jenis agregat-materi termasuk dalam rūpa? Ya. ",
+ "abhidhamma:39": "Kitab Yamaka (Berpasangan) terdiri dari sepuluh bab tentang topik yang berbeda, dimulai dengan akar perbuatan baik atau buruk. Kitab ini berupa serangkaian pertanyaan, dengan tujuan sepenuhnya menentukan ruang lingkup penerapan istilah. Sebagai contoh, apakah semua jenis _rūpa_ (bentuk, fenomena-materi) termasuk dalam agregat-materi (_rūpakkhandha_)? Tidak, karena ada penggunaan idiomatis dari _rūpa_ seperti _evarūpa_ (“semacam itu”). Tetapi apakah semua jenis agregat-materi termasuk dalam _rūpa_? Ya. ",
"abhidhamma:40": "Paṭṭhāna ",
- "abhidhamma:41": "Paṭṭhāna (Hubungan Kondisi) menerapkan model mātikā sederhana yang mencantumkan 24 jenis kondisi. Yang pertama adalah “kondisi akar” (hetupaccayo), berurusan dengan bagaimana perbuatan disebabkan oleh akar keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan delusi (moha) yang tidak bermanfaat, atau kebalikannya. Mātikā ini kemudian diterapkan pada mātikā dari Dhammasaṅgaṇī, menciptakan kemungkinan kombinasi kompleks yang sulit. Paṭṭhāna selalu sangat disingkat, tetapi jika harus dijabarkan sepenuhnya, bagian ini mungkin akan menjadi kitab terbesar yang pernah dibuat, dengan miliaran kombinasi. ",
+ "abhidhamma:41": "Paṭṭhāna (Hubungan Kondisi) menerapkan model _mātikā_ sederhana yang mencantumkan 24 jenis kondisi. Yang pertama adalah “kondisi akar” (_hetupaccayo_), berurusan dengan bagaimana perbuatan disebabkan oleh akar keserakahan (_lobha_), kebencian (_dosa_), dan delusi (_moha_) yang tidak bermanfaat, atau kebalikannya. _Mātikā_ ini kemudian diterapkan pada _mātikā_ dari Dhammasaṅgaṇī, menciptakan kemungkinan kombinasi kompleks yang sulit. Paṭṭhāna selalu sangat disingkat, tetapi jika harus dijabarkan sepenuhnya, bagian ini mungkin akan menjadi kitab terbesar yang pernah dibuat, dengan miliaran kombinasi. ",
"abhidhamma:42": "Dhammasaṅgaṇī dan Paṭṭhāna merupakan dua ujung bagian dari kumpulan kitab Abhidhamma, yang pertama berhubungan dengan fenomena, yang terakhir berhubungan dengan hubungan antar fenomena. Sementara metode dan perinciannya telah diperluas secara signifikan, pendekatannya dapat dilihat sebagai penerapan terperinci dari prinsip-prinsip dasar kemunculan-yang-saling-bergantungan. ",
"abhidhamma:43": "Kitab Abhidhamma Sarvāstivāda ",
- "abhidhamma:44": "Meskipun banyak, mungkin semua, dari “delapan belas” mazhab awal memiliki teks Abhidhamma versinya masing-masing, tidak ada yang seterkenal versi Sarvāstivāda. Teks kanonis yang disebutkan di sini dilengkapi atau digantikan oleh teks bahasan analitis Mahāvibhāṣa yang sangat berpengaruh. Teks bahasan analitis ini menetapkan Sarvāstivāda sebagai mazhab Abhidhamma yang par excellence. Bahkan ketika karya-karya selanjutnya seperti Abhidharmakoṣa karya Vasubandhu atau Mūlamadhyamakakārikā karya Nāgārjuna mengkritik filosofi Sarvāstivādin, mereka masih menggunakan kerangka gagasan dan istilah yang ditetapkan oleh mazhab Sarvāstivāda, dan awalnya didasarkan pada teks kanonik Sarvāstivāda. Oleh karena itu, sementara teks Abhidhamma dari sebagian besar mazhab telah hilang, teks versi Sarvāstivāda ini dibawa ke China dan disimpan di sana dalam versi terjemahannya. Selain itu, ada beberapa bagian yang ditemukan dalam versi fragmen Sanskerta dan teks Tibet. ",
- "abhidhamma:45": "Versi asli dari semua kitab karya mazhab Sarvāstivāda ini berbahasa Sanskerta. ",
+ "abhidhamma:44": "Meskipun banyak, mungkin semua, dari “delapan belas” aliran awal memiliki teks Abhidhamma versinya masing-masing, tidak ada yang seterkenal versi Sarvāstivāda. Teks kanonis yang disebutkan di sini dilengkapi atau digantikan oleh teks bahasan analitis Mahāvibhāṣa yang sangat berpengaruh. Teks bahasan analitis ini menetapkan Sarvāstivāda sebagai aliran Abhidhamma yang par excellence. Bahkan ketika karya-karya selanjutnya seperti Abhidharmakoṣa karya Vasubandhu atau Mūlamadhyamakakārikā karya Nāgārjuna mengkritik filosofi Sarvāstivādin, mereka masih menggunakan kerangka gagasan dan istilah yang ditetapkan oleh aliran Sarvāstivāda, dan awalnya didasarkan pada teks kanonik Sarvāstivāda. Oleh karena itu, sementara teks Abhidhamma dari sebagian besar aliran telah hilang, teks versi Sarvāstivāda ini dibawa ke China dan disimpan di sana dalam versi terjemahannya. Selain itu, ada beberapa bagian yang ditemukan dalam versi fragmen Sanskerta dan teks Tibet. ",
+ "abhidhamma:45": "Versi asli dari semua kitab karya aliran Sarvāstivāda ini berbahasa Sanskerta. ",
"abhidhamma:46": "Saṅgītiparyāya ",
"abhidhamma:47": "Dianggap sebagai salah satu kitab Abhidhamma paling awal, kitab ini pada dasarnya merupakan sebuah komentar atas Saṅgīti Sutta versi Sarvāstivādin (DN 33). Kitab ini disusun oleh Mahākausthila (menurut sumber Sanskerta dan Tibet) atau Śāriputra (menurut sumber bahasa Tionghoa). Resensi berbahasa Tionghoa diterjemahkan oleh Xuanzang. ",
"abhidhamma:48": "Dharmaskandha ",
"abhidhamma:49": "Seperti disebutkan di atas, teks ini tampaknya memiliki asal usul yang sama dengan Vibhaṅga dari tradisi Pali. Teks ini dipertahankan sampai saat ini dalam versi bahasa Tionghoa lengkap dan Sanskerta parsial. Dibandingkan dengan Vibhaṅga, metode yang digunakan pada bagian ini tampaknya lebih tidak formal dan lebih diskursif, mengutip serangkaian sutta. Bagian ini disusun oleh Śāriputra (menurut sumber Sanskerta dan Tibet) atau Maudgalyāyana (menurut sumber bahasa Tionghoa). Edisi berbahasa Tionghoa diterjemahkan oleh Xuanzang. ",
"abhidhamma:50": "Prajñaptiśāstra ",
- "abhidhamma:51": "Bagian ini terdiri dari serangkaian pertanyaan dan jawaban tentang pokok-pokok doktrin berdasarkan mātikā, didukung oleh kutipan sutta. Dikatakan disusun oleh Maudgalyāyana atau Mahākatyāyana. Edisi berbahasa Tionghoa diterjemahkan oleh Dharmarakṣita. ",
+ "abhidhamma:51": "Bagian ini terdiri dari serangkaian pertanyaan dan jawaban tentang pokok-pokok doktrin berdasarkan _mātikā_, didukung oleh kutipan sutta. Dikatakan disusun oleh Maudgalyāyana atau Mahākatyāyana. Edisi berbahasa Tionghoa diterjemahkan oleh Dharmarakṣita. ",
"abhidhamma:52": "Dhātukāya ",
- "abhidhamma:53": "Disusun oleh Purna (menurut sumber Sanskerta dan Tibet), atau Vasumitra (menurut sumber Tionghoa). Kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Xuanzang. Dhātukāya memiliki beberapa kemiripan dengan Dhātukathā Pali, meskipun menggunakan mātikā yang berbeda. ",
+ "abhidhamma:53": "Disusun oleh Purna (menurut sumber Sanskerta dan Tibet), atau Vasumitra (menurut sumber Tionghoa). Kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Xuanzang. Dhātukāya memiliki beberapa kemiripan dengan Dhātukathā Pali, meskipun menggunakan _mātikā_ yang berbeda. ",
"abhidhamma:54": "Vijñānakāya ",
"abhidhamma:55": "Kitab ini serupa dengan Kathāvatthu versi Pali, dan mungkin memiliki dasar sejarah yang sama. Kitab ini menyebutkan nama tokoh Theravādin, Moggaliputtatissa, yang merupakan penulis Kathāvatthu, sebagai lawan dalam perdebatan tentang doktrin kunci Sarvāstivāda bahwa semua fenomena ada di masa lalu, masa depan, dan masa kini. Akan tetapi, teks pada kitab ini membahas poin-poin yang jauh lebih sedikit daripada Kathāvatthu. Bagian ini disusun oleh Devasarman dan diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Xuanzang. ",
"abhidhamma:56": "Prakaraṇapāda ",
@@ -59,15 +59,15 @@
"abhidhamma:58": "Jñānaprasthāna ",
"abhidhamma:59": "Disusun oleh Kātyāyanīputra dan diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Xuanzang pada T 1544. Tampaknya juga diterjemahkan oleh Saṅghadeva dan Zhu-fo-nian dengan nama 阿毘曇八犍度論 pada T 1543. Kitab ini merupakan bagian terbesar dari Abhidhamma Sarvāstivādin. Kitab ini merupakan dasar bagi kitab-kitab bahasan analitis Sarvāstivāda setelahnya, dan oleh karenya juga merupakan dasar bagi studi modern tentang Abhidharma khususnya dalam Buddhisme Tibet. ",
"abhidhamma:60": "Kitab Śāripūtrābhidharma Dharmaguptaka ",
- "abhidhamma:61": "Satu-satunya kitab Abhidhamma mazhab Dharmaguptaka yang masih ada, kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Dharmayaśas dan Dharmagupta. Kitab ini memiliki beberapa kesamaan isi dengan Vibhaṅga dan Dharmaskandha, dan perincian lainnya dengan teks lain. Sementara mazhab-mazhab lain mempertahankan banyak bagian kitab Abhidhamma, teks tunggal ini mencakup sebagian besar landasan yang sama, dan tampaknya memuat keseluruhan sistem Abhidhamma dari Dharmaguptaka. ",
+ "abhidhamma:61": "Satu-satunya kitab Abhidhamma aliran Dharmaguptaka yang masih ada, kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa oleh Dharmayaśas dan Dharmagupta. Kitab ini memiliki beberapa kesamaan isi dengan Vibhaṅga dan Dharmaskandha, dan perincian lainnya dengan teks lain. Sementara aliran-aliran lain mempertahankan banyak bagian kitab Abhidhamma, teks tunggal ini mencakup sebagian besar landasan yang sama, dan tampaknya memuat keseluruhan sistem Abhidhamma dari Dharmaguptaka. ",
"abhidhamma:62": "Abhidhamma dalam Tradisi Buddhis ",
- "abhidhamma:63": "Selama bertahun-tahun, pembelajaran Abhidhamma telah dijunjung tinggi oleh tradisi Buddhis. Tradisi Theravāda mengembangkan serangkaian kitab komentar dan kitab bahasan analitis yang menjelaskan gagasan Abhidhamma dan memperluasnya lebih jauh. Tradisi ini adalah tradisi yang hidup, yang membanggakan serangkaian publikasi tak terputus hingga zaman modern. Saat ini, pembelajaran Abhidhamma secara khusus ditekankan dalam Buddhisme Myanmar, meskipun tetap hidup di semua mazhab Theravāda. Buddhisme Tibet juga sangat menekankan studi tentang Abhidharma, sebagian besar didasarkan pada sumber-sumber Sarvāstivādin. Akan tetapi, di semua mazhab, studi Abhidhamma kontemporer utamanya bersandar pada kitab bahasan analitis yang muncul belakangan, dan teks kanonis biasanya tidak secara mendalam dipelajari secara langsung. ",
- "abhidhamma:64": "Selain pembelajaran, Abhidhamma juga telah memberikan pengaruh formatif pada beberapa mazhab meditasi modern. Secara khusus, mazhab meditasi Burma, termasuk Mahasi, Goenka, dan Pa Auk, semuanya sangat bergantung pada konsep-konsep Abhidhamma. ",
- "abhidhamma:65": "Mungkin secara tidak terduga, Abhidhamma tidak terbatas pada lingkungan monastik atau akademisi. Abhidhamma sering diajarkan kepada atau oleh umat awam, dan populer di seluruh Asia Tenggara. Selain itu, mātikā Abhidhamma dapat menjadi dasar teks pendasaran untuk upacara tertentu. Di Thailand, tikamātikā Dhammasaṅgaṇī dan 24 kondisi Paṭṭhāna digunakan sebagai darasan untuk upacara pemakaman. ",
+ "abhidhamma:63": "Selama bertahun-tahun, pembelajaran Abhidhamma telah dijunjung tinggi oleh tradisi Buddhis. Tradisi Theravāda mengembangkan serangkaian kitab komentar dan kitab bahasan analitis yang menjelaskan gagasan Abhidhamma dan memperluasnya lebih jauh. Tradisi ini adalah tradisi yang hidup, yang membanggakan serangkaian publikasi tak terputus hingga zaman modern. Saat ini, pembelajaran Abhidhamma secara khusus ditekankan dalam Buddhisme Myanmar, meskipun tetap hidup di semua aliran Theravāda. Buddhisme Tibet juga sangat menekankan studi tentang Abhidharma, sebagian besar didasarkan pada sumber-sumber Sarvāstivādin. Akan tetapi, di semua aliran, studi Abhidhamma kontemporer utamanya bersandar pada kitab bahasan analitis yang muncul belakangan, dan teks kanonis biasanya tidak secara mendalam dipelajari secara langsung. ",
+ "abhidhamma:64": "Selain pembelajaran, Abhidhamma juga telah memberikan pengaruh formatif pada beberapa aliran meditasi modern. Secara khusus, aliran meditasi Burma, termasuk Mahasi, Goenka, dan Pa Auk, semuanya sangat bergantung pada konsep-konsep Abhidhamma. ",
+ "abhidhamma:65": "Mungkin secara tidak terduga, Abhidhamma tidak terbatas pada lingkungan monastik atau akademisi. Abhidhamma sering diajarkan kepada atau oleh umat awam, dan populer di seluruh Asia Tenggara. Selain itu, _mātikā_ Abhidhamma dapat menjadi dasar teks pendasaran untuk upacara tertentu. Di Thailand, _tikamātikā_ Dhammasaṅgaṇī dan 24 kondisi Paṭṭhāna digunakan sebagai darasan untuk upacara pemakaman. ",
"abhidhamma:66": "Kritikan ",
"abhidhamma:67": "Abhidhamma sendiri merupakan sebuah sistem kritis yang dikembangkan untuk mengklarifikasi pemahaman tentang konsep dan hubungan fundamental. Hal yang mendasari rancangan Abhidhamma ini adalah asumsi bahwa klarifikasi ajaran semacam isinya diperlukan, yang menyiratkan bahwa tidak semua orang memahami hal-hal dengan cara yang sama. Aspek kritis ini mengemuka dalam karya-karya seperti Kathāvatthu yang menampilkan metode rasional untuk mengklarifikasi doktrin. ",
- "abhidhamma:68": "Beberapa, seperti mazhab Sautrāntika yang bersejarah, mengkritik rancangan Abhidhamma itu sendiri, mengklaimnya menyimpang dari sutta-sutta. Tidak jelas apakah semua mazhab awal benar-benar memiliki Abhidhamma Piṭaka. Namun, mereka semua pasti memiliki beberapa karya analisis dan penjelasan yang sebanding dengan Abhidhamma. ",
- "abhidhamma:69": "Kritik terhadap Abhidhamma adalah landasan berdirinya Mahāyāna. Sutra-sutra Mahāyāna mengkritik rincian spesifik dari doktrin Abhidhamma—seperti gagasan bahwa setiap fenomena ditentukan oleh esensinya masing-masing—dan arahan keseluruhan dari mazhab-mazhab Abhidhamma, menyatakan bahwa para pengikutnya membuang-buang waktu memperdebatkan hal-hal sepele alih-alih memahami kedalaman ajaran. Meskipun demikian, Mahāyāna juga mengembangkan bentuk Abhidhamma mereka sendiri, dan mempelajari Abhidhamma merupakan bagian inti dari banyak kurikulum Mahāyāna sampai hari ini. ",
- "abhidhamma:70": "Kritik juga ditemukan dalam komentar-komentar Theravāda yang mencatat keraguan terhadap keaslian Abhidhamma. Akan tetapi, sebagian besar perdebatan di mazhab-mazhab berkaitan dengan penafsiran Abhidhamma, bukan keabsahan rancangan Abhidhamma itu sendiri. ",
- "abhidhamma:71": "Tradisi kritis ini terus berlanjut hingga saat ini. Dalam sistem pendidikan Buddhis Tibet, teks dan konsep Abhidharma dipelajari, dan dipertimbangkan berdasarkan kritik dari para pengikut mazhab Sautrāntika dan Mahāyānis. Sementara beberapa Theravādin berpendapat bahwa mempelajari Abhidhamma merupakan hal yang penting, beberapa yang lain mengklaim bahwa gagasan inti Abhidhamma menyimpang dari sutta-sutta, dan bahwa mempelajari Abhidhamma tidak diperlukan. "
+ "abhidhamma:68": "Beberapa, seperti aliran Sautrāntika yang bersejarah, mengkritik rancangan Abhidhamma itu sendiri, mengklaimnya menyimpang dari sutta-sutta. Tidak jelas apakah semua aliran awal benar-benar memiliki Abhidhamma Piṭaka. Namun, mereka semua pasti memiliki beberapa karya analisis dan penjelasan yang sebanding dengan Abhidhamma. ",
+ "abhidhamma:69": "Kritik terhadap Abhidhamma adalah landasan berdirinya Mahāyāna. Sutra-sutra Mahāyāna mengkritik rincian spesifik dari doktrin Abhidhamma—seperti gagasan bahwa setiap fenomena ditentukan oleh esensinya masing-masing—dan arahan keseluruhan dari aliran-aliran Abhidhamma, menyatakan bahwa para pengikutnya membuang-buang waktu memperdebatkan hal-hal sepele alih-alih memahami kedalaman ajaran. Meskipun demikian, Mahāyāna juga mengembangkan bentuk Abhidhamma mereka sendiri, dan mempelajari Abhidhamma merupakan bagian inti dari banyak kurikulum Mahāyāna sampai hari ini. ",
+ "abhidhamma:70": "Kritik juga ditemukan dalam komentar-komentar Theravāda yang mencatat keraguan terhadap keaslian Abhidhamma. Akan tetapi, sebagian besar perdebatan di aliran-aliran berkaitan dengan penafsiran Abhidhamma, bukan keabsahan rancangan Abhidhamma itu sendiri. ",
+ "abhidhamma:71": "Tradisi kritis ini terus berlanjut hingga saat ini. Dalam sistem pendidikan Buddhis Tibet, teks dan konsep Abhidharma dipelajari, dan dipertimbangkan berdasarkan kritik dari para pengikut aliran Sautrāntika dan Mahāyānis. Sementara beberapa Theravādin berpendapat bahwa mempelajari Abhidhamma merupakan hal yang penting, beberapa yang lain mengklaim bahwa gagasan inti Abhidhamma menyimpang dari sutta-sutta, dan bahwa mempelajari Abhidhamma tidak diperlukan. "
}
\ No newline at end of file