diff --git a/11-operator.md b/11-operator.md
new file mode 100644
index 000000000..782f2a32b
--- /dev/null
+++ b/11-operator.md
@@ -0,0 +1,98 @@
+# A.11. Operator
+
+Bab ini membahas mengenai macam operator yang bisa digunakan di Go. Secara umum terdapat 3 kategori operator: aritmatika, perbandingan, dan logika.
+
+## A.11.1. Operator Aritmatika
+
+Operator aritmatika adalah operator yang digunakan untuk operasi yang sifatnya perhitungan. Go mendukung beberapa operator aritmatika standar, list-nya bisa dilihat di tabel berikut.
+
+| Tanda | Penjelasan |
+| :---: | :--------- |
+| `+` | penjumlahan |
+| `-` | pengurangan |
+| `*` | perkalian |
+| `/` | pembagian |
+| `%` | modulus / sisa hasil pembagian |
+
+Contoh penggunaan:
+
+```go
+var value = (((2 + 6) % 3) * 4 - 2) / 3
+```
+
+## A.11.2. Operator Perbandingan
+
+Operator perbandingan digunakan untuk menentukan kebenaran suatu kondisi. Hasilnya berupa nilai boolean, `true` atau `false`.
+
+Tabel di bawah ini berisikan operator perbandingan yang bisa digunakan di Go.
+
+| Tanda | Penjelasan |
+| :---: | :--------- |
+| `==` | apakah nilai kiri **sama dengan** nilai kanan |
+| `!=` | apakah nilai kiri **tidak sama dengan** nilai kanan |
+| `<` | apakah nilai kiri **lebih kecil daripada** nilai kanan |
+| `<=` | apakah nilai kiri **lebih kecil atau sama dengan** nilai kanan |
+| `>` | apakah nilai kiri **lebih besar dari** nilai kanan |
+| `>=` | apakah nilai kiri **lebih besar atau sama dengan** nilai kanan |
+
+Contoh penggunaan:
+
+```go
+var value = (((2 + 6) % 3) * 4 - 2) / 3
+var isEqual = (value == 2)
+
+fmt.Printf("nilai %d (%t) \n", value, isEqual)
+```
+
+Pada kode di atas, terdapat statement operasi aritmatika yang hasilnya ditampung oleh variabel `value`. Selanjutnya, variabel tersebut tersebut dibandingkan dengan angka **2** untuk dicek apakah nilainya sama. Jika iya, maka hasilnya adalah `true`, jika tidak maka `false`. Nilai hasil operasi perbandingan tersebut kemudian disimpan dalam variabel `isEqual`.
+
+![Penggunaan operator perbandingan](images/A.11_1_operator_comparison.png)
+
+Untuk memunculkan nilai `bool` menggunakan `fmt.Printf()`, bisa gunakan layout format `%t`.
+
+## A.11.3. Operator Logika
+
+Operator ini digunakan untuk mencari benar tidaknya kombinasi data bertipe `bool` (bisa berupa variabel bertipe `bool`, atau hasil dari operator perbandingan).
+
+Beberapa operator logika standar yang bisa digunakan:
+
+| Tanda | Penjelasan |
+| :---: | :--------- |
+| `&&` | kiri **dan** kanan |
+| || | kiri **atau** kanan |
+| `!` | negasi / nilai kebalikan |
+
+Contoh penggunaan:
+
+```go
+var left = false
+var right = true
+
+var leftAndRight = left && right
+fmt.Printf("left && right \t(%t) \n", leftAndRight)
+
+var leftOrRight = left || right
+fmt.Printf("left || right \t(%t) \n", leftOrRight)
+
+var leftReverse = !left
+fmt.Printf("!left \t\t(%t) \n", leftReverse)
+```
+
+Hasil dari operator logika sama dengan hasil dari operator perbandingan, yaitu berupa boolean.
+
+![Penerapan operator logika](images/A.11_2_operator_logical.png)
+
+Berikut penjelasan statemen operator logika pada kode di atas.
+
+ - `leftAndRight` bernilai `false`, karena hasil dari `false` **dan** `true` adalah `false`.
+ - `leftOrRight` bernilai `true`, karena hasil dari `false` **atau** `true` adalah `true`.
+ - `leftReverse` bernilai `true`, karena **negasi** (atau lawan dari) `false` adalah `true`.
+
+Template `\t` digunakan untuk menambahkan indent tabulasi. Biasa dimanfaatkan untuk merapikan tampilan output pada console.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/12-seleksi-kondisi.md b/12-seleksi-kondisi.md
new file mode 100644
index 000000000..6eb88a749
--- /dev/null
+++ b/12-seleksi-kondisi.md
@@ -0,0 +1,208 @@
+# A.12. Seleksi Kondisi
+
+Seleksi kondisi digunakan untuk mengontrol alur program. Analoginya mirip seperti fungsi rambu lalu lintas di jalan raya. Kapan kendaraan diperbolehkan melaju dan kapan harus berhenti diatur oleh rambu tersebut. Seleksi kondisi pada program juga kurang lebih sama, kapan sebuah blok kode akan dieksekusi dikontrol.
+
+Yang dijadikan acuan oleh seleksi kondisi adalah nilai bertipe `bool`, bisa berasal dari variabel, ataupun hasil operasi perbandingan. Nilai tersebut menentukan blok kode mana yang akan dieksekusi.
+
+Go memiliki 2 macam keyword untuk seleksi kondisi, yaitu **if else** dan **switch**. Di bab ini kita akan mempelajarinya satu-persatu.
+
+> Go tidak mendukung seleksi kondisi menggunakan **ternary**. Statement seperti: `var data = (isExist ? "ada" : "tidak ada")` adalah invalid dan menghasilkan error.
+
+## A.12.1. Seleksi Kondisi Menggunakan Keyword `if`, `else if`, & `else`
+
+Cara penerapan if-else di Go sama seperti pada bahasa pemrograman lain. Yang membedakan hanya tanda kurungnya *(parentheses)*, di Go tidak perlu ditulis. Kode berikut merupakan contoh penerapan seleksi kondisi if else, dengan jumlah kondisi 4 buah.
+
+```go
+var point = 8
+
+if point == 10 {
+ fmt.Println("lulus dengan nilai sempurna")
+} else if point > 5 {
+ fmt.Println("lulus")
+} else if point == 4 {
+ fmt.Println("hampir lulus")
+} else {
+ fmt.Printf("tidak lulus. nilai anda %d\n", point)
+}
+```
+
+Dari ke-empat kondisi di atas, yang terpenuhi adalah `if point > 5`, karena nilai variabel `point` memang lebih besar dari `5`. Maka blok kode tepat dibawah kondisi tersebut akan dieksekusi (blok kode ditandai kurung kurawal buka dan tutup), hasilnya text `"lulus"` muncul sebagai output.
+
+![Seleksi kondisi `if` - `else`](images/A.12_1_if_else.png)
+
+Skema if else Go sama seperti pada pemrograman umumnya. Yaitu di awal seleksi kondisi menggunakan `if`, dan ketika kondisinya tidak terpenuhi akan menuju ke `else` (jika ada). Ketika ada banyak kondisi, gunakan `else if`.
+
+> Di bahasa pemrograman lain, ketika ada seleksi kondisi yang isi blok-nya hanya 1 baris saja, kurung kurawal boleh tidak dituliskan. Berbeda dengan aturan di Go, kurung kurawal harus tetap dituliskan meski isinya hanya 1 blok satement.
+
+## A.12.2. Variabel Temporary Pada `if` - `else`
+
+Variabel temporary adalah variabel yang hanya bisa digunakan pada blok seleksi kondisi dimana ia ditempatkan saja. Penggunaan variabel ini membawa beberapa manfaat, antara lain:
+
+ - Scope atau cakupan variabel jelas, hanya bisa digunakan pada blok seleksi kondisi itu saja
+ - Kode menjadi lebih rapi
+ - Ketika nilai variabel tersebut didapat dari sebuah komputasi, perhitungan tidak perlu dilakukan di dalam blok masing-masing kondisi.
+
+```go
+var point = 8840.0
+
+if percent := point / 100; percent >= 100 {
+ fmt.Printf("%.1f%s perfect!\n", percent, "%")
+} else if percent >= 70 {
+ fmt.Printf("%.1f%s good\n", percent, "%")
+} else {
+ fmt.Printf("%.1f%s not bad\n", percent, "%")
+}
+```
+
+Variabel `percent` nilainya didapat dari hasil perhitungan, dan hanya bisa digunakan di deretan blok seleksi kondisi itu saja.
+
+> Deklarasi variabel temporary hanya bisa dilakukan lewat metode type inference yang menggunakan tanda `:=`. Penggunaan keyword `var` disitu tidak diperbolehkan karena akan menyebabkan error.
+
+## A.12.3. Seleksi Kondisi Menggunakan Keyword `switch` - `case`
+
+Switch merupakan seleksi kondisi yang sifatnya fokus pada satu variabel, lalu kemudian di-cek nilainya. Contoh sederhananya seperti penentuan apakah nilai variabel `x` adalah: `1`, `2`, `3`, atau lainnya.
+
+```go
+var point = 6
+
+switch point {
+case 8:
+ fmt.Println("perfect")
+case 7:
+ fmt.Println("awesome")
+default:
+ fmt.Println("not bad")
+}
+```
+
+Pada kode di atas, tidak ada kondisi atau `case` yang terpenuhi karena nilai variabel `point` tetap `6`. Ketika hal seperti ini terjadi, blok kondisi `default` dipanggil. Bisa dibilang bahwa `default` merupakan `else` dalam sebuah switch.
+
+Perlu diketahui, switch pada pemrograman Go memiliki perbedaan dibanding bahasa lain. Di Go, ketika sebuah case terpenuhi, tidak akan dilanjutkan ke pengecekkan case selanjutnya, meskipun tidak ada keyword `break` di situ. Konsep ini berkebalikan dengan switch pada umumnya, yang ketika sebuah case terpenuhi, maka akan tetap dilanjut mengecek case selanjutnya kecuali ada keyword `break`.
+
+## A.12.4. Pemanfaatan `case` Untuk Banyak Kondisi
+
+Sebuah `case` dapat menampung banyak kondisi. Cara penerapannya yaitu dengan menuliskan nilai pembanding-pembanding variabel yang di-switch setelah keyword `case` dipisah tanda koma (`,`).
+
+```go
+var point = 6
+
+switch point {
+case 8:
+ fmt.Println("perfect")
+case 7, 6, 5, 4:
+ fmt.Println("awesome")
+default:
+ fmt.Println("not bad")
+}
+```
+
+Kondisi `case 7, 6, 5, 4:` akan terpenuhi ketika nilai variabel `point` adalah 7 atau 6 atau 5 atau 4.
+
+## A.12.5. Kurung Kurawal Pada Keyword `case` & `default`
+
+Tanda kurung kurawal (`{ }`) bisa diterapkan pada keyword `case` dan `default`. Tanda ini opsional, boleh dipakai boleh tidak. Bagus jika dipakai pada blok kondisi yang didalamnya ada banyak statement, kode akan terlihat lebih rapi dan mudah di-maintain.
+
+Perhatikan kode berikut, bisa dilihat pada keyword `default` terdapat kurung kurawal yang mengapit 2 statement didalamnya.
+
+```go
+var point = 6
+
+switch point {
+case 8:
+ fmt.Println("perfect")
+case 7, 6, 5, 4:
+ fmt.Println("awesome")
+default:
+ {
+ fmt.Println("not bad")
+ fmt.Println("you can be better!")
+ }
+}
+```
+
+## A.12.6. Switch Dengan Gaya `if` - `else`
+
+Uniknya di Go, switch bisa digunakan dengan gaya ala if-else. Nilai yang akan dibandingkan tidak dituliskan setelah keyword `switch`, melainkan akan ditulis langsung dalam bentuk perbandingan dalam keyword `case`.
+
+Pada kode di bawah ini, kode program switch di atas diubah ke dalam gaya `if-else`. Variabel `point` dihilangkan dari keyword `switch`, lalu kondisi-kondisinya dituliskan di tiap `case`.
+
+```go
+var point = 6
+
+switch {
+case point == 8:
+ fmt.Println("perfect")
+case (point < 8) && (point > 3):
+ fmt.Println("awesome")
+default:
+ {
+ fmt.Println("not bad")
+ fmt.Println("you need to learn more")
+ }
+}
+```
+
+## A.12.7. Penggunaan Keyword `fallthrough` Dalam `switch`
+
+Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa switch pada Go memiliki perbedaan dengan bahasa lain. Ketika sebuah `case` terpenuhi, pengecekkan kondisi tidak akan diteruskan ke case-case setelahnya.
+
+Keyword `fallthrough` digunakan untuk memaksa proses pengecekkan diteruskan ke `case` selanjutnya dengan **tanpa menghiraukan nilai kondisinya**, jadi case di pengecekan selanjutnya tersebut selalu dianggap benar (meskipun aslinya adalah salah).
+
+```go
+var point = 6
+
+switch {
+case point == 8:
+ fmt.Println("perfect")
+case (point < 8) && (point > 3):
+ fmt.Println("awesome")
+ fallthrough
+case point < 5:
+ fmt.Println("you need to learn more")
+default:
+ {
+ fmt.Println("not bad")
+ fmt.Println("you need to learn more")
+ }
+}
+```
+
+
+Setelah pengecekkan `case (point < 8) && (point > 3)` selesai, akan dilanjut ke pengecekkan `case point < 5`, karena ada `fallthrough` di situ.
+
+![Penggunaan `fallthrough` dalam `switch`](images/A.12_2_fallthrough.png)
+
+## A.12.8. Seleksi Kondisi Bersarang
+
+Seleksi kondisi bersarang adalah seleksi kondisi, yang berada dalam seleksi kondisi, yang mungkin juga berada dalam seleksi kondisi, dan seterusnya. Seleksi kondisi bersarang bisa dilakukan pada `if` - `else`, `switch`, ataupun kombinasi keduanya.
+
+```go
+var point = 10
+
+if point > 7 {
+ switch point {
+ case 10:
+ fmt.Println("perfect!")
+ default:
+ fmt.Println("nice!")
+ }
+} else {
+ if point == 5 {
+ fmt.Println("not bad")
+ } else if point == 3 {
+ fmt.Println("keep trying")
+ } else {
+ fmt.Println("you can do it")
+ if point == 0 {
+ fmt.Println("try harder!")
+ }
+ }
+}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/13-perulangan.md b/13-perulangan.md
new file mode 100644
index 000000000..d08aff6c8
--- /dev/null
+++ b/13-perulangan.md
@@ -0,0 +1,135 @@
+# A.13. Perulangan
+
+Perulangan adalah proses mengulang-ulang eksekusi blok kode tanpa henti, selama kondisi yang dijadikan acuan terpenuhi. Biasanya disiapkan variabel untuk iterasi atau variabel penanda kapan perulangan akan diberhentikan.
+
+Di Go keyword perulangan hanya **for** saja, tetapi meski demikian, kemampuannya merupakan gabungan `for`, `foreach`, dan `while` ibarat bahasa pemrograman lain.
+
+## A.13.1. Perulangan Menggunakan Keyword `for`
+
+Ada beberapa cara standar menggunakan `for`. Cara pertama dengan memasukkan variabel counter perulangan beserta kondisinya setelah keyword. Perhatikan dan praktekan kode berikut.
+
+```go
+for i := 0; i < 5; i++ {
+ fmt.Println("Angka", i)
+}
+```
+
+Perulangan di atas hanya akan berjalan ketika variabel `i` bernilai dibawah `5`, dengan ketentuan setiap kali perulangan, nilai variabel `i` akan di-iterasi atau ditambahkan 1 (`i++` artinya ditambah satu, sama seperti `i = i + 1`). Karena `i` pada awalnya bernilai 0, maka perulangan akan berlangsung 5 kali, yaitu ketika `i` bernilai 0, 1, 2, 3, dan 4.
+
+![Penggunaan `for`](images/A.13_1_for.png)
+
+## A.13.2. Penggunaan Keyword `for` Dengan Argumen Hanya Kondisi
+
+Cara ke-2 adalah dengan menuliskan kondisi setelah keyword `for` (hanya kondisi). Deklarasi dan iterasi variabel counter tidak dituliskan setelah keyword, hanya kondisi perulangan saja. Konsepnya mirip seperti `while` milik bahasa pemrograman lain.
+
+Kode berikut adalah contoh `for` dengan argumen hanya kondisi (seperti `if`), output yang dihasilkan sama seperti penerapan for cara pertama.
+
+```go
+var i = 0
+
+for i < 5 {
+ fmt.Println("Angka", i)
+ i++
+}
+```
+
+## A.13.3. Penggunaan Keyword `for` Tanpa Argumen
+
+Cara ke-3 adalah `for` ditulis tanpa kondisi. Dengan ini akan dihasilkan perulangan tanpa henti (sama dengan `for true`). Pemberhentian perulangan dilakukan dengan menggunakan keyword `break`.
+
+```go
+var i = 0
+
+for {
+ fmt.Println("Angka", i)
+
+ i++
+ if i == 5 {
+ break
+ }
+}
+```
+
+Dalam perulangan tanpa henti di atas, variabel `i` yang nilai awalnya `0` di-inkrementasi. Ketika nilai `i` sudah mencapai `5`, keyword `break` digunakan, dan perulangan akan berhenti.
+
+## A.13.4. Penggunaan Keyword `for` - `range`
+
+Cara ke-4 adalah perulangan dengan menggunakan kombinasi keyword `for` dan `range`. Cara ini biasa digunakan untuk me-looping data bertipe array. Detailnya akan dibahas dalam bab selanjutnya (bab 14).
+
+## A.13.5. Penggunaan Keyword `break` & `continue`
+
+Keyword `break` digunakan untuk menghentikan secara paksa sebuah perulangan, sedangkan `continue` dipakai untuk memaksa maju ke perulangan berikutnya.
+
+Berikut merupakan contoh penerapan `continue` dan `break`. Kedua keyword tersebut dimanfaatkan untuk menampilkan angka genap berurutan yang lebih besar dari 0 dan dibawah 8.
+
+```go
+for i := 1; i <= 10; i++ {
+ if i % 2 == 1 {
+ continue
+ }
+
+ if i > 8 {
+ break
+ }
+
+ fmt.Println("Angka", i)
+}
+```
+
+Kode di atas akan lebih mudah dicerna jika dijelaskan secara berurutan. Berikut adalah penjelasannya.
+
+ 1. Dilakukan perulangan mulai angka 1 hingga 10 dengan `i` sebagai variabel iterasi.
+ 2. Ketika `i` adalah ganjil (dapat diketahui dari `i % 2`, jika hasilnya `1`, berarti ganjil), maka akan dipaksa lanjut ke perulangan berikutnya.
+ 3. Ketika `i` lebih besar dari 8, maka perulangan akan berhenti.
+ 4. Nilai `m` ditampilkan.
+
+![Penerapan keyword `for`, `break`, dan `continue`](images/A.13_2_for_break_continue.png)
+
+## A.13.6. Perulangan Bersarang
+
+Tak hanya seleksi kondisi yang bisa bersarang, perulangan juga bisa. Cara pengaplikasiannya kurang lebih sama, tinggal tulis blok statement perulangan didalam perulangan.
+
+```go
+for i := 0; i < 5; i++ {
+ for j := i; j < 5; j++ {
+ fmt.Print(j, " ")
+ }
+
+ fmt.Println()
+}
+```
+
+Pada kode di atas, untuk pertama kalinya fungsi `fmt.Println()` dipanggil tanpa disisipkan parameter. Cara seperti ini bisa digunakan untuk menampilkan baris baru. Kegunaannya sama seperti output dari statement `fmt.Print("\n")`.
+
+![Perulangan bersarang](images/A.13_3_nested_for.png)
+
+## A.13.7. Pemanfaatan Label Dalam Perulangan
+
+Di perulangan bersarang, `break` dan `continue` akan berlaku pada blok perulangan dimana ia digunakan saja. Ada cara agar kedua keyword ini bisa tertuju pada perulangan terluar atau perulangan tertentu, yaitu dengan memanfaatkan teknik pemberian **label**.
+
+Program untuk memunculkan matriks berikut merupakan contoh penerapan label perulangan.
+
+```go
+outerLoop:
+for i := 0; i < 5; i++ {
+ for j := 0; j < 5; j++ {
+ if i == 3 {
+ break outerLoop
+ }
+ fmt.Print("matriks [", i, "][", j, "]", "\n")
+ }
+}
+```
+
+Tepat sebelum keyword `for` terluar, terdapat baris kode `outerLoop:`. Maksud dari kode tersebut adalah disiapkan sebuah label bernama `outerLoop` untuk `for` dibawahnya. Nama label bisa diganti dengan nama lain (dan harus diakhiri dengan tanda titik dua atau *colon* (`:`) ).
+
+Pada `for` bagian dalam, terdapat seleksi kondisi untuk pengecekan nilai `i`. Ketika nilai tersebut sama dengan `3`, maka `break` dipanggil dengan target adalah perulangan yang dilabeli `outerLoop`, perulangan tersebut akan dihentikan.
+
+![Penerapan label dalam perulangan](images/A.13_4_for_label.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/14-array.md b/14-array.md
new file mode 100644
index 000000000..1281bf66c
--- /dev/null
+++ b/14-array.md
@@ -0,0 +1,202 @@
+# A.14. Array
+
+Array adalah kumpulan data bertipe sama, yang disimpan dalam sebuah variabel. Array memiliki kapasitas yang nilainya ditentukan pada saat pembuatan, menjadikan elemen/data yang disimpan di array tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi yang sudah dialokasikan. Default nilai tiap elemen array pada awalnya tergantung dari tipe datanya. Jika `int` maka tiap element zero value-nya adalah `0`, jika `bool` maka `false`, dan seterusnya. Setiap elemen array memiliki indeks berupa angka yang merepresentasikan posisi urutan elemen tersebut. Indeks array dimulai dari 0.
+
+Contoh penerapan array:
+
+```go
+var names [4]string
+names[0] = "trafalgar"
+names[1] = "d"
+names[2] = "water"
+names[3] = "law"
+
+fmt.Println(names[0], names[1], names[2], names[3])
+```
+
+Variabel `names` dideklarasikan sebagai `array string` dengan alokasi elemen `4` slot. Cara mengisi slot elemen array bisa dilihat di kode di atas, yaitu dengan langsung mengakses elemen menggunakan indeks, lalu mengisinya.
+
+![Menampilkan elemen array](images/A.14_0_array.png)
+
+## A.14.1. Pengisian Elemen Array yang Melebihi Alokasi Awal
+
+Pengisian elemen array pada indeks yang tidak sesuai dengan alokasi menghasilkan error. Contoh sederhana, jika array memiliki 4 slot, maka pengisian nilai slot 5 seterusnya adalah tidak valid.
+
+```go
+var names [4]string
+names[0] = "trafalgar"
+names[1] = "d"
+names[2] = "water"
+names[3] = "law"
+names[4] = "ez" // baris kode ini menghasilkan error
+```
+
+Solusi dari masalah di atas adalah dengan menggunakan keyword `append`, yang di bab selanjutnya ([Bab A.15. Slice](/15-slice.html)) akan kita bahas.
+
+## A.14.2. Inisialisasi Nilai Awal Array
+
+Pengisian elemen array bisa dilakukan pada saat deklarasi variabel. Caranya dengan menuliskan data elemen dalam kurung kurawal setelah tipe data, dengan pembatas antar elemen adalah tanda koma (`,`).
+
+```go
+var fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+fmt.Println("Jumlah element \t\t", len(fruits))
+fmt.Println("Isi semua element \t", fruits)
+```
+
+Penggunaan fungsi `fmt.Println()` pada data array tanpa mengakses indeks tertentu, akan menghasilkan output dalam bentuk string dari semua array yang ada. Teknik ini biasa digunakan untuk **debugging** data array.
+
+![Menghitung jumlah elemen dan menampilkan isi array](images/A.14_1_array_initialization_and_len.png)
+
+Fungsi `len()` dipakai untuk menghitung jumlah elemen sebuah array.
+
+## A.14.3. Inisialisasi Nilai Array Dengan Gaya Vertikal
+
+Elemen array bisa dituliskan dalam bentuk horizontal (seperti yang sudah dicontohkan di atas) ataupun dalam bentuk vertikal.
+
+```go
+var fruits [4]string
+
+// cara horizontal
+fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+// cara vertikal
+fruits = [4]string{
+ "apple",
+ "grape",
+ "banana",
+ "melon",
+}
+```
+
+Khusus untuk deklarasi array dengan cara vertikal, tanda koma wajib dituliskan setelah elemen, termasuk elemen terakhir. Jika tidak, maka akan muncul error.
+
+## A.14.4. Inisialisasi Nilai Awal Array Tanpa Jumlah Elemen
+
+Deklarasi array yang nilainya diset di awal, boleh tidak dituliskan jumlah lebar array-nya, cukup ganti dengan tanda 3 titik (`...`). Jumlah elemen akan dikalkulasi secara otomatis menyesuaikan data elemen yang diisikan.
+
+```go
+var numbers = [...]int{2, 3, 2, 4, 3}
+
+fmt.Println("data array \t:", numbers)
+fmt.Println("jumlah elemen \t:", len(numbers))
+```
+
+Variabel `numbers` akan secara otomatis memiliki jumlah elemen `5`, karena pada saat deklarasi disiapkan 5 buah elemen.
+
+![Deklarasi array menggunakan tanda 3 titik](images/A.14_1_1_array_dots.png)
+
+## A.14.5. Array Multidimensi
+
+Array multidimensi adalah array yang tiap elemennya juga berupa array (dan bisa seterusnya, tergantung kedalaman dimensinya).
+
+Cara deklarasi array multidimensi secara umum sama dengan cara deklarasi array biasa, dengan cara menuliskan data array dimensi selanjutnya sebagai elemen array dimensi sebelumnya.
+
+Khusus untuk array yang merupakan sub dimensi atau elemen, boleh tidak dituliskan jumlah datanya. Contohnya bisa dilihat pada deklarasi variabel `numbers2` di kode berikut.
+
+```go
+var numbers1 = [2][3]int{[3]int{3, 2, 3}, [3]int{3, 4, 5}}
+var numbers2 = [2][3]int{{3, 2, 3}, {3, 4, 5}}
+
+fmt.Println("numbers1", numbers1)
+fmt.Println("numbers2", numbers2)
+```
+
+Kedua array di atas memiliki elemen yang sama.
+
+![Array multidimensi](images/A.14_2_array_multidimension.png)
+
+## A.14.6. Perulangan Elemen Array Menggunakan Keyword `for`
+
+Keyword `for` dan array memiliki hubungan yang sangat erat. Dengan memanfaatkan perulangan menggunakan keyword ini, elemen-elemen dalam array bisa didapat.
+
+Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk me-looping data array, yg pertama adalah dengan memanfaatkan variabel iterasi perulangan untuk mengakses elemen berdasarkan indeks-nya. Contoh:
+
+```go
+var fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+for i := 0; i < len(fruits); i++ {
+ fmt.Printf("elemen %d : %s\n", i, fruits[i])
+}
+```
+
+Perulangan di atas dijalankan sebanyak jumlah elemen array `fruits` (bisa diketahui dari kondisi `i < len(fruits`). Di tiap perulangan, elemen array diakses lewat variabel iterasi `i`.
+
+![Iterasi elemen array](images/A.14_3_for_range.png)
+
+## A.14.7. Perulangan Elemen Array Menggunakan Keyword `for` - `range`
+
+Ada cara yang lebih sederhana me-looping data array, dengan menggunakan keyword `for` - `range`. Contoh pengaplikasiannya bisa dilihat di kode berikut.
+
+```go
+var fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+for i, fruit := range fruits {
+ fmt.Printf("elemen %d : %s\n", i, fruit)
+}
+```
+
+Array `fruits` diambil elemen-nya secara berurutan. Nilai tiap elemen ditampung variabel oleh `fruit` (tanpa huruf s), sedangkan indeks nya ditampung variabel `i`.
+
+Output program di atas, sama dengan output program sebelumnya, hanya cara yang digunakan berbeda.
+
+## A.14.8. Penggunaan Variabel Underscore `_` Dalam `for` - `range`
+
+Kadang kala ketika *looping* menggunakan `for` - `range`, ada kemungkinan dimana data yang dibutuhkan adalah elemen-nya saja, indeks-nya tidak. Sedangkan kode di atas, `range` mengembalikan 2 data, yaitu indeks dan elemen.
+
+Seperti yang sudah diketahui, bahwa di Go tidak memperbolehkan adanya variabel yang menaggur atau tidak dipakai. Jika dipaksakan, error akan muncul, contohnya seperti kode berikut.
+
+```go
+var fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+for i, fruit := range fruits {
+ fmt.Printf("nama buah : %s\n", fruit)
+}
+```
+
+Hasil dari kode program di atas:
+
+![Error karena ada variabel yang tidak digunakan](images/A.14_4_for_range_error.png)
+
+Disinilah salah satu kegunaan variabel pengangguran, atau underscore (`_`). Tampung saja nilai yang tidak ingin digunakan ke underscore.
+
+```go
+var fruits = [4]string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+for _, fruit := range fruits {
+ fmt.Printf("nama buah : %s\n", fruit)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, yang sebelumnya adalah variabel `i` diganti dengan `_`, karena kebetulan variabel `i` tidak digunakan.
+
+![For range tanpa indeks](images/A.14_5_for_range_underscore.png)
+
+Jika yang dibutuhkan hanya indeks elemen-nya saja, bisa gunakan 1 buah variabel setelah keyword `for`.
+
+```go
+for i, _ := range fruits { }
+// atau
+for i := range fruits { }
+```
+
+## A.14.9. Alokasi Elemen Array Menggunakan Keyword `make`
+
+Deklarasi sekaligus alokasi data array juga bisa dilakukan lewat keyword `make`.
+
+```go
+var fruits = make([]string, 2)
+fruits[0] = "apple"
+fruits[1] = "manggo"
+
+fmt.Println(fruits) // [apple manggo]
+```
+
+Parameter pertama keyword `make` diisi dengan tipe data elemen array yang diinginkan, parameter kedua adalah jumlah elemennya. Pada kode di atas, variabel `fruits` tercetak sebagai array string dengan alokasi 2 slot.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/15-slice.md b/15-slice.md
new file mode 100644
index 000000000..5390fec13
--- /dev/null
+++ b/15-slice.md
@@ -0,0 +1,263 @@
+# A.15. Slice
+
+**Slice** adalah *reference* elemen array. Slice bisa dibuat, atau bisa juga dihasilkan dari manipulasi sebuah array ataupun slice lainnya. Karena merupakan data *reference*, menjadikan perubahan data di tiap elemen slice akan berdampak pada slice lain yang memiliki alamat memori yang sama.
+
+## A.15.1. Inisialisasi Slice
+
+Cara pembuatan slice mirip seperti pembuatan array, bedanya tidak perlu mendefinisikan jumlah elemen ketika awal deklarasi. Pengaksesan nilai elemen-nya juga sama. Contoh pembuatan slice:
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+fmt.Println(fruits[0]) // "apple"
+```
+
+Salah satu perbedaan slice dan array bisa diketahui pada saat deklarasi variabel-nya, jika jumlah elemen tidak dituliskan, maka variabel tersebut adalah slice.
+
+```go
+var fruitsA = []string{"apple", "grape"} // slice
+var fruitsB = [2]string{"banana", "melon"} // array
+var fruitsC = [...]string{"papaya", "grape"} // array
+```
+
+## A.15.2. Hubungan Slice Dengan Array & Operasi Slice
+
+Kalau perbedannya hanya di penentuan alokasi pada saat inisialisasi, kenapa tidak menggunakan satu istilah saja? atau adakah perbedaan lainnya?
+
+Sebenarnya slice dan array tidak bisa dibedakan karena merupakan sebuah kesatuan. Array adalah kumpulan nilai atau elemen, sedang slice adalah referensi tiap elemen tersebut.
+
+Slice bisa dibentuk dari array yang sudah didefinisikan, caranya dengan memanfaatkan teknik **2 index** untuk mengambil elemen-nya. Contoh bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+var newFruits = fruits[0:2]
+
+fmt.Println(newFruits) // ["apple", "grape"]
+```
+
+Kode `fruits[0:2]` maksudnya adalah pengaksesan elemen dalam slice `fruits` yang **dimulai dari indeks ke-0, hingga elemen sebelum indeks ke-2**. Elemen yang memenuhi kriteria tersebut akan didapat, untuk kemudian disimpan pada variabel lain sebagai slice baru. Pada contoh di atas, `newFruits` adalah slice baru yang tercetak dari slice `fruits`, dengan isi 2 elemen, yaitu `"apple"` dan `"grape"`.
+
+![Memanfaatkan sebuah slice untuk membentuk slice baru](images/A.15_1_array_index.png)
+
+Ketika mengakses elemen array menggunakan satu buah indeks (seperti `data[2]`), nilai yang didapat merupakan hasil **copy** dari referensi aslinya. Berbeda dengan pengaksesan elemen menggunakan 2 indeks (seperti `data[0:2]`), nilai yang didapat adalah *reference* elemen atau slice.
+
+> Tidak apa jikalau pembaca masih bingung, di bawah akan dijelaskan lebih mendetail lagi tentang slice dan *reference*
+
+Tabel berikut adalah list operasi operasi menggunakan teknik 2 indeks yang bisa dilakukan.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+```
+
+| Kode | Output | Penjelasan |
+| :--------- | :--------------------- | :---------- |
+| `fruits[0:2]` | `[apple, grape]` | semua elemen mulai indeks ke-0, hingga sebelum indeks ke-2 |
+| `fruits[0:4]` | [apple, grape, banana, melon] | semua elemen mulai indeks ke-0, hingga sebelum indeks ke-4 |
+| `fruits[0:0]` | `[]` | menghasilkan slice kosong, karena tidak ada elemen sebelum indeks ke-0 |
+| `fruits[4:4]` | `[]` | menghasilkan slice kosong, karena tidak ada elemen yang dimulai dari indeks ke-4 |
+| `fruits[4:0]` | `[]` | error, pada penulisan `fruits[a,b]` nilai `a` harus lebih besar atau sama dengan `b` |
+| `fruits[:]` | `[apple, grape, banana, melon]` | semua elemen |
+| `fruits[2:]` | `[banana, melon]` | semua elemen mulai indeks ke-2 |
+| `fruits[:2]` | `[apple, grape]` | semua elemen hingga sebelum indeks ke-2 |
+
+## A.15.3. Slice Merupakan Tipe Data Reference
+
+Slice merupakan tipe data *reference* atau referensi. Artinya jika ada slice baru yang terbentuk dari slice lama, maka data elemen slice yang baru akan memiliki alamat memori yang sama dengan elemen slice lama. Setiap perubahan yang terjadi di elemen slice baru, akan berdampak juga pada elemen slice lama yang memiliki referensi yang sama.
+
+Program berikut merupakan pembuktian tentang teori yang baru kita bahas. Kita akan mencoba mengubah data elemen slice baru, yang terbentuk dari slice lama.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+
+var aFruits = fruits[0:3]
+var bFruits = fruits[1:4]
+
+var aaFruits = aFruits[1:2]
+var baFruits = bFruits[0:1]
+
+fmt.Println(fruits) // [apple grape banana melon]
+fmt.Println(aFruits) // [apple grape banana]
+fmt.Println(bFruits) // [grape banana melon]
+fmt.Println(aaFruits) // [grape]
+fmt.Println(baFruits) // [grape]
+
+// Buah "grape" diubah menjadi "pinnaple"
+baFruits[0] = "pinnaple"
+
+fmt.Println(fruits) // [apple pinnaple banana melon]
+fmt.Println(aFruits) // [apple pinnaple banana]
+fmt.Println(bFruits) // [pinnaple banana melon]
+fmt.Println(aaFruits) // [pinnaple]
+fmt.Println(baFruits) // [pinnaple]
+```
+
+Sekilas bisa kita lihat bahwa setelah slice yang isi datanya adalah `grape` di-ubah menjadi `pinnaple`, semua slice pada 4 variabel lainnya juga ikut berubah.
+
+Variabel `aFruits`, `bFruits` merupakan slice baru yang terbentuk dari variabel `fruits`. Dengan menggunakan dua slice baru tersebut, diciptakan lagi slice lainnya, yaitu `aaFruits`, dan `baFruits`. Kelima slice tersebut ditampilkan nilainya.
+
+Selanjutnya, nilai dari `baFruits[0]` diubah, dan 5 slice tadi ditampilkan lagi. Hasilnya akan ada banyak slice yang elemennya ikut berubah. Yaitu elemen-elemen yang referensi-nya sama dengan referensi elemen `baFruits[0]`.
+
+![Perubahan data elemen slice berpengaruh pada slice lain](images/A.15_2_slice_reference.png)
+
+Bisa dilihat pada output di atas, elemen yang sebelumnya bernilai `"grape"` pada variabel `fruits`, `aFruits`, `bFruits`, `aaFruits`, dan `baFruits`; kesemuanya berubah menjadi `"pinnaple"`, karena memiliki referensi yang sama.
+
+---
+
+Pembahasan mengenai dasar slice sepertinya sudah cukup, selanjutnya kita akan membahas tentang beberapa *built in function* bawaan Go, yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan operasi slice.
+
+## A.15.4. Fungsi `len()`
+
+Fungsi `len()` digunakan untuk menghitung jumlah elemen slice yang ada. Sebagai contoh jika sebuah variabel adalah slice dengan data 4 buah, maka fungsi ini pada variabel tersebut akan mengembalikan angka **4**.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+fmt.Println(len(fruits)) // 4
+```
+
+## A.15.5. Fungsi `cap()`
+
+Fungsi `cap()` digunakan untuk menghitung lebar atau kapasitas maksimum slice. Nilai kembalian fungsi ini untuk slice yang baru dibuat pasti sama dengan `len`, tapi bisa berubah seiring operasi slice yang dilakukan. Agar lebih jelas, silakan disimak kode berikut.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana", "melon"}
+fmt.Println(len(fruits)) // len: 4
+fmt.Println(cap(fruits)) // cap: 4
+
+var aFruits = fruits[0:3]
+fmt.Println(len(aFruits)) // len: 3
+fmt.Println(cap(aFruits)) // cap: 4
+
+var bFruits = fruits[1:4]
+fmt.Println(len(bFruits)) // len: 3
+fmt.Println(cap(bFruits)) // cap: 3
+```
+
+Variabel `fruits` disiapkan di awal dengan jumlah elemen 4, fungsi `len(fruits)` dan `cap(fruits)` pasti hasinya 4.
+
+Variabel `aFruits` dan `bFruits` merupakan slice baru berisikan 3 buah elemen milik slice `fruits`. Variabel `aFruits` mengambil elemen index 0, 1, 2; sedangkan `bFruits` 1, 2, 3.
+
+Fungsi `len()` menghasilkan angka 3, karena jumlah elemen kedua slice ini adalah 3. Tetapi `cap(aFruits)` menghasilkan angka yang berbeda, yaitu 4 untuk `aFruits` dan 3 untuk `bFruits`. kenapa? jawabannya bisa dilihat pada tabel berikut.
+
+| Kode | Output | `len()` | `cap()` |
+| :--- | :----- | :-----: | :-----: |
+| `fruits[0:4]` | [**`buah` `buah` `buah` `buah`**] | 4 | 4 |
+| `aFruits[0:3]` | [**`buah` `buah` `buah`** `----`] | 3 | 4 |
+| `bFruits[1:3]` | `----` [**`buah` `buah` `buah`**] | 3 | 3 |
+
+Kita analogikan slicing 2 index menggunakan **x** dan **y**.
+
+```go
+fruits[x:y]
+```
+
+**Slicing** yang dimulai dari indeks **0** hingga **y** akan mengembalikan elemen-elemen mulai indeks **0** hingga sebelum indeks **y**, dengan lebar kapasitas adalah sama dengan slice aslinya.
+
+Sedangkan slicing yang dimulai dari indeks **x**, yang dimana nilai **x** adalah lebih dari **0**, membuat elemen ke-**x** slice yang diambil menjadi elemen ke-0 slice baru. Hal inilah yang membuat kapasitas slice berubah.
+
+## A.15.6. Fungsi `append()`
+
+Fungsi `append()` digunakan untuk menambahkan elemen pada slice. Elemen baru tersebut diposisikan setelah indeks paling akhir. Nilai balik fungsi ini adalah slice yang sudah ditambahkan nilai barunya. Contoh penggunaannya bisa dilihat di kode berikut.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana"}
+var cFruits = append(fruits, "papaya")
+
+fmt.Println(fruits) // ["apple", "grape", "banana"]
+fmt.Println(cFruits) // ["apple", "grape", "banana", "papaya"]
+```
+
+Ada 3 hal yang perlu diketahui dalam penggunaan fungsi ini.
+
+ - Ketika jumlah elemen dan lebar kapasitas adalah sama (`len(fruits) == cap(fruits)`), maka elemen baru hasil `append()` merupakan referensi baru.
+ - Ketika jumlah elemen lebih kecil dibanding kapasitas (`len(fruits) < cap(fruits)`), elemen baru tersebut ditempatkan kedalam cakupan kapasitas, menjadikan semua elemen slice lain yang referensi-nya sama akan berubah nilainya.
+
+Agar lebih jelas silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana"}
+var bFruits = fruits[0:2]
+
+fmt.Println(cap(bFruits)) // 3
+fmt.Println(len(bFruits)) // 2
+
+fmt.Println(fruits) // ["apple", "grape", "banana"]
+fmt.Println(bFruits) // ["apple", "grape"]
+
+var cFruits = append(bFruits, "papaya")
+
+fmt.Println(fruits) // ["apple", "grape", "papaya"]
+fmt.Println(bFruits) // ["apple", "grape"]
+fmt.Println(cFruits) // ["apple", "grape", "papaya"]
+```
+
+Pada contoh di atas bisa dilihat, elemen indeks ke-2 slice `fruits` nilainya berubah setelah ada penggunaan keyword `append()` pada `bFruits`. Slice `bFruits` kapasitasnya adalah **3** sedang jumlah datanya hanya **2**. Karena `len(bFruits) < cap(bFruits)`, maka elemen baru yang dihasilkan, terdeteksi sebagai perubahan nilai pada referensi yang lama (referensi elemen indeks ke-2 slice `fruits`), membuat elemen yang referensinya sama, nilainya berubah.
+
+## A.15.7. Fungsi `copy()`
+
+Fungsi `copy()` digunakan untuk men-copy elements slice pada `src` (parameter ke-2), ke `dst` (parameter pertama).
+
+```go
+copy(dst, src)
+```
+
+Jumlah element yang di-copy dari `src` adalah sejumlah lebar slice `dst` (atau `len(dst)`). Jika jumlah slice pada `src` lebih kecil dari `dst`, maka akan ter-copy semua. Lebih jelasnya silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+dst := make([]string, 3)
+src := []string{"watermelon", "pinnaple", "apple", "orange"}
+n := copy(dst, src)
+
+fmt.Println(dst) // watermelon pinnaple apple
+fmt.Println(src) // watermelon pinnaple apple orange
+fmt.Println(n) // 3
+```
+
+Pada kode di atas variabel slice `dst` dipersiapkan dengan lebar adalah 3 elements. Slice `src` yang isinya 4 elements, di-copy ke `dst`. Menjadikan isi slice `dst` sekarang adalah 3 buah elements yang sama dengan 3 buah elements `src`, hasil dari operasi `copy()`.
+
+Yang ter-copy hanya 3 buah (meski `src` memiliki 4 elements) hal ini karena `copy()` hanya meng-copy elements sebanyak `len(dst)`.
+
+> Fungsi `copy()` mengembalikan informasi angka, representasi dari jumlah element yang berhasil di-copy.
+
+Pada contoh kedua berikut, `dst` merupakan slice yang sudah ada isinya, 3 buah elements. Variabel `src` yang juga merupakan slice dengan isi dua elements, di-copy ke `dst`. Karena operasi `copy()` akan meng-copy sejumlah `len(dst)`, maka semua elements `src` akan ter-copy **karena jumlahnya dibawah atau sama dengan lebar** `dst`.
+
+```go
+dst := []string{"potato", "potato", "potato"}
+src := []string{"watermelon", "pinnaple"}
+n := copy(dst, src)
+
+fmt.Println(dst) // watermelon pinnaple potato
+fmt.Println(src) // watermelon pinnaple
+fmt.Println(n) // 2
+```
+
+Jika dilihat pada kode di atas, isi `dst` masih tetap 3 elements, tapi dua elements pertama adalah sama dengan `src`. Element terakhir `dst` isinya tidak berubah, tetap `potato`, hal ini karena proses copy hanya memutasi element ke-1 dan ke-2 milik `dst`, karena memang pada `src` hanya dua itu elements-nya.
+
+## A.15.8. Pengaksesan Elemen Slice Dengan 3 Indeks
+
+**3 index** adalah teknik slicing elemen yang sekaligus menentukan kapasitasnya. Cara menggunakannnya yaitu dengan menyisipkan angka kapasitas di belakang, seperti `fruits[0:1:1]`. Angka kapasitas yang diisikan tidak boleh melebihi kapasitas slice yang akan di slicing.
+
+Berikut merupakan contoh penerapannya.
+
+```go
+var fruits = []string{"apple", "grape", "banana"}
+var aFruits = fruits[0:2]
+var bFruits = fruits[0:2:2]
+
+fmt.Println(fruits) // ["apple", "grape", "banana"]
+fmt.Println(len(fruits)) // len: 3
+fmt.Println(cap(fruits)) // cap: 3
+
+fmt.Println(aFruits) // ["apple", "grape"]
+fmt.Println(len(aFruits)) // len: 2
+fmt.Println(cap(aFruits)) // cap: 3
+
+fmt.Println(bFruits) // ["apple", "grape"]
+fmt.Println(len(bFruits)) // len: 2
+fmt.Println(cap(bFruits)) // cap: 2
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/16-map.md b/16-map.md
new file mode 100644
index 000000000..01f69c0e9
--- /dev/null
+++ b/16-map.md
@@ -0,0 +1,178 @@
+# A.16. Map
+
+**Map** adalah tipe data asosiatif yang ada di Go, berbentuk *key-value pair*. Untuk setiap data (atau value) yang disimpan, disiapkan juga key-nya. Key harus unik, karena digunakan sebagai penanda (atau identifier) untuk pengaksesan value yang bersangkutan.
+
+Kalau dilihat, `map` mirip seperti slice, hanya saja indeks yang digunakan untuk pengaksesan bisa ditentukan sendiri tipe-nya (indeks tersebut adalah key).
+
+## A.16.1. Penggunaan Map
+
+Cara menggunakan map cukup dengan menuliskan keyword `map` diikuti tipe data key dan value-nya. Agar lebih mudah dipahami, silakan perhatikan contoh di bawah ini.
+
+```go
+var chicken map[string]int
+chicken = map[string]int{}
+
+chicken["januari"] = 50
+chicken["februari"] = 40
+
+fmt.Println("januari", chicken["januari"]) // januari 50
+fmt.Println("mei", chicken["mei"]) // mei 0
+```
+
+Variabel `chicken` dideklarasikan sebagai map, dengan tipe data key adalah `string` dan value-nya `int`. Dari kode tersebut bisa dilihat bagaimana cara penggunaan keyword `map`.
+
+Kode `map[string]int` maknanya adalah, tipe data `map` dengan key bertipe `string` dan value bertipe `int`.
+
+Default nilai variabel `map` adalah `nil`. Oleh karena itu perlu dilakukan inisialisasi nilai default di awal, caranya cukup dengan tambahkan kurung kurawal pada akhir tipe, contoh seperti pada kode di atas: `map[string]int{}`.
+
+Cara menge-set nilai pada sebuah map adalah dengan menuliskan variabel-nya, kemudian disisipkan `key` pada kurung siku variabel (mirip seperti cara pengaksesan elemen slice), lalu isi nilainya. Contohnya seperti `chicken["februari"] = 40`. Sedangkan cara pengambilan value adalah cukup dengan menyisipkan `key` pada kurung siku variabel.
+
+Pengisian data pada map bersifat **overwrite**, ketika variabel sudah memiliki item dengan key yang sama, maka value lama akan ditimpa dengan value baru.
+
+![Pengaksesan data map](images/A.16_1_map_set_get.png)
+
+Pada pengaksesan item menggunakan key yang belum tersimpan di map, akan dikembalikan nilai default tipe data value-nya. Contohnya seperti pada kode di atas, `chicken["mei"]` menghasilkan nilai 0 (nilai default tipe `int`), karena belum ada item yang tersimpan menggunakan key `"mei"`.
+
+## A.16.2. Inisialisasi Nilai Map
+
+Zero value dari map adalah `nil`, maka tiap variabel bertipe map harus di-inisialisasi secara explisit nilai awalnya (agar tidak `nil`).
+
+```go
+var data map[string]int
+data["one"] = 1
+// akan muncul error!
+
+data = map[string]int{}
+data["one"] = 1
+// tidak ada error
+```
+
+Nilai variabel bertipe map bisa didefinisikan di awal, caranya dengan menambahkan kurung kurawal setelah tipe data, lalu menuliskan key dan value didalamnya. Cara ini sekilas mirip dengan definisi nilai array/slice namun dalam bentuk key-value.
+
+```go
+// cara vertikal
+var chicken1 = map[string]int{"januari": 50, "februari": 40}
+
+// cara horizontal
+var chicken2 = map[string]int{
+ "januari": 50,
+ "februari": 40,
+}
+```
+
+Key dan value dituliskan dengan pembatas tanda titik dua (`:`). Sedangkan tiap itemnya dituliskan dengan pembatas tanda koma (`,`). Khusus deklarasi dengan gaya vertikal, tanda koma perlu dituliskan setelah item terakhir.
+
+Variabel `map` bisa di-inisialisasi dengan tanpa nilai awal, caranya menggunakan tanda kurung kurawal, contoh: `map[string]int{}`. Atau bisa juga dengan menggunakan keyword `make` dan `new`. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut. Ketiga cara di bawah ini intinya adalah sama.
+
+```go
+var chicken3 = map[string]int{}
+var chicken4 = make(map[string]int)
+var chicken5 = *new(map[string]int)
+```
+
+Khusus inisialisasi data menggunakan keyword `new`, yang dihasilkan adalah data pointer. Untuk mengambil nilai aslinya bisa dengan menggunakan tanda asterisk (`*`). Topik pointer akan dibahas lebih detail ketika sudah masuk bab 22.
+
+## A.16.3. Iterasi Item Map Menggunakan `for` - `range`
+
+Item variabel `map` bisa di iterasi menggunakan `for` - `range`. Cara penerapannya masih sama seperti pada slice, pembedanya data yang dikembalikan di tiap perulangan adalah key dan value, bukan indeks dan elemen. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+var chicken = map[string]int{
+ "januari": 50,
+ "februari": 40,
+ "maret": 34,
+ "april": 67,
+}
+
+for key, val := range chicken {
+ fmt.Println(key, " \t:", val)
+}
+```
+
+![Perulangan Map](images/A.16_2_map_for_range.png)
+
+## A.16.4. Menghapus Item Map
+
+Fungsi `delete()` digunakan untuk menghapus item dengan key tertentu pada variabel map. Cara penggunaannya, dengan memasukan objek map dan key item yang ingin dihapus sebagai parameter.
+
+```go
+var chicken = map[string]int{"januari": 50, "februari": 40}
+
+fmt.Println(len(chicken)) // 2
+fmt.Println(chicken)
+
+delete(chicken, "januari")
+
+fmt.Println(len(chicken)) // 1
+fmt.Println(chicken)
+```
+
+Item yang memiliki key `"januari"` dalam variabel `chicken` akan dihapus.
+
+![Hapus item Map](images/A.16_3_map_delete_item.png)
+
+Fungsi `len()` jika digunakan pada map akan mengembalikan jumlah item.
+
+## A.16.5. Deteksi Keberadaan Item Dengan Key Tertentu
+
+Ada cara untuk mengetahui apakah dalam sebuah variabel map terdapat item dengan key tertentu atau tidak, yaitu dengan memanfaatkan 2 variabel sebagai penampung nilai kembalian pengaksesan item. Return value ke-2 ini adalah opsional, isinya nilai `bool` yang menunjukkan ada atau tidaknya item yang dicari.
+
+```go
+var chicken = map[string]int{"januari": 50, "februari": 40}
+var value, isExist = chicken["mei"]
+
+if isExist {
+ fmt.Println(value)
+} else {
+ fmt.Println("item is not exists")
+}
+```
+
+## A.16.6. Kombinasi Slice & Map
+
+Slice dan `map` bisa dikombinasikan, dan sering digunakan pada banyak kasus, contohnya seperti data array yang berisikan informasi siswa, dan banyak lainnya.
+
+Cara menggunakannya cukup mudah, contohnya seperti `[]map[string]int`, artinya slice yang tipe tiap elemen-nya adalah `map[string]int`.
+
+Agar lebih jelas, silakan praktekan contoh berikut.
+
+```go
+var chickens = []map[string]string{
+ map[string]string{"name": "chicken blue", "gender": "male"},
+ map[string]string{"name": "chicken red", "gender": "male"},
+ map[string]string{"name": "chicken yellow", "gender": "female"},
+}
+
+for _, chicken := range chickens {
+ fmt.Println(chicken["gender"], chicken["name"])
+}
+```
+
+Variabel `chickens` di atas berisikan informasi bertipe `map[string]string`, yang kebetulan tiap elemen memiliki 2 key yang sama.
+
+Jika anda menggunakan versi go terbaru, cara deklarasi slice-map bisa dipersingkat, tipe tiap elemen tidak wajib untuk dituliskan.
+
+```go
+var chickens = []map[string]string{
+ {"name": "chicken blue", "gender": "male"},
+ {"name": "chicken red", "gender": "male"},
+ {"name": "chicken yellow", "gender": "female"},
+}
+```
+
+Dalam `[]map[string]string`, tiap elemen bisa saja memiliki key yang berbeda-beda, sebagai contoh seperti kode berikut.
+
+```go
+var data = []map[string]string{
+ {"name": "chicken blue", "gender": "male", "color": "brown"},
+ {"address": "mangga street", "id": "k001"},
+ {"community": "chicken lovers"}
+}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/17-fungsi.md b/17-fungsi.md
new file mode 100644
index 000000000..6b8e3d850
--- /dev/null
+++ b/17-fungsi.md
@@ -0,0 +1,173 @@
+# A.17. Fungsi
+
+Fungsi merupakan aspek penting dalam pemrograman. Definisi fungsi sendiri adalah sekumpulan blok kode yang dibungkus dengan nama tertentu. Penerapan fungsi yang tepat akan menjadikan kode lebih modular dan juga *dry* (kependekan dari *don't repeat yourself*), tak perlu menuliskan banyak kode yang kegunaannya berkali-kali, cukup sekali saja lalu panggil sesuai kebutuhan.
+
+Di bab ini kita akan belajar tentang penggunaan fungsi di Go.
+
+## A.17.1. Penerapan Fungsi
+
+Sebenarnya tanpa sadar, kita sudah menerapkan fungsi di bab-bab sebelum ini, yaitu pada fungsi `main`. Fungsi `main` merupakan fungsi yang paling utama pada program Go.
+
+Cara membuat fungsi cukup mudah, yaitu dengan menuliskan keyword `func`, diikuti setelahnya nama fungsi, kurung yang berisikan parameter, dan kurung kurawal untuk membungkus blok kode.
+
+Parameter sendiri adalah variabel yang disisipkan pada saat pemanggilan fungsi.
+
+Silakan lihat dan praktekan kode tentang implementasi fungsi berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strings"
+
+func main() {
+ var names = []string{"John", "Wick"}
+ printMessage("halo", names)
+}
+
+func printMessage(message string, arr []string) {
+ var nameString = strings.Join(arr, " ")
+ fmt.Println(message, nameString)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, sebuah fungsi baru dibuat dengan nama `printMessage` memiliki 2 buah parameter yaitu string `message` dan slice string `arr`.
+
+Fungsi tersebut dipanggil dalam `main`, dengan disisipkan 2 buah data sebagai parameter, data pertama adalah string `"hallo"` yang ditampung parameter `message`, dan parameter ke 2 adalah slice string `names` yang nilainya ditampung oleh parameter `arr`.
+
+Di dalam `printMessage`, nilai `arr` yang merupakan slice string digabungkan menjadi sebuah string dengan pembatas adalah karakter **spasi**. Penggabungan slice dapat dilakukan dengan memanfaatkan fungsi `strings.Join()` (berada di dalam package `strings`).
+
+![Contoh penggunaan fungsi](images/A.17_1_function.png)
+
+## A.17.2. Fungsi Dengan Return Value / Nilai Balik
+
+Sebuah fungsi bisa didesain tidak mengembalikan nilai balik (*void*), atau bisa mengembalikan suatu nilai. Fungsi yang memiliki nilai kembalian, harus ditentukan tipe data nilai baliknya pada saat deklarasi.
+
+Program berikut merupakan contoh penerapan fungsi yang memiliki return value.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "math/rand"
+ "time"
+)
+
+func main() {
+ rand.Seed(time.Now().Unix())
+ var randomValue int
+
+ randomValue = randomWithRange(2, 10)
+ fmt.Println("random number:", randomValue)
+ randomValue = randomWithRange(2, 10)
+ fmt.Println("random number:", randomValue)
+ randomValue = randomWithRange(2, 10)
+ fmt.Println("random number:", randomValue)
+}
+
+func randomWithRange(min, max int) int {
+ var value = rand.Int() % (max - min + 1) + min
+ return value
+}
+
+```
+
+Fungsi `randomWithRange` bertugas untuk *generate* angka acak sesuai dengan range yang ditentukan, yang kemudian angka tersebut dijadikan nilai kembalian fungsi.
+
+![Fungsi dengan nilai balik](images/A.17_2_function_return_type.png)
+
+Cara menentukan tipe data nilai balik fungsi adalah dengan menuliskan tipe data yang diinginkan setelah kurung parameter. Bisa dilihat pada kode di atas, bahwa `int` merupakan tipe data nilai balik fungsi `randomWithRange`.
+
+```go
+func randomWithRange(min, max int) int
+```
+
+Sedangkan cara untuk mengembalikan nilai itu sendiri adalah dengan menggunakan keyword `return` diikuti data yang ingin dikembalikan. Pada contoh di atas, `return value` artinya nilai variabel `value` dijadikan nilai kembalian fungsi.
+
+Eksekusi keyword `return` akan menjadikan proses dalam blok fungsi berhenti pada saat itu juga. Semua statement setelah keyword tersebut tidak akan dieksekusi.
+
+---
+
+Dari kode di atas mungkin ada beberapa hal yang belum pernah kita lakukan pada bab-bab sebelumnya, kita akan bahas satu-persatu.
+
+## A.17.3. Penggunaan Fungsi `rand.Seed()`
+
+Fungsi ini diperlukan untuk memastikan bahwa angka random yang akan di-generate benar-benar acak. Kita bisa gunakan angka apa saja sebagai nilai parameter fungsi ini (umumnya diisi `time.Now().Unix()`).
+
+```go
+rand.Seed(time.Now().Unix())
+```
+
+Fungsi `rand.Seed()` berada dalam package `math/rand`, yang harus di-import terlebih dahulu sebelum bisa dimanfaatkan.
+
+Package `time` juga perlu di-import karena kita menggunakan fungsi `(time.Now().Unix())` disitu.
+
+## A.17.4. Import Banyak Package
+
+Penulisan keyword `import` untuk banyak package bisa dilakukan dengan dua cara, dengan menuliskannya di tiap package, atau cukup sekali saja, bebas.
+
+```go
+import "fmt"
+import "math/rand"
+import "time"
+
+// atau
+
+import (
+ "fmt"
+ "math/rand"
+ "time"
+)
+```
+
+## A.17.5. Deklarasi Parameter Bertipe Data Sama
+
+Khusus untuk fungsi yang tipe data parameternya sama, bisa ditulis dengan gaya yang unik. Tipe datanya dituliskan cukup sekali saja di akhir. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+func nameOfFunc(paramA type, paramB type, paramC type) returnType
+func nameOfFunc(paramA, paramB, paramC type) returnType
+
+func randomWithRange(min int, max int) int
+func randomWithRange(min, max int) int
+```
+
+## A.17.6. Penggunaan Keyword `return` Untuk Menghentikan Proses Dalam Fungsi
+
+Selain sebagai penanda nilai balik, keyword `return` juga bisa dimanfaatkan untuk menghentikan proses dalam blok fungsi dimana ia dipakai. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ divideNumber(10, 2)
+ divideNumber(4, 0)
+ divideNumber(8, -4)
+}
+
+func divideNumber(m, n int) {
+ if n == 0 {
+ fmt.Printf("invalid divider. %d cannot divided by %d\n", m, n)
+ return
+ }
+
+ var res = m / n
+ fmt.Printf("%d / %d = %d\n", m, n, res)
+}
+```
+
+Fungsi `divideNumber` didesain tidak memiliki nilai balik. Fungsi ini dibuat untuk membungkus proses pembagian 2 bilangan, lalu menampilkan hasilnya.
+
+Didalamnya terdapat proses validasi nilai variabel pembagi, jika nilainya adalah 0, maka akan ditampilkan pesan bahwa pembagian tidak bisa dilakukan, lalu proses dihentikan pada saat itu juga (dengan memanfaatkan keyword `return`). Jika nilai pembagi valid, maka proses pembagian diteruskan.
+
+![Keyword return menjadikan proses dalam fungsi berhenti](images/A.17_3_function_return_as_break.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/18-fungsi-multiple-return.md b/18-fungsi-multiple-return.md
new file mode 100644
index 000000000..c1e8ebcd1
--- /dev/null
+++ b/18-fungsi-multiple-return.md
@@ -0,0 +1,104 @@
+# A.18. Fungsi Multiple Return
+
+Umumnya fungsi hanya memiliki satu buah nilai balik saja. Jika ada kebutuhan dimana data yang dikembalikan harus banyak, biasanya digunakanlah tipe seperti `map`, slice, atau `struct` sebagai nilai balik.
+
+Go menyediakan kapabilitas bagi programmer untuk membuat fungsi memiliki banyak nilai balik. Di bab ini akan dibahas bagaimana penerapannya.
+
+## A.18.1 Penerapan Fungsi Multiple Return
+
+Cara membuat fungsi yang memiliki banyak nilai balik tidaklah sulit. Tinggal tulis saja pada saat deklarasi fungsi semua tipe data nilai yang dikembalikan, dan pada keyword `return` tulis semua data yang ingin dikembalikan. Contoh bisa dilihat pada berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "math"
+
+func calculate(d float64) (float64, float64) {
+ // hitung luas
+ var area = math.Pi * math.Pow(d / 2, 2)
+ // hitung keliling
+ var circumference = math.Pi * d
+
+ // kembalikan 2 nilai
+ return area, circumference
+}
+```
+
+Fungsi `calculate()` di atas menerima satu buah parameter (`diameter`) yang digunakan dalam proses perhitungan. Di dalam fungsi tersebut ada 2 hal yang dihitung, yaitu nilai **keliling** dan **lingkaran**. Kedua nilai tersebut kemudian dijadikan sebagai return value fungsi.
+
+Cara pendefinisian banyak nilai balik bisa dilihat pada kode di atas, langsung tulis tipe data semua nilai balik dipisah tanda koma, lalu ditambahkan kurung diantaranya.
+
+```go
+func calculate(d float64) (float64, float64)
+```
+
+Tak lupa di bagian penulisan keyword `return` harus dituliskan juga semua data yang dijadikan nilai balik (dengan pemisah tanda koma).
+
+```go
+return area, circumference
+```
+
+Implementasi dari fungsi `calculate()` di atas, bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+func main() {
+ var diameter float64 = 15
+ var area, circumference = calculate(diameter)
+
+ fmt.Printf("luas lingkaran\t\t: %.2f \n", area)
+ fmt.Printf("keliling lingkaran\t: %.2f \n", circumference)
+}
+```
+
+Output program:
+
+![Penerapan teknik multiple return](images/A.18_1_multiple_return.png)
+
+Karena fungsi tersebut memiliki banyak nilai balik, maka pada pemanggilannya harus disiapkan juga banyak variabel untuk menampung nilai kembalian yang ada (sesuai jumlah nilai balik fungsi).
+
+```go
+var area, circumference = calculate(diameter)
+```
+
+## A.18.2 Fungsi Dengan Predefined Return Value
+
+Keunikan lainnya yang jarang ditemui di bahasa lain adalah, di Go variabel yang digunakan sebagai nilai balik bisa didefinisikan di-awal.
+
+```go
+func calculate(d float64) (area float64, circumference float64) {
+ area = math.Pi * math.Pow(d / 2, 2)
+ circumference = math.Pi * d
+
+ return
+}
+```
+
+Fungsi `calculate` kita modif menjadi lebih sederhana. Bisa dilihat di kode di atas, ada cukup banyak perbedaan dibanding fungsi `calculate` sebelumnya. Perhatikan kode berikut.
+
+```go
+func calculate(d float64) (area float64, circumference float64) {
+```
+
+Fungsi dideklarasikan memiliki 2 buah tipe data, dan variabel yang nantinya dijadikan nilai balik juga dideklarasikan. Variabel `area` yang bertipe `float64`, dan `circumference` bertipe `float64`.
+
+Karena variabel nilai balik sudah ditentukan di awal, untuk mengembalikan nilai cukup dengan memanggil `return` tanpa perlu diikuti variabel apapun. Nilai terakhir `area` dan `circumference` sebelum pemanggilan keyword `return` adalah hasil dari fungsi di atas.
+
+---
+
+Ada beberapa hal baru dari kode di atas yang perlu dibahas, seperti `math.Pow()` dan `math.Pi`. Berikut adalah penjelasannya.
+
+### A.18.2.1. Penggunaan Fungsi `math.Pow()`
+
+Fungsi `math.Pow()` digunakan untuk memangkat nilai. `math.Pow(2, 3)` berarti 2 pangkat 3, hasilnya 8. Fungsi ini berada dalam package `math`.
+
+### A.18.2.2. Penggunaan Konstanta `math.Pi`
+
+`math.Pi` adalah konstanta bawaan `package math` yang merepresentasikan **Pi** atau **22/7**.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/19-fungsi-variadic.md b/19-fungsi-variadic.md
new file mode 100644
index 000000000..5980ad25d
--- /dev/null
+++ b/19-fungsi-variadic.md
@@ -0,0 +1,152 @@
+# A.19. Fungsi Variadic
+
+Go mengadopsi konsep **variadic function** atau pembuatan fungsi dengan parameter sejenis yang tak terbatas. Maksud **tak terbatas** disini adalah jumlah parameter yang disisipkan ketika pemanggilan fungsi bisa berapa saja.
+
+Parameter variadic memiliki sifat yang mirip dengan slice. Nilai dari parameter-parameter yang disisipkan bertipe data sama, dan ditampung oleh sebuah variabel saja. Cara pengaksesan tiap datanya juga sama, dengan menggunakan index.
+
+Di bab ini kita akan belajar mengenai cara penerapan fungsi variadic.
+
+## A.19.1. Penerapan Fungsi Variadic
+
+Deklarasi parameter variadic sama dengan cara deklarasi variabel biasa, pembedanya adalah pada parameter jenis ini ditambahkan tanda titik tiga kali (`...`) tepat setelah penulisan variabel (sebelum tipe data). Nantinya semua nilai yang disisipkan sebagai parameter akan ditampung oleh variabel tersebut.
+
+Berikut merupakan contoh penerepannya.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var avg = calculate(2, 4, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 5, 3)
+ var msg = fmt.Sprintf("Rata-rata : %.2f", avg)
+ fmt.Println(msg)
+}
+
+func calculate(numbers ...int) float64 {
+ var total int = 0
+ for _, number := range numbers {
+ total += number
+ }
+
+ var avg = float64(total) / float64(len(numbers))
+ return avg
+}
+```
+
+Output program:
+
+![Contoh penerapan parameter variadic](images/A.19_1_variadic_param.png)
+
+Bisa dilihat pada fungsi `calculate()`, parameter `numbers` dideklarasikan dengan disisipkan tanda 3 titik (`...`), menandakan bahwa `numbers` adalah sebuah parameter variadic dengan tipe data `int`.
+
+```go
+func calculate(numbers ...int) float64 {
+```
+
+Pemanggilan fungsi dilakukan seperti biasa, hanya saja jumlah parameter yang disisipkan bisa banyak.
+
+```go
+var avg = calculate(2, 4, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 5, 3)
+```
+
+Nilai tiap parameter bisa diakses seperti cara pengaksesan tiap elemen slice. Pada contoh di atas metode yang dipilih adalah `for` - `range`.
+
+```go
+for _, number := range numbers {
+```
+
+---
+
+Berikut merupakan penjelasan tambahan dari kode yang telah kita tulis.
+
+### A.19.1.1. Penggunaan Fungsi `fmt.Sprintf()`
+
+Fungsi `fmt.Sprintf()` pada dasarnya sama dengan `fmt.Printf()`, hanya saja fungsi ini tidak menampilkan nilai, melainkan mengembalikan nilainya dalam bentuk string. Pada kasus di atas, nilai kembalian `fmt.Sprintf()` ditampung oleh variabel `msg`.
+
+Selain `fmt.Sprintf()`, ada juga `fmt.Sprint()` dan `fmt.Sprintln()`.
+
+### A.19.1.2. Penggunaan Fungsi `float64()`
+
+Sebelumnya sudah dibahas bahwa `float64` merupakan tipe data. Tipe data jika ditulis sebagai fungsi (penandanya ada tanda kurungnya) berguna untuk **casting**. Casting sendiri adalah teknik untuk konversi tipe sebuah data ke tipe lain. Hampir semua jenis tipe data dasar yang telah dipelajari di bab 9 bisa digunakan untuk casting. Dan cara penerepannya juga sama, cukup panggil sebagai fungsi, lalu masukan data yang ingin dikonversi sebagai parameter.
+
+Pada contoh di atas, variabel `total` yang tipenya adalah `int`, dikonversi menjadi `float64`, begitu juga `len(numbers)` yang menghasilkan `int` dikonversi ke `float64`.
+
+Variabel `avg` perlu dijadikan `float64` karena penghitungan rata-rata lebih sering menghasilkan nilai desimal.
+
+Operasi bilangan (perkalian, pembagian, dan lainnya) di Go hanya bisa dilakukan jika tipe datanya sejenis. Maka dari itulah perlu adanya casting ke tipe `float64` pada tiap operand.
+
+---
+
+## A.19.2. Pengisian Parameter Fungsi Variadic Menggunakan Data Slice
+
+Slice bisa digunakan sebagai parameter variadic. Caranya dengan menambahkan tanda titik tiga kali, tepat setelah nama variabel yang dijadikan parameter. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+var numbers = []int{2, 4, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 5, 3}
+var avg = calculate(numbers...)
+var msg = fmt.Sprintf("Rata-rata : %.2f", avg)
+
+fmt.Println(msg)
+```
+
+Pada kode di atas, variabel `numbers` yang merupakan slice int, disisipkan ke fungsi `calculate()` sebagai parameter variadic (bisa dilihat tanda 3 titik setelah penulisan variabel). Teknik ini sangat berguna ketika sebuah data slice ingin difungsikan sebagai parameter variadic.
+
+Perhatikan juga kode berikut ini. Intinya adalah sama, hanya caranya yang berbeda.
+
+```go
+var numbers = []int{2, 4, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 5, 3}
+var avg = calculate(numbers...)
+
+// atau
+
+var avg = calculate(2, 4, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 5, 3)
+```
+
+Pada deklarasi parameter fungsi variadic, tanda 3 titik (`...`) dituliskan sebelum tipe data parameter. Sedangkan pada pemanggilan fungsi dengan menyisipkan parameter array, tanda tersebut dituliskan dibelakang variabelnya.
+
+## A.19.3. Fungsi Dengan Parameter Biasa & Variadic
+
+Parameter variadic bisa dikombinasikan dengan parameter biasa, dengan syarat parameter variadic-nya harus diposisikan di akhir. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+import "fmt"
+import "strings"
+
+func yourHobbies(name string, hobbies ...string) {
+ var hobbiesAsString = strings.Join(hobbies, ", ")
+
+ fmt.Printf("Hello, my name is: %s\n", name)
+ fmt.Printf("My hobbies are: %s\n", hobbiesAsString)
+}
+```
+
+Nilai parameter pertama fungsi `yourHobbies()` akan ditampung oleh `name`, sedangkan nilai parameter kedua dan seterusnya akan ditampung oleh `hobbies` sebagai slice.
+
+Cara pemanggilannya masih sama seperi pada fungsi biasa.
+
+```go
+func main() {
+ yourHobbies("wick", "sleeping", "eating")
+}
+```
+
+Jika parameter kedua dan seterusnya ingin diisi dengan data dari slice, maka gunakan tanda titik tiga kali.
+
+```go
+func main() {
+ var hobbies = []string{"sleeping", "eating"}
+ yourHobbies("wick", hobbies...)
+}
+```
+
+Output program:
+
+![Kombinasi parameter biasa dan variadic](images/A.19_2_parameter_combination.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/2-instalasi-golang.md b/2-instalasi-golang.md
new file mode 100644
index 000000000..bca840c27
--- /dev/null
+++ b/2-instalasi-golang.md
@@ -0,0 +1,91 @@
+# A.2. Instalasi Golang
+
+Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum bisa menggunakan Go adalah meng-install-nya terlebih dahulu. Panduan instalasi sebenarnya sudah disediakan di situs official Golang [http://golang.org/doc/install#install](http://golang.org/doc/install#install).
+
+Disini penulis mencoba meringkas petunjuk instalasi di link tersebut, agar lebih mudah untuk diikuti terutama untuk pembaca yang baru belajar.
+
+> Go yang digunakan adalah versi **1.12.7**. Direkomendasikan menggunakan versi tersebut, atau versi lain minimal **1.11** ke atas.
+
+Link untuk download installer go: https://golang.org/dl/. Anda bisa langsung unduh dari URL tersebut lalu lakukan instalasi sendiri, atau bisa mengikuti petunjuk di bab ini.
+
+## A.2.1. Instalasi Go di Windows
+
+ 1. Download terlebih dahulu installer-nya di [https://golang.org/dl/](https://golang.org/dl/). Pilih installer untuk OS Windows sesuai jenis bit yang digunakan.
+
+ 2. Setelah ter-download, jalankan installer, klik **next** sampai proses instalasi selesai. By default jika anda tidak merubah path pada saat instalasi, Golang akan terinstall di terinstal di `C:\go`. Path tersebut secara otomatis didaftarkan dalam **path variable**.
+
+ 3. Buka **Command Prompt** / **CMD**, eksekusi perintah untuk mengecek versi Go.
+
+ ```bash
+ $ go version
+ ```
+
+ 4. Jika output adalah sama dengan Go yang ter-install, menandakan instalasi berhasil.
+
+> Sering terjadi command `go version` tidak bisa dijalankan meskipun instalasi sukses. Solusinya bisa dengan restart CMD (close CMD, lalu buka kembali). Setelah itu coba jalankan sekali lagi command tersebut.
+
+## A.2.2. Instalasi Go di Mac OS
+
+Cara termudah instalasi Go di **Mac OS** adalah menggunakan [homebrew](http://brew.sh/).
+
+ 1. Install terlebih dahulu Homebrew (jika belum ada), jalankan perintah tersebut di **terminal**.
+
+ ```bash
+ $ ruby -e "$(curl -fsSL http://git.io/pVOl)"
+ ```
+
+ 2. Install Go menggunakan command `brew`.
+
+ ```bash
+ $ brew install go
+ ```
+
+ 3. Tambahkan path ke environment variable.
+
+ ```bash
+ $ echo "export PATH=$PATH:/usr/local/go/bin" >> ~/.bash_profile
+ $ source ~/.bash_profile
+ ```
+
+ 4. Jalankan command untuk mengecek versi Go.
+
+ ```bash
+ $ go version
+ ```
+
+ 5. Jika output adalah sama dengan Go yang ter-install, menandakan instalasi berhasil.
+
+## A.2.3. Instalasi Go di Linux
+
+ 1. Download archive installer dari link [https://golang.org/dl/](https://golang.org/dl/), pilih installer linux yg sesuai dengan jenis bit komputer anda. Download bisa dilakukan lewat CLI, menggunakan `wget` atau `curl`.
+
+ ```bash
+ $ wget https://storage.googleapis.com/golang/go1...
+ ```
+
+ 2. Buka **terminal**, extract archive tersebut ke `/usr/local`.
+
+ ```bash
+ $ tar -C /usr/local -xzf go1...
+ ```
+
+ 3. Setelah itu export path-nya, gunakan command di bawah ini.
+
+ ```bash
+ $ echo "export PATH=$PATH:/usr/local/go/bin" >> ~/.bashrc
+ $ source ~/.bashrc
+ ```
+
+ 4. Selanjutnya, eksekusi perintah berikut untuk mengetes apakah Go sudah terinstal dengan benar.
+
+ ```bash
+ $ go version
+ ```
+
+ 5. Jika output adalah sama dengan Go yang ter-install, menandakan instalasi berhasil.
+
+## A.2.4. Variabel `GOROOT`
+
+By default, setelah proses instalasi Go selesai, secara otomatis akan muncul environment variabel bernama `GOROOT`. Isi dari environment variabel ini adalah lokasi dimana Go ter-install.
+
+Sebagai contoh di Windows, ketika Go di-install di `C:\go`, maka path tersebut akan menjadi isi dari `GOROOT`.
diff --git a/20-fungsi-closure.md b/20-fungsi-closure.md
new file mode 100644
index 000000000..c0797319e
--- /dev/null
+++ b/20-fungsi-closure.md
@@ -0,0 +1,177 @@
+# A.20. Fungsi Closure
+
+Definisi **Closure** adalah sebuah fungsi yang bisa disimpan dalam variabel. Dengan menerapkan konsep tersebut, kita bisa membuat fungsi didalam fungsi, atau bahkan membuat fungsi yang mengembalikan fungsi.
+
+Closure merupakan *anonymous function* atau fungsi tanpa nama. Biasa dimanfaatkan untuk membungkus suatu proses yang hanya dipakai sekali atau dipakai pada blok tertentu saja.
+
+## A.20.1. Closure Disimpan Sebagai Variabel
+
+Sebuah fungsi tanpa nama bisa disimpan dalam variabel. Variabel yang menyimpan closure memiliki sifat seperti fungsi yang disimpannya. Di bawah ini adalah contoh program sederhana untuk mencari nilai terendah dan tertinggi dari suatu array. Logika pencarian dibungkus dalam closure yang ditampung oleh variabel `getMinMax`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var getMinMax = func(n []int) (int, int) {
+ var min, max int
+ for i, e := range n {
+ switch {
+ case i == 0:
+ max, min = e, e
+ case e > max:
+ max = e
+ case e < min:
+ min = e
+ }
+ }
+ return min, max
+ }
+
+ var numbers = []int{2, 3, 4, 3, 4, 2, 3}
+ var min, max = getMinMax(numbers)
+ fmt.Printf("data : %v\nmin : %v\nmax : %v\n", numbers, min, max)
+}
+```
+
+
+Bisa dilihat pada kode di atas bagiamana sebuah closure dibuat dan dipanggil. Sedikit berbeda memang dibanding pembuatan fungsi biasa. Fungsi ditulis tanpa nama, lalu ditampung dalam variabel.
+
+```go
+var getMinMax = func(n []int) (int, int) {
+ // ...
+}
+```
+
+Cara pemanggilannya, dengan menuliskan nama variabel tersebut sebagai fungsi, seperti pemanggilan fungsi biasa.
+
+```go
+var min, max = getMinMax(numbers)
+```
+
+Output program:
+
+![Penerapan closure](images/A.20_1_closure.png)
+
+---
+
+Berikut adalah penjelasan tambahan mengenai kode di atas
+
+## A.20.1.1. Penggunaan Template String `%v`
+
+Template `%v` digunakan untuk menampilkan segala jenis data. Bisa array, int, float, bool, dan lainnya.
+
+```go
+fmt.Printf("data : %v\nmin : %v\nmax : %v\n", numbers, min, max)
+```
+
+Bisa dilihat pada statement di atas, data bertipe array dan numerik ditampilkan menggunakan `%v`. Template ini biasa dimanfaatkan untuk menampilkan sebuah data yang tipe nya bisa dinamis atau belum diketahui. Sangat tepat jika digunakan pada data bertipe `interface{}` yang nantinya akan di bahas pada bab 27.
+
+---
+
+## A.20.2. Immediately-Invoked Function Expression (IIFE)
+
+Closure jenis ini dieksekusi langsung pada saat deklarasinya. Biasa digunakan untuk membungkus proses yang hanya dilakukan sekali, bisa mengembalikan nilai, bisa juga tidak.
+
+Di bawah ini merupakan contoh sederhana penerapan metode IIFE untuk filtering data array.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var numbers = []int{2, 3, 0, 4, 3, 2, 0, 4, 2, 0, 3}
+
+ var newNumbers = func(min int) []int {
+ var r []int
+ for _, e := range numbers {
+ if e < min {
+ continue
+ }
+ r = append(r, e)
+ }
+ return r
+ }(3)
+
+ fmt.Println("original number :", numbers)
+ fmt.Println("filtered number :", newNumbers)
+}
+```
+
+Output program:
+
+![Penerapan IIFE](images/A.20_2_iife.png)
+
+Ciri khas IIFE adalah adanya kurung parameter tepat setelah deklarasi closure berakhir. Jika ada parameter, bisa juga dituliskan dalam kurung parameternya.
+
+```go
+var newNumbers = func(min int) []int {
+ // ...
+}(3)
+```
+
+Pada contoh di atas IIFE menghasilkan nilai balik yang kemudian ditampung `newNumber`. Perlu diperhatikan bahwa yang ditampung adalah **nilai kembaliannya** bukan body fungsi atau **closure**.
+
+> Closure bisa juga dengan gaya manifest typing, caranya dengan menuliskan skema closure-nya sebagai tipe data. Contoh: var closure (func (string, int, []string) int) closure = func (a string, b int, c []string) int { // .. }
+
+## A.20.3. Closure Sebagai Nilai Kembalian
+
+Salah satu keunikan closure lainnya adalah bisa dijadikan sebagai nilai balik fungsi, cukup aneh memang, tapi pada suatu kondisi teknik ini sangat membantu. Di bawah ini disediakan sebuah fungsi bernama `findMax()`, fungsi ini salah satu nilai kembaliannya berupa closure.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func findMax(numbers []int, max int) (int, func() []int) {
+ var res []int
+ for _, e := range numbers {
+ if e <= max {
+ res = append(res, e)
+ }
+ }
+ return len(res), func() []int {
+ return res
+ }
+}
+```
+
+Nilai kembalian ke-2 pada fungsi di atas adalah closure dengan skema `func() []int`. Bisa dilihat di bagian akhir, ada fungsi tanpa nama yang dikembalikan.
+
+```go
+return len(res), func() []int {
+ return res
+}
+```
+
+> Fungsi tanpa nama yang akan dikembalikan boleh disimpan pada variabel terlebih dahulu. Contohnya: var getNumbers = func() []int { return res } return len(res), getNumbers
+
+Sedikit tentang fungsi `findMax()`, fungsi ini digunakan untuk mencari banyaknya angka-angka yang nilainya di bawah atau sama dengan angka tertentu. Nilai kembalian pertama adalah jumlah angkanya. Nilai kembalian kedua berupa closure yang mengembalikan angka-angka yang dicari. Berikut merupakan contoh implementasi fungsi tersebut.
+
+```go
+func main() {
+ var max = 3
+ var numbers = []int{2, 3, 0, 4, 3, 2, 0, 4, 2, 0, 3}
+ var howMany, getNumbers = findMax(numbers, max)
+ var theNumbers = getNumbers()
+
+ fmt.Println("numbers\t:", numbers)
+ fmt.Printf("find \t: %d\n\n", max)
+
+ fmt.Println("found \t:", howMany) // 9
+ fmt.Println("value \t:", theNumbers) // [2 3 0 3 2 0 2 0 3]
+}
+```
+
+Output program:
+
+![Kombinasi parameter biasa dan variadic](images/A.20_3_combination.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/21-fungsi-sebagai-parameter.md b/21-fungsi-sebagai-parameter.md
new file mode 100644
index 000000000..944068a79
--- /dev/null
+++ b/21-fungsi-sebagai-parameter.md
@@ -0,0 +1,105 @@
+# A.21. Fungsi Sebagai parameter
+
+Setelah di bab sebelumnya kita belajar mengenai fungsi yang mengembalikan nilai balik berupa fungsi, kali ini topiknya tidak kalah unik, yaitu fungsi yang digunakan sebagai parameter.
+
+Di Go, fungsi bisa dijadikan sebagai tipe data variabel. Dari situ sangat memungkinkan untuk menjadikannya sebagai parameter juga.
+
+## A.21.1. Penerapan Fungsi Sebagai Parameter
+
+Cara membuat parameter fungsi adalah dengan langsung menuliskan skema fungsi nya sebagai tipe data. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strings"
+
+func filter(data []string, callback func(string) bool) []string {
+ var result []string
+ for _, each := range data {
+ if filtered := callback(each); filtered {
+ result = append(result, each)
+ }
+ }
+ return result
+}
+```
+
+Parameter `callback` merupakan sebuah closure yang dideklarasikan bertipe `func(string) bool`. Closure tersebut dipanggil di tiap perulangan dalam fungsi `filter()`.
+
+Fungsi `filter()` sendiri kita buat untuk filtering data array (yang datanya didapat dari parameter pertama), dengan kondisi filter bisa ditentukan sendiri. Di bawah ini adalah contoh pemanfaatan fungsi tersebut.
+
+```go
+func main() {
+ var data = []string{"wick", "jason", "ethan"}
+ var dataContainsO = filter(data, func(each string) bool {
+ return strings.Contains(each, "o")
+ })
+ var dataLenght5 = filter(data, func(each string) bool {
+ return len(each) == 5
+ })
+
+ fmt.Println("data asli \t\t:", data)
+ // data asli : [wick jason ethan]
+
+ fmt.Println("filter ada huruf \"o\"\t:", dataContainsO)
+ // filter ada huruf "o" : [jason]
+
+ fmt.Println("filter jumlah huruf \"5\"\t:", dataLenght5)
+ // filter jumlah huruf "5" : [jason ethan]
+}
+```
+
+Ada cukup banyak hal yang terjadi didalam tiap pemanggilan fungsi `filter()` di atas. Berikut merupakan penjelasannya.
+
+ 1. Data array (yang didapat dari parameter pertama) akan di-looping.
+ 2. Di tiap perulangannya, closure `callback` dipanggil, dengan disisipkan data tiap elemen perulangan sebagai parameter.
+ 3. Closure `callback` berisikan kondisi filtering, dengan hasil bertipe `bool` yang kemudian dijadikan nilai balik dikembalikan.
+ 5. Di dalam fungsi `filter()` sendiri, ada proses seleksi kondisi (yang nilainya didapat dari hasil eksekusi closure `callback`). Ketika kondisinya bernilai `true`, maka data elemen yang sedang diulang dinyatakan lolos proses filtering.
+ 6. Data yang lolos ditampung variabel `result`. Variabel tersebut dijadikan sebagai nilai balik fungsi `filter()`.
+
+![Filtering data](images/A.21_1_filtering.png)
+
+Pada `dataContainsO`, parameter kedua fungsi `filter()` berisikan statement untuk deteksi apakah terdapat substring `"o"` di dalam nilai variabel `each` (yang merupakan data tiap elemen), jika iya, maka kondisi filter bernilai `true`, dan sebaliknya.
+
+pada contoh ke-2 (`dataLength5`), closure `callback` berisikan statement untuk deteksi jumlah karakter tiap elemen. Jika ada elemen yang jumlah karakternya adalah 5, berarti elemen tersebut lolos filter.
+
+Memang butuh usaha ekstra untuk memahami pemanfaatan closure sebagai parameter fungsi. Tapi setelah paham, penerapan teknik ini pada kondisi yang tepat akan sangat membantu proses pembuatan aplikasi.
+
+## A.21.2. Alias Skema Closure
+
+Kita sudah mempelajari bahwa closure bisa dimanfaatkan sebagai tipe parameter, contohnya seperti pada fungsi `filter()`. Pada fungsi tersebut kebetulan skema tipe parameter closure-nya tidak terlalu panjang, hanya ada satu buah parameter dan satu buah nilai balik.
+
+Pada fungsi yang skema-nya cukup panjang, akan lebih baik jika menggunakan alias, apalagi ketika ada parameter fungsi lain yang juga menggunakan skema yang sama. Membuat alias fungsi berarti menjadikan skema fungsi tersebut menjadi tipe data baru. Caranya dengan menggunakan keyword `type`. Contoh:
+
+```go
+type FilterCallback func(string) bool
+
+func filter(data []string, callback FilterCallback) []string {
+ // ...
+}
+```
+
+Skema `func(string) bool` diubah menjadi tipe dengan nama `FilterCallback`. Tipe tersebut kemudian digunakan sebagai tipe data parameter `callback`.
+
+---
+
+Di bawah ini merupakan penjelasan tambahan mengenai fungsi `strings.Contains()`.
+
+## A.21.2.1. Penggunaan Fungsi `string.Contains()`
+
+Inti dari fungsi ini adalah untuk deteksi apakah sebuah substring adalah bagian dari string, jika iya maka akan bernilai `true`, dan sebaliknya. Contoh penggunaannya:
+
+```go
+var result = strings.Contains("Golang", "ang")
+// true
+```
+
+Variabel `result` bernilai `true` karena string `"ang"` merupakan bagian dari string `"Golang"`.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/22-pointer.md b/22-pointer.md
new file mode 100644
index 000000000..f0f35204f
--- /dev/null
+++ b/22-pointer.md
@@ -0,0 +1,106 @@
+# A.22. Pointer
+
+Pointer adalah *reference* atau alamat memori. Variabel pointer berarti variabel yang berisi alamat memori suatu nilai. Sebagai contoh sebuah variabel bertipe integer memiliki nilai **4**, maka yang dimaksud pointer adalah **alamat memori dimana nilai 4 disimpan**, bukan nilai 4 itu sendiri.
+
+Variabel-variabel yang memiliki *reference* atau alamat pointer yang sama, saling berhubungan satu sama lain dan nilainya pasti sama. Ketika ada perubahan nilai, maka akan memberikan efek kepada variabel lain (yang referensi-nya sama) yaitu nilainya ikut berubah.
+
+## A.22.1. Penerapan Pointer
+
+Variabel bertipe pointer ditandai dengan adanya tanda **asterisk** (`*`) tepat sebelum penulisan tipe data ketika deklarasi.
+
+```go
+var number *int
+var name *string
+```
+
+Nilai default variabel pointer adalah `nil` (kosong). Variabel pointer tidak bisa menampung nilai yang bukan pointer, dan sebaliknya variabel biasa tidak bisa menampung nilai pointer.
+
+Ada dua hal penting yang perlu diketahui mengenai pointer:
+
+- Variabel biasa bisa diambil nilai pointernya, caranya dengan menambahkan tanda **ampersand** (`&`) tepat sebelum nama variabel. Metode ini disebut dengan **referencing**.
+- Dan sebaliknya, nilai asli variabel pointer juga bisa diambil, dengan cara menambahkan tanda **asterisk** (`*`) tepat sebelum nama variabel. Metode ini disebut dengan **dereferencing**.
+
+OK, langsung saja kita praktekan.
+
+```go
+var numberA int = 4
+var numberB *int = &numberA
+
+fmt.Println("numberA (value) :", numberA) // 4
+fmt.Println("numberA (address) :", &numberA) // 0xc20800a220
+
+fmt.Println("numberB (value) :", *numberB) // 4
+fmt.Println("numberB (address) :", numberB) // 0xc20800a220
+```
+
+Variabel `numberB` dideklarasikan bertipe pointer `int` dengan nilai awal adalah referensi variabel `numberA` (bisa dilihat pada kode `&numberA`). Dengan ini, variabel `numberA` dan `numberB` menampung data dengan referensi alamat memori yang sama.
+
+![Penggunaan variabel pointer](images/A.22_1_pointer.png)
+
+Variabel pointer jika di-print akan menghasilkan string alamat memori (dalam notasi heksadesimal), contohnya seperti `numberB` yang diprint menghasilkan `0xc20800a220`.
+
+Nilai asli sebuah variabel pointer bisa didapatkan dengan cara di-dereference terlebih dahulu (bisa dilihat pada kode `*numberB`).
+
+## A.22.2. Efek Perubahan Nilai Pointer
+
+Ketika salah satu variabel pointer di ubah nilainya, sedang ada variabel lain yang memiliki referensi memori yang sama, maka nilai variabel lain tersebut juga akan berubah.
+
+```go
+var numberA int = 4
+var numberB *int = &numberA
+
+fmt.Println("numberA (value) :", numberA)
+fmt.Println("numberA (address) :", &numberA)
+fmt.Println("numberB (value) :", *numberB)
+fmt.Println("numberB (address) :", numberB)
+
+fmt.Println("")
+
+numberA = 5
+
+fmt.Println("numberA (value) :", numberA)
+fmt.Println("numberA (address) :", &numberA)
+fmt.Println("numberB (value) :", *numberB)
+fmt.Println("numberB (address) :", numberB)
+```
+
+Variabel `numberA` dan `numberB` memiliki referensi memori yang sama. Perubahan pada salah satu nilai variabel tersebut akan memberikan efek pada variabel lainnya. Pada contoh di atas, `numberA` nilainya di ubah menjadi `5`. membuat nilai asli variabel `numberB` ikut berubah menjadi `5`.
+
+![Variabel pointer diubah nilainya](images/A.22_2_pointer_change.png)
+
+## A.22.3. Parameter Pointer
+
+Parameter bisa juga didesain sebagai pointer. Cara penerapannya kurang lebih sama, dengan cara mendeklarasikan parameter sebagai pointer.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var number = 4
+ fmt.Println("before :", number) // 4
+
+ change(&number, 10)
+ fmt.Println("after :", number) // 10
+}
+
+func change(original *int, value int) {
+ *original = value
+}
+```
+
+Fungsi `change()` memiliki 2 parameter, yaitu `original` yang tipenya adalah pointer `int`, dan `value` yang bertipe `int`. Di dalam fungsi tersebut nilai asli parameter pointer `original` diubah.
+
+Fungsi `change()` kemudian diimplementasikan di `main`. Variabel `number` yang nilai awalnya adalah `4` diambil referensi-nya lalu digunakan sebagai parameter pada pemanggilan fungsi `change()`.
+
+Nilai variabel `number` berubah menjadi `10` karena perubahan yang terjadi di dalam fungsi `change` adalah pada variabel pointer.
+
+![Fungsi berparameter pointer](images/A.22_3_pointer_parameter.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/23-struct.md b/23-struct.md
new file mode 100644
index 000000000..be9c3260b
--- /dev/null
+++ b/23-struct.md
@@ -0,0 +1,415 @@
+# A.23. Struct
+
+Go tidak memiliki class yang ada di bahasa-bahasa strict OOP lain. Tapi Go memiliki tipe data struktur yang disebut dengan Struct.
+
+Struct adalah kumpulan definisi variabel (atau property) dan atau fungsi (atau method), yang dibungkus sebagai tipe data baru dengan nama tertentu. Property dalam struct, tipe datanya bisa bervariasi. Mirip seperti `map`, hanya saja key-nya sudah didefinisikan di awal, dan tipe data tiap itemnya bisa berbeda.
+
+Dari sebuah struct, kita bisa buat variabel baru, yang memiliki atribut sesuai skema struct tersebut. Kita sepakati dalam buku ini, variabel tersebut dipanggil dengan istilah **object** atau **object struct**.
+
+> Konsep struct di golang mirip dengan konsep **class** pada OOP, meski sebenarnya berbeda. Disini penulis menggunakan konsep OOP sebagai analogi, dengan tujuan untuk mempermudah dalam mencerna isi bab ini.
+
+Dengan memanfaatkan struct, grouping data akan lebih mudah, selain itu dan rapi dan gampang untuk di-maintain.
+
+## A.23.1. Deklarasi Struct
+
+Keyword `type` digunakan untuk deklarasi struct. Di bawah ini merupakan contoh cara penggunaannya.
+
+```go
+type student struct {
+ name string
+ grade int
+}
+```
+
+Struct `student` dideklarasikan memiliki 2 property, yaitu `name` dan `grade`. Objek yang dibuat dengan struct ini nantinya memiliki skema atau struktur yang sama.
+
+## A.23.2. Penerapan Struct
+
+Struct `student` yang sudah disiapkan di atas akan kita manfaatkan untuk membuat variabel objek. Property variabel tersebut di-isi kemudian ditampilkan.
+
+```go
+func main() {
+ var s1 student
+ s1.name = "john wick"
+ s1.grade = 2
+
+ fmt.Println("name :", s1.name)
+ fmt.Println("grade :", s1.grade)
+}
+```
+
+Cara membuat variabel objek sama seperti pembuatan variabel biasa. Tinggal tulis saja nama variabel diikuti nama struct, contoh: `var s1 student`.
+
+Semua property variabel objek pada awalnya memiliki zero value sesuai tipe datanya.
+
+Property variabel objek bisa diakses nilainya menggunakan notasi titik, contohnya `s1.name`. Nilai property-nya juga bisa diubah, contohnya `s1.grade = 2`.
+
+![Pengaksesan property variabel objek](images/A.23_1_struct.png)
+
+## A.23.3. Inisialisasi Object Struct
+
+Cara inisialisasi variabel objek adalah dengan menambahkan kurung kurawal setelah nama struct. Nilai masing-masing property bisa diisi pada saat inisialisasi.
+
+Pada contoh berikut, terdapat 3 buah variabel objek yang dideklarasikan dengan cara berbeda.
+
+```go
+var s1 = student{}
+s1.name = "wick"
+s1.grade = 2
+
+var s2 = student{"ethan", 2}
+
+var s3 = student{name: "jason"}
+
+fmt.Println("student 1 :", s1.name)
+fmt.Println("student 2 :", s2.name)
+fmt.Println("student 3 :", s3.name)
+```
+
+Pada kode di atas, variabel `s1` menampung objek cetakan `student`. Vartiabel tersebut kemudian di-set nilai property-nya.
+
+Variabel objek `s2` dideklarasikan dengan metode yang sama dengan `s1`, pembedanya di `s2` nilai propertinya di isi langsung ketika deklarasi. Nilai pertama akan menjadi nilai property pertama (yaitu `name`), dan selanjutnya berurutan.
+
+Pada deklarasi `s3`, dilakukan juga pengisian property ketika pencetakan objek. Hanya saja, yang diisi hanya `name` saja. Cara ini cukup efektif jika digunakan untuk membuat objek baru yang nilai property-nya tidak semua harus disiapkan di awal. Keistimewaan lain menggunakan cara ini adalah penentuan nilai property bisa dilakukan dengan tidak berurutan. Contohnya:
+
+```go
+var s4 = student{name: "wayne", grade: 2}
+var s5 = student{grade: 2, name: "bruce"}
+```
+
+## A.23.4. Variabel Objek Pointer
+
+Objek yang dibuat dari tipe struct bisa diambil nilai pointer-nya, dan bisa disimpan pada variabel objek yang bertipe struct pointer. Contoh penerapannya:
+
+```go
+var s1 = student{name: "wick", grade: 2}
+
+var s2 *student = &s1
+fmt.Println("student 1, name :", s1.name)
+fmt.Println("student 4, name :", s2.name)
+
+s2.name = "ethan"
+fmt.Println("student 1, name :", s1.name)
+fmt.Println("student 4, name :", s2.name)
+```
+
+`s2` adalah variabel pointer hasil cetakan struct `student`. `s2` menampung nilai referensi `s1`, menjadikan setiap perubahan pada property variabel tersebut, akan juga berpengaruh pada variabel objek `s1`.
+
+Meskipun `s2` bukan variabel asli, property nya tetap bisa diakses seperti biasa. Inilah keistimewaan property dalam objek pointer, tanpa perlu di-dereferensi nilai asli property tetap bisa diakses. Pengisian nilai pada property tersebut juga bisa langsung menggunakan nilai asli, contohnya seperti `s2.name = "ethan"`.
+
+![Variabel objek pointer](images/A.23_2_pointer_object.png)
+
+## A.23.5. Embedded Struct
+
+**Embedded** struct adalah mekanisme untuk menempelkan sebuah struct sebagai properti struct lain. Agar lebih mudah dipahami, mari kita bahas kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+type person struct {
+ name string
+ age int
+}
+
+type student struct {
+ grade int
+ person
+}
+
+func main() {
+ var s1 = student{}
+ s1.name = "wick"
+ s1.age = 21
+ s1.grade = 2
+
+ fmt.Println("name :", s1.name)
+ fmt.Println("age :", s1.age)
+ fmt.Println("age :", s1.person.age)
+ fmt.Println("grade :", s1.grade)
+}
+
+```
+
+Pada kode di atas, disiapkan struct `person` dengan properti yang tersedia adalah `name` dan `age`. Disiapkan juga struct `student` dengan property `grade`. Struct `person` di-embed kedalam struct `student`. Caranya cukup mudah, yaitu dengan menuliskan nama struct yang ingin di-embed ke dalam body `struct` target.
+
+Embedded struct adalah **mutable**, nilai property-nya nya bisa diubah.
+
+Khusus untuk properti yang bukan properti asli (properti turunan dari struct lain), bisa diakses dengan cara mengakses struct *parent*-nya terlebih dahulu, contohnya `s1.person.age`. Nilai yang dikembalikan memiliki referensi yang sama dengan `s1.age`.
+
+## A.23.6. Embedded Struct Dengan Nama Property Yang Sama
+
+Jika salah satu nama properti sebuah struct memiliki kesamaan dengan properti milik struct lain yang di-embed, maka pengaksesan property-nya harus dilakukan secara explisit atau jelas. Contoh bisa dilihat di kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+type person struct {
+ name string
+ age int
+}
+
+type student struct {
+ person
+ age int
+ grade int
+}
+
+func main() {
+ var s1 = student{}
+ s1.name = "wick"
+ s1.age = 21 // age of student
+ s1.person.age = 22 // age of person
+
+ fmt.Println(s1.name)
+ fmt.Println(s1.age)
+ fmt.Println(s1.person.age)
+}
+```
+
+Struct `person` di-embed ke dalam struct `student`, dan kedua struct tersebut kebetulan salah satu nama property-nya ada yg sama, yaitu `age`. Cara mengakses property `age` milik struct `person` lewat objek struct `student`, adalah dengan menuliskan nama struct yg di-embed kemudian nama property-nya, contohnya: `s1.person.age = 22`.
+
+## A.23.7. Pengisian Nilai Sub-Struct
+
+Pengisian nilai property sub-struct bisa dilakukan dengan langsung memasukkan variabel objek yang tercetak dari struct yang sama.
+
+```go
+var p1 = person{name: "wick", age: 21}
+var s1 = student{person: p1, grade: 2}
+
+fmt.Println("name :", s1.name)
+fmt.Println("age :", s1.age)
+fmt.Println("grade :", s1.grade)
+```
+
+Pada deklarasi `s1`, property `person` diisi variabel objek `p1`.
+
+## A.23.8. Anonymous Struct
+
+Anonymous struct adalah struct yang tidak dideklarasikan di awal sebagai tipe data baru, melainkan langsung ketika pembuatan objek. Teknik ini cukup efisien untuk pembuatan variabel objek yang struct-nya hanya dipakai sekali.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+type person struct {
+ name string
+ age int
+}
+
+func main() {
+ var s1 = struct {
+ person
+ grade int
+ }{}
+ s1.person = person{"wick", 21}
+ s1.grade = 2
+
+ fmt.Println("name :", s1.person.name)
+ fmt.Println("age :", s1.person.age)
+ fmt.Println("grade :", s1.grade)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, variabel `s1` langsung diisi objek anonymous struct yang memiliki property `grade`, dan property `person` yang merupakan embedded struct.
+
+Salah satu aturan yang perlu diingat dalam pembuatan anonymous struct adalah, deklarasi harus diikuti dengan inisialisasi. Bisa dilihat pada `s1` setelah deklarasi struktur struct, terdapat kurung kurawal untuk inisialisasi objek. Meskipun nilai tidak diisikan di awal, kurung kurawal tetap harus ditulis.
+
+```go
+// anonymous struct tanpa pengisian property
+var s1 = struct {
+ person
+ grade int
+}{}
+
+// anonymous struct dengan pengisian property
+var s2 = struct {
+ person
+ grade int
+}{
+ person: person{"wick", 21},
+ grade: 2,
+}
+```
+
+## A.23.9. Kombinasi Slice & Struct
+
+Slice dan `struct` bisa dikombinasikan seperti pada slice dan `map`, caranya penggunaannya-pun mirip, cukup tambahkan tanda `[]` sebelum tipe data pada saat deklarasi.
+
+```go
+type person struct {
+ name string
+ age int
+}
+
+var allStudents = []person{
+ {name: "Wick", age: 23},
+ {name: "Ethan", age: 23},
+ {name: "Bourne", age: 22},
+}
+
+for _, student := range allStudents {
+ fmt.Println(student.name, "age is", student.age)
+}
+```
+
+## A.23.10. Inisialisasi Slice Anonymous Struct
+
+Anonymous struct bisa dijadikan sebagai tipe sebuah slice. Dan nilai awalnya juga bisa diinisialisasi langsung pada saat deklarasi. Berikut adalah contohnya:
+
+```go
+var allStudents = []struct {
+ person
+ grade int
+}{
+ {person: person{"wick", 21}, grade: 2},
+ {person: person{"ethan", 22}, grade: 3},
+ {person: person{"bond", 21}, grade: 3},
+}
+
+for _, student := range allStudents {
+ fmt.Println(student)
+}
+```
+
+## A.23.11. Deklarasi Anonymous Struct Menggunakan Keyword **var**
+
+Cara lain untuk deklarasi anonymous struct adalah dengan menggunakan keyword `var`.
+
+```go
+var student struct {
+ person
+ grade int
+}
+
+student.person = person{"wick", 21}
+student.grade = 2
+```
+
+Statement `type student struct` adalah contoh cara deklarasi struct. Maknanya akan berbeda ketika keyword `type` diganti `var`, seperti pada contoh di atas `var student struct`, yang artinya dicetak sebuah objek dari anonymous struct kemudian disimpan pada variabel bernama `student`.
+
+Deklarasi anonymous struct menggunakan metode ini juga bisa dilakukan beserta inisialisasi-nya.
+
+```go
+// hanya deklarasi
+var student struct {
+ grade int
+}
+
+// deklarasi sekaligus inisialisasi
+var student = struct {
+ grade int
+} {
+ 12,
+}
+```
+
+## A.23.12. Nested struct
+
+Nested struct adalah anonymous struct yang di-embed ke sebuah struct. Deklarasinya langsung didalam struct peng-embed. Contoh:
+
+```go
+type student struct {
+ person struct {
+ name string
+ age int
+ }
+ grade int
+ hobbies []string
+}
+```
+
+Teknik ini biasa digunakan ketika decoding data **json** yang struktur datanya cukup kompleks dengan proses decode hanya sekali.
+
+## A.23.13. Deklarasi Dan Inisialisasi Struct Secara Horizontal
+
+Deklarasi struct bisa dituliskan secara horizontal, caranya bisa dilihat pada kode berikut:
+
+```go
+type person struct { name string; age int; hobbies []string }
+```
+
+Tanda semi-colon (`;`) digunakan sebagai pembatas deklarasi poperty yang dituliskan secara horizontal. Inisialisasi nilai juga bisa dituliskan dengan metode ini. Contohnya:
+
+```go
+var p1 = struct { name string; age int } { age: 22, name: "wick" }
+var p2 = struct { name string; age int } { "ethan", 23 }
+```
+
+Bagi pengguna editor Sublime yang terinstal plugin GoSublime didalamnya, cara ini tidak akan bisa dilakukan, karena setiap kali file di-save, kode program dirapikan. Jadi untuk mengetesnya bisa dengan menggunakan editor lain.
+
+## A.23.14. Tag property dalam struct
+
+Tag merupakan informasi opsional yang bisa ditambahkan pada masing-masing property struct.
+
+```go
+type person struct {
+ name string `tag1`
+ age int `tag2`
+}
+```
+
+Tag biasa dimanfaatkan untuk keperluan encode/decode data json. Informasi tag juga bisa diakses lewat reflect. Nantinya akan ada pembahasan yang lebih detail mengenai pemanfaatan tag dalam struct, terutama ketika sudah masuk bab JSON.
+
+## A.23.15. Type Alias
+
+Sebuah tipe data, seperti struct, bisa dibuatkan alias baru, caranya dengan `type NamaAlias = TargetStruct`. Contoh:
+
+```go
+type Person struct {
+ name string
+ age int
+}
+type People = Person
+
+var p1 = Person{"wick", 21}
+fmt.Println(p1)
+
+var p2 = People{"wick", 21}
+fmt.Println(p2)
+```
+
+Pada kode di atas, sebuah alias bernama `People` dibuat untuk struct `Person`.
+
+Casting dari objek (yang dicetak lewat struct tertentu) ke tipe yang merupakan alias dari struct pencetak, hasilnya selalu valid. Berlaku juga sebaliknya.
+
+```go
+people := People{"wick", 21}
+fmt.Println(Person(people))
+
+person := Person{"wick", 21}
+fmt.Println(People(person))
+```
+
+Pembuatan struct baru juga bisa dilakukan lewat teknik type alias. Silakan perhatikan kode berikut.
+
+```go
+type People1 struct {
+ name string
+ age int
+}
+type People2 = struct {
+ name string
+ age int
+}
+```
+
+Struct `People1` dideklarasikan. Struct alias `People2` juga dideklarasikan, struct ini merupakan alias dari anonymous struct. Penggunaan teknik type alias untuk anonymous struct menghasilkan output yang ekuivalen dengan pendeklarasian struct.
+
+Perlu diketahui juga, dan di atas sudah sempat disinggung, bahwa teknik type alias ini tidak didesain hanya untuk pembuatan alias pada tipe struct saja, semua jenis tipe data bisa dibuatkan alias. Di contoh berikut, dipersiapkan tipe `Number` yang merupakan alias dari tipe data `int`.
+
+```go
+type Number = int
+var num Number = 12
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/24-method.md b/24-method.md
new file mode 100644
index 000000000..188f72e8b
--- /dev/null
+++ b/24-method.md
@@ -0,0 +1,155 @@
+# A.24. Method
+
+**Method** adalah fungsi yang menempel pada `type` (bisa `struct` atau tipe data lainnya). Method bisa diakses lewat variabel objek.
+
+Keunggulan method dibanding fungsi biasa adalah memiliki akses ke property struct hingga level *private* (level akses nantinya akan dibahas lebih detail pada bab selanjutnya). Dan juga, dengan menggunakan method sebuah proses bisa di-enkapsulasi dengan baik.
+
+## A.24.1. Penerapan Method
+
+Cara menerapkan method sedikit berbeda dibanding penggunaan fungsi. Ketika deklarasi, ditentukan juga siapa pemilik method tersebut. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut:
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strings"
+
+type student struct {
+ name string
+ grade int
+}
+
+func (s student) sayHello() {
+ fmt.Println("halo", s.name)
+}
+
+func (s student) getNameAt(i int) string {
+ return strings.Split(s.name, " ")[i-1]
+}
+```
+
+Cara deklarasi method sama seperti fungsi, hanya saja perlu ditambahkan deklarasi variabel objek di sela-sela keyword `func` dan nama fungsi. Struct yang digunakan akan menjadi pemilik method.
+
+`func (s student) sayHello()` maksudnya adalah fungsi `sayHello` dideklarasikan sebagai method milik struct `student`. Pada contoh di atas struct `student` memiliki dua buah method, yaitu `sayHello()` dan `getNameAt()`.
+
+Contoh pemanfaatan method bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+func main() {
+ var s1 = student{"john wick", 21}
+ s1.sayHello()
+
+ var name = s1.getNameAt(2)
+ fmt.Println("nama panggilan :", name)
+}
+```
+
+Output:
+
+![Penggunaan method](images/A.24_1_method.png)
+
+Cara mengakses method sama seperti pengaksesan properti berupa variabel. Tinggal panggil saja methodnya.
+
+```go
+s1.sayHello()
+var name = s1.getNameAt(2)
+```
+
+Method memiliki sifat yang sama persis dengan fungsi biasa. Seperti bisa berparameter, memiliki nilai balik, dan lainnya. Dari segi sintaks, pembedanya hanya ketika pengaksesan dan deklarasi. Bisa dilihat di kode berikut, sekilas perbandingan penulisan fungsi dan method.
+
+```go
+func sayHello() {
+func (s student) sayHello() {
+
+func getNameAt(i int) string {
+func (s student) getNameAt(i int) string {
+```
+
+## A.24.2. Method Pointer
+
+Method pointer adalah method yang variabel objek pemilik method tersebut berupa pointer.
+
+Kelebihan method jenis ini adalah, ketika kita melakukan manipulasi nilai pada property lain yang masih satu struct, nilai pada property tersebut akan di rubah pada reference nya. Lebih jelasnya perhatikan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+type student struct {
+ name string
+ grade int
+}
+
+func (s student) changeName1(name string) {
+ fmt.Println("---> on changeName1, name changed to", name)
+ s.name = name
+}
+
+func (s *student) changeName2(name string) {
+ fmt.Println("---> on changeName2, name changed to", name)
+ s.name = name
+}
+
+func main() {
+ var s1 = student{"john wick", 21}
+ fmt.Println("s1 before", s1.name)
+ // john wick
+
+ s1.changeName1("jason bourne")
+ fmt.Println("s1 after changeName1", s1.name)
+ // john wick
+
+ s1.changeName2("ethan hunt")
+ fmt.Println("s1 after changeName2", s1.name)
+ // ethan hunt
+}
+```
+
+Output:
+
+![Penggunaan method pointer](images/A.24_2_method_pointer.png)
+
+Setelah eksekusi statement `s1.changeName1("jason bourne")`, nilai `s1.name` tidak berubah. Sebenarnya nilainya berubah tapi hanya dalam method `changeName1()` saja, nilai pada reference di objek-nya tidak berubah. Karena itulah ketika objek di print value dari `s1.name` tidak berubah.
+
+Keistimewaan lain method pointer adalah, method itu sendiri bisa dipanggil dari objek pointer maupun objek biasa.
+
+```go
+// pengaksesan method dari variabel objek biasa
+var s1 = student{"john wick", 21}
+s1.sayHello()
+
+// pengaksesan method dari variabel objek pointer
+var s2 = &student{"ethan hunt", 22}
+s2.sayHello()
+```
+
+---
+
+Berikut adalah penjelasan tambahan mengenai beberapa hal pada bab ini.
+
+### A.24.2.1. Penggunaan Fungsi `strings.Split()`
+
+Di bab ini ada fungsi baru yang kita gunakan: `strings.Split()`. Fungsi ini berguna untuk memisah string menggunakan pemisah yang ditentukan sendiri. Hasilnya adalah array berisikan kumpulan substring.
+
+```go
+strings.Split("ethan hunt", " ")
+// ["ethan", "hunt"]
+```
+
+Pada contoh di atas, string `"ethan hunt"` dipisah menggunakan separator spasi `" "`. Maka hasilnya terbentuk array berisikan 2 data, `"ethan"` dan `"hunt"`.
+
+## A.24.3. Apakah `fmt.Println()` & `strings.Split()` Juga Merupakan Method?
+
+Setelah tahu apa itu method dan bagaimana penggunaannya, mungkin akan muncul di benak kita bahwa kode seperti `fmt.Println()`, `strings.Split()` dan lainnya-yang-berada-pada-package-lain adalah merupakan method. Tapi sayangnya **bukan**. `fmt` disitu bukanlah variabel objek, dan `Println()` bukan merupakan method-nya.
+
+`fmt` adalah nama **package** yang di-import (bisa dilihat pada kode `import "fmt"`). Sedangkan `Println()` adalah **nama fungsi**. Untuk mengakses fungsi yang berada pada package lain, harus dituliskan nama package-nya. Hal ini berlaku juga di dalam package `main`. Jika ada fungsi dalam package main yang diakses dari package lain yang berbeda, maka penulisannya `main.NamaFungsi()`.
+
+Lebih detailnya akan dibahas di bab selanjutnya.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/25-properti-public-dan-private.md b/25-properti-public-dan-private.md
new file mode 100644
index 000000000..1fb8752fb
--- /dev/null
+++ b/25-properti-public-dan-private.md
@@ -0,0 +1,330 @@
+# A.25. Property Public Dan Private
+
+Bab ini membahas mengenai *modifier* public dan private dalam Go. Kapan sebuah struct, fungsi, atau method bisa diakses dari package lain dan kapan tidak.
+
+## A.25.0. PERINGATAN
+
+Peringatan ini ditulis karena sudah terlalu banyak email yang penulis dapati, perihal error yang muncul ketika mempraktekan beberapa kode pada bab ini.
+
+Bab ini memiliki beberapa perbedaan dibanding lainnya. Jika pembaca mengikuti secara berurutan, membaca penjelasan dan pembahasan yang sudah tertulis, maka **pasti akan mendapati 3 buah error**. Di tiap-tiap error, sebenarnya sudah terlampir:
+
+1. Screenshot error
+2. Penjelasan penyebab error
+3. Cara resolve atau solusi dari ketiga error tersebut.
+
+Kesimpulan dari email-email yang penulis dapati: **pembaca bingung karena mendapati error, dan tidak tau cara mengatasi error tersebut. Padahal sudah ada keterangan yang jelas bahwa error tersebut pasti muncul, dan juga sudah dijelaskan cara mengatasinya. Ini kemungkinan besar disebabkan karena pembaca hanya copy-paste source code, tanpa membaca penjelasan-penjelasan yang padahal sudah tertulis cukup mendetail**.
+
+> Oleh karena itu, JANGAN CUMA COPAS SOURCE KODE, BACA, PELAJARI, DAN PAHAMI! *No hard feeling* 👌😁
+
+## A.25.1. Package Public & Private
+
+Pengembangan aplikasi dalam *real development* pasti membutuhkan banyak sekali file program. Tidak mungkin dalam satu project semua file memiliki nama package `main`, biasanya akan dipisah sebagai package berbeda sesuai bagiannya.
+
+Project folder selain berisikan file-file `.go` juga bisa berisikan folder. Di bahasa Go, setiap satu folder atau subfolder adalah satu package, file-file yang ada didalamnya harus memiliki nama package yang berbeda dengan file di folder lain.
+
+Dalam sebuah package, biasanya kita menulis sangat banyak komponen, entah itu fungsi, struct, variabel, atau lainnya. Komponen tersebut bisa leluasa digunakan dalam package yang sama. Contoh sederhananya seperti program yang telah kita praktekan di bab sebelum-sebelumnya, dalam package `main` ada banyak yang di-define: fungsi, variabel, closure, struct, dan lainnya; kesemuanya bisa langsung dimanfaatkan.
+
+Jika dalam satu program terdapat lebih dari 1 package, atau ada package lain selain `main`, tidak bisa komponen dalam package lain tersebut diakses secara bebas dari `main`, karena tiap komponen memiliki hak akses.
+
+Ada 2 jenis hak akses:
+
+ - Akses Public, menandakan komponen tersebut diperbolehkan untuk diakses dari package lain yang berbeda
+ - Akses Private, berarti komponen hanya bisa diakses dalam package yang sama, bisa dalam satu file saja atau dalam beberapa file yang masih 1 folder.
+
+Penentuan hak akses yang tepat untuk tiap komponen sangatlah penting.
+
+Di Go cara menentukan level akses atau modifier sangat mudah, penandanya adalah **character case** karakter pertama nama fungsi, struct, variabel, atau lainnya. Ketika namanya diawali dengan huruf kapital menandakan bahwa modifier-nya public. Dan sebaliknya, jika diawali huruf kecil, berarti private.
+
+## A.25.2. Penggunaan Package, Import, Dan Modifier Public & Private
+
+Agar lebih mudah dipahami, maka langsung saja kita praktekan.
+
+Pertama buat folder proyek baru bernama `belajar-golang-level-akses` di dalam folder `$GOPATH/src`, didalamnya buat file baru bernama `main.go`, set nama package file tersebut sebagai **main**.
+
+Selanjutnya buat folder baru bernama `library` di dalam folder baru yang sudah dibuat tadi. Didalamnya buat file baru `library.go`, set nama package-nya **library**.
+
+![Struktur folder dan file](images/A.25_1_folder_structure.png)
+
+Buka file `library.go` lalu isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package library
+
+import "fmt"
+
+func SayHello() {
+ fmt.Println("hello")
+}
+
+func introduce(name string) {
+ fmt.Println("nama saya", name)
+}
+```
+
+File `library.go` yang telah dibuat ditentukan nama package-nya adalah `library` (sesuai dengan nama folder), berisi dua buah fungsi, `SayHello()` dan `introduce()`.
+
+ - Fungsi `SayHello()`, level aksesnya adalah publik, ditandai dengan nama fungsi diawali huruf besar.
+ - Fungsi `introduce()` dengan level akses private, ditandai oleh huruf kecil di awal nama fungsi.
+
+Selanjutnya kita lakukan tes apakah memang fungsi yang ber-modifier private dalam package `library` tidak bisa diakses dari package lain.
+
+Buka file `main.go`, lalu tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "belajar-golang-level-akses/library"
+
+func main() {
+ library.SayHello()
+ library.introduce("ethan")
+}
+```
+
+Bisa dilihat bahwa package `library` yang telah dibuat tadi, di-import ke dalam package `main`.
+
+Folder utama atau root folder dalam project yang sedang digarap adalah `belajar-golang-level-akses`, sehingga untuk import package lain yang merupakan subfolder, harus dituliskan lengkap path folder nya, seperti `"belajar-golang-level-akses/library"`.
+
+Penanda root folder adalah, file di dalam folder tersebut package-nya `main`, dan file tersebut dijalankan menggunakan `go run`.
+
+Perhatikan kode berikut.
+
+```go
+library.SayHello()
+library.introduce("ethan")
+```
+
+Cara pemanggilan fungsi yang berada dalam package lain adalah dengan menuliskan nama package target diikut dengan nama fungsi menggunakan *dot notation* atau tanda titik, seperti `library.SayHello()` atau `library.introduce("ethan")`
+
+OK, sekarang coba jalankan kode yang sudah disiapkan di atas, hasilnya error.
+
+![Error saat menjalankan program](images/A.25_2_error.png)
+
+Error di atas disebabkan karena fungsi `introduce()` yang berada dalam package `library` memiliki level akses **private**, fungsi ini tidak bisa diakses dari package lain (pada kasus ini `main`). Agar bisa diakses, solusinya bisa dengan menjadikannya public, atau diubah cara pemanggilannya. Disini kita menggunakan cara ke-2.
+
+Tambahkan parameter `name` pada fungsi `SayHello()`, lalu panggil fungsi `introduce()` dengan menyisipkan parameter `name` dari dalam fungsi `SayHello()`.
+
+```go
+func SayHello(name string) {
+ fmt.Println("hello")
+ introduce(name)
+}
+```
+
+Di `main`, cukup panggil fungsi `SayHello()` saja, sisipkan sebuah string sebagai parameter.
+
+```go
+func main() {
+ library.SayHello("ethan")
+}
+```
+
+Coba jalankan lagi.
+
+![Contoh penerapan pemanggilan fungsi dari package berbeda](images/A.25_2_success.png)
+
+## A.25.3. Penggunaan Public & Private Pada Struct Dan Propertinya
+
+Level akses private dan public juga bisa diterapkan di fungsi, struct, method, maupun property variabel. Cara penggunaannya sama seperti pada pembahasan sebelumnya, yaitu dengan menentukan **character case** huruf pertama nama komponen, apakah huruf besar atau kecil.
+
+Belajar tentang level akses di Go akan lebih cepat jika langsung praktek. Oleh karena itu langsung saja. Hapus isi file `library.go`, buat struct baru dengan nama `student` didalamnya.
+
+```go
+package library
+
+type student struct {
+ Name string
+ grade int
+}
+```
+
+Buat contoh sederhana penerapan struct di atas pada file `main.go`.
+
+```go
+package main
+
+import "belajar-golang-level-akses/library"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var s1 = library.student{"ethan", 21}
+ fmt.Println("name ", s1.Name)
+ fmt.Println("grade", s1.grade)
+}
+```
+
+Setelah itu jalankan program.
+
+![Error saat menjalankan program](images/A.25_3_error.png)
+
+Error muncul lagi, kali ini penyebabnya adalah karena struct `student` masih di set sebagai private. Ganti menjadi public (dengan cara mengubah huruf awalnya menjadi huruf besar) lalu jalankan.
+
+```go
+// pada library/library.go
+type Student struct {
+ Name string
+ grade int
+}
+
+// pada main.go
+var s1 = library.student{"ethan", 21}
+fmt.Println("name ", s1.Name)
+fmt.Println("grade", s1.grade)
+```
+
+Output:
+
+![Error lain muncul saat menjalankan program](images/A.25_4_error.png)
+
+Error masih tetap muncul, tapi kali ini berbeda. Error yang baru ini disebabkan karena salah satu properti dari struct `Student` bermodifier private. Properti yg dimaksud adalah `grade`. Ubah menjadi public, lalu jalankan lagi.
+
+```go
+// pada library/library.go
+type Student struct {
+ Name string
+ Grade int
+}
+
+// pada main.go
+var s1 = library.Student{"ethan", 21}
+fmt.Println("name ", s1.Name)
+fmt.Println("grade", s1.Grade)
+```
+
+Dari contoh program di atas, bisa disimpulkan bahwa untuk menggunakan `struct` yang berada di package lain, selain nama stuct-nya harus bermodifier public, properti yang diakses juga harus public.
+
+![Contoh penerapan pemanfaatan struct dan propertynya dari package berbeda](images/A.25_4_success.png)
+
+## A.25.4. Import Dengan Prefix Tanda Titik
+
+Seperti yang kita tahu, untuk mengakses fungsi/struct/variabel yg berada di package lain, nama package nya perlu ditulis, contohnya seperti pada penggunaan penggunaan `library.Student` dan `fmt.Println()`.
+
+Di Go, komponen yang berada di package lain yang di-import bisa dijadikan se-level dengan komponen package peng-import, caranya dengan menambahkan tanda titik (`.`) setelah penulisan keyword `import`. Maksud dari se-level disini adalah, semua properti di package lain yg di-import bisa diakses tanpa perlu menuliskan nama package, seperti ketika mengakses sesuatu dari file yang sama.
+
+```go
+import (
+ . "belajar-golang-level-akses/library"
+ "fmt"
+)
+
+func main() {
+ var s1 = Student{"ethan", 21}
+ fmt.Println("name ", s1.Name)
+ fmt.Println("grade", s1.Grade)
+}
+```
+
+Pada kode di atas package `library` di-import menggunakan tanda titik. Dengan itu, pemanggilan struct `Student` tidak perlu dengan menuliskan nama package nya.
+
+## 25.5. Pemanfaatan Alias Ketika Import Package
+
+Fungsi yang berada di package lain bisa diakses dengan cara menuliskan nama-package diikuti nama fungsi-nya, contohnya seperti `fmt.Println()`. Package yang sudah di-import tersebut bisa diubah namanya dengan cara menggunakan alias pada saat import. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+import (
+ f "fmt"
+)
+
+func main() {
+ f.Println("Hello World!")
+}
+```
+
+Pada kode di-atas, package `fmt` di tentukan aliasnya adalah `f`, untuk mengakses `Println()` cukup dengan `f.Println()`.
+
+## A.25.6. Mengakses Properti Dalam File Yang Package-nya Sama
+
+Jika properti yang ingin di akses masih dalam satu package tapi berbeda file, cara mengaksesnya bisa langsung dengan memanggil namanya. Hanya saja ketika eksekusi, file-file lain yang yang nama package-nya sama juga ikut dipanggil.
+
+Langsung saja kita praktekan, buat file baru dalam `belajar-golang-level-akses` dengan nama `partial.go`.
+
+![File `partial.go` disiapkan setara dengan file `main.go`](images/A.25_5_structure.png)
+
+Tulis kode berikut pada file `partial.go`. File ini kita set package-nya **main** (sama dengan nama package file `main.go`).
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func sayHello(name string) {
+ fmt.Println("halo", name)
+}
+```
+
+Hapus semua isi file `main.go`, lalu silakan tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+func main() {
+ sayHello("ethan")
+}
+```
+
+Sekarang terdapat 2 file berbeda (`main.go` dan `partial.go`) dengan package adalah sama, `main`. Pada saat **go build** atau **go run**, semua file dengan nama package `main` harus dituliskan sebagai argumen command.
+
+```
+$ go run main.go partial.go
+```
+
+Fungsi `sayHello` pada file `partial.go` bisa dikenali meski level aksesnya adalah private. Hal ini karena kedua file tersebut (`main.go` dan `partial.go`) memiliki package yang sama.
+
+> Cara lain untuk menjalankan program bisa dengan perintah `go run *.go`, dengan cara ini tidak perlu menuliskan nama file nya satu per satu.
+
+![Pemanggilan fungsi private dari dalam package yang sama](images/A.25_6_multi_main.png)
+
+## A.25.6.1. Fungsi `init()`
+
+Selain fungsi `main()`, terdapat juga fungsi spesial, yaitu `init()`. Fungsi ini otomatis dipanggil pertama kali ketika aplikasi di-run. Jika fungsi ini berada dalam package main, maka dipanggil lebih dulu sebelum fungsi `main()` dieksekusi.
+
+Langsung saja kita praktekkan. Buka file `library.go`, hapus isinya lalu isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package library
+
+import "fmt"
+
+var Student = struct {
+ Name string
+ Grade int
+}{}
+
+func init() {
+ Student.Name = "John Wick"
+ Student.Grade = 2
+
+ fmt.Println("--> library/library.go imported")
+}
+```
+
+Pada package tersebut, variabel `Student` dibuat dengan isi anonymous struct. Dalam fungsi init, nilai `Name` dan `Grade` variabel di-set.
+
+Selanjutnya buka file `main.go`, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "belajar-golang-level-akses/library"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ fmt.Printf("Name : %s\n", library.Student.Name)
+ fmt.Printf("Grade : %d\n", library.Student.Grade)
+}
+```
+
+Package `library` di-import, dan variabel `Student` dikonsumsi. Pada saat import package, fungsi `init()` yang berada didalamnya langsung dieksekusi.
+
+Property variabel objek `Student` akan diisi dan sebuah pesan ditampilkan ke console.
+
+Dalam sebuah package diperbolehkan ada banyak fungsi `init()` (urutan eksekusinya adalah sesuai file mana yg terlebih dahulu digunakan). Fungsi ini dipanggil sebelum fungsi `main()`, pada saat eksekusi program.
+
+![Fungsi `init()`](images/A.25_7_init.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/26-interface.md b/26-interface.md
new file mode 100644
index 000000000..f2ed1ad01
--- /dev/null
+++ b/26-interface.md
@@ -0,0 +1,182 @@
+# A.26. Interface
+
+Interface adalah kumpulan definisi method yang tidak memiliki isi (hanya definisi saja), yang dibungkus dengan nama tertentu.
+
+Interface merupakan tipe data. Nilai objek bertipe interface zero value-nya adalah `nil`. Interface mulai bisa digunakan jika sudah ada isinya, yaitu objek konkret yang memiliki definisi method minimal sama dengan yang ada di interface-nya.
+
+## A.26.1. Penerapan Interface
+
+Yang pertama perlu dilakukan untuk menerapkan interface adalah menyiapkan interface beserta definisi method nya. Keyword `type` dan `interface` digunakan untuk pendefinisian interface.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "math"
+
+type hitung interface {
+ luas() float64
+ keliling() float64
+}
+```
+
+Pada kode di atas, interface `hitung` memiliki 2 definisi method, `luas()` dan `keliling()`. Interface ini nantinya digunakan sebagai tipe data pada variabel, dimana variabel tersebut akan menampung menampung objek bangun datar hasil dari struct yang akan kita buat.
+
+Dengan memanfaatkan interface `hitung`, perhitungan luas dan keliling bangun datar bisa dilakukan, tanpa perlu tahu jenis bangun datarnya sendiri itu apa.
+
+Siapkan struct bangun datar `lingkaran`, struct ini memiliki method yang beberapa diantaranya terdefinisi di interface `hitung`.
+
+```go
+type lingkaran struct {
+ diameter float64
+}
+
+func (l lingkaran) jariJari() float64 {
+ return l.diameter / 2
+}
+
+func (l lingkaran) luas() float64 {
+ return math.Pi * math.Pow(l.jariJari(), 2)
+}
+
+func (l lingkaran) keliling() float64 {
+ return math.Pi * l.diameter
+}
+```
+
+Struct `lingkaran` di atas memiliki tiga method, `jariJari()`, `luas()`, dan `keliling()`.
+
+Selanjutnya, siapkan struct bangun datar `persegi`.
+
+```go
+type persegi struct {
+ sisi float64
+}
+
+func (p persegi) luas() float64 {
+ return math.Pow(p.sisi, 2)
+}
+
+func (p persegi) keliling() float64 {
+ return p.sisi * 4
+}
+```
+
+Perbedaan struct `persegi` dengan `lingkaran` terletak pada method `jariJari()`. Struct `persegi` tidak memiliki method tersebut. Tetapi meski demikian, variabel objek hasil cetakan 2 struct ini akan tetap bisa ditampung oleh variabel cetakan interface `hitung`, karena dua method yang ter-definisi di interface tersebut juga ada pada struct `persegi` dan `lingkaran`, yaitu `luas()` dan `keliling()`.
+
+Buat implementasi perhitungan di `main`.
+
+```go
+func main() {
+ var bangunDatar hitung
+
+ bangunDatar = persegi{10.0}
+ fmt.Println("===== persegi")
+ fmt.Println("luas :", bangunDatar.luas())
+ fmt.Println("keliling :", bangunDatar.keliling())
+
+ bangunDatar = lingkaran{14.0}
+ fmt.Println("===== lingkaran")
+ fmt.Println("luas :", bangunDatar.luas())
+ fmt.Println("keliling :", bangunDatar.keliling())
+ fmt.Println("jari-jari :", bangunDatar.(lingkaran).jariJari())
+}
+```
+
+Perhatikan kode di atas. Variabel objek `bangunDatar` bertipe interface `hitung`. Variabel tersebut digunakan untuk menampung objek konkrit buatan struct `lingkaran` dan `persegi`.
+
+Dari variabel tersebut, method `luas()` dan `keliling()` diakses. Secara otomatis Golang akan mengarahkan pemanggilan method pada interface ke method asli milik struct yang bersangkutan.
+
+![Pemanfaatan interface](images/A.26_1_interface.png)
+
+Method `jariJari()` pada struct `lingkaran` tidak akan bisa diakses karena tidak terdefinisi dalam interface `hitung`. Pengaksesannya dengan paksa akan menyebabkan error.
+
+Untuk mengakses method yang tidak ter-definisi di interface, variabel-nya harus di-casting terlebih dahulu ke tipe asli variabel konkritnya (pada kasus ini tipenya `lingkaran`), setelahnya method akan bisa diakses.
+
+Cara casting objek interface sedikit unik, yaitu dengan menuliskan nama tipe tujuan dalam kurung, ditempatkan setelah nama interface dengan menggunakan notasi titik (seperti cara mengakses property, hanya saja ada tanda kurung nya). Contohnya bisa dilihat di kode berikut. Statement `bangunDatar.(lingkaran)` adalah contoh casting pada objek interface.
+
+```go
+var bangunDatar hitung = lingkaran{14.0}
+var bangunLingkaran lingkaran = bangunDatar.(lingkaran)
+
+bangunLingkaran.jariJari()
+```
+
+Perlu diketahui juga, jika ada interface yang menampung objek konkrit dimana struct-nya tidak memiliki salah satu method yang terdefinisi di interface, error juga akan muncul. Intinya kembali ke aturan awal, variabel interface hanya bisa menampung objek yang minimal memiliki semua method yang terdefinisi di interface-nya.
+
+## A.26.2. Embedded Interface
+
+Interface bisa di-embed ke interface lain, sama seperti struct. Cara penerapannya juga sama, cukup dengan menuliskan nama interface yang ingin di-embed ke dalam interface tujuan.
+
+Pada contoh berikut, disiapkan interface bernama `hitung2d` dan `hitung3d`. Kedua interface tersebut kemudian di-embed ke interface baru bernama `hitung`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "math"
+
+type hitung2d interface {
+ luas() float64
+ keliling() float64
+}
+
+type hitung3d interface {
+ volume() float64
+}
+
+type hitung interface {
+ hitung2d
+ hitung3d
+}
+```
+
+Interface `hitung2d` berisikan method untuk kalkulasi luas dan keliling, sedang `hitung3d` berisikan method untuk mencari volume bidang. Kedua interface tersebut diturunkan di interface `hitung`, menjadikannya memiliki kemampuan untuk menghitung luas, keliling, dan volume.
+
+Next, siapkan struct baru bernama `kubus` yang memiliki method `luas()`, `keliling()`, dan `volume()`.
+
+```go
+type kubus struct {
+ sisi float64
+}
+
+func (k *kubus) volume() float64 {
+ return math.Pow(k.sisi, 3)
+}
+
+func (k *kubus) luas() float64 {
+ return math.Pow(k.sisi, 2) * 6
+}
+
+func (k *kubus) keliling() float64 {
+ return k.sisi * 12
+}
+```
+
+Objek hasil cetakan struct `kubus` di atas, nantinya akan ditampung oleh objek cetakan interface `hitung` yang isinya merupakan gabungan interface `hitung2d` dan `hitung3d`.
+
+Terakhhir, buat implementasi-nya di main.
+
+```go
+func main() {
+ var bangunRuang hitung = &kubus{4}
+
+ fmt.Println("===== kubus")
+ fmt.Println("luas :", bangunRuang.luas())
+ fmt.Println("keliling :", bangunRuang.keliling())
+ fmt.Println("volume :", bangunRuang.volume())
+}
+```
+
+Bisa dilihat di kode di atas, lewat interface `hitung`, method `luas`, `keliling`, dan `volume` bisa di akses.
+
+Pada bab 24 dijelaskan bahwa method pointer bisa diakses lewat variabel objek biasa dan variabel objek pointer. Variabel objek yang dicetak menggunakan struct yang memiliki method pointer, jika ditampung kedalam variabel interface, harus diambil referensi-nya terlebih dahulu. Contohnya bisa dilihat pada kode di atas `var bangunRuang hitung = &kubus{4}`.
+
+![Embedded interface](images/A.26_2_embedded_interface.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/27-interface-kosong.md b/27-interface-kosong.md
new file mode 100644
index 000000000..69d7987d3
--- /dev/null
+++ b/27-interface-kosong.md
@@ -0,0 +1,139 @@
+# A.27. Interface Kosong
+
+Interface kosong atau *empty interface* yang dinotasikan dengan `interface{}` merupakan tipe data yang sangat spesial. Variabel bertipe ini bisa menampung segala jenis data, bahkan array, pointer, apapun. Tipe data dengan konsep ini biasa disebut dengan **dynamic typing**.
+
+## A.27.1. Penggunaan `interface{}`
+
+`interface{}` merupakan tipe data, sehingga cara penggunaannya sama seperti pada tipe data lainnya, hanya saja nilai yang diisikan bisa apa saja. Contoh:
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var secret interface{}
+
+ secret = "ethan hunt"
+ fmt.Println(secret)
+
+ secret = []string{"apple", "manggo", "banana"}
+ fmt.Println(secret)
+
+ secret = 12.4
+ fmt.Println(secret)
+}
+```
+
+Keyword `interface` seperti yang kita tau, digunakan untuk pembuatan interface. Tetapi ketika ditambahkan kurung kurawal (`{}`) di belakang-nya (menjadi `interface{}`), maka kegunaannya akan berubah, yaitu sebagai tipe data.
+
+![Segala jenis data bisa ditampung `interface{}`](images/A.27_1_empty_interface.png)
+
+Agar tidak bingung, coba perhatikan kode berikut.
+
+```go
+var data map[string]interface{}
+
+data = map[string]interface{}{
+ "name": "ethan hunt",
+ "grade": 2,
+ "breakfast": []string{"apple", "manggo", "banana"},
+}
+```
+
+Pada kode di atas, disiapkan variabel `data` dengan tipe `map[string]interface{}`, yaitu sebuah koleksi dengan key bertipe `string` dan nilai bertipe interface kosong `interface{}`.
+
+Kemudian variabel tersebut di-inisialisasi, ditambahkan lagi kurung kurawal setelah keyword deklarasi untuk kebutuhan pengisian data, `map[string]interface{}{ /* data */ }`.
+
+Dari situ terlihat bahwa `interface{}` bukanlah sebuah objek, melainkan tipe data.
+
+## A.27.2. Casting Variabel Interface Kosong
+
+Variabel bertipe `interface{}` bisa ditampilkan ke layar sebagai `string` dengan memanfaatkan fungsi print, seperti `fmt.Println()`. Tapi perlu diketahui bahwa nilai yang dimunculkan tersebut bukanlah nilai asli, melainkan bentuk string dari nilai aslinya.
+
+Hal ini penting diketahui, karena untuk melakukan operasi yang membutuhkan nilai asli pada variabel yang bertipe `interface{}`, diperlukan casting ke tipe aslinya. Contoh seperti pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strings"
+
+func main() {
+ var secret interface{}
+
+ secret = 2
+ var number = secret.(int) * 10
+ fmt.Println(secret, "multiplied by 10 is :", number)
+
+ secret = []string{"apple", "manggo", "banana"}
+ var gruits = strings.Join(secret.([]string), ", ")
+ fmt.Println(gruits, "is my favorite fruits")
+}
+```
+
+Pertama, variabel `secret` menampung nilai bertipe numerik. Ada kebutuhan untuk mengalikan nilai yang ditampung variabel tersebut dengan angka `10`. Maka perlu dilakukan casting ke tipe aslinya, yaitu `int`, setelahnya barulah nilai bisa dioperasikan, yaitu `secret.(int) * 10`.
+
+Pada contoh kedua, `secret` berisikan array string. Kita memerlukan string tersebut untuk digabungkan dengan pemisah tanda koma. Maka perlu di-casting ke `[]string` terlebih dahulu sebelum bisa digunakan di `strings.Join()`, contohnya pada `strings.Join(secret.([]string), ", ")`.
+
+![Casting pada variabel bertipe `interface{}`](images/A.27_2_interface_casting.png)
+
+Teknik casting pada interface disebut dengan **type assertions**.
+
+## A.27.3. Casting Variabel Interface Kosong Ke Objek Pointer
+
+Variabel `interface{}` bisa menyimpan data apa saja, termasuk data objek, pointer, ataupun gabungan keduanya. Di bawah ini merupakan contoh penerapan interface untuk menampung data objek pointer.
+
+```go
+type person struct {
+ name string
+ age int
+}
+
+var secret interface{} = &person{name: "wick", age: 27}
+var name = secret.(*person).name
+fmt.Println(name)
+```
+
+Variabel `secret` dideklarasikan bertipe `interface{}` menampung referensi objek cetakan struct `person`. Cara casting dari `interface{}` ke struct pointer adalah dengan menuliskan nama struct-nya dan ditambahkan tanda asterisk (`*`) di awal, contohnya seperti `secret.(*person)`. Setelah itu barulah nilai asli bisa diakses.
+
+![Casting `interface{}` ke variabel objek](images/A.27_3_interface_pointer.png)
+
+## A.27.4. Kombinasi Slice, `map`, dan `interface{}`
+
+Tipe `[]map[string]interface{}` adalah salah satu tipe yang paling sering digunakan (menurut saya), karena tipe data tersebut bisa menjadi alternatif tipe slice struct.
+
+Pada contoh berikut, variabel `person` dideklarasikan berisi data slice `map` berisikan 2 item dengan key adalah `name` dan `age`.
+
+```go
+var person = []map[string]interface{}{
+ {"name": "Wick", "age": 23},
+ {"name": "Ethan", "age": 23},
+ {"name": "Bourne", "age": 22},
+}
+
+for _, each := range person {
+ fmt.Println(each["name"], "age is", each["age"])
+}
+```
+
+Dengan memanfaatkan slice dan `interface{}`, kita bisa membuat data array yang isinya adalah bisa apa saja. Silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+var fruits = []interface{}{
+ map[string]interface{}{"name": "strawberry", "total": 10},
+ []string{"manggo", "pineapple", "papaya"},
+ "orange",
+}
+
+for _, each := range fruits {
+ fmt.Println(each)
+}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/28-reflect.md b/28-reflect.md
new file mode 100644
index 000000000..8fde0beb2
--- /dev/null
+++ b/28-reflect.md
@@ -0,0 +1,171 @@
+# A.28. Reflect
+
+Reflection adalah teknik untuk inspeksi variabel, mengambil informasi dari variabel tersebut atau bahkan memanipulasinya. Cakupan informasi yang bisa didapatkan lewat reflection sangat luas, seperti melihat struktur variabel, tipe, nilai pointer, dan banyak lagi.
+
+Go menyediakan package `reflect`, berisikan banyak sekali fungsi untuk keperluan reflection. Di bab ini, kita akan belajar tentang dasar penggunaan package tersebut.
+
+Dari banyak fungsi yang tersedia di dalam package tersebut, ada 2 fungsi yang paling penting untuk diketahui, yaitu `reflect.ValueOf()` dan `reflect.TypeOf()`.
+
+ - Fungsi `reflect.ValueOf()` akan mengembalikan objek dalam tipe `reflect.Value`, yang berisikan informasi yang berhubungan dengan nilai pada variabel yang dicari
+ - Sedangkan `reflect.TypeOf()` mengembalikan objek dalam tipe `reflect.Type`. Objek tersebut berisikan informasi yang berhubungan dengan tipe data variabel yang dicari
+
+## A.28.1. Mencari Tipe Data & Value Menggunakan Reflect
+
+Dengan reflection, tipe data dan nilai variabel dapat diketahui dengan mudah. Contoh penerapannya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "reflect"
+
+func main() {
+ var number = 23
+ var reflectValue = reflect.ValueOf(number)
+
+ fmt.Println("tipe variabel :", reflectValue.Type())
+
+ if reflectValue.Kind() == reflect.Int {
+ fmt.Println("nilai variabel :", reflectValue.Int())
+ }
+}
+```
+
+![Pemanfaatan reflect](images/A.28_0_reflect.png)
+
+Fungsi `reflect.valueOf()` memiliki parameter yang bisa menampung segala jenis tipe data. Fungsi tersebut mengembalikan objek dalam tipe `reflect.Value`, yang berisikan informasi mengenai variabel yang bersangkutan.
+
+Objek `reflect.Value` memiliki beberapa method, salah satunya `Type()`. Method ini mengembalikan tipe data variabel yang bersangkutan dalam bentuk `string`.
+
+Statement `reflectValue.Int()` menghasilkan nilai `int` dari variabel `number`. Untuk menampilkan nilai variabel reflect, harus dipastikan dulu tipe datanya. Ketika tipe data adalah `int`, maka bisa menggunakan method `Int()`. Ada banyak lagi method milik struct `reflect.Value` yang bisa digunakan untuk pengambilan nilai dalam bentuk tertentu, contohnya: `reflectValue.String()` digunakan untuk mengambil nilai `string`, `reflectValue.Float64()` untuk nilai `float64`, dan lainnya.
+
+Perlu diketahui, fungsi yang digunakan harus sesuai dengan tipe data nilai yang ditampung variabel. Jika fungsi yang digunakan berbeda dengan tipe data variabelnya, maka akan menghasilkan error. Contohnya pada variabel menampung nilai bertipe `float64`, maka tidak bisa menggunakan method `String()`.
+
+Diperlukan adanya pengecekan tipe data nilai yang disimpan, agar pengambilan nilai bisa tepat. Salah satunya bisa dengan cara seperti kode di atas, yaitu dengan mengecek dahulu apa jenis tipe datanya menggunakan method `Kind()`, setelah itu diambil nilainya dengan method yang sesuai.
+
+List konstanta tipe data dan method yang bisa digunakan dalam refleksi di Go bisa dilihat di https://godoc.org/reflect#Kind
+
+## Pengaksesan Nilai Dalam Bentuk `interface{}`
+
+Jika nilai hanya diperlukan untuk ditampilkan ke output, bisa menggunakan `.Interface()`. Lewat method tersebut segala jenis nilai bisa diakses dengan mudah.
+
+```go
+var number = 23
+var reflectValue = reflect.ValueOf(number)
+
+fmt.Println("tipe variabel :", reflectValue.Type())
+fmt.Println("nilai variabel :", reflectValue.Interface())
+```
+
+Fungsi `Interface()` mengembalikan nilai interface kosong atau `interface{}`. Nilai aslinya sendiri bisa diakses dengan meng-casting interface kosong tersebut.
+
+```go
+var nilai = reflectValue.Interface().(int)
+```
+
+## A.28.2. Pengaksesan Informasi Property Variabel Objek
+
+Reflect bisa digunakan untuk mengambil informasi semua property variabel objek cetakan struct, dengan catatan property-property tersebut bermodifier public. Langsung saja kita praktekan, siapkan sebuah struct bernama `student`.
+
+```go
+type student struct {
+ Name string
+ Grade int
+}
+```
+
+Buat method baru untuk struct tersebut, dengan nama method `getPropertyInfo()`. Method ini berisikan kode untuk mengambil dan menampilkan informasi tiap property milik struct `student`.
+
+```go
+func (s *student) getPropertyInfo() {
+ var reflectValue = reflect.ValueOf(s)
+
+ if reflectValue.Kind() == reflect.Ptr {
+ reflectValue = reflectValue.Elem()
+ }
+
+ var reflectType = reflectValue.Type()
+
+ for i := 0; i < reflectValue.NumField(); i++ {
+ fmt.Println("nama :", reflectType.Field(i).Name)
+ fmt.Println("tipe data :", reflectType.Field(i).Type)
+ fmt.Println("nilai :", reflectValue.Field(i).Interface())
+ fmt.Println("")
+ }
+}
+```
+
+Terakhir, lakukan uji coba method di fungsi `main`.
+
+```go
+func main() {
+ var s1 = &student{Name: "wick", Grade: 2}
+ s1.getPropertyInfo()
+}
+```
+
+![Pengaksesan property menggunakan reflect](images/A.28_1_accessing_properties.png)
+
+Didalam method `getPropertyInfo` terjadi beberapa hal. Pertama objek `reflect.Value` dari variabel `s` diambil. Setelah itu dilakukan pengecekan apakah variabel objek tersebut merupakan pointer atau tidak (bisa dilihat dari `if reflectValue.Kind() == reflect.Ptr`, jika bernilai `true` maka variabel adalah pointer). jika ternyata variabel memang pointer, maka perlu diambil objek reflect aslinya dengan cara memanggil method `Elem()`.
+
+Setelah itu, dilakukan perulangan sebanyak jumlah property yang ada pada struct `student`. Method `NumField()` akan mengembalikan jumlah property publik yang ada dalam struct.
+
+Di tiap perulangan, informasi tiap property struct diambil berurutan dengan lewat method `Field()`. Method ini ada pada tipe `reflect.Value` dan `reflect.Type`.
+
+ - `reflectType.Field(i).Name` akan mengembalikan nama property
+ - `reflectType.Field(i).Type` mengembalikan tipe data property
+ - `reflectValue.Field(i).Interface()` mengembalikan nilai property dalam bentuk `interface{}`
+
+Pengambilan informasi property, selain menggunakan indeks, bisa diambil berdasarkan nama field dengan menggunakan method `FieldByName()`.
+
+## A.28.3. Pengaksesan Informasi Method Variabel Objek
+
+Informasi mengenai method juga bisa diakses lewat reflect, syaratnya masih sama seperti pada pengaksesan proprerty, yaitu harus bermodifier public.
+
+Pada contoh dibawah ini informasi method `SetName` akan diambil lewat reflection. Siapkan method baru di struct `student`, dengan nama `SetName`.
+
+```go
+func (s *student) SetName(name string) {
+ s.Name = name
+}
+```
+
+Buat contoh penerapannya di fungsi `main`.
+
+```go
+func main() {
+ var s1 = &student{Name: "john wick", Grade: 2}
+ fmt.Println("nama :", s1.Name)
+
+ var reflectValue = reflect.ValueOf(s1)
+ var method = reflectValue.MethodByName("SetName")
+ method.Call([]reflect.Value{
+ reflect.ValueOf("wick"),
+ })
+
+ fmt.Println("nama :", s1.Name)
+}
+```
+
+![Eksekusi method lewat reflection](images/A.28_2_accessing_method_information.png)
+
+Pada kode di atas, disiapkan variabel `s1` yang merupakan instance struct `student`. Awalnya property `Name` variabel tersebut berisikan string `"john wick"`.
+
+Setelah itu, refleksi nilai objek tersebut diambil, refleksi method `SetName` juga diambil. Pengambilan refleksi method dilakukan menggunakan `MethodByName` dengan argument adalah nama method yang diinginkan, atau bisa juga lewat indeks method-nya (menggunakan `Method(i)`).
+
+Setelah refleksi method yang dicari sudah didapatkan, `Call()` dipanggil untuk eksekusi method.
+
+Jika eksekusi method diikuti pengisian parameter, maka parameternya harus ditulis dalam bentuk array `[]reflect.Value` berurutan sesuai urutan deklarasi parameter-nya. Dan nilai yang dimasukkan ke array tersebut harus dalam bentuk `reflect.Value` (gunakan `reflect.ValueOf()` untuk pengambilannya).
+
+```go
+[]reflect.Value{
+ reflect.ValueOf("wick"),
+}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/29-goroutine.md b/29-goroutine.md
new file mode 100644
index 000000000..72886f1a0
--- /dev/null
+++ b/29-goroutine.md
@@ -0,0 +1,92 @@
+# A.29. Goroutine
+
+Goroutine mirip dengan thread thread, tapi sebenarnya bukan. Sebuah *native thread* bisa berisikan sangat banyak goroutine. Mungkin lebih pas kalau goroutine disebut sebagai **mini thread**. Goroutine sangat ringan, hanya dibutuhkan sekitar **2kB** memori saja untuk satu buah goroutine. Ekseksui goroutine bersifat *asynchronous*, menjadikannya tidak saling tunggu dengan goroutine lain.
+
+> Karena goroutine sangat ringan, maka eksekusi banyak goroutine bukan masalah. Akan tetapi jika jumlah goroutine sangat banyak sekali (contoh 1 juta goroutine dijalankan pada komputer dengan RAM terbatas), memang proses akan jauh lebih cepat selesai, tapi memory/RAM pasti bengkak.
+
+Goroutine merupakan salah satu bagian paling penting dalam *concurrent programming* di Go. Salah satu yang membuat goroutine sangat istimewa adalah eksekusi-nya dijalankan di multi core processor. Kita bisa tentukan berapa banyak core yang aktif, makin banyak akan makin cepat.
+
+Mulai bab A.29 ini hingga bab A.34, lalu dilanjut bab A.56 dan A.57, kita akan membahas tentang fitur-fitur yang disediakan Go untuk kebutuhan *concurrent programming*.
+
+> Concurrency atau konkurensi berbeda dengan paralel. Paralel adalah eksekusi banyak proses secara bersamaan. Sedangkan konkurensi adalah komposisi dari sebuah proses. Konkurensi merupakan struktur, sedangkan paralel adalah bagaimana eksekusinya berlangsung.
+
+## A.29.1. Penerapan Goroutine
+
+Untuk menerapkan goroutine, proses yang akan dieksekusi sebagai goroutine harus dibungkus kedalam sebuah fungsi. Pada saat pemanggilan fungsi tersebut, ditambahkan keyword `go` didepannya, dengan itu goroutine baru akan dibuat dengan tugas adalah menjalankan proses yang ada dalam fungsi tersebut.
+
+Berikut merupakan contoh implementasi sederhana tentang goroutine. Program di bawah ini menampilkan 10 baris teks, 5 dieksekusi dengan cara biasa, dan 5 lainnya dieksekusi sebagai goroutine baru.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "runtime"
+
+func print(till int, message string) {
+ for i := 0; i < till; i++ {
+ fmt.Println((i + 1), message)
+ }
+}
+
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ go print(5, "halo")
+ print(5, "apa kabar")
+
+ var input string
+ fmt.Scanln(&input)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, Fungsi `runtime.GOMAXPROCS(n)` digunakan untuk menentukan jumlah core yang diaktifkan untuk eksekusi program.
+
+Pembuatan goroutine baru ditandai dengan keyword `go`. Contohnya pada statement `go print(5, "halo")`, di situ fungsi `print()` dieksekusi sebagai goroutine baru.
+
+Fungsi `fmt.Scanln()` mengakibatkan proses jalannya aplikasi berhenti di baris itu (**blocking**) hingga user menekan tombol enter. Hal ini perlu dilakukan karena ada kemungkinan waktu selesainya eksekusi goroutine `print()` lebih lama dibanding waktu selesainya goroutine utama `main()`, mengingat bahwa keduanya sama-sama asnychronous. Jika itu terjadi, goroutine yang belum selesai secara paksa dihentikan prosesnya karena goroutine utama sudah selesai dijalankan.
+
+![Implementasi goroutine](images/A.29_1_goroutine.png)
+
+Bisa dilihat di output, tulisan `"halo"` dan `"apa kabar"` bermunculan selang-seling. Ini disebabkan karena statement `print(5, "halo")` dijalankan sebagai goroutine baru, menjadikannya tidak saling tunggu dengan `print(5, "apa kabar")`.
+
+Pada gambar di atas, program dieksekusi 2 kali. Hasil eksekusi pertama berbeda dengan kedua, penyebabnya adalah karena kita menggunakan 2 prosesor. Goroutine mana yang dieksekusi terlebih dahulu tergantung kedua prosesor tersebut.
+
+---
+
+Berikut adalah penjelasan tambahan tentang beberapa fungsi yang baru kita pelajari di atas.
+
+## A.29.1.1. Penggunaan Fungsi `runtime.GOMAXPROCS()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk menentukan jumlah core atau processor yang digunakan dalam eksekusi program.
+
+Jumlah yang diinputkan secara otomatis akan disesuaikan dengan jumlah asli *logical processor* yang ada. Jika jumlahnya lebih, maka dianggap menggunakan sejumlah prosesor yang ada.
+
+## A.29.1.2. Penggunaan Fungsi `fmt.Scanln()`
+
+Fungsi ini akan meng-capture semua karakter sebelum user menekan tombol enter, lalu menyimpannya pada variabel.
+
+```go
+func Scanln(a ...interface{}) (n int, err error)
+```
+
+Kode di atas merupakan skema fungsi `fmt.Scanln()`. Fungsi tersebut bisa menampung parameter bertipe `interface{}` berjumlah tak terbatas. Tiap parameter akan menampung karakter-karakter inputan user yang sudah dipisah dengan tanda spasi. Agar lebih jelas, silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+var s1, s2, s3 string
+fmt.Scanln(&s1, &s2, &s3)
+
+// user inputs: "trafalgar d law"
+
+fmt.Println(s1) // trafalgar
+fmt.Println(s2) // d
+fmt.Println(s3) // law
+```
+
+Bisa dilihat pada kode di atas, untuk menampung inputan text `trafalgar d law`, dibutuhkan 3 buah variabel. Juga perlu diperhatikan bahwa yang disisipkan sebagai parameter pada pemanggilan fungsi `fmt.Scanln()` adalah referensi variabel, bukan nilai aslinya.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/3-gopath-dan-workspace.md b/3-gopath-dan-workspace.md
new file mode 100644
index 000000000..21d29b29e
--- /dev/null
+++ b/3-gopath-dan-workspace.md
@@ -0,0 +1,46 @@
+# A.3. GOPATH Dan Workspace
+
+Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum bisa masuk ke sesi pembuatan aplikasi menggunakan Go, yaitu setup workspace untuk Project yang akan dibuat. Dan di bab ini kita akan belajar bagaimana caranya.
+
+## A.3.0. Go Modules (Opsional)
+
+Mulai Go versi 1.11, inisialisasi projek dan manajemen dependencies bisa dilakukan dengan Go Modules. Jika berminat untuk menggunakannya, silakan langsung loncat ke [Bab A.60. Go Modules](/A-60-go-modules.html), lalu lanjut [Bab A.4. Instalasi Editor](/4-instalasi-editor.html).
+
+Jika dirasa masih bingung perihal Go Modules, penulis anjurkan untuk mengikuti pembahasan GOPATH pada bab ini terlelbih dahulu.
+
+## A.3.1. Variabel `GOPATH`
+
+**GOPATH** adalah variabel yang digunakan oleh Go sebagai rujukan lokasi dimana semua folder project disimpan. Gopath berisikian 3 buah sub folder: `src`, `bin`, dan `pkg`.
+
+Project di Go **harus** ditempatkan dalam `$GOPATH/src`. Sebagai contoh anda ingin membuat project dengan nama `belajar`, maka **harus** dibuatkan sebuah folder dengan nama `belajar`, ditempatkan dalam `src` (`$GOPATH/src/belajar`).
+
+> Path separator yang digunakan sebagai contoh di buku ini adalah slash `/`. Khusus pengguna Windows, path separator adalah backslah `\`.
+
+## A.3.2. Setup Workspace
+
+Lokasi folder yang akan dijadikan sebagai workspace bisa ditentukan sendiri. Anda bisa menggunakan alamat folder mana saja, bebas, tapi jangan gunakan path tempat dimana Go ter-install (tidak boleh sama dengan `GOROOT`). Lokasi tersebut harus didaftarkan dalam path variable dengan nama `GOPATH`. Sebagai contoh, penulis memilih path `$HOME/Documents/go`, maka saya daftarkan alamat tersebut. Caranya:
+
+ - Bagi pengguna **Windows**, tambahkan path folder tersebut ke **path variable** dengan nama `GOPATH`. Setelah variabel terdaftar, cek apakah path sudah terdaftar dengan benar.
+
+ > Sering terjadi `GOPATH` tidak dikenali meskipun variabel sudah didaftarkan. Jika hal seperti ini terjadi, restart CMD, lalu coba lagi.
+
+ - Bagi pengguna Mac OS, export path ke `~/.bash_profile`. Untuk Linux, export ke `~/.bashrc`
+
+ ```bash
+ $ echo "export GOPATH=$HOME/Documents/go" >> ~/.bash_profile
+ $ source ~/.bash_profile
+ ```
+
+ Cek apakah path sudah terdaftar dengan benar.
+
+ ![Pengecekan `GOPATH` di sistem operasi non-Windows](images/A.3_1_path.png)
+
+Setelah `GOPATH` berhasil dikenali, perlu disiapkan 3 buah sub folder didalamnya, dengan kriteria sebagai berikut:
+
+ - Folder `src`, adalah path dimana project Go disimpan
+ - Folder `pkg`, berisi file hasil kompilasi
+ - Folder `bin`, berisi file executable hasil build
+
+![Struktur folder dalam worskpace](images/A.3_2_workspace.png)
+
+Struktur diatas merupakan struktur standar workspace Go. Jadi pastikan penamaan dan hirarki folder adalah sama.
diff --git a/30-channel.md b/30-channel.md
new file mode 100644
index 000000000..827e9f90b
--- /dev/null
+++ b/30-channel.md
@@ -0,0 +1,164 @@
+# A.30. Channel
+
+**Channel** digunakan untuk menghubungkan goroutine satu dengan goroutine lain. Mekanisme yang dilakukan adalah serah-terima data lewat channel tersebut. Dalam komunikasinya, sebuah channel difungsikan sebagai pengirim di sebuah goroutine, dan juga sebagai penerima di goroutine lainnya. Pengiriman dan penerimaan data pada channel bersifat **blocking** atau **synchronous**.
+
+![Analogi channel](images/A.30_1_analogy.png)
+
+Pada bab ini kita akan belajar mengenai pemanfaatan channel.
+
+## A.30.1. Penerapan Channel
+
+Channel merupakan sebuah variabel, dibuat dengan menggunakan kombinasi keyword `make` dan `chan`. Variabel channel memiliki satu tugas, menjadi pengirim, atau penerima data.
+
+Program berikut adalah contoh implementasi channel. 3 buah goroutine dieksekusi, di masing-masing goroutine terdapat proses pengiriman data lewat channel. Data tersebut akan diterima 3 kali di goroutine utama `main`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "runtime"
+
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var messages = make(chan string)
+
+ var sayHelloTo = func(who string) {
+ var data = fmt.Sprintf("hello %s", who)
+ messages <- data
+ }
+
+ go sayHelloTo("john wick")
+ go sayHelloTo("ethan hunt")
+ go sayHelloTo("jason bourne")
+
+ var message1 = <-messages
+ fmt.Println(message1)
+
+ var message2 = <-messages
+ fmt.Println(message2)
+
+ var message3 = <-messages
+ fmt.Println(message3)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, variabel `messages` dideklarasikan bertipe channel `string`. Cara pembuatan channel yaitu dengan menuliskan keyword `make` dengan isi keyword `chan` diikuti dengan tipe data channel yang diinginkan.
+
+```go
+var messages = make(chan string)
+```
+
+Selain itu disiapkan juga closure `sayHelloTo` yang tugasnya membuat sebuah pesan string yang kemudian dikirim via channel. Pesan string tersebut dikirim lewat channel `messages`. Tanda `<-` jika dituliskan di sebelah kiri nama variabel, berarti sedang berlangsung proses pengiriman data dari variabel yang berada di kanan lewat channel yang berada di kiri (pada konteks ini, variabel `data` dikirim lewat channel `messages`).
+
+```go
+var sayHelloTo = func(who string) {
+ var data = fmt.Sprintf("hello %s", who)
+ messages <- data
+}
+```
+
+Fungsi `sayHelloTo` dieksekusi tiga kali sebagai goroutine berbeda. Menjadikan tiga proses ini berjalan secara **asynchronous** atau tidak saling tunggu.
+
+> Sekali lagi perlu diingat bahwa eksekusi goroutine adalah *asynchronous*, sedangkan serah-terima data antar channel adalah *synchronous*.
+
+```go
+go sayHelloTo("john wick")
+go sayHelloTo("ethan hunt")
+go sayHelloTo("jason bourne")
+```
+
+Dari ketiga fungsi tersebut, goroutine yang selesai paling awal akan mengirim data lebih dulu, datanya kemudian diterima variabel `message1`. Tanda `<-` jika dituliskan di sebelah kanan channel, menandakan proses penerimaan data dari channel yang di kanan, untuk disimpan ke variabel yang di kiri.
+
+```go
+var message1 = <-messages
+fmt.Println(message1)
+```
+
+Penerimaan channel bersifat blocking. Artinya statement `var message1 = <-messages` hingga setelahnya tidak akan dieksekusi sebelum ada data yang dikirim lewat channel.
+
+Kesemua data yang dikirim dari tiga goroutine berbeda tersebut datanya akan diterima secara berurutan oleh `message1`, `message2`, `message3`; untuk kemudian ditampilkan.
+
+![Implementasi channel](images/A.30_2_channel.png)
+
+Dari screenshot output di atas bisa dilihat bahwa text yang dikembalikan oleh `sayHelloTo` tidak selalu berurutan, meskipun penerimaan datanya adalah berurutan. Hal ini dikarenakan, pengiriman data adalah dari 3 goroutine yang berbeda, yang kita tidak tau mana yang prosesnya selesai lebih dulu. Goroutine yang dieksekusi lebih awal belum tentu selesai lebih awal, yang jelas proses yang selesai lebih awal datanya akan diterima lebih awal.
+
+Karena pengiriman dan penerimaan data lewat channel bersifat **blocking**, tidak perlu memanfaatkan sifat blocking dari fungsi sejenis `fmt.Scanln()` atau lainnya, untuk mengantisipasi goroutine utama `main` selesai sebelum ketiga goroutine di atas selesai.
+
+## A.30.2. Channel Sebagai Tipe Data Parameter
+
+Variabel channel bisa di-pass ke fungsi lain sebagai parameter. Cukup tambahkan keyword `chan` pada deklarasi parameter agar operasi pass channel variabel bisa dilakukan.
+
+Siapkan fungsi `printMessage` dengan parameter adalah channel. Lalu ambil data yang dikirimkan lewat channel tersebut untuk ditampilkan.
+
+```go
+func printMessage(what chan string) {
+ fmt.Println(<-what)
+}
+```
+
+Setelah itu ubah implementasi di fungsi `main`.
+
+```go
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var messages = make(chan string)
+
+ for _, each := range []string{"wick", "hunt", "bourne"} {
+ go func(who string) {
+ var data = fmt.Sprintf("hello %s", who)
+ messages <- data
+ }(each)
+ }
+
+ for i := 0; i < 3; i++ {
+ printMessage(messages)
+ }
+}
+```
+
+Output program di atas sama dengan program sebelumnya.
+
+Parameter `what` fungsi `printMessage` bertipe channel `string`, bisa dilihat dari kode `chan string` pada cara deklarasinya. Operasi serah-terima data akan bisa dilakukan pada variabel tersebut, dan akan berdampak juga pada variabel `messages` di fungsi `main`.
+
+Passing data bertipe channel lewat parameter sifatnya **pass by reference**, yang ditransferkan adalah pointer datanya, bukan nilai datanya.
+
+![Parameter channel](images/A.30_3_channel_param.png)
+
+---
+
+Berikut merupakan penjelasan tambahan untuk kode di atas.
+
+### A.30.2.1. Iterasi Data Slice/Array Langsung Pada Saat Inisialisasi
+
+Data slice yang baru di-inisialisasi bisa langsung di-iterasi, caranya mudah dengan menuliskanya langsung setelah keyword `range`.
+
+```go
+for _, each := range []string{"wick", "hunt", "bourne"} {
+ // ...
+}
+```
+
+### A.30.2.2. Eksekusi Goroutine Pada IIFE
+
+Eksekusi goroutine tidak harus pada fungsi atau closure yang sudah terdefinisi. Sebuah IIFE juga bisa dijalankan sebagai goroutine baru. Caranya dengan langsung menambahkan keyword `go` pada waktu deklarasi-eksekusi IIFE-nya.
+
+```go
+var messages = make(chan string)
+
+go func(who string) {
+ var data = fmt.Sprintf("hello %s", who)
+ messages <- data
+}("wick")
+
+var message = <-messages
+fmt.Println(message)
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/31-buffered-channel.md b/31-buffered-channel.md
new file mode 100644
index 000000000..ed035fc08
--- /dev/null
+++ b/31-buffered-channel.md
@@ -0,0 +1,59 @@
+# A.31. Buffered Channel
+
+Proses transfer data pada channel secara default dilakukan dengan cara **un-buffered**, tidak di-buffer di memori. Ketika terjadi proses kirim data via channel dari sebuah goroutine, maka harus ada goroutine lain yang bertugas menerima data dari channel yang sama, dengan proses serah-terima yang bersifat blocking. Maksudnya, baris kode setelah kode pengiriman dan penerimaan data tidak akan akan diproses sebelum proses serah-terima itu sendiri selesai.
+
+Buffered channel sedikit berbeda. Pada channel jenis ini, ditentukan angka jumlah buffer-nya. Angka tersebut menjadi penentu jumlah data yang bisa dikirimkan bersamaan. Selama jumlah data yang dikirim tidak melebihi jumlah buffer, maka pengiriman akan berjalan **asynchronous** (tidak blocking).
+
+Ketika jumlah data yang dikirim sudah melewati batas buffer, maka pengiriman data hanya bisa dilakukan ketika salah satu data yang sudah terkirim adalah sudah diambil dari channel di goroutine penerima, sehingga ada slot channel yang kosong.
+
+Proses pengiriman data pada buffered channel adalah *asynchronous* ketika jumlah data yang dikirim tidak melebihi batas buffer. Namun pada bagian channel penerimaan data selalu bersifat *synchronous*.
+
+![Analogi buffered channel](images/A.31_1_anatomy.png)
+
+## A.31.1. Penerapan Buffered Channel
+
+Penerapan buffered channel pada dasarnya mirip seperti channel biasa. Perbedannya hanya pada penulisan deklarasinya, perlu ditambahkan angka buffer sebagai argumen `make()`.
+
+Berikut adalah contoh penerapan buffered channel. Program dibawah ini merupakan pembuktian bahwa pengiriman data lewat buffered channel adalah asynchronous selama jumlah data yang sedang di-buffer oleh channel tidak melebihi kapasitas buffer.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "runtime"
+
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ messages := make(chan int, 2)
+
+ go func() {
+ for {
+ i := <-messages
+ fmt.Println("receive data", i)
+ }
+ }()
+
+ for i := 0; i < 5; i++ {
+ fmt.Println("send data", i)
+ messages <- i
+ }
+}
+```
+
+Pada kode di atas, parameter kedua fungsi `make()` adalah representasi jumlah buffer. Perlu diperhatikan bahwa nilai buffered channel dimulai dari `0`. Ketika nilainya adalah **2** brarti jumlah buffer maksimal ada **3**.
+
+Bisa dilihat terdapat IIFE goroutine yang isinya proses penerimaan data dari channel `messages`, untuk kemudian datanya ditampilkan. Setelah goroutine tersebut dieksekusi, perulangan dijalankan dengan di-masing-masing perulangan dilakukan pengiriman data. Total ada 5 data dikirim lewat channel `messages` secara sekuensial.
+
+![Implementasi buffered channel](images/A.31_2_buffered_channel.png)
+
+Bisa dilihat output di atas, pada proses pengiriman data ke-4, diikuti dengan proses penerimaan data; yang kedua proses tersebut berlangsung secara blocking.
+
+Pengiriman data indeks ke 0, 1, 2 dan 3 akan berjalan secara asynchronous, hal ini karena channel ditentukan nilai buffer-nya sebanyak 3 (ingat, jika nilai buffer adalah 3, maka 4 data yang akan di-buffer). Pengiriman selanjutnya (indeks 4 dan 5) hanya akan terjadi jika ada salah satu data dari ke-empat data yang sebelumnya telah dikirimkan sudah diterima (dengan serah terima data yang bersifat blocking). Setelahnya, pengiriman data kembali dilakukan secara asynchronous (karena sudah ada slot buffer ada yang kosong).
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/32-channel-select.md b/32-channel-select.md
new file mode 100644
index 000000000..030cbcc08
--- /dev/null
+++ b/32-channel-select.md
@@ -0,0 +1,86 @@
+# A.32. Channel - Select
+
+Disediakannya channel membuat engineer menjadi mudah dalam me-manage goroutine. Namun perlu di-ingat, meskipun lewat channel manajemen goroutine menjadi mudah, fungsi utama channel bukan untuk kontrol, melainkan untuk sharing data antar goroutine.
+
+> Nantinya pada [Bab A.56. Waitgroup](/56-waitgroup.html) akan dibahas secara komprehensif bagaimana cara optimal mengontrol goroutine.
+
+Ada kalanya kita butuh tak hanya satu channel saja untuk melakukan komunikasi data antar goroutine. Tergantung jenis kasusnya, sangat mungkin lebih dari satu channel dibutuhkan. Nah, disitulah kegunaan dari `select`. Select ini mempermudah kontrol komunikasi data lewat satu ataupun banyak channel.
+
+Cara penggunaan `switch` untuk kontrol channel sama seperti penggunaan `switch` untuk seleksi kondisi.
+
+## A.32.1. Penerapan Keyword `select`
+
+Program berikut merupakan contoh sederhana penerapan select dalam channel. Dipersiapkan 2 buah goroutine, satu untuk pencarian rata-rata, dan satu untuk nilai tertinggi. Hasil operasi di masing-masing goroutine dikirimkan ke fungsi `main()` via channel (ada dua channel). Di fungsi `main()` sendiri, data tersebut diterima dengan memanfaatkan keyword `select`.
+
+Ok, langsung saja kita praktek. Pertama, siapkan 2 fungsi yang sudah dibahas di atas. Fungsi pertama digunakan untuk mencari rata-rata, dan fungsi kedua untuk penentuan nilai tertinggi dari sebuah slice.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "runtime"
+
+func getAverage(numbers []int, ch chan float64) {
+ var sum = 0
+ for _, e := range numbers {
+ sum += e
+ }
+ ch <- float64(sum) / float64(len(numbers))
+}
+
+func getMax(numbers []int, ch chan int) {
+ var max = numbers[0]
+ for _, e := range numbers {
+ if max < e {
+ max = e
+ }
+ }
+ ch <- max
+}
+```
+
+Kedua fungsi tersebut dijalankan sebagai goroutine. Di akhir blok masing-masing fungsi, hasil kalkulasi dikirimkan via channel yang sudah dipersiapkan, yaitu `ch1` untuk menampung data rata-rata, `ch2` untuk data nilai tertinggi.
+
+Ok lanjut, buat implementasinya pada fungsi `main()`.
+
+```go
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var numbers = []int{3, 4, 3, 5, 6, 3, 2, 2, 6, 3, 4, 6, 3}
+ fmt.Println("numbers :", numbers)
+
+ var ch1 = make(chan float64)
+ go getAverage(numbers, ch1)
+
+ var ch2 = make(chan int)
+ go getMax(numbers, ch2)
+
+ for i := 0; i < 2; i++ {
+ select {
+ case avg := <-ch1:
+ fmt.Printf("Avg \t: %.2f \n", avg)
+ case max := <-ch2:
+ fmt.Printf("Max \t: %d \n", max)
+ }
+ }
+}
+```
+
+Pada kode di atas, pengiriman data pada channel `ch1` dan `ch2` dikontrol menggunakan `select`. Terdapat 2 buah `case` kondisi penerimaan data dari kedua channel tersebut.
+
+ - Kondisi `case avg := <-ch1` akan terpenuhi ketika ada penerimaan data dari channel `ch1`, yang kemudian akan ditampung oleh variabel `avg`.
+ - Kondisi `case max := <-ch2` akan terpenuhi ketika ada penerimaan data dari channel `ch2`, yang kemudian akan ditampung oleh variabel `max`.
+
+Karena ada 2 buah channel, maka perlu disiapkan perulangan 2 kali sebelum penggunaan keyword `select`.
+
+![Contoh penerapan channel select](images/A.32_1_channel_select.png)
+
+Cukup mudah bukan?
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/33-channel-range-close.md b/33-channel-range-close.md
new file mode 100644
index 000000000..758dbe9e0
--- /dev/null
+++ b/33-channel-range-close.md
@@ -0,0 +1,77 @@
+# A.33. Channel - Range dan Close
+
+Proses retrieving data dari banyak channel bisa lebih mudah dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi keyword `for` - `range`.
+
+`for` - `range` jika diterapkan pada channel berfungsi untuk handle penerimaan data. Setiap kali ada pengiriman data via channel, maka akan men-trigger perulangan `for` - `range`. Perulangan akan berlangsung terus-menerus seiring pengiriman data ke channel yang dipergunakan. Dan perulangan hanya akan berhenti jika channel yang digunakan tersebut di **close** atau di-non-aktifkan. Fungsi `close` digunakan utuk me-non-aktifkan channel.
+
+Channel yang sudah di-close tidak bisa digunakan lagi baik untuk menerima data ataupun untuk mengirim data, itulah mengapa perulangan `for` - `range` juga berhenti.
+
+## A.33.1. Penerapan `for` - `range` - `close` Pada Channel
+
+Berikut adalah contoh program menggunakan `for` - `range` untuk menerima data dari channel.
+
+Ok, pertama siapkan fungsi `sendMessage()` yang tugasnya mengirim data via channel. Didalam fungsi ini dijalankan perulangan sebanyak 20 kali, ditiap perulangannya data dikirim ke channel. Channel di-close setelah semua data selesai dikirim.
+
+```go
+func sendMessage(ch chan<- string) {
+ for i := 0; i < 20; i++ {
+ ch <- fmt.Sprintf("data %d", i)
+ }
+ close(ch)
+}
+```
+
+Siapkan juga fungsi `printMessage()` untuk handle penerimaan data. Didalam fungsi tersebut, channel di-looping menggunakan `for` - `range`. Di tiap looping, data yang diterima dari channel ditampilkan.
+
+```go
+func printMessage(ch <-chan string) {
+ for message := range ch {
+ fmt.Println(message)
+ }
+}
+```
+
+Buat channel baru dalam fungsi `main()`, jalankan `sendMessage()` sebagai goroutine (dengan ini 20 data yang berada dalam fungsi tersebut dikirimkan via goroutine baru). Tak lupa jalankan juga fungsi `printMessage()`.
+
+```go
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var messages = make(chan string)
+ go sendMessage(messages)
+ printMessage(messages)
+}
+```
+
+Setelah 20 data sukses dikirim dan diterima, channel `ch` di-non-aktifkan (`close(ch)`). Membuat perulangan data channel dalam `printMessage()` juga akan berhenti.
+
+![Penerapan for-range-close pada channel](images/A.33_1_for_range_close.png)
+
+---
+
+Berikut adalah penjelasan tambahan mengenai channel.
+
+## A.33.1.1. Channel Direction
+
+Ada yang unik dengan fitur parameter channel yang disediakan oleh Go. Level akses channel bisa ditentukan, apakah hanya sebagai penerima, pengirim, atau penerima sekaligus pengirim. Konsep ini disebut dengan **channel direction**.
+
+Cara pemberian level akses adalah dengan menambahkan tanda `<-` sebelum atau setelah keyword `chan`. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di list berikut.
+
+| Sintaks | Penjelasan |
+| :------- | :--------- |
+| `ch chan string` | Parameter `ch` bisa digunakan untuk **mengirim** dan **menerima** data |
+| `ch chan<- string` | Parameter `ch` hanya bisa digunakan untuk **mengirim** data |
+| `ch <-chan string` | Parameter `ch` hanya bisa digunakan untuk **menerima** data |
+
+Pada kode di atas bisa dilihat bahwa secara default channel akan memiliki kemampuan untuk mengirim dan menerima data. Untuk mengubah channel tersebut agar hanya bisa mengirim atau menerima saja, dengan memanfaatkan simbol `<-`.
+
+Sebagai contoh fungsi `sendMessage(ch chan<- string)` yang parameter `ch` dideklarasikan dengan level akses untuk pengiriman data saja. Channel tersebut hanya bisa digunakan untuk mengirim, contohnya: `ch <- fmt.Sprintf("data %d", i)`.
+
+Dan sebaliknya pada fungsi `printMessage(ch <-chan string)`, channel `ch` hanya bisa digunakan untuk menerima data saja.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/34-channel-timeout.md b/34-channel-timeout.md
new file mode 100644
index 000000000..bacdb80a7
--- /dev/null
+++ b/34-channel-timeout.md
@@ -0,0 +1,72 @@
+# A.34. Channel - Timeout
+
+Teknik channel timeout digunakan untuk mengontrol penerimaan data dari channel mengacu ke kapan waktu diterimanya data, dengan durasi timeout bisa kita tentukan sendiri.
+
+Ketika tidak ada aktivitas penerimaan data dalam durasi yang sudah ditentukan, maka blok timeout dieksekusi.
+
+## A.34.1. Penerapan Channel Timeout
+
+Berikut adalah program sederhana contoh pengaplikasian timeout pada channel. Sebuah goroutine baru dijalankan dengan tugas mengirimkan data setiap interval tertentu, dengan durasi interval-nya sendiri adalah acak/random.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "math/rand"
+import "runtime"
+import "time"
+
+func sendData(ch chan<- int) {
+ for i := 0; true; i++ {
+ ch <- i
+ time.Sleep(time.Duration(rand.Int()%10+1) * time.Second)
+ }
+}
+```
+
+Selanjutnya, disiapkan perulangan tanpa henti, yang di setiap perulangan ada seleksi kondisi channel menggunakan `select`.
+
+```go
+func retreiveData(ch <-chan int) {
+ loop:
+ for {
+ select {
+ case data := <-ch:
+ fmt.Print(`receive data "`, data, `"`, "\n")
+ case <-time.After(time.Second * 5):
+ fmt.Println("timeout. no activities under 5 seconds")
+ break loop
+ }
+ }
+}
+```
+
+Ada 2 blok kondisi pada `select` tersebut.
+
+ - Kondisi `case data := <-messages:`, akan terpenuhi ketika ada serah terima data pada channel `messages`.
+ - Kondisi `case <-time.After(time.Second * 5):`, akan terpenuhi ketika tidak ada aktivitas penerimaan data dari channel dalam durasi 5 detik. Blok inilah yang kita sebut sebagai blok timeout.
+
+Terakhir, kedua fungsi tersebut dipanggil di `main()`.
+
+```go
+func main() {
+ rand.Seed(time.Now().Unix())
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var messages = make(chan int)
+
+ go sendData(messages)
+ retreiveData(messages)
+}
+```
+
+Muncul output setiap kali ada penerimaan data dengan delay waktu acak. Ketika tidak ada aktifitas penerimaan dari channel dalam durasi 5 detik, perulangan pengecekkan channel diberhentikan.
+
+![Channel timeout](images/A.34_1_channel_delay.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/35-defer-exit.md b/35-defer-exit.md
new file mode 100644
index 000000000..6cbbe03e8
--- /dev/null
+++ b/35-defer-exit.md
@@ -0,0 +1,136 @@
+# A.35. Defer & Exit
+
+**Defer** digunakan untuk mengakhirkan eksekusi sebuah statement tepat sebelum blok fungsi selesai. Sedangkan **Exit** digunakan untuk menghentikan program secara paksa (ingat, menghentikan program, tidak seperti `return` yang hanya menghentikan blok kode).
+
+## A.35.1. Penerapan keyword `defer`
+
+Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat di atas, bahwa defer digunakan untuk mengakhirkan eksekusi baris kode **dalam skope blok fungsi**. Ketika eksekusi blok sudah hampir selesai, statement yang di-defer dijalankan.
+
+Defer bisa ditempatkan di mana saja, awal maupun akhir blok. Tetapi tidak mempengaruhi kapan waktu dieksekusinya, akan selalu dieksekusi di akhir.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ defer fmt.Println("halo")
+ fmt.Println("selamat datang")
+}
+```
+
+Output:
+
+![Penerapan `defer`](images/A.35_1_defer.png)
+
+Keyword `defer` di atas akan mengakhirkan ekseusi `fmt.Println("halo")`, efeknya pesan `"halo"` akan muncul setelah `"selamat datang"`.
+
+Statement yang di-defer akan tetap muncul meskipun blok kode diberhentikan ditengah jalan menggunakan `return`. Contohnya seperti pada kode berikut.
+
+```go
+func main() {
+ orderSomeFood("pizza")
+ orderSomeFood("burger")
+}
+
+func orderSomeFood(menu string) {
+ defer fmt.Println("Terimakasih, silakan tunggu")
+ if menu == "pizza" {
+ fmt.Print("Pilihan tepat!", " ")
+ fmt.Print("Pizza ditempat kami paling enak!", "\n")
+ return
+ }
+
+ fmt.Println("Pesanan anda:", menu)
+}
+```
+
+Output:
+
+![Penerapan `defer` dengan `return`](images/A.35_2_defer_return.png)
+
+Info tambahan, ketika ada banyak statement yang di-defer, maka kesemuanya akan dieksekusi di akhir secara berurutan.
+
+## A.35.2. Kombinasi `defer` dan IIFE
+
+Penulis ingatkan lagi bahwa eksekusi defer adalah di akhir blok fungsi, bukan blok lainnya seperti blok seleksi kondisi.
+
+```go
+func main() {
+ number := 3
+
+ if number == 3 {
+ fmt.Println("halo 1")
+ defer fmt.Println("halo 3")
+ }
+
+ fmt.Println("halo 2")
+}
+```
+
+Output:
+
+```
+halo 1
+halo 2
+halo 3
+```
+
+Pada contoh di atas `halo 3` akan tetap di print setelah `halo 2` meskipun statement defer dipergunakan dalam blok seleksi kondisi `if`. Hal ini karena defer eksekusinya terjadi pada akhir blok fungsi (dalam contoh di atas `main()`), bukan pada akhir blok `if`.
+
+Agar `halo 3` bisa dimunculkan di akhir blok `if`, maka harus dibungkus dengan IIFE. Contoh:
+
+```go
+func main() {
+ number := 3
+
+ if number == 3 {
+ fmt.Println("halo 1")
+ func() {
+ defer fmt.Println("halo 3")
+ }()
+ }
+
+ fmt.Println("halo 2")
+}
+```
+
+Output:
+
+```
+halo 1
+halo 3
+halo 2
+```
+
+Bisa dilihat `halo 3` muncul sebelum `halo 2`, karena dalam blok seleksi kondisi `if` eksekusi defer terjadi dalam blok fungsi anonymous (IIFE).
+
+## A.35.3. Penerapan Fungsi `os.Exit()`
+
+Exit digunakan untuk menghentikan program secara paksa pada saat itu juga. Semua statement setelah exit tidak akan di eksekusi, termasuk juga defer.
+
+Fungsi `os.Exit()` berada dalam package `os`. Fungsi ini memiliki sebuah parameter bertipe numerik yang wajib diisi. Angka yang dimasukkan akan muncul sebagai **exit status** ketika program berhenti.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "os"
+
+func main() {
+ defer fmt.Println("halo")
+ os.Exit(1)
+ fmt.Println("selamat datang")
+}
+```
+
+Meskipun `defer fmt.Println("halo")` ditempatkan sebelum `os.Exit()`, statement tersebut tidak akan dieksekusi, karena di-tengah fungsi program dihentikan secara paksa.
+
+![Penerapan `exit`](images/A.35_3_exit.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/36-error-panic-recover.md b/36-error-panic-recover.md
new file mode 100644
index 000000000..a97c626ee
--- /dev/null
+++ b/36-error-panic-recover.md
@@ -0,0 +1,217 @@
+# A.36. Error, Panic, dan Recover
+
+Error merupakan topik yang sangat penting dalam pemrograman Go. Di bagian ini kita akan belajar mengenai pemanfaatan error dan cara membuat custom error sendiri. Selain itu, kita juga akan belajar tentang penggunaan **panic** untuk memunculkan panic error, dan **recover** untuk mengatasinya.
+
+## A.36.1. Pemanfaatan Error
+
+`error` merupakan sebuah tipe. Error memiliki memiliki 1 buah property berupa method `Error()`, method ini mengembalikan detail pesan error dalam string. Error termasuk tipe yang isinya bisa `nil`.
+
+Di Go, banyak sekali fungsi yang mengembalikan nilai balik lebih dari satu. Biasanya, salah satu kembalian adalah bertipe `error`. Contohnya seperti pada fungsi `strconv.Atoi()`. Fungsi tersebut digunakan untuk konversi data string menjadi numerik. Fungsi ini mengembalikan 2 nilai balik. Nilai balik pertama adalah hasil konversi, dan nilai balik kedua adalah `error`. Ketika konversi berjalan mulus, nilai balik kedua akan bernilai `nil`. Sedangkan ketika konversi gagal, penyebabnya bisa langsung diketahui dari error yang dikembalikan.
+
+Dibawah ini merupakan contoh program sederhana untuk deteksi inputan dari user, apakah numerik atau bukan. Dari sini kita akan belajar mengenai pemanfaatan error.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "strconv"
+)
+
+func main() {
+ var input string
+ fmt.Print("Type some number: ")
+ fmt.Scanln(&input)
+
+ var number int
+ var err error
+ number, err = strconv.Atoi(input)
+
+ if err == nil {
+ fmt.Println(number, "is number")
+ } else {
+ fmt.Println(input, "is not number")
+ fmt.Println(err.Error())
+ }
+}
+```
+
+Jalankan program, maka muncul tulisan `"Type some number: "`. Ketik angka bebas, jika sudah maka enter.
+
+Statement `fmt.Scanln(&input)` dipergunakan untuk men-capture inputan yang diketik oleh user sebelum dia menekan enter, lalu menyimpannya sebagai string ke variabel `input`.
+
+Selanjutnya variabel tersebut dikonversi ke tipe numerik menggunakan `strconv.Atoi()`. Fungsi tersebut mengembalikan 2 data, ditampung oleh `number` dan `err`.
+
+Data pertama (`number`) berisi hasil konversi. Dan data kedua `err`, berisi informasi errornya (jika memang terjadi error ketika proses konversi).
+
+Setelah itu dilakukan pengecekkan, ketika tidak ada error, `number` ditampilkan. Dan jika ada error, `input` ditampilkan beserta pesan errornya.
+
+Pesan error bisa didapat dari method `Error()` milik tipe `error`.
+
+![Penerapan error](images/A.36_1_error.png)
+
+## A.36.2. Membuat Custom Error
+
+Selain memanfaatkan error hasil kembalian suatu fungsi internal yang tersedia, kita juga bisa membuat objek error sendiri dengan menggunakan fungsi `errors.New()` (harus import package `errors` terlebih dahulu).
+
+Pada contoh berikut ditunjukan bagaimana cara membuat custom error. Pertama siapkan fungsi dengan nama `validate()`, yang nantinya digunakan untuk pengecekan input, apakah inputan kosong atau tidak. Ketika kosong, maka error baru akan dibuat.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "errors"
+ "fmt"
+ "strings"
+)
+
+func validate(input string) (bool, error) {
+ if strings.TrimSpace(input) == "" {
+ return false, errors.New("cannot be empty")
+ }
+ return true, nil
+}
+```
+
+Selanjutnya di fungsi main, buat proses sederhana untuk capture inputan user. Manfaatkan fungsi `validate()` untuk mengecek inputannya.
+
+```go
+func main() {
+ var name string
+ fmt.Print("Type your name: ")
+ fmt.Scanln(&name)
+
+ if valid, err := validate(name); valid {
+ fmt.Println("halo", name)
+ } else {
+ fmt.Println(err.Error())
+ }
+}
+```
+
+Fungsi `validate()` mengembalikan 2 data. Data pertama adalah nilai `bool` yang menandakan inputan apakah valid atau tidak. Data ke-2 adalah pesan error-nya (jika inputan tidak valid).
+
+Fungsi `strings.TrimSpace()` digunakan untuk menghilangkan karakter spasi sebelum dan sesudah string. Ini dibutuhkan karena user bisa saja menginputkan spasi lalu enter.
+
+Ketika inputan tidak valid, maka error baru dibuat dengan memanfaatkan fungsi `errors.New()`. Selain itu objek error juga bisa dibuat lewat fungsi `fmt.Errorf()`.
+
+![Custom error](images/A.36_2_custom_error.png)
+
+## A.36.3. Penggunaan `panic`
+
+Panic digunakan untuk menampilkan *stack trace* error sekaligus menghentikan flow goroutine (karena `main()` juga merupakan goroutine, maka behaviour yang sama juga berlaku). Setelah ada panic, proses akan terhenti, apapun setelah tidak di-eksekusi kecuali proses yang sudah di-defer sebelumnya (akan muncul sebelum panic error).
+
+Panic menampilkan pesan error di console, sama seperti `fmt.Println()`. Informasi error yang ditampilkan adalah stack trace error, jadi sangat mendetail dan heboh.
+
+Kembali ke koding, pada program yang telah kita buat tadi, ubah `fmt.Println()` yang berada di dalam blok kondisi `else` pada fungsi main menjadi `panic()`, lalu tambahkan `fmt.Println()` setelahnya.
+
+```go
+func main() {
+ var name string
+ fmt.Print("Type your name: ")
+ fmt.Scanln(&name)
+
+ if valid, err := validate(name); valid {
+ fmt.Println("halo", name)
+ } else {
+ fmt.Println(err.Error())
+ fmt.Println("end")
+ }
+}
+```
+
+Jalankan program lalu langsung tekan enter, maka panic error muncul dan baris kode setelahnya tidak dijalankan.
+
+![Menampilkan error menggunakan panic](images/A.36_3_panic.png)
+
+## A.36.4. Penggunaan `recover`
+
+Recover berguna untuk meng-handle panic error. Pada saat panic error muncul, recover men-take-over goroutine yang sedang panic (pesan panic tidak akan muncul).
+
+Ok, mari kita modif sedikit fungsi di-atas untuk mempraktekkan bagaimana cara penggunaan recover. Tambahkan fungsi `catch()`, dalam fungsi ini terdapat statement `recover()` yang dia akan mengembalikan pesan panic error yang seharusnya muncul.
+
+Untuk menggunakan recover, fungsi/closure/IIFE dimana `recover()` berada harus dieksekusi dengan cara di-defer.
+
+```go
+func catch() {
+ if r := recover(); r != nil {
+ fmt.Println("Error occured", r)
+ } else {
+ fmt.Println("Application running perfectly")
+ }
+}
+
+func main() {
+ defer catch()
+
+ var name string
+ fmt.Print("Type your name: ")
+ fmt.Scanln(&name)
+
+ if valid, err := validate(name); valid {
+ fmt.Println("halo", name)
+ } else {
+ panic(err.Error())
+ fmt.Println("end")
+ }
+}
+```
+
+Output:
+
+![Handle panic menggunakan recover](images/A.36_4_recover.png)
+
+## A.36.5. Pemanfaatan `recover` pada IIFE
+
+Contoh penerapan recover pada IIFE:
+
+```go
+func main() {
+ defer func() {
+ if r := recover(); r != nil {
+ fmt.Println("Panic occured", r)
+ } else {
+ fmt.Println("Application running perfectly")
+ }
+ }()
+
+ panic("some error happen")
+}
+```
+
+Dalam real-world development, ada kalanya recover dibutuhkan tidak dalam blok fungsi terluar, tetapi dalam blok fungsi yg lebih spesifik.
+
+Silakan perhatikan contoh kode recover perulangan berikut. Umumnya, jika terjadi panic error, maka proses proses dalam scope blok fungsi akan terjenti, mengakibatkan perulangan juga akan terhenti secara paksa. Pada contoh berikut kita coba terapkan cara handle panic error tanpa menghentikan perulangan itu sendiri.
+
+```go
+func main() {
+ data := []string{"superman", "aquaman", "wonder woman"}
+
+ for _, each := range data {
+
+ func() {
+
+ // recover untuk IIFE dalam perulangan
+ defer func() {
+ if r := recover(); r != nil {
+ fmt.Println("Panic occured on looping", each, "| message:", r)
+ } else {
+ fmt.Println("Application running perfectly")
+ }
+ }()
+
+ panic("some error happen")
+ }()
+
+ }
+}
+```
+
+Pada kode di atas, bisa dilihat di dalam perulangan terdapat sebuah IIFE untuk recover panic dan juga ada kode untuk men-trigger panic error secara paksa. Ketika panic error terjadi, maka idealnya perulangan terhenti, tetapi pada contoh di atas tidak, dikarenakan operasi dalam perulangan sudah di bungkus dalam IIFE dan seperti yang kita tau sifat panic error adalah menghentikan proses secara paksa dalam scope blok fungsi.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/37-string-format.md b/37-string-format.md
new file mode 100644
index 000000000..bad886dfa
--- /dev/null
+++ b/37-string-format.md
@@ -0,0 +1,275 @@
+# A.37. Layout Format String
+
+Di bab-bab sebelumnya kita telah banyak menggunakan layout format string seperti `%s`, `%d`, `%.2f`, dan lainnya; untuk keperluan menampilkan output ke layar ataupun untuk memformat string.
+
+Layout format string digunakan dalam konversi data ke bentuk string. Contohnya seperti `%.3f` yang untuk konversi nilai `double` ke `string` dengan 3 digit desimal.
+
+## A.37.1. Persiapan
+
+Pada bab ini kita akan mempelajari satu per satu layout format string yang tersedia di Golang. Kode berikut adalah sample data yang akan kita digunakan sebagai contoh.
+
+```go
+type student struct {
+ name string
+ height float64
+ age int32
+ isGraduated bool
+ hobbies []string
+}
+
+var data = student{
+ name: "wick",
+ height: 182.5,
+ age: 26,
+ isGraduated: false,
+ hobbies: []string{"eating", "sleeping"},
+}
+```
+
+## A.37.2. Layout Format `%b`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik, menjadi bentuk string numerik berbasis 2 (biner).
+
+```go
+fmt.Printf("%b\n", data.age)
+// 11010
+```
+
+## A.37.3. Layout Format `%c`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik yang merupakan kode unicode, menjadi bentuk string karakter unicode-nya.
+
+```go
+fmt.Printf("%c\n", 1400)
+// ո
+
+fmt.Printf("%c\n", 1235)
+// ӓ
+```
+
+## A.37.4. Layout Format `%d`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik, menjadi bentuk string numerik berbasis 10 (basis bilangan yang kita gunakan).
+
+```go
+fmt.Printf("%d\n", data.age)
+// 26
+```
+
+## A.37.5. Layout Format `%e` atau `%E`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik desimal ke dalam bentuk notasi numerik standar [Scientific notation](https://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_notation).
+
+```go
+fmt.Printf("%e\n", data.height)
+// 1.825000e+02
+
+fmt.Printf("%E\n", data.height)
+// 1.825000E+02
+```
+
+**1.825000E+02** maksudnya adalah **1.825 x 10^2**, dan hasil operasi tersebut adalah sesuai dengan data asli = **182.5**.
+
+Perbedaan antara `%e` dan `%E` hanya pada bagian huruf besar kecil karakter `e` pada hasil.
+
+## A.37.6. Layout Format `%f` atau `%F`
+
+`%F` adalah alias dari `%f`. Keduanya memiliki fungsi yang sama.
+
+Berfungsi untuk memformat data numerik desimal, dengan lebar desimal bisa ditentukan. Secara default lebar digit desimal adalah 6 digit.
+
+```go
+fmt.Printf("%f\n", data.height)
+// 182.500000
+
+fmt.Printf("%.9f\n", data.height)
+// 182.500000000
+
+fmt.Printf("%.2f\n", data.height)
+// 182.50
+
+fmt.Printf("%.f\n", data.height)
+// 182
+```
+
+## A.37.7. Layout Format `%g` atau `%G`
+
+`%G` adalah alias dari `%g`. Keduanya memiliki fungsi yang sama.
+
+Berfungsi untuk memformat data numerik desimal, dengan lebar desimal bisa ditentukan. Lebar kapasitasnya sangat besar, pas digunakan untuk data yang jumlah digit desimalnya cukup banyak.
+
+Bisa dilihat pada kode berikut perbandingan antara `%e`, `%f`, dan `%g`.
+
+```go
+fmt.Printf("%e\n", 0.123123123123)
+// 1.231231e-01
+
+fmt.Printf("%f\n", 0.123123123123)
+// 0.123123
+
+fmt.Printf("%g\n", 0.123123123123)
+// 0.123123123123
+```
+
+Perbedaan lainnya adalah pada `%g`, lebar digit desimal adalah sesuai dengan datanya, tidak bisa dicustom seperti pada `%f`.
+
+```go
+fmt.Printf("%g\n", 0.12)
+// 0.12
+
+fmt.Printf("%.5g\n", 0.12)
+// 0.12
+```
+
+## A.37.8. Layout Format `%o`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik, menjadi bentuk string numerik berbasis 8 (oktal).
+
+```go
+fmt.Printf("%o\n", data.age)
+// 32
+```
+
+## A.37.9. Layout Format `%p`
+
+Digunakan untuk memformat data pointer, mengembalikan alamat pointer referensi variabel-nya.
+
+Alamat pointer dituliskan dalam bentuk numerik berbasis 16 dengan prefix `0x`.
+
+```go
+fmt.Printf("%p\n", &data.name)
+// 0x2081be0c0
+```
+
+## A.37.10. Layout Format `%q`
+
+Digunakan untuk **escape** string. Meskipun string yang dipakai menggunakan literal \ akan tetap di-escape.
+
+```go
+fmt.Printf("%q\n", `" name \ height "`)
+// "\" name \\\\ height \""
+```
+
+## A.37.11. Layout Format `%s`
+
+Digunakan untuk memformat data string.
+
+```go
+fmt.Printf("%s\n", data.name)
+// wick
+```
+
+## A.37.12. Layout Format `%t`
+
+Digunakan untuk memformat data boolean, menampilkan nilai `bool`-nya.
+
+```go
+fmt.Printf("%t\n", data.isGraduated)
+// false
+```
+
+## A.37.13. Layout Format `%T`
+
+Berfungsi untuk mengambil tipe variabel yang akan diformat.
+
+```go
+fmt.Printf("%T\n", data.name)
+// string
+
+fmt.Printf("%T\n", data.height)
+// float64
+
+fmt.Printf("%T\n", data.age)
+// int32
+
+fmt.Printf("%T\n", data.isGraduated)
+// bool
+
+fmt.Printf("%T\n", data.hobbies)
+// []string
+```
+
+## A.37.14. Layout Format `%v`
+
+Digunakan untuk memformat data apa saja (termasuk data bertipe `interface{}`). Hasil kembaliannya adalah string nilai data aslinya.
+
+Jika data adalah objek cetakan `struct`, maka akan ditampilkan semua secara property berurutan.
+
+```go
+fmt.Printf("%v\n", data)
+// {wick 182.5 26 false [eating sleeping]}
+```
+
+## A.37.15. Layout Format `%+v`
+
+Digunakan untuk memformat struct, mengembalikan nama tiap property dan nilainya berurutan sesuai dengan struktur struct.
+
+```go
+fmt.Printf("%+v\n", data)
+// {name:wick height:182.5 age:26 isGraduated:false hobbies:[eating sleeping]}
+```
+
+## A.37.16. Layout Format `%#v`
+
+Digunakan untuk memformat struct, mengembalikan nama dan nilai tiap property sesuai dengan struktur struct dan juga bagaimana objek tersebut dideklarasikan.
+
+```go
+fmt.Printf("%#v\n", data)
+// main.student{name:"wick", height:182.5, age:26, isGraduated:false, hobbies:[]string{"eating", "sleeping"}}
+```
+
+Ketika menampilkan objek yang deklarasinya adalah menggunakan teknik *anonymous struct*, maka akan muncul juga struktur anonymous struct nya.
+
+```go
+var data = struct {
+ name string
+ height float64
+}{
+ name: "wick",
+ height: 182.5,
+}
+
+fmt.Printf("%#v\n", data)
+// struct { name string; height float64 }{name:"wick", height:182.5}
+```
+
+Format ini juga bisa digunakan untuk menampilkan tipe data lain, dan akan dimunculkan strukturnya juga.
+
+## A.37.17. Layout Format `%x` atau `%X`
+
+Digunakan untuk memformat data numerik, menjadi bentuk string numerik berbasis 16 (heksadesimal).
+
+```go
+fmt.Printf("%x\n", data.age)
+// 1a
+```
+
+Jika digunakan pada tipe data string, maka akan mengembalikan kode heksadesimal tiap karakter.
+
+```go
+var d = data.name
+
+fmt.Printf("%x%x%x%x\n", d[0], d[1], d[2], d[3])
+// 7769636b
+
+fmt.Printf("%x\n", d)
+// 7769636b
+```
+
+`%x` dan `%X` memiliki fungsi yang sama. Perbedaannya adalah `%X` akan mengembalikan string dalam bentuk *uppercase* atau huruf kapital.
+
+## A.37.18. Layout Format `%%`
+
+Cara untuk menulis karakter `%` pada string format.
+
+```go
+fmt.Printf("%%\n")
+// %
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/38-time.md b/38-time.md
new file mode 100644
index 000000000..f6e092b78
--- /dev/null
+++ b/38-time.md
@@ -0,0 +1,219 @@
+# A.38. Time, Parsing Time, & Format Time
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang pemanfaatan data bertipe date-time, method-method yang disediakan, dan juga **format** & **parsing** data `string` ke tipe `time.Time` dan sebaliknya.
+
+Go menyediakan package `time` yang berisikan banyak sekali komponen yang bisa digunakan untuk keperluan pemanfaatan date-time. Salah satunya adalah `time.Time`, yang merupakan tipe untuk data tanggal dan waktu di Go.
+
+> Time disini maksudnya adalah gabungan **date** dan **time**, bukan hanya waktu saja.
+
+## A.38.1. Penggunaan `time.Time`
+
+Tipe `time.Time` merupakan representasi untuk objek date-time. Ada 2 cara yang bisa dipilih untuk membuat data bertipe ini.
+
+ 1. Menjadikan informasi waktu sekarang sebagai objek `time.Time`, menggunakan `time.Now()`.
+ 2. Atau, membuat objek baru bertipe `time.Time` dengan informasi ditentukan sendiri, menggunakan `time.Date()`.
+
+Berikut merupakan contoh penggunannya.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "time"
+
+func main() {
+ var time1 = time.Now()
+ fmt.Printf("time1 %v\n", time1)
+ // time1 2015-09-01 17:59:31.73600891 +0700 WIB
+
+ var time2 = time.Date(2011, 12, 24, 10, 20, 0, 0, time.UTC)
+ fmt.Printf("time2 %v\n", time2)
+ // time2 2011-12-24 10:20:00 +0000 UTC
+}
+```
+
+Fungsi `time.Now()` mengembalikan objek `time.Time` dengan informasi adalah date-time tepat ketika statement tersebut dijalankan. Bisa dilihat pada saat di-print muncul informasi date-time sesuai dengan tanggal program tersebut dieksekusi.
+
+![Penggunaan time](images/A.38_1_time_instance.png)
+
+Fungsi `time.Date()` digunakan untuk membuat objek `time.Time` baru yang informasi date-time-nya kita tentukan sendiri. Fungsi ini memiliki 8 buah parameter *mandatory* dengan skema bisa dilihat di kode berikut:
+
+```go
+time.Date(tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik, nanodetik, timezone)
+```
+
+Objek cetakan fungsi `time.Now()`, informasi timezone-nya adalah relatif terhadap lokasi kita. Karena kebetulan penulis berlokasi di Jawa Timur, maka akan terdeteksi masuk dalam **GMT+7** atau **WIB**. Berbeda dengan variabel `time2` yang lokasinya sudah kita tentukan secara eksplisit yaitu **UTC**.
+
+Selain menggunakan `time.UTC` untuk penentuan lokasi, tersedia juga `time.Local` yang nilainya adalah relatif terhadap date-time lokal kita.
+
+## A.38.2. Method Milik `time.Time`
+
+Tipe data `time.Time` merupakan struct, memiliki beberapa method yang bisa dipakai.
+
+```go
+var now = time.Now()
+fmt.Println("year:", now.Year(), "month:", now.Month())
+// year: 2015 month: 8
+```
+
+Kode di atas adalah contoh penggunaan beberapa method milik objek bertipe `time.Time`. Method `Year()` mengembalikan informasi tahun, dan `Month()` mengembalikan informasi angka bulan.
+
+Selain kedua method di atas, ada banyak lagi yang bisa dimanfaatkan. Tabel berikut merupakan list method yang berhubungan dengan *date*, *time*, dan *location* yang dimiliki tipe `time.Time`.
+
+| Method | Return Type | Penjelasan |
+| :------------ | :--------- | :------- |
+| `now.Year()` | `int` | Tahun |
+| `now.YearDay()` | `int` | Hari ke-? di mulai awal tahun |
+| `now.Month()` | `int` | Bulan |
+| `now.Weekday()` | `string` | Nama hari. Bisa menggunakan `now.Weekday().String()` untuk mengambil bentuk string-nya |
+| `now.ISOWeek()` | (`int`, `int`) | Tahun dan minggu ke-? mulai awal tahun |
+| `now.Day()` | `int` | Tanggal |
+| `now.Hour()` | `int` | Jam |
+| `now.Minute()` | `int` | Menit |
+| `now.Second()` | `int` | Detik |
+| `now.Nanosecond()` | `int` | Nano detik |
+| `now.Local()` | `time.Time` | Date-time dalam timezone lokal |
+| `now.Location()` | `*time.Location` | Mengambil informasi lokasi, apakah *local* atau *utc*. Bisa menggunakan `now.Location().String()` untuk mengambil bentuk string-nya |
+| `now.Zone()` | (`string`, `int`) | Mengembalikan informasi *timezone offset* dalam string dan numerik. Sebagai contoh `WIB, 25200` |
+| `now.IsZero()` | `bool` | Deteksi apakah nilai object `now` adalah `01 Januari tahun 1, 00:00:00 UTC`. Jika iya maka bernilai `true` |
+| `now.UTC()` | `time.Time` | Date-time dalam timezone `UTC` |
+| `now.Unix()` | `int64` | Date-time dalam format *unix time* |
+| `now.UnixNano()` | `int64` | Date-time dalam format *unix time*. Infomasi nano detik juga dimasukkan |
+| `now.String()` | `string` | Date-time dalam string |
+
+## A.38.3. Parsing dari `string` ke `time.Time`
+
+Data `string` bisa dikonversi menjadi `time.Time` dengan memanfaatkan `time.Parse`. Fungsi ini membutuhkan 2 parameter:
+
+ - Parameter ke-1 adalah layout format dari data waktu yang akan diparsing.
+ - Parameter ke-2 adalah data string yang ingin diparsing.
+
+Contoh penerapannya bisa dilihat di kode berikut.
+
+```go
+var layoutFormat, value string
+var date-time.Time
+
+layoutFormat = "2006-01-02 15:04:05"
+value = "2015-09-02 08:04:00"
+date, _ = time.Parse(layoutFormat, value)
+fmt.Println(value, "\t->", date.String())
+// 2015-09-02 08:04:00 +0000 UTC
+
+layoutFormat = "02/01/2006 MST"
+value = "02/09/2015 WIB"
+date, _ = time.Parse(layoutFormat, value)
+fmt.Println(value, "\t\t->", date.String())
+// 2015-09-02 00:00:00 +0700 WIB
+```
+
+![Contoh penggunaan **time.Parse**](images/A.38_2_time_parse.png)
+
+Layout format date-time di Go berbeda dibanding bahasa lain. Umumnya layout format yang digunakan adalah seperti `"DD/MM/YYYY"`, di Go tidak.
+
+Go memiliki standar layout format yang cukup unik, contohnya seperti pada kode di atas `"2006-01-02 15:04:05"`. Go menggunakan `2006` untuk parsing tahun, bukan `YYYY`; `01` untuk parsing bulan; `02` untuk parsing hari; dan seterusnya. Detailnya bisa dilihat di tabel berikut.
+
+| Layout Format | Penjelasan | Contoh Data |
+| :-------------- | :---------- | :----- |
+| `2006` | Tahun 4 digit | `2015` |
+| `006` | Tahun 3 digit | `015` |
+| `06` | Tahun 2 digit | `15` |
+| `01` | Bulan 2 digit | `05` |
+| `1` | Bulan 1 digit jika dibawah bulan 10, selainnya 2 digit | `5`, `12` |
+| `January` | Nama bulan dalam bahasa inggris | `September`, `August` |
+| `Jan` | Nama bulan dalam bahasa inggris, 3 huruf | `Sep`, `Aug` |
+| `02` | Tanggal 2 digit | `02` |
+| `2` | Tanggal 1 digit jika dibawah bulan 10, selainnya 2 digit | `8`, `31` |
+| `Monday` | Nama hari dalam bahasa inggris | `Saturday`, `Friday` |
+| `Mon` | Nama hari dalam bahasa inggris, 3 huruf | `Sat`, `Fri` |
+| `15` | Jam dengan format **24 jam** | `18` |
+| `03` | Jam dengan format **12 jam** 2 digit | `05`, `11` |
+| `3` | Jam dengan format **12 jam** 1 digit jika dibawah jam 11, selainnya 2 digit | `5`, `11` |
+| `PM` | AM/PM, biasa digunakan dengan format jam **12 jam** | `PM`, `AM` |
+| `04` | Menit 2 digit | `08` |
+| `4` | Menit 1 digit jika dibawah menit 10, selainnya 2 digit | `8`, `24` |
+| `05` | Detik 2 digit | `06` |
+| `5` | Detik 1 digit jika dibawah detik 10, selainnya 2 digit | `6`, `36` |
+| `999999` | Nano detik | `124006` |
+| `MST` | Lokasi timezone | `UTC`, `WIB`, `EST` |
+| `Z0700` | Offset timezone | `Z`, `+0700`, `-0200` |
+
+## A.38.4. Predefined Layout Format Untuk Keperluan Parsing Time
+
+Go juga menyediakan beberapa predefined layout format umum yang bisa dimanfaatkan. Jadi tidak perlu menuliskan kombinasi komponen-komponen layout format.
+
+Salah satu predefined layout yang bisa digunakan adalah `time.RFC822`, ekuivalen dengan layout format `02 Jan 06 15:04 MST`. Berikut adalah contoh penerapannya.
+
+```go
+var date, _ = time.Parse(time.RFC822, "02 Sep 15 08:00 WIB")
+fmt.Println(date.String())
+// 2015-09-02 08:00:00 +0700 WIB
+```
+
+Ada beberapa layout format lain yang tersedia, silakan lihat tabel berikut.
+
+| Predefined Layout Format | Layout Format |
+| :---------------- | :----- |
+| `time.ANSIC` | Mon Jan _2 15:04:05 2006 |
+| `time.UnixDate` | Mon Jan _2 15:04:05 MST 2006 |
+| `time.RubyDate` | Mon Jan 02 15:04:05 -0700 2006 |
+| `time.RFC822` | 02 Jan 06 15:04 MST |
+| `time.RFC822Z` | 02 Jan 06 15:04 -0700 |
+| `time.RFC850` | Monday, 02-Jan-06 15:04:05 MST |
+| `time.RFC1123` | Mon, 02 Jan 2006 15:04:05 MST |
+| `time.RFC1123Z` | Mon, 02 Jan 2006 15:04:05 -0700 |
+| `time.RFC3339` | 2006-01-02T15:04:05Z07:00 |
+| `time.RFC3339Nano` | 2006-01-02T15:04:05.999999999Z07:00 |
+| `time.Kitchen` | 3:04PM |
+| `time.Stamp` | Jan _2 15:04:05 |
+| `time.StampMilli` | Jan _2 15:04:05.000 |
+| `time.StampMicro` | Jan _2 15:04:05.000000 |
+| `time.StampNano` | Jan _2 15:04:05.000000000 |
+
+## A.38.5. Format dari `time.Time` ke `string`
+
+Setelah sebelumnya kita belajar tentang cara konversi data dengan tipe `string` ke `time.Time`. Kali ini kita akan belajar kebalikannya, konversi `time.Time` ke `string`.
+
+Method `Format()` milik tipe `time.Time` digunakan untuk membentuk output `string` sesuai dengan layout format yang diinginkan. Contoh bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+var date, _ = time.Parse(time.RFC822, "02 Sep 15 08:00 WIB")
+
+var dateS1 = date.Format("Monday 02, January 2006 15:04 MST")
+fmt.Println("dateS1", dateS1)
+// Wednesday 02, September 2015 08:00 WIB
+
+var dateS2 = date.Format(time.RFC3339)
+fmt.Println("dateS2", dateS2)
+// 2015-09-02T08:00:00+07:00
+```
+
+Variabel `date` di atas berisikan hasil parsing data dengan format `time.RFC822`. Data tersebut kemudian diformat sebagai string 2 kali dengan layout format berbeda.
+
+![Contoh penggunaan method `Format()`](images/A.38_3_time_format.png)
+
+## A.38.6. Handle Error Parsing `time.Time`
+
+Ketika parsing `string` ke `time.Time`, sangat memungkinkan bisa terjadi error karena struktur data yang akan di-parse tidak sesuai layout format yang digunakan. Error tidaknya parsing bisa diketahui lewat nilai kembalian ke-2 fungsi `time.Parse()`. Berikut adalah contoh penerapannya.
+
+```go
+var date, err = time.Parse("06 Jan 15", "02 Sep 15 08:00 WIB")
+
+if err != nil {
+ fmt.Println("error", err.Error())
+ return
+}
+
+fmt.Println(date)
+```
+
+Kode di atas menghasilkan error karena format tidak sesuai dengan skema data yang akan diparsing. Layout format yang seharusnya digunakan adalah `06 Jan 15 03:04 MST`.
+
+![Error parsing time.Time](images/A.38_4_error_parse.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/39-timer.md b/39-timer.md
new file mode 100644
index 000000000..faccb90a2
--- /dev/null
+++ b/39-timer.md
@@ -0,0 +1,202 @@
+# A.39. Timer, Ticker, & Scheduler
+
+Ada beberapa fungsi dalam package `time` yang bisa dimanfaatkan untuk menunda atau mengatur jadwal eksekusi sebuah proses dalam jeda waktu tertentu.
+
+## A.39.1. Fungsi `time.Sleep()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk menghentikan program sejenak. `time.Sleep()` bersifat **blocking**, statement dibawahnya tidak akan dieksekusi sampai pemberhentian usai. Contoh sederhana penerapan bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "time"
+
+func main () {
+ fmt.Println("start")
+ time.Sleep(time.Second * 4)
+ fmt.Println("after 4 seconds")
+}
+```
+
+Hasilnya, tulisan `"start"` muncul, lalu 4 detik kemudian tulisan `"after 4 seconds"` muncul.
+
+## A.39.2. Scheduler Menggunakan `time.Sleep()`
+
+Selain untuk blocking proses, fungsi `time.Sleep()` ini bisa dimanfaatkan untuk membuat scheduler sederhana, contohnya seperti berikut, scheduler untuk menampilkan pesan halo setiap 1 detik.
+
+```go
+for true {
+ fmt.Println("Hello !!")
+ time.Sleep(1 * time.Second)
+}
+```
+
+## A.39.3. Fungsi `time.NewTimer()`
+
+Fungsi ini sedikit berbeda dengan `time.Sleep()`. Fungsi `time.NewTimer()` mengembalikan objek bertipe `*time.Timer` yang memiliki property `C` yang bertipe channel.
+
+Cara kerja fungsi ini: setelah jeda waktu yang ditentukan sebuah data akan dikirimkan lewat channel `C`. Penggunaan fungsi ini harus diikuti dengan statement untuk penerimaan data dari channel `C`.
+
+Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan kode berikut.
+
+```go
+var timer = time.NewTimer(4 * time.Second)
+fmt.Println("start")
+<-timer.C
+fmt.Println("finish")
+```
+
+Statement `var timer = time.NewTimer(4 * time.Second)` mengindikasikan bahwa nantinya akan ada data yang dikirimkan ke channel `timer.C` setelah 4 detik berlalu. Baris kode `<-timer.C` menandakan penerimaan data dari channel `timer.C`. Karena penerimaan channel sendiri sifatnya adalah blocking, maka statement `fmt.Println("finish")` baru akan dieksekusi setelah **4 detik**.
+
+Hasil program di atas adalah tulisan `"start"` muncul, lalu setelah 4 detik tulisan `"expired"` muncul.
+
+## A.39.4. Fungsi `time.AfterFunc()`
+
+Fungsi `time.AfterFunc()` memiliki 2 parameter. Parameter pertama adalah durasi timer, dan parameter kedua adalah *callback* nya. Callback tersebut akan dieksekusi jika waktu sudah memenuhi durasi timer.
+
+```go
+var ch = make(chan bool)
+
+time.AfterFunc(4*time.Second, func() {
+ fmt.Println("expired")
+ ch <- true
+})
+
+fmt.Println("start")
+<-ch
+fmt.Println("finish")
+```
+
+Hasil dari kode di atas, tulisan `"start"` muncul kemudian setelah 4 detik berlalu, tulisan `"expired"` muncul.
+
+Didalam callback terdapat proses transfer data lewat channel, menjadikan tulisan `"finish"` akan muncul tepat setelah tulisan `"expired"` muncul.
+
+Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menggunakan fungsi ini:
+
+ - Jika tidak ada serah terima data lewat channel, maka eksekusi `time.AfterFunc()` adalah asynchronous (tidak blocking).
+ - Jika ada serah terima data lewat channel, maka fungsi akan tetap berjalan asynchronous hingga baris kode dimana penerimaan data channel dilakukan. Proses blocking nya berada pada baris kode penerimaan channel.
+
+## A.39.5. Fungsi `time.After()`
+
+Kegunaan fungsi ini mirip seperti `time.Sleep()`. Perbedaannya adalah, fungsi `timer.After()` akan mengembalikan data channel, sehingga perlu menggunakan tanda `<-` dalam penerapannya.
+
+```go
+<-time.After(4 * time.Second)
+fmt.Println("expired")
+```
+
+Tulisan `"expired"` akan muncul setelah 4 detik.
+
+## A.39.6. Scheduler Menggunakan Ticker
+
+Selain fungsi-fungsi untuk keperluan timer, Go juga menyediakan fungsi scheduler (yang disini kita sebut sebagai ticker).
+
+Cara penggunaan ticker cukup mudah, buat objek ticker baru menggunakan `time.NewTicker()` isi argument dengan durasi yang diinginkan. Dari objek tersebut kita bisa akses properti `.C` yang merupakan channel. Setiap durasi yang sudah ditentikan, objek ticker akan mengirimkan informasi date-time via channel tersebut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "time"
+)
+
+func main() {
+ done := make(chan bool)
+ ticker := time.NewTicker(time.Second)
+
+ go func() {
+ time.Sleep(10 * time.Second) // wait for 10 seconds
+ done <- true
+ }()
+
+ for {
+ select {
+ case <-done:
+ ticker.Stop()
+ return
+ case t := <-ticker.C:
+ fmt.Println("Hello !!", t)
+ }
+ }
+}
+
+```
+
+Pada contoh di atas bisa dilihat, selain ticker disiapkan juga variabel channel `done`. Variabel ini kita gunakan untuk mengontrol kapan ticker harus di stop.
+
+Cara kerja program di atas: teknik `for` - `select` pada channel digunakan untuk mengecek penerimaan data dari channel `done` dan `ticker.C`. By default, channel `ticker.C` akan menerima kiriman data setiap N duration yang dimana pada kode di atas adalah 1 detik (lihat argumen inisialisasi objek ticker).
+
+Data yang dikirimkan via channel `ticker.C` adalah data date-time kapan event itu terjadi. Pada kode di atas, setiap ada kiriman data via channel tersebut kita tampilkan.
+
+Sebelum blok kode perulangan `for`, bisa kita lihat ada goroutine baru di-dispatch, isinya adalah mengirim data ke channel `done` setelah 10 detik. Data tersebut nantinya akan diterima oleh blok kode `for` - `select`, dan ketika itu terjadi, method `.Stop()` milik objek ticker dipanggil untuk menonaktifkan scheduler pada ticker tersebut.
+
+Jadi, selama 10 detik, di setiap detiknya akan muncul pesan halo.
+
+## A.39.7. Kombinasi Timer & Goroutine
+
+Berikut merupakan contoh penerapan timer dan goroutine. Program di bawah ini adalah program tanya-jawab sederhana. Sebuah pertanyaan muncul dan user harus menginputkan jawaban dalam waktu tidak lebih dari 5 detik. Jika 5 detik berlalu dan belum ada jawaban, maka akan muncul pesan *time out*.
+
+OK langsung saja, mari kita buat programnya, pertama, import package yang diperlukan.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "os"
+import "time"
+```
+
+Buat fungsi `timer()`, nantinya fungsi ini dieksekusi sebagai goroutine. Di dalam fungsi `timer()` terdapat blok kode jika waktu sudah mencapai `timeout`, maka sebuah data dikirimkan lewat channel `ch`.
+
+```go
+func timer(timeout int, ch chan<- bool) {
+ time.AfterFunc(time.Duration(timeout)*time.Second, func() {
+ ch <- true
+ })
+}
+```
+
+Siapkan juga fungsi `watcher()`. Fungsi ini juga akan dieksekusi sebagai goroutine. Tugasnya cukup sederhana, yaitu menerima data dari channel `ch` (jika ada penerimaan data, berarti sudah masuk waktu timeout), lalu menampilkan pesan bahwa waktu telah habis.
+
+```go
+func watcher(timeout int, ch <-chan bool) {
+ <-ch
+ fmt.Println("\ntime out! no answer more than", timeout, "seconds")
+ os.Exit(0)
+}
+```
+
+Terakhir, buat implementasi di fungsi `main()`.
+
+```go
+func main() {
+ var timeout = 5
+ var ch = make(chan bool)
+
+ go timer(timeout, ch)
+ go watcher(timeout, ch)
+
+ var input string
+ fmt.Print("what is 725/25 ? ")
+ fmt.Scan(&input)
+
+ if input == "29" {
+ fmt.Println("the answer is right!")
+ } else {
+ fmt.Println("the answer is wrong!")
+ }
+}
+```
+
+Ketika user tidak menginputkan apa-apa dalam kurun waktu 5 detik, maka akan muncul pesan timeout, lalu program dihentikan.
+
+![Penerapan timer dalam goroutine](images/A.39_1_timer.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/4-instalasi-editor.md b/4-instalasi-editor.md
new file mode 100644
index 000000000..266d9e862
--- /dev/null
+++ b/4-instalasi-editor.md
@@ -0,0 +1,23 @@
+# A.4. Instalasi Editor
+
+Proses pembuatan aplikasi menggunakan Go akan lebih maksimal jika didukung oleh editor atau **IDE** yang pas. Ada cukup banyak pilihan bagus yang bisa dipertimbangkan, diantaranya: Brackets, JetBrains GoLand, Netbeans, Atom, Brackets, Visual Studio Code, Sublime Text, dan lainnya.
+
+Penulis sarankan untuk memilih editor yang paling nyaman digunakan, preferensi masing-masing pastinya berbeda. Penulis sendiri sempat menggunakan Sublime Text 3, tapi sekarang pindah ke **Visual Studio Code**. Editor ini sangat ringan, mudah didapat, dan memiliki ekstensi yang bagus untuk bahasa Go. Jika pembaca ingin menggunakan editor yang sama, maka silakan melanjutkan guide berikut.
+
+Di bab ini akan dijelaskan bagaimana cara instalasi editor Visual Studio Code.
+
+## A.4.1. Instalasi Editor Visual Studio Code
+
+ 1. Download Visual Studio Code di [https://code.visualstudio.com/Download](https://code.visualstudio.com/Download), pilih sesuai dengan sistem operasi yang digunakan.
+ 2. Jalankan installer.
+ 3. Setelah selesai, jalankan aplikasi.
+
+![Tampilan Visual Studio Code](images/A.4_1_visual_studio_code.png)
+
+## A.4.2. Instalasi Extensi Go
+
+Dengan meng-instal Go Extension, maka programming menggunakan bahasa ini akan menjadi sangat nyaman lewat VS Code. Banyak benefit yang didapat dengan meng-install ekstensi ini, beberapa diantaranya adalah integrasi dengan kompiler Go, auto lint on save, testing with coverage, fasilitas debugging with breakpoints, dan lainnya.
+
+Cara instalasi ekstensi sendiri cukup mudah, klik `View -> Extension` atau klik ikon *Extension Marketplace* di sebelah kiri (silakan lihat gambar berikut, deretan button paling kiri yang dilingkari merah). Setelah itu ketikkan **Go** pada inputan search, silakan install ekstensi Go buatan Microsoft, biasanya muncul paling atas sendiri.
+
+![VSCode Go extension](images/A.4_2_vscode_go_extension.png)
diff --git a/40-data-type-conversion.md b/40-data-type-conversion.md
new file mode 100644
index 000000000..bfd82d58e
--- /dev/null
+++ b/40-data-type-conversion.md
@@ -0,0 +1,250 @@
+# A.40. Konversi Antar Tipe Data
+
+Di bab-bab sebelumnya kita sudah mengaplikasikan beberapa cara konversi data, contohnya seperti konversi `string` ↔ `int` menggunakan `strconv`, dan `time.Time` ↔ `string`. Di bab ini kita akan belajar lebih banyak.
+
+## A.40.1. Konversi Menggunakan `strconv`
+
+Package `strconv` berisi banyak fungsi yang sangat membantu kita untuk melakukan konversi. Berikut merupakan beberapa fungsi yang dalam package tersebut.
+
+### A.40.1.1. Fungsi `strconv.Atoi()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk konversi data dari tipe `string` ke `int`. `strconv.Atoi()` menghasilkan 2 buah nilai kembalian, yaitu hasil konversi dan `error` (jika konversi sukses, maka `error` berisi `nil`).
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strconv"
+
+func main() {
+ var str = "124"
+ var num, err = strconv.Atoi(str)
+
+ if err == nil {
+ fmt.Println(num) // 124
+ }
+}
+```
+
+### A.40.1.2. Fungsi `strconv.Itoa()`
+
+Merupakan kebalikan dari `strconv.Atoi`, berguna untuk konversi `int` ke `string`.
+
+```go
+var num = 124
+var str = strconv.Itoa(num)
+
+fmt.Println(str) // "124"
+```
+
+### A.40.1.3. Fungsi `strconv.ParseInt()`
+
+Digunakan untuk konversi `string` berbentuk numerik dengan basis tertentu ke tipe numerik non-desimal dengan lebar data bisa ditentukan.
+
+Pada contoh berikut, string `"124"` dikonversi ke tipe numerik dengan ketentuan basis yang digunakan `10` dan lebar datanya mengikuti tipe `int64` (lihat parameter ketiga).
+
+```go
+var str = "124"
+var num, err = strconv.ParseInt(str, 10, 64)
+
+if err == nil {
+ fmt.Println(num) // 124
+}
+```
+
+Contoh lainnya, string `"1010"` dikonversi ke basis 2 (biner) dengan tipe data hasil adalah `int8`.
+
+```go
+var str = "1010"
+var num, err = strconv.ParseInt(str, 2, 8)
+
+if err == nil {
+ fmt.Println(num) // 10
+}
+```
+
+### A.40.1.4. Fungsi `strconv.FormatInt()`
+
+Berguna untuk konversi data numerik `int64` ke `string` dengan basis numerik bisa ditentukan sendiri.
+
+```go
+var num = int64(24)
+var str = strconv.FormatInt(num, 8)
+
+fmt.Println(str) // 30
+```
+
+### A.40.1.5. Fungsi `strconv.ParseFloat()`
+
+Digunakan untuk konversi `string` ke numerik desimal dengan lebar data bisa ditentukan.
+
+```go
+var str = "24.12"
+var num, err = strconv.ParseFloat(str, 32)
+
+if err == nil {
+ fmt.Println(num) // 24.1200008392334
+}
+```
+
+Pada contoh di atas, string `"24.12"` dikonversi ke float dengan lebar tipe data `float32`. Hasil konversi `strconv.ParseFloat` adalah sesuai dengan standar [IEEE Standard for Floating-Point Arithmetic](https://en.wikipedia.org/wiki/IEEE_floating_point).
+
+### A.40.1.6. Fungsi `strconv.FormatFloat()`
+
+Berguna untuk konversi data bertipe `float64` ke `string` dengan format eksponen, lebar digit desimal, dan lebar tipe data bisa ditentukan.
+
+```go
+var num = float64(24.12)
+var str = strconv.FormatFloat(num, 'f', 6, 64)
+
+fmt.Println(str) // 24.120000
+```
+
+Pada kode di atas, Data `24.12` yang bertipe `float64` dikonversi ke string dengan format eksponen `f` atau tanpa eksponen, lebar digit desimal 6 digit, dan lebar tipe data `float64`.
+
+Ada beberapa format eksponen yang bisa digunakan. Detailnya bisa dilihat di tabel berikut.
+
+| Format Eksponen | Penjelasan |
+| :-------------: | :-------- |
+| `b` | -ddddp±ddd, a, eksponen biner (basis 2) |
+| `e` | -d.dddde±dd, a, eksponen desimal (basis 10) |
+| `E` | -d.ddddE±dd, a, eksponen desimal (basis 10) |
+| `f` | -ddd.dddd, tanpa eksponen |
+| `g` | Akan menggunakan format eksponen `e` untuk eksponen besar dan `f` untuk selainnya |
+| `G` | Akan menggunakan format eksponen `E` untuk eksponen besar dan `f` untuk selainnya |
+
+### A.40.1.7. Fungsi `strconv.ParseBool()`
+
+Digunakan untuk konversi `string` ke `bool`.
+
+```go
+var str = "true"
+var bul, err = strconv.ParseBool(str)
+
+if err == nil {
+ fmt.Println(bul) // true
+}
+```
+
+### A.40.1.8. Fungsi `strconv.FormatBool()`
+
+Digunakan untuk konversi `bool` ke `string`.
+
+```go
+var bul = true
+var str = strconv.FormatBool(bul)
+
+fmt.Println(str) // 124
+```
+
+## A.40.2. Konversi Data Menggunakan Teknik Casting
+
+Keyword tipe data bisa digunakan untuk casting, atau konversi antar tipe data. Cara penggunaannya adalah dengan menuliskan tipe data tujuan casting sebagai fungsi, lalu menyisipkan data yang akan dikonversi sebagai parameter fungsi tersebut.
+
+```go
+var a float64 = float64(24)
+fmt.Println(a) // 24
+
+var b int32 = int32(24.00)
+fmt.Println(b) // 24
+```
+
+## A.40.3. Casting `string` ↔ `byte`
+
+String sebenarnya adalah slice/array `byte`. Di Go sebuah karakter biasa (bukan unicode) direpresentasikan oleh sebuah elemen slice byte. Tiap elemen slice berisi data `int` dengan basis desimal, yang merupakan kode ASCII dari karakter dalam string.
+
+Cara mendapatkan slice byte dari sebuah data string adalah dengan meng-casting-nya ke tipe `[]byte`.
+
+```go
+var text1 = "halo"
+var b = []byte(text1)
+
+fmt.Printf("%d %d %d %d \n", b[0], b[1], b[2], b[3])
+// 104 97 108 111
+```
+
+Pada contoh di atas, string dalam variabel `text1` dikonversi ke `[]byte`. Tiap elemen slice byte tersebut kemudian ditampilkan satu-per-satu.
+
+Contoh berikut ini merupakan kebalikan dari contoh di atas, data bertipe `[]byte` akan dicari bentuk `string`-nya.
+
+```go
+var byte1 = []byte{104, 97, 108, 111}
+var s = string(byte1)
+
+fmt.Printf("%s \n", s)
+// halo
+```
+
+Pada contoh di-atas, beberapa kode byte dituliskan dalam bentuk slice, ditampung variabel `byte1`. Lalu, nilai variabel tersebut di-cast ke `string`, untuk kemudian ditampilkan.
+
+Selain itu, tiap karakter string juga bisa di-casting ke bentuk `int`, hasilnya adalah sama yaitu data byte dalam bentuk numerik basis desimal, dengan ketentuan literal string yang digunakan adalah tanda petik satu (').
+
+Juga berlaku sebaliknya, data numerik jika di-casting ke bentuk string dideteksi sebagai kode ASCII dari karakter yang akan dihasilkan.
+
+```go
+var c int64 = int64('h')
+fmt.Println(c) // 104
+
+var d string = string(104)
+fmt.Println(d) // h
+```
+
+## A.40.4. Type Assertions Pada Interface Kosong (`interface{}`)
+
+**Type assertions** merupakan teknik untuk mengambil tipe data konkret dari data yang terbungkus dalam `interface{}`. Jadi bisa disimpulkan bahwa teknik type assertions hanya bisa dilakukan pada data bertipe `interface{}`. Lebih jelasnya silakan cek contoh berikut.
+
+Variabel `data` disiapkan bertipe `map[string]interface{}`, map tersebut berisikan beberapa item dengan tipe data value-nya berbeda satu sama lain, sementara tipe data untuk key-nya sama yaitu `string`.
+
+```go
+var data = map[string]interface{}{
+ "nama": "john wick",
+ "grade": 2,
+ "height": 156.5,
+ "isMale": true,
+ "hobbies": []string{"eating", "sleeping"},
+}
+
+fmt.Println(data["nama"].(string))
+fmt.Println(data["grade"].(int))
+fmt.Println(data["height"].(float64))
+fmt.Println(data["isMale"].(bool))
+fmt.Println(data["hobbies"].([]string))
+```
+
+Statement `data["nama"].(string)` maksudnya adalah, nilai `data["nama"]` yang bertipe `interface{}` diambil nilai konkretnya dalam bentuk string `string`.
+
+Pada kode di atas, tidak akan terjadi panic error, karena semua operasi type assertion adalah dilakukan menggunakan tipe data yang sudah sesuai dengan tipe data nilai aslinya. Seperti `data["nama"]` yang merupakan `string` pasti bisa di-asertasi ke tipe `string`.
+
+Coba lakukan asertasi ke tipe yang tidak sesuai dengan tipe nilai aslinya, seperti `data["nama"].(int)`, pasti akan men-trigger panic error.
+
+Nah, dari penjelasan di atas, terlihat bahwa kita harus tau terlebih dahulu apa tipe data asli dari data yang tersimpan dalam interface. Jika misal tidak tau, maka bisa gunakan teknik di bawah ini untuk pengecekan sukses tidaknya proses asertasi.
+
+Tipe asli data pada variabel `interface{}` bisa diketahui dengan cara meng-casting ke tipe `type`, namun casting ini hanya bisa dilakukan pada `switch`.
+
+```go
+for _, val := range data {
+ switch val.(type) {
+ case string:
+ fmt.Println(val.(string))
+ case int:
+ fmt.Println(val.(int))
+ case float64:
+ fmt.Println(val.(float64))
+ case bool:
+ fmt.Println(val.(bool))
+ case []string:
+ fmt.Println(val.([]string))
+ default:
+ fmt.Println(val.(int))
+ }
+}
+```
+
+Kombinasi `switch` - `case` bisa dimanfaatkan untuk deteksi tipe konkret data yang bertipe `interface{}`, contoh penerapannya seperti pada kode di atas.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/41-strings.md b/41-strings.md
new file mode 100644
index 000000000..9acef57a1
--- /dev/null
+++ b/41-strings.md
@@ -0,0 +1,163 @@
+# A.41. Fungsi String
+
+Go menyediakan package `strings`, isinya banyak fungsi untuk keperluan pengolahan data string. Bab ini berisi pembahasan mengenai beberapa fungsi yang ada di dalam package tersebut.
+
+## A.41.1. Fungsi `strings.Contains()`
+
+Dipakai untuk deteksi apakah string (parameter kedua) merupakan bagian dari string lain (parameter pertama). Nilai kembaliannya berupa `bool`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "strings"
+
+func main() {
+ var isExists = strings.Contains("john wick", "wick")
+ fmt.Println(isExists)
+}
+```
+
+Variabel `isExists` akan bernilai `true`, karena string `"wick"` merupakan bagian dari `"john wick"`.
+
+## A.41.2. Fungsi `strings.HasPrefix()`
+
+Digunakan untuk deteksi apakah sebuah string (parameter pertama) diawali string tertentu (parameter kedua).
+
+```go
+var isPrefix1 = strings.HasPrefix("john wick", "jo")
+fmt.Println(isPrefix1) // true
+
+var isPrefix2 = strings.HasPrefix("john wick", "wi")
+fmt.Println(isPrefix2) // false
+```
+
+## A.41.3. Fungsi `strings.HasSuffix()`
+
+Digunakan untuk deteksi apakah sebuah string (parameter pertama) diakhiri string tertentu (parameter kedua).
+
+```go
+var isSuffix1 = strings.HasSuffix("john wick", "ic")
+fmt.Println(isSuffix1) // false
+
+var isSuffix2 = strings.HasSuffix("john wick", "ck")
+fmt.Println(isSuffix2) // true
+```
+
+## A.41.4. Fungsi `strings.Count()`
+
+Memiliki kegunaan untuk menghitung jumlah karakter tertentu (parameter kedua) dari sebuah string (parameter pertama). Nilai kembalian fungsi ini adalah jumlah karakternya.
+
+```go
+var howMany = strings.Count("ethan hunt", "t")
+fmt.Println(howMany) // 2
+```
+
+Nilai yang dikembalikan `2`, karena pada string `"ethan hunt"` terdapat dua buah karakter `"t"`.
+
+## A.41.5. Fungsi `strings.Index()`
+
+Digunakan untuk mencari posisi indeks sebuah string (parameter kedua) dalam string (parameter pertama).
+
+```go
+var index1 = strings.Index("ethan hunt", "ha")
+fmt.Println(index1) // 2
+```
+
+String `"ha"` berada pada posisi ke `2` dalam string `"ethan hunt"` (indeks dimulai dari 0). Jika diketemukan dua substring, maka yang diambil adalah yang pertama, contoh:
+
+```go
+var index2 = strings.Index("ethan hunt", "n")
+fmt.Println(index2) // 4
+```
+
+String `"n"` berada pada indeks `4` dan `8`. Yang dikembalikan adalah yang paling kiri (paling kecil), yaitu `4`.
+
+## A.41.6. Fungsi `strings.Replace()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk replace atau mengganti bagian dari string dengan string tertentu. Jumlah substring yang di-replace bisa ditentukan, apakah hanya 1 string pertama, 2 string, atau kesemuanya.
+
+```go
+var text = "banana"
+var find = "a"
+var replaceWith = "o"
+
+var newText1 = strings.Replace(text, find, replaceWith, 1)
+fmt.Println(newText1) // "bonana"
+
+var newText2 = strings.Replace(text, find, replaceWith, 2)
+fmt.Println(newText2) // "bonona"
+
+var newText3 = strings.Replace(text, find, replaceWith, -1)
+fmt.Println(newText3) // "bonono"
+```
+
+Penjelasan:
+
+ 1. Pada contoh di atas, substring `"a"` pada string `"banana"` akan di-replace dengan string `"o"`.
+ 2. Pada `newText1`, hanya 1 huruf `o` saja yang tereplace karena maksimal substring yang ingin di-replace ditentukan 1.
+ 3. Angka `-1` akan menjadikan proses replace berlaku pada semua substring. Contoh bisa dilihat pada `newText3`.
+
+## A.41.7. Fungsi `strings.Repeat()`
+
+Digunakan untuk mengulang string (parameter pertama) sebanyak data yang ditentukan (parameter kedua).
+
+```go
+var str = strings.Repeat("na", 4)
+fmt.Println(str) // "nananana"
+```
+
+Pada contoh di atas, string `"na"` diulang sebanyak 4 kali. Hasilnya adalah: `"nananana"`
+
+## A.41.8. Fungsi `strings.Split()`
+
+Digunakan untuk memisah string (parameter pertama) dengan tanda pemisah bisa ditentukan sendiri (parameter kedua). Hasilnya berupa array string.
+
+```go
+var string1 = strings.Split("the dark knight", " ")
+fmt.Println(string1) // ["the", "dark", "knight"]
+
+var string2 = strings.Split("batman", "")
+fmt.Println(string2) // ["b", "a", "t", "m", "a", "n"]
+```
+
+String `"the dark knight"` dipisah oleh karakter spasi `" "`, hasilnya kemudian ditampung oleh `string1`.
+
+Untuk memisah string menjadi array tiap 1 string, gunakan pemisah string kosong `""`. Bisa dilihat contohnya pada variabel `string2`.
+
+## A.41.9. Fungsi `strings.Join()`
+
+Memiliki kegunaan berkebalikan dengan `strings.Split()`. Digunakan untuk menggabungkan array string (parameter pertama) menjadi sebuah string dengan pemisah tertentu (parameter kedua.
+
+```go
+var data = []string{"banana", "papaya", "tomato"}
+var str = strings.Join(data, "-")
+fmt.Println(str) // "banana-papaya-tomato"
+```
+
+Array `data` digabungkan menjadi satu dengan pemisah tanda *dash* (`-`).
+
+## A.41.10. Fungsi `strings.ToLower()`
+
+Mengubah huruf-huruf string menjadi huruf kecil.
+
+```go
+var str = strings.ToLower("aLAy")
+fmt.Println(str) // "alay"
+```
+
+## A.41.11. Fungsi `strings.ToUpper()`
+
+Mengubah huruf-huruf string menjadi huruf besar.
+
+```go
+var str = strings.ToUpper("eat!")
+fmt.Println(str) // "EAT!"
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/42-regex.md b/42-regex.md
new file mode 100644
index 000000000..4d642256a
--- /dev/null
+++ b/42-regex.md
@@ -0,0 +1,168 @@
+# A.42. Regex
+
+Regex atau regexp atau **regular expression** adalah suatu teknik yang digunakan untuk pencocokan string dengan pola tertentu. Regex biasa dimanfaatkan untuk pencarian dan pengubahan data string.
+
+Go mengadopsi standar regex **RE2**, untuk melihat sintaks yang di-support engine ini bisa langsung merujuk ke dokumentasinya di [https://github.com/google/re2/wiki/Syntax](https://github.com/google/re2/wiki/Syntax).
+
+Pada bab ini kita akan belajar mengenai pengaplikasian regex dengan memanfaatkan fungsi-fungsi dalam package `regexp`.
+
+## A.42.1. Penerapan Regexp
+
+Fungsi `regexp.Compile()` digunakan untuk mengkompilasi ekspresi regex. Fungsi tersebut mengembalikan objek bertipe `regexp.*Regexp`.
+
+Berikut merupakan contoh penerapan regex untuk pencarian karakter.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "regexp"
+
+func main() {
+ var text = "banana burger soup"
+ var regex, err = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ }
+
+ var res1 = regex.FindAllString(text, 2)
+ fmt.Printf("%#v \n", res1)
+ // ["banana", "burger"]
+
+ var res2 = regex.FindAllString(text, -1)
+ fmt.Printf("%#v \n", res2)
+ // ["banana", "burger", "soup"]
+}
+```
+
+Ekspresi `[a-z]+` maknanya adalah, semua string yang merupakan alphabet yang hurufnya kecil. Ekspresi tersebut di-compile oleh `regexp.Compile()` lalu disimpan ke variabel objek `regex` bertipe `regexp.*Regexp`.
+
+Struct `regexp.Regexp` memiliki banyak method, salah satunya adalah `FindAllString()`, berfungsi untuk mencari semua string yang sesuai dengan ekspresi regex, dengan kembalian berupa array string.
+
+Jumlah hasil pencarian dari `regex.FindAllString()` bisa ditentukan. Contohnya pada `res1`, ditentukan maksimal `2` data saja pada nilai kembalian. Jika batas di set `-1`, maka akan mengembalikan semua data.
+
+Ada cukup banyak method struct `regexp.*Regexp` yang bisa kita manfaatkan untuk keperluan pengelolaan string. Berikut merupakan pembahasan tiap method-nya.
+
+## A.42.2. Method `MatchString()`
+
+Method ini digunakan untuk mendeteksi apakah string memenuhi sebuah pola regexp.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var isMatch = regex.MatchString(text)
+fmt.Println(isMatch)
+// true
+```
+
+Pada contoh di atas `isMatch` bernilai `true` karena string `"banana burger soup"` memenuhi pola regex `[a-z]+`.
+
+## A.42.3. Method `FindString()`
+
+Digunakan untuk mencari string yang memenuhi kriteria regexp yang telah ditentukan.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var str = regex.FindString(text)
+fmt.Println(str)
+// "banana"
+```
+
+Fungsi ini hanya mengembalikan 1 buah hasil saja. Jika ada banyak substring yang sesuai dengan ekspresi regexp, akan dikembalikan yang pertama saja.
+
+## A.42.4. Method `FindStringIndex()`
+
+Digunakan untuk mencari index string kembalian hasil dari operasi regexp.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var idx = regex.FindStringIndex(text)
+fmt.Println(idx)
+// [0, 6]
+
+var str = text[0:6]
+fmt.Println(str)
+// "banana"
+```
+
+Method ini sama dengan `FindString()` hanya saja yang dikembalikan indeks-nya.
+
+## A.42.5. Method `FindAllString()`
+
+Digunakan untuk mencari banyak string yang memenuhi kriteria regexp yang telah ditentukan.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var str1 = regex.FindAllString(text, -1)
+fmt.Println(str1)
+// ["banana", "burger", "soup"]
+
+var str2 = regex.FindAllString(text, 1)
+fmt.Println(str2)
+// ["banana"]
+```
+
+Jumlah data yang dikembalikan bisa ditentukan. Jika diisi dengan `-1`, maka akan mengembalikan semua data.
+
+## A.42.6. Method `ReplaceAllString()`
+
+Berguna untuk me-replace semua string yang memenuhi kriteri regexp, dengan string lain.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var str = regex.ReplaceAllString(text, "potato")
+fmt.Println(str)
+// "potato potato potato"
+```
+
+## A.42.7. Method `ReplaceAllStringFunc()`
+
+Digunakan untuk me-replace semua string yang memenuhi kriteri regexp, dengan kondisi yang bisa ditentukan untuk setiap substring yang akan di replace.
+
+```go
+var text = "banana burger soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var str = regex.ReplaceAllStringFunc(text, func(each string) string {
+ if each == "burger" {
+ return "potato"
+ }
+ return each
+})
+fmt.Println(str)
+// "banana potato soup"
+```
+
+Pada contoh di atas, jika salah satu substring yang *match* adalah `"burger"` maka akan diganti dengan `"potato"`, string selainnya tidak di replace.
+
+## A.42.8. Method `Split()`
+
+Digunakan untuk memisah string dengan pemisah adalah substring yang memenuhi kriteria regexp yang telah ditentukan.
+
+Jumlah karakter yang akan di split bisa ditentukan dengan mengisi parameter kedua fungsi `regex.Split()`. Jika di-isi `-1` maka semua karakter yang memenuhi regex akan di-replace. Contoh lain, jika di-isi `2`, maka hanya 2 karakter pertama yang memenuhi regex akan di-replace.
+
+```go
+var text = "banana,burger,soup"
+var regex, _ = regexp.Compile(`[a-z]+`)
+
+var str = regex.Split(text, -1)
+fmt.Printf("%#v \n", str)
+// ["", ",", ",", ""]
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/43-encoding-base64.md b/43-encoding-base64.md
new file mode 100644
index 000000000..68a2c4632
--- /dev/null
+++ b/43-encoding-base64.md
@@ -0,0 +1,88 @@
+# A.43. Encode - Decode Base64
+
+Go memiliki package `encoding/base64`, berisikan fungsi-fungsi untuk kebutuhan **encode** dan **decode** data ke base64 dan sebaliknya. Data yang akan di-encode harus bertipe `[]byte`, perlu dilakukan casting untuk data-data yang belum sesuai tipenya.
+
+Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk encode dan decode data, dan di bab ini kita akan mempelajarinya.
+
+## A.43.1. Penerapan Fungsi `EncodeToString()` & `DecodeString()`
+
+Fungsi `EncodeToString()` digunakan untuk encode data dari bentuk string ke base46. Fungsi `DecodeString()` melakukan kebalikan dari `EncodeToString()`. Berikut adalah contoh penerapannya.
+
+```go
+package main
+
+import "encoding/base64"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var data = "john wick"
+
+ var encodedString = base64.StdEncoding.EncodeToString([]byte(data))
+ fmt.Println("encoded:", encodedString)
+
+ var decodedByte, _ = base64.StdEncoding.DecodeString(encodedString)
+ var decodedString = string(decodedByte)
+ fmt.Println("decoded:", decodedString)
+}
+```
+
+Variabel `data` yang bertipe `string`, harus di-casting terlebih dahulu kedalam bentuk `[]byte` sebelum di-encode menggunakan fungsi `base64.StdEncoding.EncodeToString()`. Hasil encode adalah data base64 bertipe `string`.
+
+Sedangkan pada fungsi decode `base64.StdEncoding.DecodeString()`, data base64 bertipe `string` di-decode kembali ke string aslinya, tapi bertipe `[]byte`. Ekspresi `string(decodedByte)` menjadikan data `[]byte` tersebut berubah menjadi string.
+
+![Encode & decode data string](images/A.43_1_encode_decode.png)
+
+## A.43.2. Penerapan Fungsi `Encode()` & `Decode()`
+
+Kedua fungsi ini kegunaannya sama dengan fungsi yang sebelumnya kita bahas, salah satu pembedanya adalah data yang akan dikonversi dan hasilnya bertipe `[]byte`. Penggunaan cara ini cukup panjang karena variabel penyimpan hasil encode maupun decode harus disiapkan terlebih dahulu, dan harus memiliki lebar data sesuai dengan hasil yang akan ditampung (yang nilainya bisa dicari menggunakan fungsi `EncodedLen()` dan `DecodedLen()`).
+
+Lebih jelasnya silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+var data = "john wick"
+
+var encoded = make([]byte, base64.StdEncoding.EncodedLen(len(data)))
+base64.StdEncoding.Encode(encoded, []byte(data))
+var encodedString = string(encoded)
+fmt.Println(encodedString)
+
+var decoded = make([]byte, base64.StdEncoding.DecodedLen(len(encoded)))
+var _, err = base64.StdEncoding.Decode(decoded, encoded)
+if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+}
+var decodedString = string(decoded)
+fmt.Println(decodedString)
+```
+
+Fungsi `base64.StdEncoding.EncodedLen(len(data))` menghasilkan informasi lebar data-ketika-sudah-di-encode. Nilai tersebut kemudian ditentukan sebagai lebar alokasi tipe `[]byte` pada variabel `encoded` yang nantinya digunakan untuk menampung hasil encoding.
+
+Fungsi `base64.StdEncoding.DecodedLen()` memiliki kegunaan sama dengan `EncodedLen()`, hanya saja digunakan untuk keperluan decoding.
+
+Dibanding 2 fungsi sebelumnya, fungsi `Encode()` dan `Decode()` memiliki beberapa perbedaan. Selain lebar data penampung encode/decode harus dicari terlebih dahulu, terdapat perbedaan lainnya, yaitu pada fungsi ini hasil encode/decode tidak didapat dari nilai kembalian, melainkan dari parameter. Variabel yang digunakan untuk menampung hasil, disisipkan pada parameter fungsi tersebut.
+
+Pada pemanggilan fungsi encode/decode, variabel `encoded` dan `decoded` tidak disisipkan nilai pointer-nya, cukup di-pass dengan cara biasa, tipe datanya sudah dalam bentuk `[]byte`.
+
+## A.43.3. Encode & Decode Data URL
+
+Khusus encode data string yang isinya merupakan URL, lebih efektif menggunakan `URLEncoding` dibandingkan `StdEncoding`.
+
+Cara penerapannya kurang lebih sama, bisa menggunakan metode pertama maupun metode kedua yang sudah dibahas di atas. Cukup ganti `StdEncoding` menjadi `URLEncoding`.
+
+```go
+var data = "https://kalipare.com/"
+
+var encodedString = base64.URLEncoding.EncodeToString([]byte(data))
+fmt.Println(encodedString)
+
+var decodedByte, _ = base64.URLEncoding.DecodeString(encodedString)
+var decodedString = string(decodedByte)
+fmt.Println(decodedString)
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/44-hash-sha1.md b/44-hash-sha1.md
new file mode 100644
index 000000000..535daf3ce
--- /dev/null
+++ b/44-hash-sha1.md
@@ -0,0 +1,103 @@
+# A.44. Hash SHA1
+
+Hash adalah algoritma enkripsi untuk mengubah text menjadi deretan karakter acak. Jumlah karakter hasil hash selalu sama. Hash termasuk *one-way encription*, membuat hasil dari hash tidak bisa dikembalikan ke text asli.
+
+SHA1 atau **Secure Hash Algorithm 1** merupakan salah satu algoritma hashing yang sering digunakan untuk enkripsi data. Hasil dari sha1 adalah data dengan lebar **20 byte** atau **160 bit**, biasa ditampilkan dalam bentuk bilangan heksadesimal 40 digit.
+
+Di bab ini kita akan belajar tentang pemanfaatan sha1 dan teknik salting dalam hash.
+
+## A.44.1. Penerapan Hash SHA1
+
+Go menyediakan package `crypto/sha1`, berisikan library untuk keperluan *hashing*. Cara penerapannya cukup mudah, contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "crypto/sha1"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var text = "this is secret"
+ var sha = sha1.New()
+ sha.Write([]byte(text))
+ var encrypted = sha.Sum(nil)
+ var encryptedString = fmt.Sprintf("%x", encrypted)
+
+ fmt.Println(encryptedString)
+ // f4ebfd7a42d9a43a536e2bed9ee4974abf8f8dc8
+}
+```
+
+Variabel hasil dari `sha1.New()` adalah objek bertipe `hash.Hash`, memiliki dua buah method `Write()` dan `Sum()`.
+
+ - Method `Write()` digunakan untuk menge-set data yang akan di-hash. Data harus dalam bentuk `[]byte`.
+ - Method `Sum()` digunakan untuk eksekusi proses hash, menghasilkan data yang sudah di-hash dalam bentuk `[]byte`. Method ini membutuhkan sebuah parameter, isi dengan nil.
+
+Untuk mengambil bentuk heksadesimal string dari data yang sudah di-hash, bisa memanfaatkan fungsi `fmt.Sprintf` dengan layout format `%x`.
+
+![Hashing menggunakan SHA1](images/A.44_1_hash_sha1.png)
+
+## A.44.2. Metode Salting Pada Hash SHA1
+
+Salt dalam konteks kriptografi adalah data acak yang digabungkan pada data asli sebelum proses hash dilakukan.
+
+Hash merupakan enkripsi satu arah dengan lebar data yang sudah pasti, sangat mungkin sekali kalau hasil hash untuk beberapa data adalah sama. Disinilah kegunaan **salt**, teknik ini berguna untuk mencegah serangan menggunakan metode pencocokan data-data yang hasil hash-nya adalah sama *(dictionary attack)*.
+
+Langsung saja kita praktekan. Pertama import package yang dibutuhkan. Lalu buat fungsi untuk hash menggunakan salt dari waktu sekarang.
+
+```go
+package main
+
+import "crypto/sha1"
+import "fmt"
+import "time"
+
+func doHashUsingSalt(text string) (string, string) {
+ var salt = fmt.Sprintf("%d", time.Now().UnixNano())
+ var saltedText = fmt.Sprintf("text: '%s', salt: %s", text, salt)
+ fmt.Println(saltedText)
+ var sha = sha1.New()
+ sha.Write([]byte(saltedText))
+ var encrypted = sha.Sum(nil)
+
+ return fmt.Sprintf("%x", encrypted), salt
+}
+```
+
+Salt yang digunakan adalah hasil dari ekspresi `time.Now().UnixNano()`. Hasilnya akan selalu unik setiap detiknya, karena scope terendah waktu pada fungsi tersebut adalah *nano second* atau nano detik.
+
+Selanjutnya test fungsi yang telah dibuat beberapa kali.
+
+```go
+func main() {
+ var text = "this is secret"
+ fmt.Printf("original : %s\n\n", text)
+
+ var hashed1, salt1 = doHashUsingSalt(text)
+ fmt.Printf("hashed 1 : %s\n\n", hashed1)
+ // 929fd8b1e58afca1ebbe30beac3b84e63882ee1a
+
+ var hashed2, salt2 = doHashUsingSalt(text)
+ fmt.Printf("hashed 2 : %s\n\n", hashed2)
+ // cda603d95286f0aece4b3e1749abe7128a4eed78
+
+ var hashed3, salt3 = doHashUsingSalt(text)
+ fmt.Printf("hashed 3 : %s\n\n", hashed3)
+ // 9e2b514bca911cb76f7630da50a99d4f4bb200b4
+
+ _, _, _ = salt1, salt2, salt3
+}
+```
+
+Hasil ekripsi fungsi `doHashUsingSalt` akan selalu beda, karena salt yang digunakan adalah waktu.
+
+![Hashing dengan salt](images/A.44_2_hash_salt_sha1.png)
+
+Metode ini sering dipakai untuk enkripsi password user. Salt dan data hasil hash harus disimpan pada database, karena digunakan dalam pencocokan password setiap user melakukan login.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/45-command-line-args-flag.md b/45-command-line-args-flag.md
new file mode 100644
index 000000000..d225a1400
--- /dev/null
+++ b/45-command-line-args-flag.md
@@ -0,0 +1,137 @@
+# A.45. Arguments & Flag
+
+**Arguments** adalah data opsional yang disisipkan ketika eksekusi program. Sedangkan **flag** merupakan ekstensi dari argument. Dengan flag, penulisan argument menjadi lebih rapi dan terstruktur.
+
+Di bab ini kita akan belajar tentang penggunaan arguments dan flag.
+
+## A.45.1. Penggunaan Arguments
+
+Data arguments bisa didapat lewat variabel `os.Args` (package `os` perlu di-import terlebih dahulu). Data tersebut tersimpan dalam bentuk array dengan pemisah adalah tanda spasi.
+
+Berikut merupakan contoh penggunaannya.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "os"
+
+func main() {
+ var argsRaw = os.Args
+ fmt.Printf("-> %#v\n", argsRaw)
+ // []string{".../bab45", "banana", "potato", "ice cream"}
+
+ var args = argsRaw[1:]
+ fmt.Printf("-> %#v\n", args)
+ // []string{"banana", "potato"}
+}
+```
+
+Pada saat eksekusi program disisipkan juga argument-nya. Sebagai contoh disisipkan 3 buah data sebagai argumen, yaitu: `banana`, `potato`, dan `ice cream`.
+
+Untuk eksekusinya sendiri bisa menggunakan `go run` ataupun dengan cara build-execute.
+
+ - Menggunakan `go run`
+
+ ```
+ $ go run bab45.go banana potato "ice cream"
+ ```
+
+ - Menggunakan `go build`
+
+ ```
+ $ go build bab45.go
+ $ ./bab45 banana potato "ice cream"
+ ```
+
+Variabel `os.Args` mengembalikan tak hanya arguments saja, tapi juga path file executable (jika eksekusi-nya menggunakan `go run` maka path akan merujuk ke folder temporary). Gunakan `os.Args[1:]` untuk mengambil slice arguments-nya saja.
+
+![Pemanfaatan arguments](images/A.45_1_argument.png)
+
+Bisa dilihat pada kode di atas, bahwa untuk data argumen yang ada karakter spasi nya (), maka harus diapit tanda petik (`"`), agar tidak dideteksi sebagai 2 argumen.
+
+## A.45.2. Penggunaan Flag
+
+Flag memiliki kegunaan yang sama seperti arguments, yaitu untuk *parameterize* eksekusi program, dengan penulisan dalam bentuk key-value. Berikut merupakan contoh penerapannya.
+
+```go
+package main
+
+import "flag"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var name = flag.String("name", "anonymous", "type your name")
+ var age = flag.Int64("age", 25, "type your age")
+
+ flag.Parse()
+ fmt.Printf("name\t: %s\n", *name)
+ fmt.Printf("age\t: %d\n", *age)
+}
+```
+
+Cara penulisan arguments menggunakan flag:
+
+```
+$ go run bab45.go -name="john wick" -age=28
+```
+
+Tiap argument harus ditentukan key, tipe data, dan nilai default-nya. Contohnya seperti pada `flag.String()` di atas. Agar lebih mudah dipahami, mari kita bahas kode berikut.
+
+```go
+var dataName = flag.String("name", "anonymous", "type your name")
+fmt.Println(*dataName)
+```
+
+Kode tersebut maksudnya adalah, disiapkan flag bertipe `string`, dengan key adalah `name`, dengan nilai default `"anonymous"`, dan keterangan `"type your name"`. Nilai flag nya sendiri akan disimpan kedalam variabel `dataName`.
+
+Nilai balik fungsi `flag.String()` adalah string pointer, jadi perlu di-*dereference* terlebih dahulu agar bisa mendapatkan nilai aslinya (`*dataName`).
+
+![Contoh penggunaan flag](images/A.45_2_flag.png)
+
+Flag yang nilainya tidak di set, secara otomatis akan mengembalikan nilai default.
+
+Tabel berikut merupakan macam-macam fungsi flag yang tersedia untuk tiap jenis tipe data.
+
+| Nama Fungsi | Return Value |
+| :---------- | :-------------- |
+| `flag.Bool(name, defaultValue, usage)` | `*bool` |
+| `flag.Duration(name, defaultValue, usage)` | `*time.Duration` |
+| `flag.Float64(name, defaultValue, usage)` | `*float64` |
+| `flag.Int(name, defaultValue, usage)` | `*int` |
+| `flag.Int64(name, defaultValue, usage)` | `*int64` |
+| `flag.String(name, defaultValue, usage)` | `*string` |
+| `flag.Uint(name, defaultValue, usage)` | `*uint` |
+| `flag.Uint64(name, defaultValue, usage)` | `*uint64` |
+
+## A.45.3. Deklarasi Flag Dengan Cara Passing Reference Variabel Penampung Data
+
+Sebenarnya ada 2 cara deklarasi flag yang bisa digunakan, dan cara di atas merupakan cara pertama.
+
+Cara kedua mirip dengan cara pertama, perbedannya adalah kalau di cara pertama nilai pointer flag dikembalikan lalu ditampung variabel; sedangkan pada cara kedua, nilainya diambil lewat parameter pointer.
+
+Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+// cara ke-1
+var data1 = flag.String("name", "anonymous", "type your name")
+fmt.Println(*data1)
+
+// cara ke-2
+var data2 string
+flag.StringVar(&data2, "gender", "male", "type your gender")
+fmt.Println(data2)
+```
+
+Tinggal tambahkan suffix `Var` pada pemanggilan nama fungsi flag yang digunakan (contoh `flag.IntVar()`, `flag.BoolVar()`, dll), lalu disisipkan referensi variabel penampung flag sebagai parameter pertama.
+
+Kegunaan dari parameter terakhir method-method flag adalah untuk memunculkan hints atau petunjuk arguments apa saja yang bisa dipakai, ketika argument `--help` ditambahkan saat eksekusi program.
+
+![Contoh penggunaan flag](images/A.45_3_flag_info.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/46-exec.md b/46-exec.md
new file mode 100644
index 000000000..235e2703f
--- /dev/null
+++ b/46-exec.md
@@ -0,0 +1,58 @@
+# A.46. Exec
+
+**Exec** digunakan untuk eksekusi perintah command line lewat kode program. Command yang bisa dieksekusi adalah semua command yang bisa dieksekusi di terminal (atau CMD untuk pengguna Windows).
+
+## A.46.1. Penggunaan Exec
+
+Go menyediakan package `exec` berisikan banyak fungsi untuk keperluan eksekusi perintah CLI.
+
+Cara untuk eksekusi command cukup mudah, yaitu dengan menuliskan command dalam bentuk string, diikuti arguments-nya (jika ada) sebagai parameter variadic pada fungsi `exec.Command()`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "os/exec"
+
+func main() {
+ var output1, _ = exec.Command("ls").Output()
+ fmt.Printf(" -> ls\n%s\n", string(output1))
+
+ var output2, _ = exec.Command("pwd").Output()
+ fmt.Printf(" -> pwd\n%s\n", string(output2))
+
+ var output3, _ = exec.Command("git", "config", "user.name").Output()
+ fmt.Printf(" -> git config user.name\n%s\n", string(output3))
+}
+```
+
+Fungsi `exec.Command()` digunakan untuk menjalankan command. Fungsi tersebut bisa langsung di-chain dengan method `Output()`, jika ingin mendapatkan outputnya. Output yang dihasilkan berbentuk `[]byte`, gunakan cast ke string untuk mengambil bentuk string-nya.
+
+![Ekeskusi command menggunakan exec](images/A.46_1_exec.png)
+
+## A.46.2. Rekomendasi Penggunaan Exec
+
+Kadang kala, pada saat eksekusi command yang sudah jelas-jelas ada (seperti `ls`, `dir`, atau lainnya) kita menemui error yang mengatakan command not found. Hal itu terjadi karena executable dari command-command tersebut tidak ada. Seperti di windows tidak ada `dir.exe` dan lainnya. Di OS non-windows-pun juga demikian.
+
+Untuk mengatasi masalah ini, tambahkan `bash -c` pada linux/nix command atau `cmd /C` untuk windows.
+
+```go
+if runtime.GOOS == "windows" {
+ output, err = exec.Command("cmd", "/C", "git config user.name").Output()
+} else {
+ output, err = exec.Command("bash", "-c", "git config user.name")
+}
+```
+
+Statement `runtime.GOOS` mengembalikan informasi sistim operasi dalam string.
+
+## A.46.3. Method Exec Lainnya
+
+Selain `.Output()` ada sangat banyak sekali API untuk keperluan komunikasi dengan OS/CLI yang bisa dipergunakan. Detailnya silakan langsung merujuk ke dokumentasi [https://golang.org/pkg/os/exec/](https://golang.org/pkg/os/exec/)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/47-file.md b/47-file.md
new file mode 100644
index 000000000..c359fc115
--- /dev/null
+++ b/47-file.md
@@ -0,0 +1,159 @@
+# A.47. File
+
+Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk operasi file di Go. Pada bab ini kita akan mempelajari teknik yang paling dasar, yaitu dengan memanfaatkan `os.File`.
+
+## A.47.1. Membuat File Baru
+
+Pembuatan file di Go sangatlah mudah, cukup dengan memanggil fungsi `os.Create()` lalu memasukkan path file yang ingin dibuat sebagai parameter. Jika ternyata file yang akan dibuat sudah ada, maka akan ditimpa. Bisa memanfaatkan `os.IsNotExist()` untuk mendeteksi apakah file sudah dibuat atau belum.
+
+Berikut merupakan contoh pembuatan file.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "os"
+
+var path = "/Users/novalagung/Documents/temp/test.txt"
+
+func isError(err error) bool {
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ }
+
+ return (err != nil)
+}
+
+func createFile() {
+ // deteksi apakah file sudah ada
+ var _, err = os.Stat(path)
+
+ // buat file baru jika belum ada
+ if os.IsNotExist(err) {
+ var file, err = os.Create(path)
+ if isError(err) { return }
+ defer file.Close()
+ }
+
+ fmt.Println("==> file berhasil dibuat", path)
+}
+
+func main() {
+ createFile()
+}
+```
+
+Fungsi `os.Stat()` mengembalikan 2 data, yaitu informasi tetang path yang dicari, dan error (jika ada). Masukkan error kembalian fungsi tersebut sebagai parameter fungsi `os.IsNotExist()`, untuk mendeteksi apakah file yang akan dibuat sudah ada. Jika belum ada, maka fungsi tersebut akan mengembalikan nilai `true`.
+
+Fungsi `os.Create()` digunakan untuk membuat file pada path tertentu. Fungsi ini mengembalikan objek `*os.File` dari file yang bersangkutan. File yang baru terbuat statusnya adalah otomatis **open**, maka dari itu perlu untuk di-**close** menggunakan method `file.Close()` setelah file tidak digunakan lagi.
+
+Membiarkan file terbuka ketika sudah tak lagi digunakan bukan hal yang baik, karena efeknya ke memory dan akses ke file itu sendiri, file akan di-lock sehingga tidak bisa digunakan oleh proses lain selama belum status file masih open atau belum di-close.
+
+![Membuat file baru](images/A.47_1_create.png)
+
+## A.47.2. Mengedit Isi File
+
+Untuk mengedit file, yang perlu dilakukan pertama adalah membuka file dengan level akses **write**. Setelah mendapatkan objek file-nya, gunakan method `WriteString()` untuk pengisian data. Terakhir panggil method `Sync()` untuk menyimpan perubahan.
+
+```go
+func writeFile() {
+ // buka file dengan level akses READ & WRITE
+ var file, err = os.OpenFile(path, os.O_RDWR, 0644)
+ if isError(err) { return }
+ defer file.Close()
+
+ // tulis data ke file
+ _, err = file.WriteString("halo\n")
+ if isError(err) { return }
+ _, err = file.WriteString("mari belajar golang\n")
+ if isError(err) { return }
+
+ // simpan perubahan
+ err = file.Sync()
+ if isError(err) { return }
+
+ fmt.Println("==> file berhasil di isi")
+}
+
+func main() {
+ writeFile()
+}
+```
+
+Pada program di atas, file dibuka dengan level akses **read** dan **write** dengan kode permission **0664**. Setelah itu, beberapa string diisikan kedalam file tersebut menggunakan `WriteString()`. Di akhir, semua perubahan terhadap file akan disimpan dengan dipanggilnya `Sync()`.
+
+![Mengedit file](images/A.47_2_write.png)
+
+## A.47.3. Membaca Isi File
+
+File yang ingin dibaca harus dibuka terlebih dahulu menggunakan fungsi `os.OpenFile()` dengan level akses minimal adalah **read**. Setelah itu, gunakan method `Read()` dengan parameter adalah variabel, yang dimana hasil proses baca akan disimpan ke variabel tersebut.
+
+```go
+// tambahkan di bagian import package io
+import "io"
+
+func readFile() {
+ // buka file
+ var file, err = os.OpenFile(path, os.O_RDWR, 0644)
+ if isError(err) { return }
+ defer file.Close()
+
+ // baca file
+ var text = make([]byte, 1024)
+ for {
+ n, err := file.Read(text)
+ if err != io.EOF {
+ if isError(err) { break }
+ }
+ if n == 0 {
+ break
+ }
+ }
+ if isError(err) { return }
+
+ fmt.Println("==> file berhasil dibaca")
+ fmt.Println(string(text))
+}
+
+func main() {
+ readFile()
+}
+```
+
+Pada kode di atas `os.OpenFile()` digunakan untuk membuka file. Fungsi tersebut memiliki beberapa parameter.
+
+ 1. Parameter pertama adalah path file yang akan dibuka.
+ 2. Parameter kedua adalah level akses. `os.O_RDONLY` maksudnya adalah **read only**.
+ 3. Parameter ketiga adalah permission file-nya.
+
+Variabel `text` disiapkan bertipe slice `[]byte` dengan alokasi elemen 1024. Variabel tersebut bertugas menampung data hasil statement `file.Read()`. Proses pembacaan file akan dilakukan terus menerus, berurutan dari baris pertama hingga akhir.
+
+Error yang muncul ketika eksekusi `file.Read()` akan di-filter, ketika error tersebut adalah selain `io.EOF` maka proses baca file akan berlanjut. Error `io.EOF` sendiri menandakan bahwa file yang sedang dibaca adalah baris terakhir isi atau **end of file**.
+
+![Membaca isi file](images/A.47_3_read.png)
+
+## A.47.4. Menghapus File
+
+Cara menghapus file sangatlah mudah, cukup panggil fungsi `os.Remove()`, masukan path file yang ingin dihapus sebagai parameter.
+
+```go
+func deleteFile() {
+ var err = os.Remove(path)
+ if isError(err) { return }
+
+ fmt.Println("==> file berhasil di delete")
+}
+
+func main() {
+ deleteFile()
+}
+```
+
+![Menghapus file](images/A.47_4_delete.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/48-web.md b/48-web.md
new file mode 100644
index 000000000..ae4222bda
--- /dev/null
+++ b/48-web.md
@@ -0,0 +1,130 @@
+# A.48. Web
+
+Go menyediakan package `net/http`, berisi berbagai macam fitur untuk keperluan pembuatan aplikasi berbasi web. Termasuk didalamnya web server, routing, templating, dan lainnya.
+
+Go memiliki web server sendiri, dan web server tersebut berada di dalam Go, tdak seperti bahasa lain yang server nya terpisah dan perlu di-instal sendiri (seperti PHP yang memerlukan Apache, .NET yang memerlukan IIS).
+
+Di bab ini kita akan belajar cara pembuatan aplikasi web sederhanda dan pemanfaatan template untuk mendesain view.
+
+## A.48.1. Membuat Aplikasi Web Sederhanda
+
+Package `net/http` memiliki banyak sekali fungsi yang bisa dimanfaatkan. Di bagian ini kita akan mempelajari beberapa fungsi penting seperti *routing* dan *start server*.
+
+Program dibawah ini merupakan contoh sederhana untuk memunculkan text di web ketika url tertentu diakses.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+
+func index(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ fmt.Fprintln(w, "apa kabar!")
+}
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ fmt.Fprintln(w, "halo!")
+ })
+
+ http.HandleFunc("/index", index)
+
+ fmt.Println("starting web server at http://localhost:8080/")
+ http.ListenAndServe(":8080", nil)
+}
+```
+
+Jalankan program tersebut.
+
+![Eksekusi program](images/A.48_0_start_server.png)
+
+Jika muncul dialog **Do you want the application “bab48” to accept incoming network connections?** atau sejenis, pilih allow. Setelah itu, buka url [http://localhost/](http://localhost/) dan [http://localhost/index](http://localhost/index/) lewat browser.
+
+![Contoh penerapan net/http](images/A.48_1_web.png)
+
+Fungsi `http.HandleFunc()` digunakan untuk routing aplikasi web. Maksud dari routing adalah penentuan aksi ketika url tertentu diakses oleh user.
+
+Pada kode di atas 2 rute didaftarkan, yaitu `/` dan `/index`. Aksi dari rute `/` adalah menampilkan text `"halo"` di halaman website. Sedangkan `/index` menampilkan text `"apa kabar!"`.
+
+Fungsi `http.HandleFunc()` memiliki 2 buah parameter yang harus diisi. Parameter pertama adalah rute yang diinginkan. Parameter kedua adalah *callback* atau aksi ketika rute tersebut diakses. Callback tersebut bertipe fungsi `func(w http.ResponseWriter, r *http.Request)`.
+
+Pada pendaftaran rute `/index`, callback-nya adalah fungsi `index()`, hal seperti ini diperbolehkan asalkan tipe dari fungsi tersebut sesuai.
+
+Fungsi `http.listenAndServe()` digunakan untuk menghidupkan server sekaligus menjalankan aplikasi menggunakan server tersebut. Di Go, 1 web aplikasi adalah 1 buah server berbeda.
+
+Pada contoh di atas, server dijalankan pada port `8080`.
+
+Perlu diingat, setiap ada perubahan pada file `.go`, `go run` harus dipanggil lagi.
+
+Untuk menghentikan web server, tekan **CTRL+C** pada terminal atau CMD, dimana pengeksekusian aplikasi berlangsung.
+
+## A.48.2. Penggunaan Template Web
+
+Template engine memberikan kemudahan dalam mendesain tampilan view aplikasi website. Dan kabar baiknya Go menyediakan engine template sendiri, dengan banyak fitur yang tersedia didalamnya.
+
+Di sini kita akan belajar contoh sederhana penggunaan template untuk menampilkan data. Pertama siapkan dahulu template nya. Buat file `template.html` lalu isi dengan kode berikut.
+
+```html
+
+
+ Go learn net/http
+
+
+
Hello {{\.Name}} !
+
{{\.Message}}
+
+
+```
+
+Kode `{{.Name}}` artinya memunculkan isi data property `Name` yang dikirim dari router. Kode tersebut nantinya di-replace dengan isi variabel `Name`.
+
+Selanjutnya ubah isi file `.go` dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "html/template"
+import "net/http"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var data = map[string]string{
+ "Name": "john wick",
+ "Message": "have a nice day",
+ }
+
+ var t, err = template.ParseFiles("template.html")
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ t.Execute(w, data)
+ })
+
+ fmt.Println("starting web server at http://localhost:8080/")
+ http.ListenAndServe(":8080", nil)
+}
+```
+
+Jalankan, lalu buka [http://localhost:8080/](http://localhost:8080/), maka data `Nama` dan `Message` akan muncul di view.
+
+![Penggunaan template](images/A.48_2_template.png)
+
+Fungsi `template.ParseFiles()` digunakan untuk parsing template, mengembalikan 2 data yaitu instance template-nya dan error (jika ada). Pemanggilan method `Execute()` akan membuat hasil parsing template ditampilkan ke layar web browser.
+
+Pada kode di atas, variabel `data` disisipkan sebagai parameter ke-2 method `Execute()`. Isi dari variabel tersebut bisa diakses di-view dengan menggunakan notasi `{{.NAMA_PROPERTY}}` (nama variabel sendiri tidak perlu dituliskan, langsung nama property didalamnya).
+
+Pada contoh di atas, statement di view `{{.Name}}` akan menampilkan isi dari `data.Name`.
+
+## A.48.3. Advance Web Programming
+
+Sampai bab ini yang kita pelajari adalah dasar-dasar pemrograman Go, di bahas per topik adalah per bab. Nantinya jika sudah masuk [Bab B.1. Golang Web App: Hello World](/B-1-golang-web-hello-world.html) hingga seterusnya akan membahas mostly mengenai pemrograman web, jadi sabar dulu. Mari kita selesaikan dulu yang fundamental sebelum masuk ke web development.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/49-url-parsing.md b/49-url-parsing.md
new file mode 100644
index 000000000..3a6d730d0
--- /dev/null
+++ b/49-url-parsing.md
@@ -0,0 +1,44 @@
+# A.49. URL Parsing
+
+Data string url bisa dikonversi kedalam bentuk `url.URL`. Dengan menggunakan tipe tersebut akan ada banyak informasi yang bisa kita manfaatkan, diantaranya adalah jenis protokol yang digunakan, path yang diakses, query, dan lainnya.
+
+Berikut adalah contoh sederhana konversi string ke `url.URL`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/url"
+
+func main() {
+ var urlString = "http://kalipare.com:80/hello?name=john wick&age=27"
+ var u, e = url.Parse(urlString)
+ if e != nil {
+ fmt.Println(e.Error())
+ return
+ }
+
+ fmt.Printf("url: %s\n", urlString)
+
+ fmt.Printf("protocol: %s\n", u.Scheme) // http
+ fmt.Printf("host: %s\n", u.Host) // kalipare.com:80
+ fmt.Printf("path: %s\n", u.Path) // /hello
+
+ var name = u.Query()["name"][0] // john wick
+ var age = u.Query()["age"][0] // 27
+ fmt.Printf("name: %s, age: %s\n", name, age)
+}
+```
+
+Fungsi `url.Parse()` digunakan untuk parsing string ke bentuk url. Mengembalikan 2 data, variabel objek bertipe `url.URL` dan error (jika ada). Lewat variabel objek tersebut pengaksesan informasi url akan menjadi lebih mudah, contohnya seperti nama host bisa didapatkan lewat `u.Host`, protokol lewat `u.Scheme`, dan lainnya.
+
+Selain itu, query yang ada pada url akan otomatis diparsing juga, menjadi bentuk `map[string][]string`, dengan key adalah nama elemen query, dan value array string yang berisikan value elemen query.
+
+![Pengaksesan elemen URL](images/A.49_1_parse_url.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/5-go-command.md b/5-go-command.md
new file mode 100644
index 000000000..892275de1
--- /dev/null
+++ b/5-go-command.md
@@ -0,0 +1,97 @@
+# A.5. Command
+
+Pengembangan aplikasi Go tak jauh dari hal-hal yang berbau CLI atau **Command Line Interface**. Proses kompilasi, testing, eksekusi program, semua dilakukan lewat command line.
+
+Go menyediakan command `go`, di bab ini kita akan belajar mengenai pemanfaatannya.
+
+## A.5.1. Command `go run`
+
+Command `go run` digunakan untuk eksekusi file program (file ber-ekstensi `.go`). Cara penggunaannya dengan menuliskan command tersebut diikut argumen nama file.
+
+Berikut adalah contoh penerapan `go run` untuk eksekusi file program `bab5.go` yang tersimpan di path `$GOPATH/src/belajar-golang`.
+
+```bash
+$ cd $GOPATH/src/belajar-golang
+$ go run bab5.go
+```
+
+![Eksekusi file program menggunakan `go run`](images/A.5_1_go_run.png)
+
+Command `go run` hanya bisa digunakan pada file yang package-nya adalah **main**. Lebih jelasnya dibahas pada bab selanjutnya (bab 6).
+
+Jika ada banyak file yang ber-package `main`, dan file-file tersebut di-import di file utama, maka eksekusinya adalah dengan menyisipkan semua file sebagai argument `go run` (lebih jelasnya akan dibahas pada bab 25). Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```bash
+$ go run bab5.go library.go
+```
+
+![Eksekusi banyak file main](images/A.5_2_go_run_multi.png)
+
+Atau bisa dengan menggunakan `*.go`, tanpa tidak perlu menuliskan nama-nama file program yang ada.
+
+```bash
+$ go run *.go
+```
+
+## A.5.2. Command `go test`
+
+Go menyediakan package `testing`, berguna untuk keperluan unit testing. File yang akan di-test harus ber-suffix `_test.go`.
+
+Berikut adalah contoh penggunaan command `go test` untuk testing file `bab5_test.go`.
+
+```bash
+$ go test bab5_test.go
+```
+
+![Unit testing menggunakan `go test`](images/A.5_3_go_test.png)
+
+## A.5.3. Command `go build`
+
+Command ini digunakan untuk mengkompilasi file program.
+
+Sebenarnya ketika eksekusi program menggunakan `go run`, terjadi proses kompilasi juga, file hasil kompilasi akan disimpan pada folder temporary untuk selanjutnya langsung dieksekusi.
+
+Berbeda dengan `go build`, command ini menghasilkan file executable pada folder yang sedang aktif. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+![Kompilasi file program menghasilkan file executable](images/A.5_4_go_build.png)
+
+Pada contoh di atas, file `bab5.go` di-build, menghasilkan file baru pada folder yang sama, yaitu `bab5`, yang kemudian dieksekusi.
+
+> Pada pengguna Windows, file executable ber-ekstensi `.exe`.
+
+## A.5.4. Command `go install`
+
+Command `go install` memiliki fungsi yang sama dengan `go build`, hanya saja setelah proses kompilasi selesai, dilanjutkan ke proses instalasi program yang bersangkutan.
+
+Target eksekusi harus berupa folder proyek (bukan file `.go`), dan path folder tersebut dituliskan relatif terhadap `$GOPATH/src`. Contoh:
+
+```bash
+$ go install github.com/novalagung/godong
+```
+
+`go install` menghasilkan output berbeda untuk package `main` dan non-main.
+
+ - Pada package **non-main**, menghasilkan file berekstensi `.a` tersimpan dalam folder `$GOPATH/pkg`.
+ - Pada package **main**, menghasilkan file *executable* tersimpan dalam folder `$GOPATH/bin`.
+
+Berikut merupakan contoh penerapan `go install`.
+
+![Contoh penggunaan `go install`](images/A.5_7_go_install.png)
+
+Pada kode di atas bisa dilihat command `go install` dieksekusi 2 kali.
+
+ 1. Pada package non-main, `github.com/novalagung/godong`. Hasil instalasi adalah file berekstensi `.a` tersimpan pada folder `$GOPATH/pkg`.
+ 2. Pada package main, `github.com/novalagung/godong/godong_test`. Hasil instalasi adalah file executable tersimpan pada folder `$GOPATH/bin`.
+
+## A.5.5. Command `go get`
+
+Command ini berbeda dengan command-command yang sudah dibahas di atas. `go get` digunakan untuk men-download package. Sebagai contoh saya ingin men-download package **Mgo**.
+
+```bash
+$ go get gopkg.in/mgo.v2
+$ ls $GOPATH/src/gopkg.in/mgo.v2
+```
+
+![Download package menggunakan `go get`](images/A.5_6_go_get.png)
+
+[gopkg.in/mgo.v2](https://gopkg.in/mgo.v2) adalah URL package mgo. Package yang sudah ter-download tersimpan dalam `$GOPATH/src`, dengan struktur folder sesuai dengan URL package-nya. Sebagai contoh, package MGO di atas tersimpan di `$GOPATH/src/gopkg.in/mgo.v2`.
diff --git a/50-json.md b/50-json.md
new file mode 100644
index 000000000..3fad46b04
--- /dev/null
+++ b/50-json.md
@@ -0,0 +1,137 @@
+# A.50. JSON
+
+**JSON** atau *Javascript Object Notation* adalah notasi standar yang umum digunakan untuk komunikasi data dalam web. JSON merupakan subset dari *javascript*.
+
+Go menyediakan package `encoding/json` yang berisikan banyak fungsi untuk kebutuhan operasi json.
+
+Di bab ini, kita akan belajar cara untuk konverstri string yang berbentuk json menjadi objek Go, dan sebaliknya.
+
+## A.50.1. Decode JSON Ke Variabel Objek Struct
+
+Di Go, data json dituliskan sebagai `string`. Dengan menggunakan `json.Unmarshal`, json string bisa dikonversi menjadi bentuk objek, entah itu dalam bentuk `map[string]interface{}` ataupun objek struct.
+
+Program berikut ini adalah contoh cara decoding json ke bentuk objek. Pertama import package yang dibutuhkan, lalu siapkan struct `User`.
+
+```go
+package main
+
+import "encoding/json"
+import "fmt"
+
+type User struct {
+ FullName string `json:"Name"`
+ Age int
+}
+```
+
+Struct `User` ini nantinya digunakan untuk membuat variabel baru penampung hasil decode json string. Proses decode sendiri dilakukan lewat fungsi `json.Unmarshal()`, dengan json string tersebut dimasukan ke statement fungsi tersebut.
+
+Silakan tulis kode berikut.
+
+```go
+func main() {
+ var jsonString = `{"Name": "john wick", "Age": 27}`
+ var jsonData = []byte(jsonString)
+
+ var data User
+
+ var err = json.Unmarshal(jsonData, &data)
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ fmt.Println("user :", data.FullName)
+ fmt.Println("age :", data.Age)
+}
+```
+
+Fungsi unmarshal hanya menerima data json dalam bentuk `[]byte`, maka dari itu data json string pada kode di atas di-casting terlebih dahulu ke tipe `[]byte` sebelum dipergunakan pada fungsi unmarshal.
+
+Juga, perlu diperhatikan, argument ke-2 fungsi unmarshal harus diisi dengan **pointer** dari objek yang nantinya akan menampung hasilnya.
+
+![Decode data json ke variabel objek](images/A.50_1_decode.png)
+
+Jika kita perhatikan lagi, pada struct `User`, salah satu property-nya yaitu `FullName` memiliki **tag** `json:"Name"`. Tag tersebut digunakan untuk mapping informasi json ke property yang bersangkutan.
+
+Data json yang akan diparsing memiliki 2 property yaitu `Name` dan `Age`. Kebetulan penulisan `Age` pada data json dan pada struktur struct adalah sama, berbeda dengan `Name` yang tidak ada pada struct.
+
+Dengan menambahkan tag json, maka property `FullName` struct akan secara cerdas menampung data json property `Name`.
+
+> Pada kasus decoding data json string ke variabel objek struct, semua level akses property struct penampung harus publik.
+
+## A.50.2. Decode JSON Ke `map[string]interface{}` & `interface{}`
+
+Tak hanya ke objek cetakan struct, target decoding data json juga bisa berupa variabel bertipe `map[string]interface{}`.
+
+```go
+var data1 map[string]interface{}
+json.Unmarshal(jsonData, &data1)
+
+fmt.Println("user :", data1["Name"])
+fmt.Println("age :", data1["Age"])
+```
+
+Variabel bertipe `interface{}` juga bisa digunakan untuk menampung hasil decode. Dengan catatan pada pengaksesan nilai property, harus dilakukan casting terlebih dahulu ke `map[string]interface{}`.
+
+```go
+var data2 interface{}
+json.Unmarshal(jsonData, &data2)
+
+var decodedData = data2.(map[string]interface{})
+fmt.Println("user :", decodedData["Name"])
+fmt.Println("age :", decodedData["Age"])
+```
+
+## A.50.3. Decode Array JSON Ke Array Objek
+
+Decode data dari array json ke slice/array objek masih sama, siapkan saja variabel penampung hasil decode dengan tipe slice struct. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```go
+var jsonString = `[
+ {"Name": "john wick", "Age": 27},
+ {"Name": "ethan hunt", "Age": 32}
+]`
+
+var data []User
+
+var err = json.Unmarshal([]byte(jsonString), &data)
+if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+}
+
+fmt.Println("user 1:", data[0].FullName)
+fmt.Println("user 2:", data[1].FullName)
+```
+
+## A.50.4. Encode Objek Ke JSON String
+
+Setelah sebelumnya dijelaskan beberapa cara decode data dari json string ke objek, sekarang kita akan belajar cara **encode** data objek ke bentuk json string.
+
+Fungsi `json.Marshal` digunakan untuk decoding data ke json string. Sumber data bisa berupa variabel objek cetakan struct, `map[string]interface{}`, atau slice.
+
+Pada contoh berikut, data slice struct dikonversi ke dalam bentuk json string. Hasil konversi berupa `[]byte`, casting terlebih dahulu ke tipe `string` agar bisa ditampilkan bentuk json string-nya.
+
+```go
+var object = []User{{"john wick", 27}, {"ethan hunt", 32}}
+var jsonData, err = json.Marshal(object)
+if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+}
+
+var jsonString = string(jsonData)
+fmt.Println(jsonString)
+```
+
+Output:
+
+![Encode data ke JSON](images/A.50_2_encode.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/51-web-json-api.md b/51-web-json-api.md
new file mode 100644
index 000000000..04da6fd82
--- /dev/null
+++ b/51-web-json-api.md
@@ -0,0 +1,135 @@
+# A.51. Web Service API (JSON Data)
+
+Pada bab ini kita akan mengkombinasikan pembahasan 2 bab sebelumnya, yaitu web programming dan JSON, untuk membuat sebuah web service API dengan tipe data reponse berbentuk JSON.
+
+> Web Service API adalah sebuah web yang menerima request dari client dan menghasilkan response, biasa berupa JSON/XML.
+
+## A.51.1. Pembuatan Web API
+
+Pertama siapkan terlebih dahulu struct dan beberapa data sample.
+
+```go
+package main
+
+import "encoding/json"
+import "net/http"
+import "fmt"
+
+type student struct {
+ ID string
+ Name string
+ Grade int
+}
+
+var data = []student{
+ student{"E001", "ethan", 21},
+ student{"W001", "wick", 22},
+ student{"B001", "bourne", 23},
+ student{"B002", "bond", 23},
+}
+```
+
+Struct `student` di atas digunakan sebagai tipe elemen slice sample data, ditampung variabel `data`.
+
+Selanjutnya buat fungsi `users()` untuk handle endpoint `/users`. Didalam fungsi tersebut ada proses deteksi jenis request lewat property `r.Method()`, untuk mencari tahu apakah jenis request adalah **POST** atau **GET** atau lainnya.
+
+```go
+func users(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+
+ if r.Method == "POST" {
+ var result, err = json.Marshal(data)
+
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ w.Write(result)
+ return
+ }
+
+ http.Error(w, "", http.StatusBadRequest)
+}
+```
+
+Jika request adalah POST, maka data yang di-encode ke JSON dijadikan sebagai response.
+
+Statement `w.Header().Set("Content-Type", "application/json")` digunakan untuk menentukan tipe response, yaitu sebagai JSON. Sedangkan `r.Write()` digunakan untuk mendaftarkan data sebagai response.
+
+Selebihnya, jika request tidak valid, response di set sebagai error menggunakan fungsi `http.Error()`.
+
+Siapkan juga handler untuk endpoint `/user`. Perbedaan endpoint ini dengan `/users` di atas adalah:
+
+ - Endpoint `/users` menghasilkan semua sample data yang ada (array).
+ - Endpoint `/user` menghasilkan satu buah data saja, diambel dari data sample berdasarkan `ID`-nya. Pada endpoint ini, client harus mengirimkan juga informasi `ID` data yang dicari.
+
+```go
+func user(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+
+ if r.Method == "POST" {
+ var id = r.FormValue("id")
+ var result []byte
+ var err error
+
+ for _, each := range data {
+ if each.ID == id {
+ result, err = json.Marshal(each)
+
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ w.Write(result)
+ return
+ }
+ }
+
+ http.Error(w, "User not found", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ http.Error(w, "", http.StatusBadRequest)
+}
+```
+
+Method `r.FormValue()` digunakan untuk mengambil data form yang dikirim dari client, pada konteks ini data yang dimaksud adalah `ID`.
+
+Dengan menggunakan `ID` tersebut dicarilah data yang relevan. Jika ada, maka dikembalikan sebagai response. Jika tidak ada maka error **400, Bad Request** dikembalikan dengan pesan **User Not Found**.
+
+Terakhir, implementasikan kedua handler di atas.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/users", users)
+ http.HandleFunc("/user", user)
+
+ fmt.Println("starting web server at http://localhost:8080/")
+ http.ListenAndServe(":8080", nil)
+}
+```
+
+Jalankan program, sekarang web server sudah live dan bisa dikonsumsi datanya.
+
+![Web API Server dijalankan](images/A.51_1_server.png)
+
+## A.51.2. Test Web Service API
+
+Setelah web server sudah berjalan, web service yang telah dibuat perlu untuk di-tes. Di sini saya menggunakan Google Chrome plugin bernama [Postman](https://chrome.google.com/webstore/detail/postman/fhbjgbiflinjbdggehcddcbncdddomop?hl=en) untuk mengetes API yang sudah dibuat.
+
+ - Test endpoint `/users`, apakah data yang dikembalikan sudah benar.
+
+ ![Test `/users`](images/A.51_2_test_api_users.png)
+
+ - Test endpoint `/user`, isi form data `id` dengan nilai `E001`.
+
+ ![Test `/user`](images/A.51_3_test_api_user.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/52-http-request.md b/52-http-request.md
new file mode 100644
index 000000000..04d6228b6
--- /dev/null
+++ b/52-http-request.md
@@ -0,0 +1,178 @@
+# A.52. HTTP Request
+
+Di bab sebelumnya telah dibahas bagaimana membuat Web Service API yang mem-provide data JSON, pada bab ini kita akan belajar mengenai cara untuk mengkonsumsi data tersebut.
+
+Pastikan anda sudah mempraktekkan apa-apa yang ada pada bab sebelumnya [Bab A.51. Web Service API (JSON Data)](/51-web-json-api.html), karena web service yang telah dibuat pada bab tersebut dipergunakan juga pada bab ini.
+
+![Jalankan web server](images/A.51_1_server.png)
+
+## A.52.1. Penggunaan HTTP Request
+
+Package `net/http`, selain berisikan tools untuk keperluan pembuatan web, juga berisikan fungsi-fungsi untuk melakukan http request. Salah satunya adalah `http.NewRequest()` yang akan kita bahas di sini.
+
+Sebelumnya, import package yang dibutuhkan. Dan siapkan struct `student` yang nantinya akan dipakai sebagai tipe data reponse dari web API. Struk tersebut skema nya sama dengan yang ada pada bab 51.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "encoding/json"
+
+var baseURL = "http://localhost:8080"
+
+type student struct {
+ ID string
+ Name string
+ Grade int
+}
+```
+
+Setelah itu buat fungsi `fetchUsers()`. Fungsi ini bertugas melakukan request ke [http://localhost:8080/users](http://localhost:8080/users), menerima response dari request tersebut, lalu menampilkannya.
+
+```go
+func fetchUsers() ([]student, error) {
+ var err error
+ var client = &http.Client{}
+ var data []student
+
+ request, err := http.NewRequest("POST", baseURL+"/users", nil)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ response, err := client.Do(request)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+ defer response.Body.Close()
+
+ err = json.NewDecoder(response.Body).Decode(&data)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ return data,nil
+}
+```
+
+Statement `&http.Client{}` menghasilkan instance `http.Client`. Objek ini nantinya diperlukan untuk eksekusi request.
+
+Fungsi `http.NewRequest()` digunakan untuk membuat request baru. Fungsi tersebut memiliki 3 parameter yang wajib diisi.
+
+ 1. Parameter pertama, berisikan tipe request **POST** atau **GET** atau lainnya
+ 2. Parameter kedua, adalah URL tujuan request
+ 3. Parameter ketiga, form data request (jika ada)
+
+Fungsi tersebut menghasilkan instance bertipe `http.Request`. Objek tersebut nantinya disisipkan pada saat eksekusi request.
+
+Cara eksekusi request sendiri adalah dengan memanggil method `Do()` pada instance `http.Client` yang sudah dibuat, dengan parameter adalah instance request-nya. Contohnya seperti pada `client.Do(request)`.
+
+Method tersebut mengembalikan instance bertipe `http.Response`, yang didalamnya berisikan informasi yang dikembalikan dari web API.
+
+Data response bisa diambil lewat property `Body` dalam bentuk string. Gunakan JSON Decoder untuk mengkonversinya menjadi bentuk JSON. Contohnya bisa dilihat di kode di atas, `json.NewDecoder(response.Body).Decode(&data)`. Setelah itu barulah kita bisa menampilkannya.
+
+Perlu diketahui, data response perlu di-**close** setelah tidak dipakai. Caranya seperti pada kode `defer response.Body.Close()`.
+
+Selanjutnya, eksekusi fungsi `fetchUsers()` dalam fungsi `main()`.
+
+```go
+func main() {
+ var users, err = fetchUsers()
+ if err != nil {
+ fmt.Println("Error!", err.Error())
+ return
+ }
+
+ for _, each := range users {
+ fmt.Printf("ID: %s\t Name: %s\t Grade: %d\n", each.ID, each.Name, each.Grade)
+ }
+}
+```
+
+Jalankan program untuk test hasil.
+
+![HTTP Request](images/A.52_1_http_request.png)
+
+## A.52.2. HTTP Request Dengan Form Data
+
+Untuk menyisipkan data pada sebuah request, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan. Yang pertama, import beberapa package lagi, `bytes` dan `net/url`.
+
+```go
+import "bytes"
+import "net/url"
+```
+
+Buat fungsi baru, isinya request ke [http://localhost:8080/user](http://localhost:8080/user) dengan data yang disisipkan adalah `ID`.
+
+```go
+func fetchUser(ID string) (student, error) {
+ var err error
+ var client = &http.Client{}
+ var data student
+
+ var param = url.Values{}
+ param.Set("id", ID)
+ var payload = bytes.NewBufferString(param.Encode())
+
+ request, err := http.NewRequest("POST", baseURL+"/user", payload)
+ if err != nil {
+ return data, err
+ }
+ request.Header.Set("Content-Type", "application/x-www-form-urlencoded")
+
+ response, err := client.Do(request)
+ if err != nil {
+ return data, err
+ }
+ defer response.Body.Close()
+
+ err = json.NewDecoder(response.Body).Decode(&data)
+ if err != nil {
+ return data, err
+ }
+
+ return data, nil
+}
+```
+
+Isi fungsi di atas bisa dilihat memiliki beberapa kemiripan dengan fungsi `fetchUsers()` sebelumnya.
+
+Statement `url.Values{}` akan menghasilkan objek yang nantinya digunakan sebagai form data request. Pada objek tersebut perlu di set data apa saja yang ingin dikirimkan menggunakan fungsi `Set()` seperti pada `param.Set("id", ID)`.
+
+Statement `bytes.NewBufferString(param.Encode())` maksudnya, objek form data di-encode lalu diubah menjadi bentuk `bytes.Buffer`, yang nantinya disisipkan pada parameter ketiga pemanggilan fungsi `http.NewRequest()`.
+
+Karena data yang akan dikirim di-encode, maka pada header perlu di set tipe konten request-nya. Kode `request.Header.Set("Content-Type", "application/x-www-form-urlencoded")` artinya tipe konten request di set sebagai `application/x-www-form-urlencoded`.
+
+> Pada konteks HTML, HTTP Request yang di trigger dari tag `` secara default tipe konten-nya sudah di set `application/x-www-form-urlencoded`. Lebih detailnya bisa merujuk ke spesifikasi HTML form [http://www.w3.org/TR/html401/interact/forms.html#h-17.13.4.1](http://www.w3.org/TR/html401/interact/forms.html#h-17.13.4.1)
+
+Response dari endpoint `/user` bukanlah slice, tetapi berupa objek. Maka pada saat decode perlu pastikan tipe variabel penampung hasil decode data response adalah `student` (bukan `[]student`).
+
+Lanjut ke perkodingan, terakhir, implementasikan `fetchUser()` pada fungsi `main()`.
+
+```go
+func main() {
+ var user1, err = fetchUser("E001")
+ if err != nil {
+ fmt.Println("Error!", err.Error())
+ return
+ }
+
+ fmt.Printf("ID: %s\t Name: %s\t Grade: %d\n", user1.ID, user1.Name, user1.Grade)
+}
+```
+
+Untuk keperluan testing, kita hardcode `ID` nilainya `"E001"`. Jalankan program untuk test apakah data yang dikembalikan sesuai.
+
+![HTTP request Form Data](images/A.52_2_http_request_form_data.png)
+
+## A.52.3. Secure & Insecure HTTP Request
+
+Kita telah mempelajari bagaimana cara membuat http request sederhana untuk kirim data dan juga ambil data. Nantinya pada [Bab C.25. Secure & Insecure Client HTTP Request](/C-25-secure-insecure-client-http-request.html) kita akan belajar cara membuat http client request yang lebih njlimet untuk kasus yang lebih advance, tapi sabar dulu hehe.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/53-sql.md b/53-sql.md
new file mode 100644
index 000000000..58f1aa3e0
--- /dev/null
+++ b/53-sql.md
@@ -0,0 +1,342 @@
+# A.53. SQL
+
+Go menyediakan package `database/sql` berisikan generic interface untuk keperluan interaksi dengan database sql. Package ini hanya bisa digunakan ketika **driver** database engine yang dipilih juga ada.
+
+Ada cukup banyak sql driver yang tersedia untuk Go, detailnya bisa diakses di [https://github.com/golang/go/wiki/SQLDrivers](https://github.com/golang/go/wiki/SQLDrivers). Beberapa diantaranya:
+
+ - MySql
+ - Oracle
+ - MS Sql Server
+ - dan lainnya
+
+Driver-driver tersebut merupakan project open source yang diinisiasi oleh komunitas di Github. Artinya kita selaku developer juga bisa ikut berkontribusi didalamnya.
+
+Pada bab ini kita akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan database MySQL menggunakan driver [Go MySQL Driver](https://github.com/go-sql-driver/mysql).
+
+## A.53.1. Instalasi Driver
+
+Unduh driver mysql menggunakan `go get`.
+
+```
+go get github.com/go-sql-driver/mysql
+```
+
+![Download mysql driver](images/A.53_1_go_get_driver.png)
+
+## A.53.2. Setup Database
+
+> Sebelumnya pastikan sudah ada [mysql server](https://dev.mysql.com/downloads/mysql/) yang terinstal di lokal anda.
+
+Buat database baru bernama `db_belajar_golang`, dan tabel baru bernama `tb_student`.
+
+```sql
+CREATE TABLE IF NOT EXISTS `tb_student` (
+ `id` varchar(5) NOT NULL,
+ `name` varchar(255) NOT NULL,
+ `age` int(11) NOT NULL,
+ `grade` int(11) NOT NULL
+) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;
+
+INSERT INTO `tb_student` (`id`, `name`, `age`, `grade`) VALUES
+('B001', 'Jason Bourne', 29, 1),
+('B002', 'James Bond', 27, 1),
+('E001', 'Ethan Hunt', 27, 2),
+('W001', 'John Wick', 28, 2);
+
+ALTER TABLE `tb_student` ADD PRIMARY KEY (`id`);
+```
+
+## A.53.3. Membaca Data Dari MySQL Server
+
+Import package yang dibutuhkan, lalu disiapkan struct dengan skema yang sama seperti pada tabel `tb_student` di database. Nantinya struct ini digunakan sebagai tipe data penampung hasil query.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "database/sql"
+import _ "github.com/go-sql-driver/mysql"
+
+type student struct {
+ id string
+ name string
+ age int
+ grade int
+}
+```
+
+Driver database yang digunakan perlu di-import menggunakan tanda `_`, karena meskipun dibutuhkan oleh package `database/sql`, kita tidak langsung berinteraksi dengan driver tersebut.
+
+Selanjutnya buat fungsi untuk koneksi ke database.
+
+```go
+func connect() (*sql.DB, error) {
+ db, err := sql.Open("mysql", "root:@tcp(127.0.0.1:3306)/db_belajar_golang")
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ return db, nil
+}
+```
+
+Fungsi `sql.Open()` digunakan untuk memulai koneksi dengan database. Fungsi tersebut memiliki 2 parameter mandatory, nama driver dan **connection string**.
+
+Skema connection string untuk driver mysql yang kita gunakan cukup unik, `root@tcp(127.0.0.1:3306)/db_belajar_golang`. Dibawah ini merupakan skema connection string yang bisa digunakan pada driver Go MySQL Driver. Jika anda menggunakan driver mysql lain, skema koneksinya bisa saja berbeda tergantung driver yang digunakan.
+```
+user:password@tcp(host:port)/dbname
+user@tcp(host:port)/dbname
+```
+
+Di bawah ini adalah penjelasan mengenai connection string yang digunakan pada fungsi `connect()`.
+
+```
+root@tcp(127.0.0.1:3306)/db_belajar_golang
+// user => root
+// password =>
+// host => 127.0.0.1 atau localhost
+// port => 3306
+// dbname => db_belajar_golang
+```
+
+Setelah fungsi untuk konektivitas dengan database sudah dibuat, saatnya untuk mempraktekan proses pembacaan data dari server database. Siapkan fungsi `sqlQuery()` dengan isi adalah kode berikut.
+
+```go
+func sqlQuery() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ defer db.Close()
+
+ var age = 27
+ rows, err := db.Query("select id, name, grade from tb_student where age = ?", age)
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ defer rows.Close()
+
+ var result []student
+
+ for rows.Next() {
+ var each = student{}
+ var err = rows.Scan(&each.id, &each.name, &each.grade)
+
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ result = append(result, each)
+ }
+
+ if err = rows.Err(); err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ for _, each := range result {
+ fmt.Println(each.name)
+ }
+}
+```
+
+Setiap kali terbuat koneksi baru, jangan lupa untuk selalu **close** instance koneksinya. Bisa menggunakan keyword `defer` seperti pada kode di atas, `defer db.Close()`.
+
+Fungsi `db.Query()` digunakan untuk eksekusi sql query. Fungsi tersebut parameter keduanya adalah variadic, sehingga boleh tidak diisi. Pada kode di atas bisa dilihat bahwa nilai salah satu clause `where` adalah tanda tanya (`?`). Tanda tersebut kemudian akan ter-replace oleh nilai pada parameter setelahnya (nilai variabel `age`). Teknik penulisan query sejenis ini sangat dianjurkan, untuk mencegah [sql injection](https://en.wikipedia.org/wiki/SQL_injection).
+
+Fungsi tersebut menghasilkan instance bertipe `sql.*Rows`, yang juga perlu di **close** ketika sudah tidak digunakan (`defer rows.Close()`).
+
+Selanjutnya, sebuah array dengan tipe elemen struct `student` disiapkan dengan nama `result`. Nantinya hasil query akan ditampung ke variabel tersebut.
+
+Kemudian dilakukan perulangan dengan acuan kondisi adalah `rows.Next()`. Perulangan dengan cara ini dilakukan sebanyak jumlah total record yang ada, berurutan dari record pertama hingga akhir, satu per satu.
+
+Method `Scan()` milik `sql.Rows` berfungsi untuk mengambil nilai record yang sedang diiterasi, untuk disimpan pada variabel pointer. Variabel yang digunakan untuk menyimpan field-field record dituliskan berurutan sebagai parameter variadic, sesuai dengan field yang di select pada query. Silakan lihat perbandingan dibawah ini unuk lebih jelasnya.
+
+```
+// query
+select id, name, grade ...
+
+// scan
+rows.Scan(&each.id, &each.name, &each.grade ...
+```
+
+Data record yang didapat kemudian di-append ke slice `result`, lewat statement `result = append(result, each)`.
+
+OK, sekarang tinggal panggil fungsi `sqlQuery()` di `main`, lalu jalankan program.
+
+```go
+func main() {
+ sqlQuery()
+}
+```
+
+Output:
+
+![Membaca data dari database server](images/A.53_2_sql_query.png)
+
+## A.53.4. Membaca 1 Record Data Menggunakan Method `QueryRow()`
+
+Untuk query yang menghasilkan 1 baris record saja, bisa gunakan method `QueryRow()`, dengan metode ini kode menjadi lebih ringkas. Chain dengan method `Scan()` untuk mendapatkan value-nya.
+
+```go
+func sqlQueryRow() {
+ var db, err = connect()
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ defer db.Close()
+
+ var result = student{}
+ var id = "E001"
+ err = db.
+ QueryRow("select name, grade from tb_student where id = ?", id).
+ Scan(&result.name, &result.grade)
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ fmt.Printf("name: %s\ngrade: %d\n", result.name, result.grade)
+}
+
+func main() {
+ sqlQueryRow()
+}
+```
+
+Dari kode di atas ada statement yang dituliskan cukup unik, chain statement boleh dituliskan dalam beberapa baris, contohnya:
+
+```go
+err = db.
+ QueryRow("select name, grade from tb_student where id = ?", id).
+ Scan(&result.name, &result.grade)
+```
+
+Sekarang jalankan program. Outputnya akan muncul data record sesuai id.
+
+![Penggunaan `QueryRow()`](images/A.53_3_sql_query_row.png)
+
+## A.53.5. Eksekusi Query Menggunakan `Prepare()`
+
+Teknik **prepared statement** adalah teknik penulisan query di awal dengan kelebihan bisa di re-use atau digunakan banyak kali untuk eksekusi yang berbeda-beda.
+
+Metode ini bisa digabung dengan `Query()` maupun `QueryRow()`. Berikut merupakan contoh penerapannya.
+
+```go
+func sqlPrepare() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ defer db.Close()
+
+ stmt, err := db.Prepare("select name, grade from tb_student where id = ?")
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+
+ var result1 = student{}
+ stmt.QueryRow("E001").Scan(&result1.name, &result1.grade)
+ fmt.Printf("name: %s\ngrade: %d\n", result1.name, result1.grade)
+
+ var result2 = student{}
+ stmt.QueryRow("W001").Scan(&result2.name, &result2.grade)
+ fmt.Printf("name: %s\ngrade: %d\n", result2.name, result2.grade)
+
+ var result3 = student{}
+ stmt.QueryRow("B001").Scan(&result3.name, &result3.grade)
+ fmt.Printf("name: %s\ngrade: %d\n", result3.name, result3.grade)
+}
+
+func main() {
+ sqlPrepare()
+}
+```
+
+Method `Prepare()` digunakan untuk deklarasi query, yang mengembalikan objek bertipe `sql.*Stmt`. Dari objek tersebut, dipanggil method `QueryRow()` beberapa kali dengan isi value untuk `id` berbeda-beda untuk tiap pemanggilannya.
+
+![Prepared statement](images/A.53_4_prepared_statement.png)
+
+## A.53.6. Insert, Update, & Delete Data Menggunakan `Exec()`
+
+Untuk operasi **insert**, **update**, dan **delete**; dianjurkan untuk tidak menggunakan fungsi `sql.Query()` ataupun `sql.QueryRow()` untuk eksekusinya. Direkomendasikan eksekusi perintah-perintah tersebut lewat fungsi `Exec()`, contohnya seperti pada kode berikut.
+
+```go
+func sqlExec() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ defer db.Close()
+
+ _, err = db.Exec("insert into tb_student values (?, ?, ?, ?)", "G001", "Galahad", 29, 2)
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ fmt.Println("insert success!")
+
+ _, err = db.Exec("update tb_student set age = ? where id = ?", 28, "G001")
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ fmt.Println("update success!")
+
+ _, err = db.Exec("delete from tb_student where id = ?", "G001")
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ return
+ }
+ fmt.Println("delete success!")
+}
+
+func main() {
+ sqlExec()
+}
+```
+
+Teknik prepared statement juga bisa digunakan pada metode ini. Berikut adalah perbandingan eksekusi `Exec()` menggunakan `Prepare()` dan cara biasa.
+
+```go
+// menggunakan metode prepared statement
+stmt, err := db.Prepare("insert into tb_student values (?, ?, ?, ?)")
+stmt.Exec("G001", "Galahad", 29, 2)
+
+// menggunakan metode biasa
+_, err := db.Exec("insert into tb_student values (?, ?, ?, ?)", "G001", "Galahad", 29, 2)
+```
+
+## A.53.7. Koneksi Dengan Engine Database Lain
+
+Karena package `database/sql` merupakan interface generic, maka cara untuk koneksi ke engine database lain (semisal Oracle, Postgres, SQL Server) adalah sama dengan cara koneksi ke MySQL. Cukup dengan meng-import driver yang digunakan, lalu mengganti nama driver pada saat pembuatan koneksi baru.
+
+```go
+sql.Open(driverName, connectionString)
+```
+
+Sebagai contoh saya menggunakan driver [pq](https://github.com/lib/pq) untuk koneksi ke server Postgres, maka connection string-nya:
+
+```go
+sql.Open("pq", "user=postgres password=secret dbname=test sslmode=disable")
+```
+
+Selengkapya mengenai driver yang tersedia bisa dilihat di [https://github.com/golang/go/wiki/SQLDrivers](https://github.com/golang/go/wiki/SQLDrivers).
+
+---
+
+- [Go MySQL Driver](https://github.com/go-sql-driver/mysql), by Julien Schmidt, MPL-2.0 license
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/54-mongodb.md b/54-mongodb.md
new file mode 100644
index 000000000..1398627cf
--- /dev/null
+++ b/54-mongodb.md
@@ -0,0 +1,331 @@
+# A.54. NoSQL MongoDB
+
+Go tidak menyediakan interface generic untuk NoSQL, jadi implementasi driver tiap brand NoSQL di Go biasanya berbeda satu dengan lainnya.
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara berkomunikasi dengan NoSQL MongoDB server menggunakan official driver untuk go, yaitu [mongo-go-driver](https://github.com/mongodb/mongo-go-driver).
+
+## A.54.1. Persiapan
+
+Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mulai masuk ke bagian coding.
+
+ 1. Instal mongo-go-driver menggunakan `go get`.
+
+ ```
+ go get https://github.com/mongodb/mongo-go-driver
+ ```
+
+ 2. Pastikan sudah terinstal MongoDB di komputer anda, dan jangan lupa untuk menjalankan daemon-nya. Jika belum, [download](ihttps://www.mongodb.org/downloads) dan install terlebih dahulu.
+
+ 3. Instal juga MongoDB GUI untuk mempermudah browsing data. Bisa menggunakan [MongoChef](http://3t.io/mongochef/), [Robomongo](http://robomongo.org/), atau lainnya.
+
+## A.54.2. Insert Data
+
+Cara insert data ke mongodb via Go tidak terlalu sulit. Kita akan mempelajarinya dengan cara praktek langsung. Pertama-tama silakan import package yang dibutuhkan.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "context"
+ "fmt"
+ "log"
+ "time"
+
+ "go.mongodb.org/mongo-driver/mongo"
+ "go.mongodb.org/mongo-driver/mongo/options"
+ "go.mongodb.org/mongo-driver/bson"
+)
+```
+
+Siapkan satu object context dan struct `student`. Rencananya satu buah document kita buat sebagai satu buah objek `student`.
+
+Perlu diketahui bahwa pada bab ini tidak dijelaskan tentang apa itu context. Silakan merujuk ke [Bab C.31. Context: Value, Timeout, & Cancellation](/C-31-golang-context.html) untuk mempelajarinya. Menggunakan satu context background untuk semua operasi sangat tidak dianjurkan, tapi pada bab ini kita terapkan demikian agar tidak menambah kebingungan pembaca yang masih proses belajar. Context sendiri fungsinya sangat banyak, untuk kasus sejenis biasanya digunakan untuk handle operation timeout atau lainnya.
+
+```go
+var ctx = context.Background()
+
+type student struct {
+ Name string `bson:"name"`
+ Grade int `bson:"Grade"`
+}
+```
+
+Tag `bson` pada property struct digunakan sebagai penentu nama field ketika data disimpan ke dalam collection. Jika sebuah property tidak memiliki tag bson, secara default nama field adalah sama dengan nama property hanya saja lowercase. Untuk customize nama field, gunakan tag `bson`.
+
+Pada contoh di atas, property `Name` ditentukan nama field mongo-nya sebagai `name`, dan `Grade` sebagai `Grade`.
+
+Selanjutnya siapkan fungsi untuk membuat satu buah mongo connection. Dari objek connection diambil object database, kemudian dijadikan sebagai nilai balik fungsi.
+
+```go
+func connect() (*mongo.Database, error) {
+ clientOptions := options.Client()
+ clientOptions.ApplyURI("mongodb://localhost:27017")
+ client, err := mongo.NewClient(client)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ err = client.Connect(ctx)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ return client.Database("belajar_golang"), nil
+}
+```
+
+Fungsi `mongo.NewClient()` digunakan untuk meng-inisialisasi koneksi database dari client ke server. Fungsi tersebut memerlukan parameter bertipe `*options.ClientOptions`. Pada client options mongo connection string perlu di set (lewat method `.ApplyURI()`).
+
+> Silakan sesuaikan connection string dengan mongo db server yang dipergunakan. Lebih jelasnya silakan merujuk ke [MongoDB Documentation: Connection String URI Format](https://docs.mongodb.com/manual/reference/connection-string/).
+
+Dari object client, panggil method `.Connect()` untuk inisialisasi koneksi ke db server. Setelah itu panggil method `.Database()` untuk set database yang aktif.
+
+Lanjut buat fungsi yang didalamnya berisikan kode untuk insert data ke mongodb, lalu panggil fungsi tersebut di `main()`.
+
+```go
+func insert() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ _, err = db.Collection("student").InsertOne(ctx, student{"Wick", 2})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ _, err = db.Collection("student").InsertOne(ctx, student{"Ethan", 2})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ fmt.Println("Insert success!")
+}
+
+func main() {
+ insert()
+}
+```
+
+Fungsi `connect()` mengembalikan objek bertipe `*mongo.Database`. Dari objek tersebut akses method `.Collection()` lalu chain dengan method lainnya untuk melakukan operasi database, kurang lebih skema statement-nya sama seperti operasi mongodb.
+
+Sebagai contoh, pada kode di atas `.InsertOne()` digunakan untuk insert satu data ke database. Perbandingannya kurang lebih seperti berikut:
+
+```js
+// mongodb
+db.getCollection("student").insertOne({ name: "Wick", Grade: 2 })
+
+// mongo-do-driver
+db.Collection("student").InsertOne(ctx, student{ name: "Wick", Grade: 2})
+```
+
+Perlu diketahui, bahwa di mongo-go-driver setiap operasi biasanya membutuhkan objek context untuk disisipkan sebagai parameter pertama. Pada contoh di atas kita gunakan variabel `ctx` yang sudah dideklarasikan sebelumnya.
+
+![Insert mongo](images/A.54_2_insert.png)
+
+## A.54.3. Membaca Data
+
+Method `.Find()` digunakan untuk membaca atau mencari data. Method ini mengembalikan objek cursor, objek ini harus digunakan dalam perulangan untuk mengambil data yang ditemukan.
+
+Dalam pencarian, sisipkan query atau filter sebagai parameter ke-dua method `.Find()`.
+
+```go
+func find() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ csr, err := db.Collection("student").Find(ctx, bson.M{"name": "Wick"})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+ defer csr.Close(ctx)
+
+ result := make([]student, 0)
+ for csr.Next(ctx) {
+ var row student
+ err := csr.Decode(&row)
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ result = append(result, row)
+ }
+
+ if len(result) > 0 {
+ fmt.Println("Name :", result[0].Name)
+ fmt.Println("Grade :", result[0].Grade)
+ }
+}
+
+func main() {
+ find()
+}
+```
+
+Query selector ditulis dalam tipe `bson.M`. Tipe ini sebenarnya adalah alias dari `map[string]interface{}`.
+
+Cara untuk mendapatkan semua rows hasil pencarian kursor adalah dengan mengiterasi method `.Next()` dengan didalamnya method `.Decode()` dipanggil untuk retrieve datanya. Setelah itu data yang sudah terampil di-append ke slice.
+
+Selain method `.Find()` ada juga `.FindOne()`, silakan cek dokumentasi lebih jelasnya.
+
+![Pencarian data](images/A.54_3_find.png)
+
+Berikut adalah skema perbandingan contoh operasi get data menggunakan mongo query vs mongo-go-driver:
+
+```js
+// mongodb
+db.getCollection("student").find({"name": "Wick"})
+
+// mongo-do-driver
+db.Collection("student").Find(ctx, bson.M{"name": "Wick"})
+```
+
+## A.54.4. Update Data
+
+Method `.Update()` digunakan untuk update data (jika update hanya diinginkan untuk berlaku pada 1 dokumen saja, maka gunakan `.UpdateOne()`). Method `.Update()` memerlukan 3 buah parameter dalam pemanggilannya.
+
+ 1. Parameter pertama, objek context
+ 2. Parameter kedua adalah query kondisi yang mengacu ke data mana yang ingin di update
+ 3. Parameter ketiga adalah perubahan datanya.
+
+Di bawah ini adalah contok implementasi method `Update()`.
+
+```go
+func update() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ var selector = bson.M{"name": "Wick"}
+ var changes = student{"John Wick", 2}
+ _, err = db.Collection("student").UpdateOne(ctx, selector, bson.M{"$set": changes})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ fmt.Println("Update success!")
+}
+
+func main() {
+ update()
+}
+```
+
+Jalankan kode di atas, lalu cek lewat Mongo GUI apakah data berubah.
+
+![Update data](images/A.54_4_update.png)
+
+Berikut adalah skema perbandingan query vs mongo-go-driver dari operasi di atas.
+
+```js
+// mongodb
+db.getCollection("student").update({"name": "Wick"}, { "$set": {"name": "Wick", "Grade": 2} })
+
+// mongo-do-driver
+db.Collection("student").UpdateOne(ctx, bson.M{"name": "Wick"}, bson.M{"$set": student{"John Wick", 2}})
+```
+
+Selain method `.UpdateOne()` ada juga method `.UpdateMany()`, kegunaan masing-masing bisa dilihat dari nama fungsinya.
+
+## A.54.5. Menghapus Data
+
+Untuk menghapus data gunakan method `.DeleteOne()` atau `.DeleteMany()`.
+
+```go
+func remove() {
+ db, err := connect()
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ var selector = bson.M{"name": "John Wick"}
+ _, err = db.Collection("student").DeleteOne(ctx, selector)
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ fmt.Println("Remove success!")
+}
+
+func main() {
+ remove()
+}
+```
+
+Hasil dari kode di atas, 2 data yang sebelumnya sudah di-insert kini tinggal satu saja.
+
+![Menghapus data](images/A.54_5_remove.png)
+
+Berikut adalah skema perbandingan query vs mongo-go-driver dari operasi di atas.
+
+```js
+// mongodb
+db.getCollection("student").delete({"name": "John Wick"})
+
+// mongo-do-driver
+db.Collection("student").DeleteMany(ctx, bson.M{"name": "John Wick"})
+```
+
+## A.54.6. Aggregate Data
+
+Agregasi data menggunakan driver ini juga cukup mudah, caranya tinggal gunakan method `.Aggregate()` dan sisipkan pipeline query sebagai argument ke-2 pemanggilan method. Eksekusi method tersebut mengembalikan objek cursor. Selebihnya capture result dengan cara yang sama seperti capture cursor operasi `.Find()`.
+
+Pipeline sendiri bisa dituliskan langsung dalam `[]bson.M`, atau bisa tulis dalam bentuk string dan unmarshal ke `[]bson.M`.
+
+```go
+pipeline := make([]bson.M, 0)
+err = bson.UnmarshalExtJSON([]byte(strings.TrimSpace(`
+ [
+ { "$group": {
+ "_id": null,
+ "Total": { "$sum": 1 }
+ } },
+ { "$project": {
+ "Total": 1,
+ "_id": 0
+ } }
+ ]
+`)), true, &pipeline)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+```
+
+Pada kode lanjutan berikut, method `.Aggregate()` dipanggil dan disisipkan pipeline-nya.
+
+```go
+csr, err := db.Collection("student").Aggregate(ctx, pipeline)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+defer csr.Close(ctx)
+
+result := make([]bson.M, 0)
+for csr.Next(ctx) {
+ var row bson.M
+ err := csr.Decode(&row)
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ result = append(result, row)
+}
+
+if len(result) > 0 {
+ fmt.Println("Total :", result[0]["Total"])
+}
+```
+
+---
+
+- [Mongo Go Driver](https://github.com/mongodb/mongo-go-driver), by MongoDB Team, Apache-2.0 license
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/55-unit-test.md b/55-unit-test.md
new file mode 100644
index 000000000..7deff5e7d
--- /dev/null
+++ b/55-unit-test.md
@@ -0,0 +1,194 @@
+# A.55. Unit Test
+
+Go menyediakan package `testing`, berisikan banyak sekali tools untuk keperluan unit test.
+
+Pada bab ini kita akan belajar mengenai testing, benchmark, dan juga testing menggunakan [testify](https://github.com/stretchr/testify).
+
+## A.55.1. Persiapan
+
+Langsung saja kita praktek. Pertama siapkan terlebih dahulu sebuah struct `Kubus`. Variabel object hasil struct ini nantinya kita gunakan sebagai bahan testing.
+
+```go
+package main
+
+import "math"
+
+type Kubus struct {
+ Sisi float64
+}
+
+func (k Kubus) Volume() float64 {
+ return math.Pow(k.Sisi, 3)
+}
+
+func (k Kubus) Luas() float64 {
+ return math.Pow(k.Sisi, 2) * 6
+}
+
+func (k Kubus) Keliling() float64 {
+ return k.Sisi * 12
+}
+```
+
+Simpan kode di atas dengan nama `bab55.go`.
+
+## A.55.2. Testing
+
+File untuk keperluan testing dipisah dengan file utama, namanya harus berakhiran `_test.go`, dan package-nya harus sama. Pada bab ini, file utama adalah `bab55.go`, maka file testing harus bernama `bab55_test.go`.
+
+Unit test di Go dituliskan dalam bentuk fungsi, yang memiliki parameter yang bertipe `*testing.T`, dengan nama fungsi harus diawali kata **Test** (pastikan sudah meng-import package `testing` sebelumnya). Lewat parameter tersebut, kita bisa mengakses method-method untuk keperluan testing.
+
+Pada contoh di bawah ini disiapkan 3 buah fungsi test, yang masing-masing digunakan untuk mengecek apakah hasil kalkulasi volume, luas, dan keliling kubus adalah benar.
+
+```go
+package main
+
+import "testing"
+
+var (
+ kubus Kubus = Kubus{4}
+ volumeSeharusnya float64 = 64
+ luasSeharusnya float64 = 96
+ kelilingSeharusnya float64 = 48
+)
+
+func TestHitungVolume(t *testing.T) {
+ t.Logf("Volume : %.2f", kubus.Volume())
+
+ if kubus.Volume() != volumeSeharusnya {
+ t.Errorf("SALAH! harusnya %.2f", volumeSeharusnya)
+ }
+}
+
+func TestHitungLuas(t *testing.T) {
+ t.Logf("Luas : %.2f", kubus.Luas())
+
+ if kubus.Luas() != luasSeharusnya {
+ t.Errorf("SALAH! harusnya %.2f", luasSeharusnya)
+ }
+}
+
+func TestHitungKeliling(t *testing.T) {
+ t.Logf("Keliling : %.2f", kubus.Keliling())
+
+ if kubus.Keliling() != kelilingSeharusnya {
+ t.Errorf("SALAH! harusnya %.2f", kelilingSeharusnya)
+ }
+}
+```
+
+Method `t.Logf()` digunakan untuk memunculkan log. Method ini equivalen dengan `fmt.Printf()`.
+
+Method `Errorf()` digunakan untuk memunculkan log dengan diikuti keterangan bahwa terjadi **fail** pada saat testing.
+
+Cara eksekusi testing adalah menggunakan command `go test`. Karena struct yang diuji berada dalam file `bab55.go`, maka pada saat eksekusi test menggunakan `go test`, nama file `bab55_test.go` dan `bab55.go` perlu dituliskan sebagai argument.
+
+Argument `-v` atau verbose digunakan menampilkan semua output log pada saat pengujian.
+
+Jalankan aplikasi seperti gambar dibawah ini, terlihat bahwa tidak ada test yang fail.
+
+![Testing](images/A.55_1_test.png)
+
+OK, selanjutnya coba ubah rumus kalkulasi method `Keliling()`. Tujuan dari pengubahan ini adalah untuk mengetahui bagaimana penanda fail muncul ketika ada test yang gagal.
+
+```go
+func (k Kubus) Keliling() float64 {
+ return k.Sisi * 15
+}
+```
+
+Setelah itu jalankan lagi test.
+
+![Test fail](images/A.55_2_test_fail.png)
+
+## A.55.3. Method Test
+
+Table berikut berisikan method standar testing yang bisa digunakan di Go.
+
+| Method | Kegunaan |
+| :----- | :------- |
+| `Log()` | Menampilkan log |
+| `Logf()` | Menampilkan log menggunakan format |
+| `Fail()` | Menandakan terjadi `Fail()` dan proses testing fungsi tetap diteruskan |
+| `FailNow()` | Menandakan terjadi `Fail()` dan proses testing fungsi dihentikan |
+| `Failed()` | Menampilkan laporan fail |
+| `Error()` | `Log()` diikuti dengan `Fail()` |
+| `Errorf()` | `Logf()` diikuti dengan `Fail()` |
+| `Fatal()` | `Log()` diikuti dengan `failNow()` |
+| `Fatalf()` | `Logf()` diikuti dengan `failNow()` |
+| `Skip()` | `Log()` diikuti dengan `SkipNow()` |
+| `Skipf()` | `Logf()` diikuti dengan `SkipNow()` |
+| `SkipNow()` | Menghentikan proses testing fungsi, dilanjutkan ke testing fungsi setelahnya |
+| `Skiped()` | Menampilkan laporan skip |
+| `Parallel()` | Menge-set bahwa eksekusi testing adalah parallel |
+
+## A.55.4. Benchmark
+
+Package `testing` selain berisikan tools untuk testing juga berisikan tools untuk benchmarking. Cara pembuatan benchmark sendiri cukup mudah yaitu dengan membuat fungsi yang namanya diawali dengan **Benchmark** dan parameternya bertipe `*testing.B`.
+
+Sebagai contoh, kita akan mengetes performa perhitungan luas kubus. Siapkan fungsi dengan nama `BenchmarkHitungLuas()` dengan isi adalah kode berikut.
+
+```go
+func BenchmarkHitungLuas(b *testing.B) {
+ for i := 0; i < b.N; i++ {
+ kubus.Luas()
+ }
+}
+```
+
+Jalankan test menggunakan argument `-bench=.`, argumen ini digunakan untuk menandai bahwa selain testing terdapat juga benchmark yang perlu diuji.
+
+![Benchmark](images/A.55_3_benchmark.png)
+
+Arti dari `30000000 51.1 ns/op` adalah, fungsi di atas di-test sebanyak **30 juta** kali, hasilnya membutuhkan waktu rata-rata **51 nano detik** untuk run satu fungsi.
+
+## A.55.5. Testing Menggunakan testify
+
+Package **testify** berisikan banyak sekali tools yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan testing di Go.
+
+Testify bisa di-download pada [github.com/stretchr/testify](https://github.com/stretchr/testify) menggunakan `go get`.
+
+Didalam testify terdapat 5 package dengan kegunaan berbeda-beda satu dengan lainnya. Detailnya bisa dilihat pada tabel berikut.
+
+| Package | Kegunaan |
+| :------ | :------- |
+| assert | Berisikan tools standar untuk testing |
+| http | Berisikan tools untuk keperluan testing http |
+| mock | Berisikan tools untuk mocking object |
+| require | Sama seperti assert, hanya saja jika terjadi fail pada saat test akan menghentikan eksekusi program |
+| suite | Berisikan tools testing yang berhubungan dengan struct dan method |
+
+Pada bab ini akan kita contohkan bagaimana penggunaan package assert. Silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```go
+import "github.com/stretchr/testify/assert"
+
+...
+
+func TestHitungVolume(t *testing.T) {
+ assert.Equal(t, kubus.Volume(), volumeSeharusnya, "perhitungan volume salah")
+}
+
+func TestHitungLuas(t *testing.T) {
+ assert.Equal(t, kubus.Luas(), luasSeharusnya, "perhitungan luas salah")
+}
+
+func TestHitungKeliling(t *testing.T) {
+ assert.Equal(t, kubus.Keliling(), kelilingSeharusnya, "perhitungan keliling salah")
+}
+```
+
+Fungsi `assert.Equal()` digunakan untuk uji perbandingan. Parameter ke-2 dibandingkan nilainya dengan parameter ke-3. Jika tidak sama, maka pesan parameter ke-3 akan dimunculkan.
+
+![Testing menggunakan testify](images/A.55_4_testify.png)
+
+---
+
+- [Testify](https://github.com/stretchr/testify), by "Stretchr, Inc"
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/56-waitgroup.md b/56-waitgroup.md
new file mode 100644
index 000000000..9159fdea6
--- /dev/null
+++ b/56-waitgroup.md
@@ -0,0 +1,75 @@
+# A.56. WaitGroup
+
+Sebelumnya kita telah belajar banyak mengenai channel, yang fungsi utama-nya adalah untuk sharing data antar goroutine. Selain untuk komunikasi data, channel secara tidak langsung bisa dimanfaatkan untuk kontrol goroutine.
+
+Go menyediakan package `sync`, berisi cukup banyak API untuk handle masalah multiprocessing (goroutine), salah satunya diantaranya adalah yang kita bahas di bab ini, yaitu `sync.WaitGroup`.
+
+Kegunaan `sync.WaitGroup` adalah untuk sinkronisasi goroutine. Berbeda dengan channel, `sync.WaitGroup` memang didesain khusus untuk maintain goroutine, penggunaannya lebih mudah dan lebih efektif dibanding channel.
+
+> Sebenarnya kurang pas jika membandingkan `sync.WaitGroup` dan channel, karena fungsi utama dari keduanya adalah berbeda. Channel untuk keperluan sharing data antar goroutine, sedangkan `sync.WaitGroup` untuk sinkronisasi goroutine.
+
+## A.56.1. Penerapan `sync.WaitGroup`
+
+`sync.WaitGroup` digunakan untuk menunggu goroutine. Cara penggunaannya sangat mudah, tinggal masukan jumlah goroutine yang dieksekusi, sebagai parameter method `Add()` object cetakan `sync.WaitGroup`. Dan pada akhir tiap-tiap goroutine, panggil method `Done()`. Juga, pada baris kode setelah eksekusi goroutine, panggil method `Wait()`.
+
+Agar lebih jelas, silakan coba kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "sync"
+import "runtime"
+import "fmt"
+
+func doPrint(wg *sync.WaitGroup, message string) {
+ defer wg.Done()
+ fmt.Println(message)
+}
+
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var wg sync.WaitGroup
+
+ for i := 0; i < 5; i++ {
+ var data = fmt.Sprintf("data %d", i)
+
+ wg.Add(1)
+ go doPrint(&wg, data)
+ }
+
+ wg.Wait()
+}
+```
+
+Kode di atas merupakan contoh penerapan `sync.WaitGroup` untuk pengelolahan goroutine. Fungsi `doPrint()` akan dijalankan sebagai goroutine, dengan tugas menampilkan isi variabel `message`.
+
+Variabel `wg` disiapkan bertipe `sync.WaitGroup`, dibuat untuk sinkronisasi goroutines yang dijalankan.
+
+Di tiap perulangan statement `wg.Add(1)` dipanggil. Kode tersebut akan memberikan informasi kepada `wg` bahwa jumlah goroutine yang sedang diproses ditambah 1 (karena dipanggil 5 kali, maka `wg` akan sadar bahwa terdapat 5 buah goroutine sedang berjalan).
+
+Di baris selanjutnya, fungsi `doPrint()` dieksekusi sebagai goroutine. Didalam fungsi tersebut, sebuah method bernama `Done()` dipanggil. Method ini digunakan untuk memberikan informasi kepada `wg` bahwa goroutine dimana method itu dipanggil sudah selesai. Sejumlah 5 buah goroutine dijalankan, maka method tersebut harus dipanggil 5 kali.
+
+Statement `wg.Wait()` bersifat blocking, proses eksekusi program tidak akan diteruskan ke baris selanjutnya, sebelum sejumlah 5 goroutine selesai. Jika `Add(1)` dipanggil 5 kali, maka `Done()` juga harus dipanggil 5 kali.
+
+Output program di atas.
+
+![Contoh penerapan `sync.WaitGroup`](images/A.56_1_waitgroup.png)
+
+## A.56.2. Perbedaan WaitGroup Dengan Channel
+
+Bukan sebuah perbandingan yang valid, tapi jika dibandingkan maka perbedaan antara channel dan `sync.WaitGroup` kurang lebih sebagai berikut:
+
+ - Channel tergantung kepada goroutine tertentu dalam penggunaannya, tidak seperti `sync.WaitGroup` yang dia tidak perlu tahu goroutine mana saja yang dijalankan, cukup tahu jumlah goroutine yang harus selesai
+ - Penerapan `sync.WaitGroup` lebih mudah dibanding channel
+ - Kegunaan utama channel adalah untuk komunikasi data antar goroutine. Sifatnya yang blocking bisa kita manfaatkan untuk manage goroutine; sedangkan WaitGroup khusus digunakan untuk sinkronisasi goroutine
+ - Performa `sync.WaitGroup` lebih baik dibanding channel, sumber: https://groups.google.com/forum/#!topic/golang-nuts/whpCEk9yLhc
+
+Kombinasi yang tepat antara `sync.WaitGroup` dan channel sangat penting, keduanya diperlukan dalam concurrent process agar bisa maksimal.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/57-mutex.md b/57-mutex.md
new file mode 100644
index 000000000..9fd731082
--- /dev/null
+++ b/57-mutex.md
@@ -0,0 +1,175 @@
+# A.57. Mutex
+
+Sebelum kita membahas mengenai apa itu **mutex**? ada baiknya untuk mempelajari terlebih dahulu apa itu **race condition**, karena kedua konsep ini berhubungan erat satu sama lain.
+
+Race condition adalah kondisi dimana lebih dari satu goroutine, mengakses data yang sama pada waktu yang bersamaan (benar-benar bersamaan). Ketika hal ini terjadi, nilai data tersebut akan menjadi kacau. Dalam **concurrency programming** situasi seperti ini ini sering terjadi.
+
+Mutex melakukan pengubahan level akses sebuah data menjadi eksklusif, menjadikan data tersebut hanya dapat dikonsumsi (read / write) oleh satu buah goroutine saja. Ketika terjadi race condition, maka hanya goroutine yang beruntung saja yang bisa mengakses data tersebut. Goroutine lain (yang waktu running nya kebetulan bersamaan) akan dipaksa untuk menunggu, hingga goroutine yang sedang memanfaatkan data tersebut selesai.
+
+Go menyediakan `sync.Mutex` yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan **lock** dan **unlock** data. Pada bab ini kita akan membahas mengenai race condition, dan menanggulanginya menggunakan mutex.
+
+## A.57.1. Persiapan
+
+Pertama siapkan struct baru bernama `counter`, dengan isi satu buah property `val` bertipe `int`. Property ini nantinya dikonsumsi dan diolah oleh banyak goroutine.
+
+Lalu buat beberapa method struct `counter`.
+
+ 1. Method `Add()`, untuk increment nilai.
+ 2. Method `Value()`, untuk mengembalikan nilai.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "runtime"
+ "sync"
+)
+
+type counter struct {
+ val int
+}
+
+func (c *counter) Add(x int) {
+ c.val++
+}
+
+func (c *counter) Value() (x int) {
+ return c.val
+}
+```
+
+Kode di atas kita gunakan sebagai template contoh source code yang ada pada bab ini.
+
+## A.57.2. Contoh Race Condition
+
+Program berikut merupakan contoh program yang didalamnya memungkinkan terjadi race condition atau kondisi goroutine balapan.
+
+> Pastikan jumlah core prosesor komputer anda adalah lebih dari satu. Karena contoh pada bab ini hanya akan berjalan sesuai harapan jika `GOMAXPROCS` > 1.
+
+```go
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var wg sync.WaitGroup
+ var meter counter
+
+ for i := 0; i < 1000; i++ {
+ wg.Add(1)
+
+ go func() {
+ for j := 0; j < 1000; j++ {
+ meter.Add(1)
+ }
+
+ wg.Done()
+ }()
+ }
+
+ wg.Wait()
+ fmt.Println(meter.Value())
+}
+```
+
+Pada kode diatas, disiapkan sebuah instance `sync.WaitGroup` bernama `wg`, dan variabel object `meter` bertipe `counter` (nilai property `val` default-nya adalah **0**).
+
+Setelahnya dijalankan perulangan sebanyak 1000 kali, yang ditiap perulanganya dijalankan sebuah goroutine baru. Didalam goroutine tersebut, terdapat perulangan lagi, sebanyak 1000 kali. Dalam perulangan tersebut nilai property `val` dinaikkan sebanyak 1 lewat method `Add()`.
+
+Dengan demikian, ekspektasi nilai akhir `meter.val` harusnya adalah 1000000.
+
+Di akhir, `wg.Wait()` dipanggil, dan nilai variabel counter `meter` diambil lewat `meter.Value()` untuk kemudian ditampilkan.
+
+Jalankan program, lihat hasilnya.
+
+![Contoh race condition](images/A.57_1_race_condition.png)
+
+Nilai `meter.val` tidak genap 1000000? kenapa bisa begitu? Padahal seharusnya tidak ada masalah dalam kode yang kita tulis di atas.
+
+Inilah yang disebut dengan race condition, data yang diakses bersamaan dalam 1 waktu menjadi kacau.
+
+## A.57.3. Deteksi Race Condition Menggunakan Go Race Detector
+
+Go menyediakan fitur untuk [deteksi race condition](http://blog.golang.org/race-detector). Cara penggunaannya adalah dengan menambahkan flag `-race` pada saat eksekusi aplikasi.
+
+![Race detector](images/A.57_2_race_detector.png)
+
+Terlihat pada gambar diatas, ada pesan memberitahu terdapat kemungkinan data race pada program yang kita jalankan.
+
+## A.57.4. Penerapan `sync.Mutex`
+
+Sekarang kita tahu bahwa program di atas menghasilkan bug, ada kemungkinan data race didalamnya. Untuk mengatasi masalah ini ada beberapa cara yang bisa digunakan, dan disini kita akan menggunakan `sync.Mutex`.
+
+Ubah kode di atas, embed struct `sync.Mutex` kedalam struct `counter`, agar lewat objek cetakan `counter` kita bisa melakukan lock dan unlock dengan mudah. Tambahkan method `Lock()` dan `Unlock()` didalam method `Add()`.
+
+```go
+type counter struct {
+ sync.Mutex
+ val int
+}
+
+func (c *counter) Add(x int) {
+ c.Lock()
+ c.val++
+ c.Unlock()
+}
+
+func (c *counter) Value() (x int) {
+ return c.val
+}
+```
+
+Method `Lock()` digunakan untuk menandai bahwa semua operasi pada baris setelah kode tersebut adalah bersifat eksklusif. Hanya ada satu buah goroutine yang bisa melakukannya dalam satu waktu. Jika ada banyak goroutine yang eksekusinya bersamaan, harus antri.
+
+Pada kode di atas terdapat kode untuk increment nilai `meter.val`. Maka property tersebut hanya bisa diakses oleh satu goroutine saja.
+
+Method `Unlock()` akan membuka kembali akses operasi ke property/variabel yang di lock, proses mutual exclusion terjadi diantara method `Lock()` dan `Unlock()`.
+
+Di contoh di atas, pada saat bagian pengambilan nilai, mutex tidak dipasang, karena kebetulan pengambilan nilai terjadi setelah semua goroutine selesai. Data Race bisa terjadi saat pengubahan maupun pengambilan data, jadi penggunaan mutex harus disesuaikan dengan kasus.
+
+Coba jalankan program, dan lihat hasilnya.
+
+![Mutex](images/A.57_3_mutex.png)
+
+Pada contoh di atas, mutex diterapkan dengan cara di-embed ke objek yang memerlukan proses lock-unlock, menjadikan variabel mutex tersebut adalah eksklusif untuk objek tersebut saja. Cara ini merupakan cara yang dianjurkan. Meskipun demikian, mutex tetap bisa digunakan dengan cara tanpa ditempelkan ke objek yang memerlukan lock-unlock. Contohnya bisa dilihat dibawah ini.
+
+```go
+func (c *counter) Add(x int) {
+ c.val++
+}
+
+func (c *counter) Value() (x int) {
+ return c.val
+}
+
+func main() {
+ runtime.GOMAXPROCS(2)
+
+ var wg sync.WaitGroup
+ var mtx sync.Mutex
+ var meter counter
+
+ for i := 0; i < 1000; i++ {
+ wg.Add(1)
+
+ go func() {
+ for j := 0; j < 1000; j++ {
+ mtx.Lock()
+ meter.Add(1)
+ mtx.Unlock()
+ }
+
+ wg.Done()
+ }()
+ }
+
+ wg.Wait()
+ fmt.Println(meter.Value())
+}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/6-hello-world.md b/6-hello-world.md
new file mode 100644
index 000000000..578ad4943
--- /dev/null
+++ b/6-hello-world.md
@@ -0,0 +1,151 @@
+# A.6. Program Pertama: Hello World
+
+Semua persiapan sudah selesai, saatnya mulai masuk pada sesi pembuatan program. Program pertama yang akan kita buat adalah aplikasi kecil yang menampilkan tulisan **Hello World**.
+
+Di bab ini akan dijelaskan secara komprehensif step-by-step mulai dari awal. Mulai pembuatan project, pembuatan file program, sesi penulisan kode (coding), hingga eksekusi aplikasi.
+
+## A.6.1. Load `GOPATH` Ke Editor
+
+> Jika kawan-kawan menggunakan Go Modules, maka silakan langsung loncat ke step [A.6.3](#a63-menyiapkan-file-program), langsung drag saja folder projek ke editor atau IDE yang digunakan.
+
+OK, hal pertama yang perlu dilakukan, adalah me-load atau memunculkan folder `GOPATH` di editor. Dengan begitu proyek-proyek Go akan lebih mudah di-maintain. Caranya:
+
+ 1. Buka editor yang digunakan.
+ 2. Cari menu untuk menambahkan projek, lalu pilih folder `GOPATH`. Untuk beberapa jenis editor bisa cukup dengan klik-drag folder tersebut ke editor.
+
+![GOPATH di editor](images/A.6_1_editor_project_explorer.png)
+
+> Nama variabel di sistem operasi non-Windows diawali dengan tanda dollar `$`, sebagai contoh `$GOPATH`. Sedangkan di Windows, nama variabel diapit karakter persen `%`, contohnya seperti `%GOPATH%`.
+
+## A.6.2. Menyiapkan Folder Project
+
+Selanjutnya, buat project folder baru dalam `$GOPATH/src`, dengan nama folder bebas (boleh menggunakan nama `belajar-golang` atau lainnya). Agar lebih praktis, buat folder tersebut lewat editor yang digunakan. Berikut adalah caranya.
+
+ 1. Klik kanan di folder `src`.
+ 2. Klik **New Folder**, di bagian bawah akan muncul inputan kecil **Folder Name**.
+ 3. Ketikkan nama folder, **belajar-golang**, lalu enter.
+
+![Buat proyek di editor](images/A.6_2_new_project_on_editor.png)
+
+## A.6.3. Menyiapkan File Program
+
+File program disini maksudnya adalah file yang berisikan kode program Go, berekstensi `.go`.
+
+Di dalam project yang telah dibuat (`$GOPATH/src/belajar-golang/`), siapkan sebuah file dengan nama bebas, yang jelas harus ber-ekstensi `.go`. Pada contoh ini saya menggunakan nama file `bab6-hello-world.go`.
+
+Pembuatan file program juga akan dilakukan lewat editor. Caranya silakan ikut petunjuk berikut.
+
+ 1. Klik kanan di folder `belajar-golang`.
+ 2. Klik **New File**, di bagian bawah akan muncul inputan kecil **File Name**.
+ 3. Ketikkan nama file, **belajar-golang**, lalu enter.
+
+![Buat file di editor](images/A.6_3_new_file_on_editor.png)
+
+## A.6.4. Program Pertama: Hello Word
+
+Setelah project folder dan file program sudah siap, saatnya untuk **coding**.
+
+Dibawah ini merupakan contoh kode program sederhana untuk memunculkan text atau tulisan **"hello world"** ke layar output (command line). Silakan salin kode berikut ke file program yang telah dibuat. Sebisa mungkin jangan copy paste. Biasakan untuk menulis dari awal, agar cepat terbiasa dan familiar dengan Go.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ fmt.Println("hello world")
+}
+```
+
+Setelah kode disalin, buka terminal (atau CMD bagi pengguna Windows), lalu masuk ke direktori proyek menggunakan perintah `cd`.
+
+ - Windows
+
+ ```bash
+ $ cd %GOPATH%\src\belajar-golang
+ ```
+
+ - Non-Windows
+
+ ```bash
+ $ cd $GOPATH/src/belajar-golang
+ ```
+
+
+Jalankan program dengan perintah `go run`.
+
+```bash
+$ go run bab6-hello-world.go
+```
+
+Hasilnya, muncul tulisan **hello world** di layar console.
+
+![Menjalankan program](images/A.6_4_execute_hello_world.png)
+
+Selamat! Anda telah berhasil membuat program menggunakan Go!
+
+---
+
+Meski kode program di atas sangat sederhana, mungkin akan muncul beberapa pertanyaan di benak. Di bawah ini merupakan detail penjelasan kode di atas.
+
+## A.6.5. Penggunaan Keyword `package`
+
+Setiap file program harus memiliki package. Setiap project harus ada minimal satu file dengan nama package `main`. File yang ber-package `main`, akan di eksekusi pertama kali ketika program di jalankan.
+
+Cara menentikan package dengan menggunakan keyword `package`, berikut adalah contoh penulisannya.
+
+```go
+package
+package main
+```
+
+## A.6.6. Penggunaan Keyword `import`
+
+Keyword `import` digunakan untuk meng-include atau memasukan package lain kedalam file program, agar isi package yang di-include bisa dimanfaatkan.
+
+Package `fmt` merupakan salah satu package yang disediakan oleh Go, berisikan banyak fungsi untuk keperluan **I/O** yang berhubungan dengan text.
+
+Skema penulisan keyword `import` bisa dilihat pada contoh berikut.
+
+```go
+import ""
+import "fmt"
+```
+
+## A.6.7. Penggunaan Fungsi `main()`
+
+Dalam sebuah proyek harus ada file program yang berisikan sebuah fungsi bernama `main()`. Fungsi tersebut harus berada dalam package yang juga bernama `main`. Fungsi `main()` adalah yang dipanggil pertama kali pada saat eksekusi program. Contoh penulisan fungsi `main`:
+
+```go
+func main() {
+
+}
+```
+
+## A.6.8. Penggunaan Fungsi `fmt.Println()`
+
+Fungsi `fmt.Println()` digunakan untuk memunculkan text ke layar (pada konteks ini, terminal atau CMD). Di program pertama yang telah kita buat, fungsi ini memunculkan tulisan **Hello World**.
+
+Skema penulisan keyword `fmt.Println()` bisa dilihat pada contoh berikut.
+
+```go
+fmt.Println("")
+fmt.Println("hello world")
+```
+
+Fungsi `fmt.Println()` berada dalam package `fmt`, maka untuk menggunakannya perlu package tersebut untuk di-import terlebih dahulu.
+
+Fungsi `fmt.Println()` dapat menampung parameter yang tidak terbatas jumlahnya. Semua data parameter akan dimunculkan dengan pemisah tanda spasi.
+
+```go
+fmt.Println("hello", "world!", "how", "are", "you")
+```
+
+Outputnya: **hello world! how are you**.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/7-komentar.md b/7-komentar.md
new file mode 100644
index 000000000..8b8a8642b
--- /dev/null
+++ b/7-komentar.md
@@ -0,0 +1,52 @@
+# A.7. Komentar
+
+Komentar biasa dimanfaatkan untuk menyisipkan catatan pada kode program, menulis penjelasan/deskripsi mengenai suatu blok kode, atau bisa juga digunakan untuk me-remark kode (men-non-aktifkan kode yg tidak digunakan). Komentar akan diabaikan ketika kompilasi maupun eksekusi program.
+
+Ada 2 jenis komentar di Go, inline & multiline. Di bab akan dijelaskan tentang penerapan dan perbedaan kedua jenis komentar tersebut.
+
+## A.7.1. Komentar Inline
+
+Penulisan komentar jenis ini di awali dengan tanda **double slash** (`//`) lalu diikuti pesan komentarnya. Komentar inline hanya berlaku utuk satu baris pesan saja. Jika pesan komentar lebih dari satu baris, maka tanda `//` harus ditulis lagi di baris selanjutnya.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ // komentar kode
+ // menampilkan pesan hello world
+ fmt.Println("hello world")
+
+ // fmt.Println("baris ini tidak akan di eksekusi")
+}
+```
+
+Mari kita praktekan kode di atas. Siapkan file program baru dalam project folder `belajar-golang` dengan nama bebas. Isi dengan kode di atas, lalu jalankan.
+
+![Contoh komentar inline](images/A.7_1_inline_comment.png)
+
+Hasilnya hanya tulisan **hello world** saja yang muncul di layar, karena semua yang di awali tanda double slash `//` diabaikan oleh compiler.
+
+## A.7.2. Komentar Multiline
+
+Komentar yang cukup panjang akan lebih rapi jika ditulis menggunakan teknik komentar multiline. Ciri dari komentar jenis ini adalah penulisannya diawali dengan tanda `/*` dan diakhiri `*/`.
+
+```go
+/*
+ komentar kode
+ menampilkan pesan hello world
+*/
+fmt.Println("hello world")
+
+// fmt.Println("baris ini tidak akan di eksekusi")
+```
+
+Sifat komentar ini sama seperti komentar inline, yaitu sama-sama diabaikan oleh compiler.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/8-variabel.md b/8-variabel.md
new file mode 100644
index 000000000..fb5464276
--- /dev/null
+++ b/8-variabel.md
@@ -0,0 +1,188 @@
+# A.8. Variabel
+
+Go mengadopsi dua jenis penulisan variabel, yang dituliskan tipe data-nya dan yang tidak. Kedua cara tersebut valid dan tujuannya sama, pembedanya hanya cara penulisannya saja.
+
+Pada bab ini akan dikupas tuntas tentang macam-macam cara deklarasi variabel.
+
+## A.8.1. Deklarasi Variabel Beserta Tipe Data
+
+Go memiliki aturan cukup ketat dalam hal penulisan variabel. Ketika deklarasi, tipe data yg digunakan harus dituliskan juga. Istilah lain dari konsep ini adalah **manifest typing**.
+
+Berikut adalah contoh cara pembuatan variabel yang tipe datanya harus ditulis.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+
+func main() {
+ var firstName string = "john"
+
+ var lastName string
+ lastName = "wick"
+
+ fmt.Printf("halo %s %s!\n", firstName, lastName)
+}
+```
+
+Keyword `var` di atas digunakan untuk deklarasi variabel, contohnya bisa dilihat pada `firstName` dan `lastName`.
+
+Nilai variabel `firstName` diisi langsung ketika deklarasi, berbeda dibanding `lastName` yang nilainya diisi setelah baris kode deklarasi, hal seperti ini diperbolehkan di Go.
+
+![Menampilkan isi variabel](images/A.8_1_variabel.png)
+
+## A.8.2. Deklarasi Variabel Menggunakan Keyword `var`
+
+Pada kode di atas bisa dilihat bagaimana sebuah variabel dideklarasikan dan di-set nilainya. Keyword `var` digunakan untuk membuat variabel baru.
+
+Skema penggunaan keyword var:
+
+```go
+var
+var =
+```
+
+Contoh:
+
+```go
+var lastName string
+var firstName string = "john"
+```
+
+Nilai variabel bisa di-isi langsung pada saat deklarasi variabel.
+
+### A.8.2.1. Penggunaan Fungsi `fmt.Printf()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk menampilkan output dalam bentuk tertentu. Kegunaannya sama seperti fungsi `fmt.Println()`, hanya saja struktur outputnya didefinisikan di awal.
+
+Perhatikan bagian `"halo %s %s!\n"`, karakter `%s` disitu akan diganti dengan data `string` yang berada di parameter ke-2, ke-3, dan seterusnya.
+
+Ketiga baris kode di bawah ini menghasilkan output yang sama, meskipun cara penulisannya berbeda.
+
+```go
+fmt.Printf("halo john wick!\n")
+fmt.Printf("halo %s %s!\n", firstName, lastName)
+fmt.Println("halo", firstName, lastName + "!")
+```
+
+Tanda plus (`+`) jika ditempatkan di antara string, fungsinya adalah untuk penggabungan string (istilah lainnya: concatenation).
+
+Fungsi `fmt.Printf()` tidak menghasilkan baris baru di akhir text, oleh karena itu digunakanlah literal `\n` untuk memunculkan baris baru di akhir. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan fungsi `fmt.Println()` yang secara otomatis menghasilkan new line (baris baru) di akhir.
+
+## A.8.3. Deklarasi Variabel Tanpa Tipe Data
+
+Selain **manifest typing**, Go juga mengadopsi metode **type inference**, yaitu metode deklarasi variabel yang tipe data-nya ditentukan oleh tipe data nilainya, cara kontradiktif jika dibandingkan dengan cara pertama. Dengan metode jenis ini, keyword `var` dan tipe data tidak perlu ditulis.
+
+```go
+var firstName string = "john"
+lastName := "wick"
+
+fmt.Printf("halo %s %s!\n", firstName, lastName)
+```
+
+Variabel `lastName` dideklarasikan dengan menggunakan metode type inference. Penandanya tipe data tidak dituliskan pada saat deklarasi. Pada penggunaan metode ini, operand `=` harus diganti dengan `:=` dan keyword `var` dihilangkan.
+
+Tipe data `lastName` secara otomatis akan ditentukan menyesuaikan value atau nilai-nya. Jika nilainya adalah berupa `string` maka tipe data variabel adalah `string`. Pada contoh di atas, nilainya adalah string `"wick"`.
+
+Diperbolehkan untuk tetap menggunakan keyword `var` pada saat deklarasi meskipun tanpa menuliskan tipe data, dengan ketentuan tidak menggunakan tanda `:=`, melainkan tetap menggunakan `=`.
+
+```go
+// menggunakan var, tanpa tipe data, menggunakan perantara "="
+var firstName = "john"
+
+// tanpa var, tanpa tipe data, menggunakan perantara ":="
+lastName := "wick"
+```
+
+Kedua deklarasi di atas maksudnya sama. Silakan pilih yang nyaman di hati.
+
+Tanda `:=` hanya digunakan sekali di awal pada saat deklarasi. Untuk assignment nilai selanjutnya harus menggunakan tanda `=`, contoh:
+
+```go
+lastName := "wick"
+lastName = "ethan"
+lastName = "bourne"
+```
+
+> Perlu diketahu, deklarasi menggunakan `:=` hanya bisa dilakukan di dalam blok fungsi.
+
+## A.8.4. Deklarasi Multi Variabel
+
+Go mendukung metode deklarasi banyak variabel secara bersamaan, caranya dengan menuliskan variabel-variabel-nya dengan pembatas tanda koma (`,`). Untuk pengisian nilainya-pun diperbolehkan secara bersamaan.
+
+```go
+var first, second, third string
+first, second, third = "satu", "dua", "tiga"
+```
+
+Pengisian nilai juga bisa dilakukan bersamaan pada saat deklarasi. Caranya dengan menuliskan nilai masing-masing variabel berurutan sesuai variabelnya dengan pembatas koma (`,`).
+
+```go
+var fourth, fifth, sixth string = "empat", "lima", "enam"
+```
+
+Kalau ingin lebih ringkas:
+
+```go
+seventh, eight, ninth := "tujuh", "delapan", "sembilan"
+```
+
+Dengan menggunakan teknik type inference, deklarasi multi variabel bisa dilakukan untuk variabel-variabel yang tipe data satu sama lainnya berbeda.
+
+```
+one, isFriday, twoPointTwo, say := 1, true, 2.2, "hello"
+```
+
+## A.8.5. Variabel Underscore `_`
+
+Go memiliki aturan unik yang jarang dimiliki bahasa lain, yaitu tidak boleh ada satupun variabel yang menganggur. Artinya, semua variabel yang dideklarasikan harus digunakan. Jika ada variabel yang tidak digunakan tapi dideklarasikan, error akan muncul dan program tidak bisa di-run ataupun di-compile.
+
+![Variabel pengangguran](images/A.8_2_unused_variabel.png)
+
+Underscore (`_`) adalah predefined variabel yang bisa dimanfaatkan untuk menampung nilai yang tidak dipakai. Bisa dibilang variabel ini merupakan keranjang sampah.
+
+```go
+_ = "belajar Golang"
+_ = "Golang itu mudah"
+name, _ := "john", "wick"
+```
+
+Pada contoh di atas, variabel `name` akan berisikan text `john`, sedang nilai `wick` ditampung oleh variabel underscore, menandakan bahwa nilai tersebut tidak akan digunakan.
+
+Variabel underscore adalah predefined, jadi tidak perlu menggunakan `:=` untuk pengisian nilai, cukup dengan `=` saja. Namun khusus untuk pengisian nilai multi variabel yang dilakukan dengan metode type inference, boleh didalamnya terdapat variabel underscore.
+
+Biasanya variabel underscore sering dimanfaatkan untuk menampung nilai balik fungsi yang tidak digunakan.
+
+Perlu diketahui, bahwa isi variabel underscore tidak dapat ditampilkan. Data yang sudah masuk variabel tersebut akan hilang. Ibaratkan variabel underscore seperti blackhole, objek apapun yang masuk kedalamnya, akan terjebak selamanya di-dalam singularity dan tidak akan bisa keluar 😁
+
+## A.8.6. Deklarasi Variabel Menggunakan Keyword `new`
+
+Keyword `new` digunakan untuk membuat variabel **pointer** dengan tipe data tertentu. Nilai data default-nya akan menyesuaikan tipe datanya.
+
+```go
+name := new(string)
+
+fmt.Println(name) // 0x20818a220
+fmt.Println(*name) // ""
+```
+
+Variabel `name` menampung data bertipe **pointer string**. Jika ditampilkan yang muncul bukanlah nilainya melainkan alamat memori nilai tersebut (dalam bentuk notasi heksadesimal). Untuk menampilkan nilai aslinya, variabel tersebut perlu di-**dereference** terlebih dahulu, menggunakan tanda asterisk (`*`).
+
+Mungkin untuk sekarang banyak yang akan bingung tentang apa itu pointer, namun tak apa, karena nantinya di [Bab A.22. Pointer](/22-pointer.html) akan dikupas habis topik tersebut.
+
+## A.8.7. Deklarasi Variabel Menggunakan Keyword `make`
+
+Keyword ini hanya bisa digunakan untuk pembuatan beberapa jenis variabel saja, yaitu:
+
+- channel
+- slice
+- map
+
+Dan lagi, mungkin banyak yang akan bingung. Ketika sudah masuk ke pembahasan masing-masing poin tersebut, akan terlihat apa kegunaan dari keyword `make` ini.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/9-tipe-data.md b/9-tipe-data.md
new file mode 100644
index 000000000..60d4a6ab2
--- /dev/null
+++ b/9-tipe-data.md
@@ -0,0 +1,125 @@
+# A.9. Tipe Data
+
+Go mengenal beberapa jenis tipe data, diantaranya adalah tipe data numerik (desimal & non-desimal), string, dan boolean.
+
+Di bab-bab sebelumnya secara tak sadar kita sudah mengaplikasikan beberapa tipe data, seperti `string` dan tipe numerik `int`.
+
+Pada bab ini akan dijelaskan beberapa macam tipe data standar yang disediakan oleh Go, beserta cara penggunaannya.
+
+## A.9.1. Tipe Data Numerik Non-Desimal
+
+Tipe data numerik non-desimal atau **non floating point** di Go ada beberapa jenis. Secara umum ada 2 tipe data kategori ini yang perlu diketahui.
+
+ - `uint`, tipe data untuk bilangan cacah (bilangan positif).
+ - `int`, tipe data untuk bilangan bulat (bilangan negatif dan positif).
+
+Kedua tipe data di atas kemudian dibagi lagi menjadi beberapa jenis, dengan pembagian berdasarkan lebar cakupan nilainya, detailnya bisa dilihat di tabel berikut.
+
+| Tipe data | Cakupan bilangan |
+| :-------: | :---- |
+| `uint8` | 0 ↔ 255 |
+| `uint16` | 0 ↔ 65535 |
+| `uint32` | 0 ↔ 4294967295 |
+| `uint64` | 0 ↔ 18446744073709551615 |
+| `uint` | sama dengan `uint32` atau `uint64` (tergantung nilai) |
+| `byte` | sama dengan `uint8` |
+| `int8` | -128 ↔ 127 |
+| `int16` | -32768 ↔ 32767 |
+| `int32` | -2147483648 ↔ 2147483647 |
+| `int64` | -9223372036854775808 ↔ 9223372036854775807 |
+| `int` | sama dengan `int32` atau `int64` (tergantung nilai) |
+| `rune` | sama dengan `int32` |
+
+Dianjurkan untuk tidak sembarangan dalam menentukan tipe data variabel, sebisa mungkin tipe yang dipilih harus disesuaikan dengan nilainya, karena efeknya adalah ke alokasi memori variabel. Pemilihan tipe data yang tepat akan membuat pemakaian memori lebih optimal, tidak berlebihan.
+
+```go
+var positiveNumber uint8 = 89
+var negativeNumber = -1243423644
+
+fmt.Printf("bilangan positif: %d\n", positiveNumber)
+fmt.Printf("bilangan negatif: %d\n", negativeNumber)
+```
+
+Variabel `positiveNumber` bertipe `uint8` dengan nilai awal `89`. Sedangkan variabel `negativeNumber` dideklarasikan dengan nilai awal `-1243423644`. Compiler secara cerdas akan menentukan tipe data variabel tersebut sebagai `int32` (karena angka tersebut masuk ke cakupan tipe data `int32`).
+
+Template `%d` pada `fmt.Printf()` digunakan untuk memformat data numerik non-desimal.
+
+## A.9.2. Tipe Data Numerik Desimal
+
+Tipe data numerik desimal yang perlu diketahui ada 2, `float32` dan `float64`. Perbedaan kedua tipe data tersebut berada di lebar cakupan nilai desimal yang bisa ditampung. Untuk lebih jelasnya bisa merujuk ke spesifikasi [IEEE-754 32-bit floating-point numbers](http://www.h-schmidt.net/FloatConverter/IEEE754.html).
+
+```go
+var decimalNumber = 2.62
+
+fmt.Printf("bilangan desimal: %f\n", decimalNumber)
+fmt.Printf("bilangan desimal: %.3f\n", decimalNumber)
+```
+
+Pada kode di atas, variabel `decimalNumber` akan memiliki tipe data `float32`, karena nilainya berada di cakupan tipe data tersebut.
+
+![Tipe data numerik desimal](images/A.9_1_decimal_data_type.png)
+
+Template `%f` digunakan untuk memformat data numerik desimal menjadi string. Digit desimal yang akan dihasilkan adalah **6 digit**. Pada contoh di atas, hasil format variabel `decimalNumber` adalah `2.620000`. Jumlah digit yang muncul bisa dikontrol menggunakan `%.nf`, tinggal ganti `n` dengan angka yang diinginkan. Contoh: `%.3f` maka akan menghasilkan 3 digit desimal, `%.10f` maka akan menghasilkan 10 digit desimal.
+
+## A.9.3. Tipe Data `bool` (Boolean)
+
+Tipe data `bool` berisikan hanya 2 variansi nilai, `true` dan `false`. Tipe data ini biasa dimanfaatkan dalam seleksi kondisi dan perulangan (yang nantinya akan kita bahas pada bab 12 dan bab 13).
+
+```go
+var exist bool = true
+fmt.Printf("exist? %t \n", exist)
+```
+
+Gunakan `%t` untuk memformat data `bool` menggunakan fungsi `fmt.Printf()`.
+
+## A.9.4. Tipe Data `string`
+
+Ciri khas dari tipe data string adalah nilainya di apit oleh tanda *quote* atau petik dua (`"`). Contoh penerapannya:
+
+```go
+var message string = "Halo"
+fmt.Printf("message: %s \n", message)
+```
+
+Selain menggunakan tanda quote, deklarasi string juga bisa dengan tanda *grave accent/backticks* (`), tanda ini terletak di sebelah kiri tombol 1. Keistimewaan string yang dideklarasikan menggunakan backtics adalah membuat semua karakter didalamnya **tidak di escape**, termasuk `\n`, tanda petik dua dan tanda petik satu, baris baru, dan lainnya. Semua akan terdeteksi sebagai string.
+
+```go
+var message = `Nama saya "John Wick".
+Salam kenal.
+Mari belajar "Golang".`
+
+fmt.Println(message)
+```
+
+Ketika dijalankan, output akan muncul sama persisi sesuai nilai variabel `message` di atas. Tanda petik dua akan muncul, baris baru juga muncul, sama persis.
+
+![String menggunakan grave accent](images/A.9_2_unescaped_string.png)
+
+## A.9.5. Nilai `nil` & Zero Value
+
+`nil` bukan merupakan tipe data, melainkan sebuah nilai. Variabel yang isi nilainya `nil` berarti memiliki nilai kosong.
+
+Semua tipe data yang sudah dibahas di atas memiliki zero value (nilai default tipe data). Artinya meskipun variabel dideklarasikan dengan tanpa nilai awal, tetap akan ada nilai default-nya.
+
+ - Zero value dari `string` adalah `""` (string kosong).
+ - Zero value dari `bool` adalah `false`.
+ - Zero value dari tipe numerik non-desimal adalah `0`.
+ - Zero value dari tipe numerik desimal adalah `0.0`.
+
+Zero value berbeda dengan `nil`. `Nil` adalah nilai kosong, benar-benar kosong. `nil` tidak bisa digunakan pada tipe data yang sudah dibahas di atas. Ada beberapa tipe data yang bisa di-set nilainya dengan `nil`, diantaranya:
+
+- pointer
+- tipe data fungsi
+- slice
+- `map`
+- `channel`
+- interface kosong atau `interface{}`
+
+Nantinya kita akan sering bertemu dengan `nil` setelah masuk pada pembahasan bab-bab tersebut.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/A-58-go-vendoring.md b/A-58-go-vendoring.md
new file mode 100644
index 000000000..3be78dc19
--- /dev/null
+++ b/A-58-go-vendoring.md
@@ -0,0 +1,82 @@
+# A.58. Go Vendoring
+
+Pada bagian ini kita akan belajar cara pemanfaatan vendoring untuk mempermudah manajemen package atau dependency dalam project Go.
+
+Pada [Bab A.3. GOPATH Dan Workspace](/3-gopath-dan-workspace.html) sudah disinggung bahwa project Go harus ditempatkan didalam workspace, lebih spesifiknya dalam folder `$GOPATH/src/`. Aturan ini cukup memicu perdebatan di komunitas, karena menghasilkan efek negatif terhadap beberapa hal, yang salah satunya adalah: dependency management yang dirasa susah.
+
+## A.58.1. Perbandingan Project Yang Menerapkan Vendoring vs Tidak
+
+Penulis coba contohkan dengan sebuah kasus untuk mempermudah pembaca memahami permasalahan yang ada dalam dependency management di Go.
+
+Dimisalkan, ada dua buah projek yang sedang di-develop, `project-one` dan `project-two`. Keduanya depend terhadap salah satu 3rd party library yg sama, [gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak). Di dalam `project-one`, versi gubrak yang digunakan adalah `v0.9.1-alpha`, sedangkan di `project-two` versi `v1.0.0` digunakan. Pada `project-one` versi yang digunakan cukup tua karena proses pengembangannya sudah agak lama, dan aplikasinya sendiri sudah stabil, jika di upgrade paksa ke gubrak versi `v1.0.0` kemungkinan besar terjadi error dan panic.
+
+Kedua projek tersebut pastinya akan lookup gubrak ke direktori yang sama, yaitu `$GOPATH/src/github.com/novalagung/gubrak`. Efeknya, ketika sedang bekerja pada `project-one`, harus dipastikan current revision pada repository gubrak di lokal adalah sesuai dengan versi `v1.0.0`. Dan, ketika mengerjakan `project-two` maka current revision gubrak harus sesuai dengan versi `v0.9.1-alpha`. Repot sekali bukan?
+
+Setelah beberapa waktu, akhirnya `go1.6` rilis, dengan membawa kabar baik, yaitu rilisnya fasilitas baru **vendoring**. Vendoring ini berguna untuk men-centralize packages atau dependencies atau 3rd party libraries yang digunakan dalam spesifik project.
+
+Penggunaannya sendiri sangat mudah, cukup tempatkan 3rd party library ke-dalam folder `vendor`, yang berada di dalam masing-masing project. By default go akan memprioritaskan lookup pada folder `vendor`.
+
+> Folder vendor ini kegunaannya sama seperti folder `node_modules` dalam project javascript.
+
+Kita kembali ke contoh, library gubrak dipindahkan ke folder `vendor` dalam `project-one`, maka struktur project tersebut plus vendoring menjadi seperti berikut.
+
+```bash
+$GOPATH/src/project-one
+$GOPATH/src/project-one/vendor/github.com/novalagung/gubrak
+```
+
+Source code library gubrak dalam folder `vendor` harus ditempatkan sesuai dengan struktur-nya.
+
+```bash
+$ tree .
+.
+├── main.go
+└── vendor
+ └── github.com
+ └── novalagung
+ └── gubrak
+ ├── date.go
+ ├── is.go
+ └── ...
+
+4 directories, N files
+```
+
+Isi `project-one/main.go` sendiri cukup sederhana, sebuah program kecil yang menampilkan angka random dengan range 10-20.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+)
+
+func main() {
+ fmt.Println(gubrak.RandomInt(10, 20))
+}
+```
+
+Ketika di build, dengan flag `-v` terlihat perbedaan antara projek yang menerapkan vendoring maupun yang tidak.
+
+- Untuk yang tidak menggunakan vendor folder, maka akan lookup ke folder library yang digunakan, di `$GOPATH`.
+- Untuk project yang menerapkan vendoring, maka tetap lookup juga, tetapi dalam sub folder `vendor` yang ada di dalam projek tersebut.
+
+![Using vendor vs not using vendor](images/A.58_1_vendor_vs_nope.png)
+
+## A.58.2. Manajemen Dependencies Dalam Folder `vendor`
+
+Cara menambahkan dependency ke folder `vendor` bisa dengan cara copy-paste, yang tetapi jelasnya adalah tidak praktis (dan bisa menimbulkan masalah). Cara yang lebih benar adalah dengan menggunakan package management tools.
+
+Di go, ada sangat banyak sekali package management tools. Sangat. Banyak. Sekali. Silakan cek di [PackageManagementTools](https://github.com/golang/go/wiki/PackageManagementTools) untuk lebih detailnya.
+
+Pembaca bebas memilih untuk menggunakan package management tools yang mana. Namun di buku ini, **Dep** akan kita bahas. Dep sendiri merupakan official package management tools untuk Go dari Go Team.
+
+Pembahasan mengenai Dep ada di bab selanjutnya.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/A-59-go-dep.md b/A-59-go-dep.md
new file mode 100644
index 000000000..518649b8f
--- /dev/null
+++ b/A-59-go-dep.md
@@ -0,0 +1,68 @@
+# A.58. Dep - Go Dependency Management Tool
+
+Dep adalah Go Official Package Management Tools, diperkenalkan pada go versi `go1.9`. Pada bab ini kita akan belajar penggunaannya.
+
+Dengan menggunakan Dep, maka semua 3rd party libraries yang dipakai dalam suatu project akan dicatat dan ditempatkan di dalam sub folder `vendor` pada project tersebut.
+
+> Jika kawan-kawan menggunakan `$GOPATH`, silakan memanfaatkan Dep ini untuk manajemen dependensi. Tetapi jika menggunakan [Go Modules](/A-60-go-modules.html) penulis sarankan untuk menggunakan fasilitas package manager yang sudah ter-bundle dalam Go Modules.
+
+## A.58.1. Instalasi Dep
+
+Silakan ikuti petunjuk di [Dep Installation](https://golang.github.io/dep/docs/installation.html), ada beberapa cara yang bisa dipilih untuk meng-install Dep.
+
+## A.58.2. Inisialisasi Dep Pada Project
+
+Buat project baru, isi dengan kode sederhana untuk menampilkan angka random (sama seperti pada bab sebelumnya). Library yang kita gunakan adalah [gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak).
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+)
+
+func main() {
+ fmt.Println(gubrak.RandomInt(10, 20))
+}
+```
+
+Jalankan command `dep init` untuk meng-inisialisasi project agar ditandai sebagai project yang menggunakan package manager Dep. Command tersebut menghasilkan 3 buah file/folder baru.
+
+- File `Gopkg.toml`, berisikan metada semua dependencies yang digunakan dalam project.
+- File `Gopkg.lock`, isinya mirip seperti `Gopkg.toml` hanya saja lebih mendetail informasi tiap-tiap dependency yang disimpan dalam file ini.
+- Folder `vendor`, akan berisi source code dari pada 3rd party yang digunakan.
+
+Eksekusi command `dep init` akan secara otomatis diikuti dengan eksekusi `dep ensure`. Command `dep ensure` sendiri merupakan command paling penting dalam Dep, gunanya untuk sinkronisasi dan memastikan bahwa semua 3rd party libraries digunakan dalam project metadata-nya ter-mapping dengan baik dan benar dalam `Gopkg.*`, dan source code 3rd party sendiri ada dalam `vendor`.
+
+```bash
+$ tree -L 1 .
+.
+├── Gopkg.lock
+├── Gopkg.toml
+├── main.go
+└── vendor
+
+1 directory, 3 files
+```
+
+Selesai. Sesederhana ini. Cukup mudah bukan?
+
+## A.58.3. Add & Update Dependency
+
+Gunakan `dep ensure -add ` untuk menambahkan library. Gunakan `dep ensure -update ` untuk meng-update library yang sudah tercatat.
+
+Penggunaan dua command tersebut jelasnya akan mengubah informasi dalam file `Gopkg.*`. Pastikan bahwa library yang didaftarkan adalah yang memang digunakan di project. Jika ragu, maka hapus saja folder `vendor`, lalu eksekusi command `dep ensure` untuk sinkronisasi ulang.
+
+Contoh command update:
+
+```bash
+$ dep ensure -update github.com/novalagung/gubrak
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/A-60-go-modules.md b/A-60-go-modules.md
new file mode 100644
index 000000000..27072e473
--- /dev/null
+++ b/A-60-go-modules.md
@@ -0,0 +1,78 @@
+# A.60. Go Modules
+
+Pada bagian ini kita akan belajar cara pemanfaatan Go Modules untuk manajemen project dan dependency. Go Modules merupakan bagian dari **Go Toolchain** yang sekarang sedang dikembangkan.
+
+Sebelum kita belajar mengenai go modules secara intensif, ada baiknya kita coba melihat kebelakang sejenak untuk mengenang `$GOPATH`.
+
+## A.60.1. *The Infamous* `$GOPATH`
+
+Sebelumnya sudah di bahas dalam [Bab A.3. GOPATH Dan Workspace](/3-gopath-dan-workspace.html) bahwa project Go harus ditempatkan didalam workspace, lebih spesifiknya dalam folder `$GOPATH/src/`. Sudah dibahas juga bahwa ada baiknya untuk men-centralize 3rd party library yang digunakan per project dengan memanfaatkan [vendoring](/A-58-go-vendoring.html) dan [package management tools: Dep](/A-59-go-dep.html).
+
+Sebenarnya masih ada satu masalah yang masih belum terselesaikan yang berhubungan dengan manajemen project dan dependency di Go. Yaitu `$GOPATH`. Ya, `$GOPATH` adalah **masalah besar** untuk beberapa kasus.
+
+Perlu diketahui, meskipun sebuah project sudah menerapkan vendoring (semua 3rd party sudah ada di sub folder `vendor`), project itu sendiri masih harus ditempatkan dalam workspace!
+
+Silakan lihat gambar di bawah ini untuk pembuktian. Di dalam project `chapter-A.60-go-modules` terdapat package `models` yang harus di-import. Karena project tidak ditempatkan dalam workspace, eksekusinya gagal.
+
+![Import error](images/A.60_1_import_error.png)
+
+> Jika dalam satu project hanya ada satu package, `main` saja, maka meski projek tidak ditempatkan dalam workspace, tidak akan terjadi error. Tapi jelasnya tidak mungkin dalam real world development sebuah project hanya memilik satu package saja. Brutal sekali kalau misal ada 😁
+
+Bisa dilihat dari stack trace error pada gambar di atas, proses pencarian package `models` dilakukan hanya pada `$GOROOT` dan `$GOPATH` saja, pencarian dalam folder project itu sendiri tidak dilakukan. Ini merupakan pengingat halus bahwa project ini harus ditempatkan dalam workspace, agar package `models`-nya bisa dikenali.
+
+Masalah bukan?
+
+## A.60.2. Go Modules
+
+Setelah cukup lama menunggu, akhirnya pada rilisnya `go1.11` dikenalkanlah sebuah fasilitas baru bernama **Go Modules** (experimental). Tujuan diciptakannya Go Modules ini adalah untuk mengatasi masalah ketergantuan sebuah project dengan `$GOPATH`. Jadi dengan mengimplementasikan Go Modules, sebuah project tidak harus berada dalam `$GOPATH`.
+
+Cara penerapan Go Modules cukup mudah. Inisialisasi project sebagai module lewat command `go mod init `.
+
+![Go Mod](images/A.60_2_go_mod.png)
+
+Bisa dilihat di gambar, bahwa setelah project di-inisialisasi sebagai module, proses running aplikasi menjadi sukses.
+
+## A.60.3. Penjelasan `go mod`
+
+Command `go mod init` menghasilkan sebuah file bernama `go.mod`, yang isinya adalah konfigurasi module.
+
+Ok, mungkin akan muncul beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah kenapa command-nya harus `go mod init chapter-A.60-go-modules`, kenapa tidak cukup hanya `go mod init` saja? Hal ini karena mulai awal, projek ini sudah tidak didalam `$GOPATH`. Argument `chapter-A.60-go-modules` setelah command inisialisasi berguna untuk menentukan package path dari project, hal ini penting untuk keperluan import package lain yang merupakan sub folder project.
+
+Agar lebih mudah untuk dipahami, silakan lihat contoh berikut.
+
+![Example Module Name 1](images/A.60_3_module_name_1.png)
+
+Coba perhatikan gambar di atas. Nama folder adalah `chapter-A.60-go-modules`, tetapi pada saat import `models`, package path yang digunakan adalah `myproject/models`. Harusnya ini error kan? Tetapi tidak, *hmmmm*.
+
+Dengan menggunakan Go Modules kita bisa menentukan base package path suatu project, tidak harus sama dengan nama folder-nya. Pada contoh ini nama folder adalah `chapter-A.60-go-modules` tapi base package path adalah `myproject`.
+
+Agar lebih jelas lagi, lanjut ke contoh ke-dua.
+
+![Example Module Name 2](images/A.60_4_module_name_2.png)
+
+Pada contoh ini, nama module di-set panjang, `github.com/novalagung/myproject`. Dengan nama folder masih tetap sama. Hasilnya aplikasi tetap berjalan lancar.
+
+Nama package path bisa di set dalam bentuk arbitrary path seperti pada gambar. Sangat membantu bukan sekali, tidak perlu membuat nested folder terlebih dahulu seperti yang biasa dilakukan dalam `$GOPATH`.
+
+## A.60.4. Vendoring Dengan Go Modules
+
+Vendoring, seperti yang kita tau berguna untuk men-centralize 3rd party libraries. Sedangkan dari yang sudah dipelajari, kita bisa membuat sebuah project untuk tidak tergantung dengan `$GOPATH` lewat Go Modules.
+
+Sebenarnya, Go Modules, selain untuk membuat sebuah project tidak tergantung dengan `$GOPATH`, adalah juga berguna untuk manajemen dependencies project. Jadi dengan Go Modules tidak perlu menggunakan `dep`, karena di dalam Go Modules sudah include kapabilitas yang sama dengan `dep` yaitu untuk me-manage dependencies.
+
+Cara untuk meng-enable vendoring dengan Go Modules, adalah lewat command `go mod vendor`.
+
+![Go Modules + Vendoring](images/A.60_5_mod_vendor.png)
+
+Jika pada sebuah projek sudah enabled `dep`, dan ingin di enable Go Modules. Maka file `Gopkg.lock` yang sudah ada akan dikonversi ke-dalam bentuk `go.mod` dan `go.sum`.
+
+## A.60.5. Sinkronisasi Dependencies
+
+Gunakan command `go mod tidy` untuk sinkronisasi dependencies yang digunakan dalam project. Dengan command tersebut, secara otomatis 3rd party yang belum ditambahkan akan dicatat dan ditambahkan; dan yang tidak digunakan tapi terlanjut tercatat akan dihapuskan.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/A-61-worker-pool.md b/A-61-worker-pool.md
new file mode 100644
index 000000000..e69de29bb
diff --git a/B-1-golang-web-hello-world.md b/B-1-golang-web-hello-world.md
new file mode 100644
index 000000000..4f5a1b992
--- /dev/null
+++ b/B-1-golang-web-hello-world.md
@@ -0,0 +1,158 @@
+# B.1. Golang Web App: Hello World
+
+Pada serial bab B ini, kita masih tetap akan belajar tentang topik fundamental atau dasar tapi lebih spesifik ke arah web development. Kita awali dengan pembahasan bagaimana cara membuat aplikasi web "Hello World" sederhana menggunakan Go.
+
+## B.1.1. Pembuatan Aplikasi
+
+Mari belajar dengan praktek langsung. Pertama buat folder projek baru dengan isi `main.go`, tentukan package-nya sebagai `main`, lalu import package `fmt` dan `net/http`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+```
+
+Setelah itu, siapkan dua buah fungsi, masing-masing fungsi memiliki skema parameter yang sama seperti berikut.
+
+ - Parameter ke-1 bertipe `http.ResponseWrite`
+ - Parameter ke-2 bertipe `*http.Request`
+
+Fungsi dengan struktur di atas diperlukan oleh `http.HandleFunc` untuk keperluan penanganan request ke rute yang ditentukan. Berikut merupakan dua fungsi yang dimaksud.
+
+```go
+func handlerIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var message = "Welcome"
+ w.Write([]byte(message))
+}
+
+func handlerHello(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var message = "Hello world!"
+ w.Write([]byte(message))
+}
+```
+
+Method `Write()` milik parameter pertama (yang bertipe `http.ResponseWrite`), digunakan untuk meng-output-kan nilai balik data. Argumen method adalah data yang ingin dijadikan output, ditulis dalam bentuk `[]byte`.
+
+Pada contoh ini, data yang akan kita tampilkan bertipe string, maka perlu dilakukan casting dari `string` ke `[]byte`. Contohnya bisa dilihat seperta pada kode di atas, di bagian `w.Write([]byte(message))`.
+
+Selanjutnya, siapkan fungsi `main()` dengan isi di dalamnya adalah beberapa rute atau route, dengan aksi adalah kedua fungsi yang sudah disiapkan di atas. Tak lupa siapkan juga kode untuk start server.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", handlerIndex)
+ http.HandleFunc("/index", handlerIndex)
+ http.HandleFunc("/hello", handlerHello)
+
+ var address = "localhost:9000"
+ fmt.Printf("server started at %s\n", address)
+ err := http.ListenAndServe(address, nil)
+ if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+ }
+}
+```
+
+Fungsi `http.HandleFunc()` digunakan untuk routing. Parameter pertama adalah rute dan parameter ke-2 adalah handler-nya.
+
+Fungsi `http.ListenAndServe()` digunakan membuat sekaligus start server baru, dengan parameter pertama adalah alamat web server yang diiginkan (bisa diisi host, host & port, atau port saja). Parameter kedua merupakan object mux atau multiplexer.
+
+> Dalam chapter ini kita menggunakan default mux yang sudah disediakan oleh Go, jadi untuk parameter ke-2 cukup isi dengan `nil`.
+
+Ok, sekarang program sudah siap, jalankan menggunakan `go run`.
+
+![Jalankan program](images/B.1_1_start_server.png)
+
+Cek pada browser rute yang sudah dibuat, output akan muncul.
+
+![Mengakses aplikasi web](images/B.1_2_browse.png)
+
+Berikut merupakan penjelasan detail per-bagian program yang telah kita buat dari contoh di atas.
+
+### B.1.1.1. Penggunaan `http.HandleFunc()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk **routing**, menentukan aksi dari sebuah url tertentu ketika diakses (di sini url tersebut kita sebut sebagai rute/route). Rute dituliskan dalam `string` sebagai parameter pertama, dan aksi-nya sendiri dibungkus dalam fungsi (bisa berupa closure) yang ditempatkan pada parameter kedua (kita sebut sebagai handler).
+
+Pada kode di atas, tiga buah rute didaftarkan:
+
+ - Rute `/` dengan aksi adalah fungsi `handlerIndex()`
+ - Rute `/index` dengan aksi adalah sama dengan `/`, yaitu fungsi `handlerIndex()`
+ - Rute `/hello` dengan aksi fungsi `handlerHello()`
+
+Ketika rute-rute tersebut diakses lewat browser, outpunya adalah isi-handler dari rute yang bersangkutan. Kebetulan pada bab ini, ketiga rute tersebut outputnya adalah sama, yaitu berupa string.
+
+> Pada contoh di atas, ketika rute yang tidak terdaftar diakses, secara otomatis handler rute `/` akan terpanggil.
+
+### B.1.1.2. Penjelasan Mengenai **Handler**
+
+Route handler atau handler atau parameter kedua fungsi `http.HandleFunc()`, adalah sebuah fungsi dengan ber-skema `func (ResponseWriter, *Request)`.
+
+ - Parameter ke-1 merupakan objek untuk keperluan http response.
+ - Sedang parameter ke-2 yang bertipe `*request` ini, berisikan informasi-informasi yang berhubungan dengan http request untuk rute yang bersangkutan.
+
+Contoh penulisan handler bisa dilihat pada fungsi `handlerIndex()` berikut.
+
+```go
+func handlerIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var message = "Welcome"
+ w.Write([]byte(message))
+}
+```
+
+Output dari rute, dituliskan di dalam handler menggunakan method `Write()` milik objek `ResponseWriter` (parameter pertama). Output bisa berupa apapun, untuk output text tinggal lakukan casting dari tipe `string` ke `[]byte`, aturan ini juga berlaku untuk beberapa jenis output lainnya seperti html dan json, namun response header `Content-Type` perlu disesuaikan.
+
+Pada contoh program yang telah kita buat, handler `Index()` memunculkan text `"Welcome"`, dan handler `Hello()` memunculkan text `"Hello world!"`.
+
+Sebuah handler bisa dipergunakan pada banyak rute, bisa dilihat pada di atas handler `Index()` digunakan pada rute `/` dan `/index`.
+
+### B.1.1.3. Penggunaan `http.ListenAndServe()`
+
+Fungsi ini digunakan untuk membuat web server baru. Pada contoh yang telah dibuat, web server di-*start* pada port `9000` (bisa dituliskan dalam bentuk `localhost:9000` atau cukup `:9000` saja).
+
+```go
+var address = ":9000"
+fmt.Printf("server started at %s\n", address)
+err := http.ListenAndServe(address, nil)
+```
+
+Fungsi `http.ListenAndServe()` bersifat blocking, menjadikan semua statement setelahnya tidak akan dieksekusi, sebelum di-stop.
+
+Fungsi ini mengembalikan nilai balik ber-tipe `error`. Jika proses pembuatan web server baru gagal, maka kita bisa mengetahui root-cause nya apa.
+
+## B.1.2. Web Server Menggunakan `http.Server`
+
+Selain menggunakan `http.ListenAndServe()`, ada cara lain yang bisa diterapkan untuk start web server, yaitu dengan memanfaatkan struct `http.Server`.
+
+Kode di bagian start server yang sudah kita buat, jika diubah ke cara ini, kurang lebih menjadi seperti berikut.
+
+```go
+var address = ":9000"
+fmt.Printf("server started at %s\n", address)
+
+server := new(http.Server)
+server.Addr = address
+err := server.ListenAndServe()
+if err != nil {
+ fmt.Println(err.Error())
+}
+```
+
+Informasi host/port perlu dimasukan dalam property `.Addr` milik objek server. Lalu dari objek tersebut panggil method `.ListenAndServe()` untuk start web server.
+
+Kelebihan menggunakan `http.Server` salah satunya adalah kemampuan untuk mengubah beberapa konfigurasi default web server Go.
+
+Contoh, pada kode berikut, timeout untuk read request dan write request di ubah menjadi 10 detik.
+
+```
+server.ReadTimeout = time.Second * 10
+server.WriteTimeout = time.Second * 10
+```
+
+Ada banyak lagi property dari struct `http.Server` ini, yang pastinya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-10-render-html-string.md b/B-10-render-html-string.md
new file mode 100644
index 000000000..8190f3eaf
--- /dev/null
+++ b/B-10-render-html-string.md
@@ -0,0 +1,63 @@
+# B.10. Template: Render HTML String
+
+Output HTML yang muncul, selain bersumber dari template view, bisa juga bersumber dari sebuah string. Dengan menggunakan method `Parse()` milik `*template.Template` kita bisa menjadikan string html sebagai output.
+
+## B.10.1. Praktek
+
+Langsung saja kita praktekkan, siapkan folder projek baru beserta file `main.go`, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+const view string = `
+
+ Template
+
+
+
Hello
+
+`
+```
+
+Konstanta bernama `view` bertipe `string` disiapkan, dengan isi adalah string html yang akan kita jadikan sebagai output nantinya.
+
+Kemudian buat fungsi `main()`, isinya adalah route handler `/index`. Dalam handler tersebut, string html `view` diparsing lalu dirender sebagai output.
+
+Tambahkan juga rute `/`, yang isinya adalah me-redirect request secara paksa ke `/index` menggunakan fungsi `http.Redirect()`.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var tmpl = template.Must(template.New("main-template").Parse(view))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ http.Redirect(w, r, "/index", http.StatusTemporaryRedirect)
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Pada kode di atas bisa dilihat, sebuah template bernama `main-template` disiapkan. Template tersebut diisi dengan hasil parsing string html `view` lewat method `Parse()`.
+
+## B.10.2. Test
+
+Lakukan tes dan lihat hasilnya.
+
+![String html sebagai output](images/B.10_1_parse.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-11-http-method.md b/B-11-http-method.md
new file mode 100644
index 000000000..12ac3053f
--- /dev/null
+++ b/B-11-http-method.md
@@ -0,0 +1,59 @@
+# B.11. HTTP Method: POST & GET
+
+Setelah sebelumnya kita telah mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan template view, kali ini topik yang terpilih adalah berbeda, yaitu mengenai penanganan http request di back end.
+
+Sebuah route handler pada dasarnya bisa menerima segala jenis request, dalam artian: apapun jenis HTTP method-nya maka akan tetap masuk ke satu handler (seperti **POST**, **GET**, dan atau lainnya). Untuk memisah request berdasarkan method-nya, bisa menggunakan seleksi kondisi.
+
+> Pada bab lain kita akan belajar teknik routing yg lebih advance dengan bantuan routing library.
+
+## B.11.1. Praktek
+
+Silakan pelajari dan praktekkan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ switch r.Method {
+ case "POST":
+ w.Write([]byte("post"))
+ case "GET":
+ w.Write([]byte("get"))
+ default:
+ http.Error(w, "", http.StatusBadRequest)
+ }
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Struct `*http.Request` memiliki property bernama `Method` yang bisa digunakan untuk mengecek method daripada request yang sedang berjalan.
+
+Pada contoh di atas, request ke rute `/` dengan method POST akan menghasilkan output text `post`, sedangkan method GET menghasilkan output text `get`.
+
+## B.11.2. Test
+
+Gunakan [Postman](https://chrome.google.com/webstore/detail/postman/fhbjgbiflinjbdggehcddcbncdddomop?hl=en), atau tools sejenisnya untuk mempermudah testing. Berikut adalah contoh request dengan method GET.
+
+![Request GET](images/B.11_1_get.png)
+
+Sedangkan di bawah ini adalah untuk method POST.
+
+![Request POST](images/B.11_2_post.png)
+
+Jika method yang digunakan adalah selain POST dan GET, maka sesuai source code di atas, harusnya request akan menghasilkan response **400 Bad Request**. Di bawah ini adalah contoh request dengan method **PUT**.
+
+![400 Bad Request](images/B.11_3_bad_request.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-12-form-value.md b/B-12-form-value.md
new file mode 100644
index 000000000..693a51513
--- /dev/null
+++ b/B-12-form-value.md
@@ -0,0 +1,137 @@
+# B.12. Form Value
+
+Pada bab ini kita akan belajar bagaimana cara untuk submit data, dari form di layer front end, ke back end.
+
+# B.12.1. Front End
+
+Pertama siapkan folder projek baru, dan sebuah file template view `view.html`. Pada file ini perlu didefinisikan 2 buah template, yaitu `form` dan `result`. Template pertama (`form`) dijadikan landing page program, isinya beberapa inputan untuk submit data.
+
+```html
+{{define "form"}}
+
+
+
+ Input Message
+
+
+
+
+
+{{end}}
+```
+
+Aksi dari form di atas adalah `/process`, yang dimana url tersebut nantinya akan mengembalikan output berupa html hasil render template `result`. Silakan tulis template result berikut dalam `view.html` (jadi file view ini berisi 2 buah template).
+
+```html
+{{define "result"}}
+
+
+
+ Show Message
+
+
+
Hello {{.name}}
+
{{.message}}
+
+
+{{end}}
+```
+
+## B.12.2. Back End
+
+Buat file `main.go`. Dalam file ini 2 buah route handler diregistrasikan.
+
+ - Route `/` adalah landing page, menampilkan form input.
+ - Route `/process` sebagai action dari form input, menampilkan text.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", routeIndexGet)
+ http.HandleFunc("/process", routeSubmitPost)
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Handler route `/` dibungkus dalam fungsi bernama `routeIndexGet`. Di dalamnya, template `form` dalam file template `view.html` akan di-render ke view. Request dalam handler ini hanya dibatasi untuk method GET saja, request dengan method lain akan menghasilkan response 400 Bad Request.
+
+```go
+func routeIndexGet(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method == "GET" {
+ var tmpl = template.Must(template.New("form").ParseFiles("view.html"))
+ var err = tmpl.Execute(w, nil)
+
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ return
+ }
+
+ http.Error(w, "", http.StatusBadRequest)
+}
+```
+
+Fungsi `routeSubmitPost` yang merupakan handler route `/process`, berisikan proses yang mirip seperti handler route `/`, yaitu parsing `view.html` untuk di ambil template `result`-nya. Selain itu, pada handler ini ada proses pengambilan data yang dikirim dari form ketika di-submit, untuk kemudian disisipkan ke template view.
+
+```go
+func routeSubmitPost(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method == "POST" {
+ var tmpl = template.Must(template.New("result").ParseFiles("view.html"))
+
+ if err := r.ParseForm(); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ var name = r.FormValue("name")
+ var message = r.Form.Get("message")
+
+ var data = map[string]string{"name": name, "message": message}
+
+ if err := tmpl.Execute(w, data); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ return
+ }
+
+ http.Error(w, "", http.StatusBadRequest)
+}
+```
+
+Ketika user submit ke `/process`, maka data-data yang ada di form input dikirim. Method `ParseForm()` pada statement `r.ParseForm()` berguna untuk parsing form data yang dikirim dari view, sebelum akhirnya bisa diambil data-datanya. Method tersebut mengembalikan data `error` jika proses parsing gagal (kemungkinan karena data yang dikirim ada yang tidak valid).
+
+Pengambilan data yang dikirim dilakukan lewat method `FormValue()`. Contohnya seperti pada kode di atas, `r.FormValue("name")`, akan mengembalikan data inputan `name` (data dari inputan ``).
+
+Selain lewat method `FormValue()`, pengaksesan data juga bisa dilakukan dengan cara mengakses property `Form` terlebih dahulu, kemudian mengakses method `Get()`. Contohnya seperti `r.Form.Get("message")`, yang akan menghasilkan data inputan `message`. Hasil dari kedua cara di atas adalah sama.
+
+Setelah data dari form sudah ditangkap oleh back-end, data ditampung dalam variabel `data` yang bertipe `map[string]string`. Variabel `data` tersebut kemudian disisipkan ke view, lewat statement `tmpl.Execute(w, data)`.
+
+## B.12.3. Test
+
+OK, sekarang coba jalankan program yang telah kita buat, dan cek hasilnya.
+
+![Form Value](images/B.12_1_form.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-13-form-upload-file.md b/B-13-form-upload-file.md
new file mode 100644
index 000000000..3f5eb5d85
--- /dev/null
+++ b/B-13-form-upload-file.md
@@ -0,0 +1,177 @@
+# B.13. Form Upload File
+
+Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana cara meng-handle upload file lewat form. Di beberapa bagian caranya mirip seperti pada bab sebelumnya, hanya perlu ditambahkan proses untuk handling file yang di-upload. File tersebut disimpan ke dalam path/folder tertentu.
+
+## B.13.1. Struktur Folder Proyek
+
+Sebelum mulai masuk ke bagian koding, siapkan terlebih dahulu file dan folder dengan struktur seperti gambar berikut.
+
+![Folder Structure](images/B.13_1_structure.png)
+
+Program sederhana yang akan kita buat, memiliki satu form dengan 2 inputan, alias dan file. Data file nantinya disimpan pada folder `files` yang telah dibuat, dengan nama sesuai nama file aslinya. Kecuali ketika user mengisi inputan alias, maka nama tersebut yang akan digunakan sebagai nama file tersimpan.
+
+## B.13.2. Front End
+
+Di bagian front end, isi file `view.html` dengan kode berikut. Template file ini nantinya yang dimunculkan sebagai landing page.
+
+```html
+
+
+
+ Input Message
+
+
+
+
+
+```
+
+Perlu diperhatikan, pada tag ``. Pada bab ini, kita tidak akan menggunakan cara submit lewat form, melainkan menggunakan teknik AJAX (Asynchronous JavaScript And XML), dengan payload ber-tipe JSON.
+
+[Perbedaan](http://stackoverflow.com/a/23152367/1467988) antara kedua jenis request tersebut adalah pada isi header `Content-Type`, dan bentuk informasi dikirimkan. Secara default, request lewat ``, content type-nya adalah `application/x-www-form-urlencoded`. Data dikirimkan dalam bentuk query string (key-value) seperti `id=n001&nama=bruce`.
+
+> Ketika di form ditambahkan atribut `enctype="multipart/form-data"`, maka content type berubah menjadi `multipart/form-data`.
+
+Request Payload JSON sedikit berbeda, `Content-Type` berisikan `application/json`, dan data disisipkan dalam `Body` dalam bentuk **JSON** string.
+
+## B.14.1. Struktur Folder Proyek
+
+OK, langsung saja, pertama siapkan proyek dengan struktur seperti pada gambar di bawah ini.
+
+![Struktur proyek](images/B.14_1_structure.png)
+
+> Silakan unduh file js jQuery dari situs official-nya.
+
+## B.14.2. Front End - HTML
+
+Layout dari view perlu disiapkan terlebih dahulu, tulis kode berikut pada file `view.html`.
+
+```html
+
+
+
+ JSON Payload
+
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Selanjutnya, pada tag `` tambahkan tabel sederhana berisikan inputan-inputan yang diperlukan. Ada tiga buah inputan yang harus dipersiapkan, yaitu: *Name*, *Age*, dan *Gender*; dan juga sebuah button untuk submit form.
+
+```html
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+## B.14.3. Front End - HTML
+
+Sekarang kita masuk ke bagian paling menyenangkan/menyebalkan (tergantung taste), yaitu javascript. Siapkan sebuah event `submit` pada `#user-form`. Dalam event tersebut default handler event submit milik `` di-override, diganti dengan AJAX request.
+
+```js
+$("#user-form").on("submit", function (e) {
+ e.preventDefault();
+
+ var $self = $(this);
+ var payload = JSON.stringify({
+ name: $('[name="name"]').val(),
+ age: parseInt($('[name="age"]').val(), 10),
+ gender: $('[name="gender"]').val()
+ });
+
+ $.ajax({
+ url: $self.attr("action"),
+ type: $self.attr("method"),
+ data: payload,
+ contentType: 'application/json',
+ }).then(function (res) {
+ $(".message").text(res);
+ }).catch(function (a) {
+ alert("ERROR: " + a.responseText);
+ });
+});
+```
+
+Value semua inputan diambil lalu dimasukkan dalam sebuah objek lalu di stringify (agar menjadi JSON string), untuk kemudian di jadikan sebagai payload request. Bisa dilihat pada kode AJAX di atas, `contentType` nilainya adalah `application/json`.
+
+Respon dari ajax di atas akan dimunculkan pada ``.
+
+## B.14.4. Back End
+
+3 buah rute perlu disiapkan, yang pertama adalah untuk menampilkan `view.html`, untuk keperluan submit data, dan registrasi asset.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "html/template"
+import "encoding/json"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", handleIndex)
+ http.HandleFunc("/save", handleSave)
+
+ http.Handle("/static/",
+ http.StripPrefix("/static/",
+ http.FileServer(http.Dir("assets"))))
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Handler `handleIndex` berisikan kode untuk parsing `view.html`.
+
+```go
+func handleIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ tmpl := template.Must(template.ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+}
+```
+
+Sedangkan `handleSave` akan memproses request yang di-submit dari bagian depan.
+
+```go
+func handleSave(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method == "POST" {
+ decoder := json.NewDecoder(r.Body)
+ payload := struct {
+ Name string `json:"name"`
+ Age int `json:"age"`
+ Gender string `json:"gender"`
+ }{}
+ if err := decoder.Decode(&payload); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ message := fmt.Sprintf(
+ "hello, my name is %s. I'm %d year old %s",
+ payload.Name,
+ payload.Age,
+ payload.Gender,
+ )
+ w.Write([]byte(message))
+ return
+ }
+
+ http.Error(w, "Only accept POST request", http.StatusBadRequest)
+}
+```
+
+Isi payload didapatkan dengan cara men-decode body request (`r.Body`). Proses decoding tidak dilakukan menggunakan `json.Unmarshal()` melainkan lewat json decoder, karena akan [lebih efisien](http://stackoverflow.com/a/21198571/1467988) untuk jenis kasus seperti ini.
+
+> Gunakan `json.Decoder` jika data adalah stream `io.Reader`. Gunakan `json.Unmarshal()` untuk decode data sumbernya sudah ada di memory.
+
+## B.14.5. Test
+
+Jalankan program, test hasilnya di browser.
+
+![Hasil tes](images/B.14_2_test.png)
+
+Gunakan fasilitas Developer Tools pada Chrome untuk melihat detail dari request.
+
+![Request](images/B.14_3_inspect.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-15-ajax-json-response.md b/B-15-ajax-json-response.md
new file mode 100644
index 000000000..5c874834f
--- /dev/null
+++ b/B-15-ajax-json-response.md
@@ -0,0 +1,90 @@
+# B.15. AJAX JSON Response
+
+Pada bab sebelumnya, kita belajar cara untuk memproses request dengan paylaod bertipe JSON. Pada bab ini kita akan belajar untuk membuat satu endpoint yang mengembalikan data JSON string.
+
+## B.15.1. Praktek
+
+Siapkan satu buah folder proyek baru, dengan satu buah file di dalamnya bernama `main.go`. Dalam file ini siapkan rute `/`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "encoding/json"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", ActionIndex)
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Selanjutnya buat handler untuk rute `/`. Di dalam fungsi ini, data dummy ber-tipe slice object disiapkan. Data ini akan dikonversi ke JSON lalu dijadikan nilai balik endpoint `/`.
+
+```go
+func ActionIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ data := [] struct {
+ Name string
+ Age int
+ } {
+ { "Richard Grayson", 24 },
+ { "Jason Todd", 23 },
+ { "Tim Drake", 22 },
+ { "Damian Wayne", 21 },
+ }
+
+ jsonInBytes, err := json.Marshal(data)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+ w.Write(jsonInBytes)
+}
+```
+
+Cara mengkonversi data ke bentuk json cukup mudah, bisa menggunakan `json.Marshal()`. Fungsi ini mengembalikan dua nilai balik, data json (dalam bentuk `[]byte`) dan error jika ada.
+
+> Untuk mengambil bentuk string dari hasil konversi JSON, cukup lakukan casting pada data slice bytes tersebut. Contoh: `string(jsonInBytes)`
+
+Karena nilai balik konversi sudah dalam bentuk bytes, maka langsung saja panggil method `Write()` milik `http.ResponseWriter` dan sisipkan data json sebagai argument pemanggilan method.
+
+Jangan lupa juga untuk menambahkan response header `Content-Type: application/json`.
+
+## B.15.2. Testing
+
+OK, semua sudah selesai, lakukan testing.
+
+![Testing web server](images/B.15_1_test.png)
+
+## B.15.3. JSON Response menggunakan JSON.Encoder
+
+Di bab sebelumnya sudah disinggung, bahwa lebih baik menggunakan `json.Decoder` jika ingin men-decode data yang sumbernya ada di stream `io.Reader`
+
+Package json juga memiliki fungsi lain-nya yaitu `json.Encoder`, yang sangat cocok digunakan untuk meng-encode data menjadi JSON dengan tujuan objek langsung ke stream `io.Reader`.
+
+Karena tipe `http.ResponseWriter` adalah meng-embed `io.Reader`, maka jelasnya bisa kita terapkan penggunaan encoder di sini.
+
+Contohnya penerapannya sebagai berikut.
+
+```go
+w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+
+err := json.NewEncoder(w).Encode(data)
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+}
+```
+
+Kode di atas hasilnya ekuivalen dengan penggunaan `json.Marshal`.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-16-ajax-multi-upload.md b/B-16-ajax-multi-upload.md
new file mode 100644
index 000000000..40175762f
--- /dev/null
+++ b/B-16-ajax-multi-upload.md
@@ -0,0 +1,205 @@
+# B.16. AJAX Multiple File Upload
+
+Pada bab ini, kita akan belajar 3 hal dalam satu waktu, yaitu:
+
+1. Bagaiamana cara untuk upload file via AJAX.
+2. Cara untuk handle upload banyak file sekaligus.
+3. Cara handle upload file yang lebih hemat memori.
+
+Sebelumnya pada [Bab B.13. Form Upload File](/B-13-form-upload-file.html), pemrosesan file upload dilakukan lewat **ParseMultipartForm**, sedangkan pada bab ini metode yang dipakai berbeda, yaitu menggunakan **MultipartReader**.
+
+Kelebihan dari `MultipartReader` adalah, file yang di upload **tidak** di simpan sebagai file temporary di lokal terlebih dahulu (tidak seperti `ParseMultipartForm`), melainkan langsung diambil dari stream `io.Reader`.
+
+Di bagian front end, upload file secara asynchronous bisa dilakukan menggunakan objek [FormData](https://developer.mozilla.org/en/docs/Web/API/FormData). Semua file dimasukkan dalam objek `FormData`, setelah itu objek tersebut dijadikan sebagai payload AJAX request.
+
+## B.16.1. Struktur Folder Proyek
+
+Mari langsung kita praktekkan, pertama siapkan proyek dengan struktur seperti gambar di bawah ini.
+
+![Folder Structure](images/B.16_1_structure.png)
+
+> Silakan unduh file js jQuery dari situs official jQuery.
+
+## B.16.2. Front End
+
+Buka `view.html`, siapkan template dasar view. Dalam file ini terdapat satu buah inputan upload file yang mendukung multi upload, dan satu buah tombol submit.
+
+Untuk meng-enable kapabilitas multi upload, cukup tambahkan atribut `multiple` pada input file.
+
+```html
+
+
+
+ Multiple Upload
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Override event `submit` pada form `#user-form`, handler event ini berisikan proses mulai pembentukan objek `FormData` dari file-file yang telah di upload, hingga eksekusi AJAX.
+
+```js
+$("#user-form").on("submit", function (e) {
+ e.preventDefault();
+
+ var $self = $(this);
+ var files = $("#upload-file")[0].files;
+ var formData = new FormData();
+
+ for (var i = 0; i < files.length; i++) {
+ formData.append("files", files[i]);
+ }
+
+ $.ajax({
+ url: $self.attr("action"),
+ type: $self.attr("method"),
+ data: formData,
+ processData: false,
+ contentType: false,
+ }).then(function (res) {
+ alert(res);
+ $("#user-form").trigger("reset");
+ }).catch(function (a) {
+ alert("ERROR: " + a.responseText);
+ });
+});
+```
+
+Objek inputan files (yang didapat dari `$("#upload-file")[0].files`) memiliki property `.files` yang isinya merupakan array dari semua file yang dipilih oleh user ketika upload. File-file tersebut di-loop, dimasukkan ke dalam objek `FormData` yang telah dibuat.
+
+AJAX dilakukan lewat `jQuery.ajax`. Berikut adalah penjelasan mengenai konfigurasi `processData` dan `contentType` dalam AJAX yang sudah dibuat.
+
+ - Konfigurasi `contentType` perlu di set ke `false` agar header Content-Type yang dikirim bisa menyesuaikan data yang disisipkan.
+ - Konfigurasi `processData` juga perlu di set ke `false`, agar data yang akan di kirim tidak otomatis dikonversi ke query string atau json string (tergantung `contentType`). Pada konteks ini kita memerlukan payload tetap dalam tipe `FormData`.
+
+## B.16.3. Back End
+
+Ada 2 route handler yang harus dipersiapkan di back end. Pertama adalah rute `/` yang menampilkan form upload, dan rute `/upload` untuk pemrosesan upload sendiri.
+
+Buka file `main.go`, isi dengan package yang dibutuhkan, lalu lakukan registrasi dua rute yang dimaksud di atas, beserta satu buah rute untuk static assets.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "html/template"
+import "path/filepath"
+import "io"
+import "os"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", handleIndex)
+ http.HandleFunc("/upload", handleUpload)
+ http.Handle("/static/",
+ http.StripPrefix("/static/",
+ http.FileServer(http.Dir("assets"))))
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Buat handler rute `/`, parsing template view `view.html`.
+
+```go
+func handleIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ tmpl := template.Must(template.ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+}
+```
+
+Sebelumnya, pada [Bab B.13. Form Upload File](/B-13-form-upload-file.html), metode yang digunakan untuk handle file upload adalah menggunakan `ParseMultipartForm`, file diproses dalam memori dengan alokasi tertentu, dan jika melebihi alokasi maka akan disimpan pada temporary file.
+
+Metode tersebut kurang tepat guna jika digunakan untuk memproses file yang ukurannya besar (file size melebihi `maxMemory`) atau jumlah file-nya sangat banyak (memakan waktu, karena isi dari masing-masing file akan ditampung pada file *temporary* sebelum benar-benar di-copy ke file tujuan).
+
+Solusinya dari dua masalah di atas adalah menggunakan `MultipartReader` untuk handling file upload. Dengan metode ini, file destinasi isinya akan di-copy lagsung dari stream `io.Reader`, tanpa butuh file temporary untuk perantara.
+
+Kembali ke bagian perkodingan, siapkan fungsi `handleUpload`, isinya kode berikut.
+
+```go
+func handleUpload(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method != "POST" {
+ http.Error(w, "Only accept POST request", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ basePath, _ := os.Getwd()
+ reader, err := r.MultipartReader()
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Bisa dilihat, method `.MultipartReader()` dipanggil dari objek request milik handler. Mengembalikan dua objek, pertama `*multipart.Reader` dan `error` (jika ada).
+
+Selanjutnya lakukan perulangan terhadap objek `reader`. Setiap file yang di-upload diproses di masing-masing perulangan. Setelah looping berakhir. idealnya semua file sudah terproses dengan benar.
+
+```go
+for {
+ part, err := reader.NextPart()
+ if err == io.EOF {
+ break
+ }
+
+ fileLocation := filepath.Join(basePath, "files", part.FileName())
+ dst, err := os.Create(fileLocation)
+ if dst != nil {
+ defer dst.Close()
+ }
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ if _, err := io.Copy(dst, part); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+}
+
+w.Write([]byte(`all files uploaded`))
+```
+
+Method `.NextPart()` mengembalikan 2 informasi, yaitu objek stream `io.Reader` (dari file yg di upload), dan `error`.
+
+File destinasi dipersiapkan, kemudian diisi dengan data dari stream file, menggunakan `io.Copy()`.
+
+Jika `reader.NextPart()` mengembalikan error `io.EOF`, menandakan bahwa semua file sudah di proses, maka hentikan perulangan.
+
+OK, semua persiapan sudah cukup.
+
+## B.16.4. Testing
+
+Buka browser, test program yang telah dibuat. Coba lakukan pengujian dengan beberapa buah file.
+
+![Upload files](images/B.16_2_upload_files.png)
+
+Cek apakah file sudah terupload.
+
+![Uploaded files](images/B.16_3_uploaded_files.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-17-download-file.md b/B-17-download-file.md
new file mode 100644
index 000000000..4b2da24de
--- /dev/null
+++ b/B-17-download-file.md
@@ -0,0 +1,225 @@
+# B.17. Download File
+
+Setelah sebelumnya belajar cara untuk handle upload file, kali ini kita akan belajar bagaimana cara membuat handler yang hasilnya adalah download file.
+
+Sebenarnya download file bisa dengan mudah di-implementasikan menggunakan teknik routing static file, langsung akses url dari public assets di browser. Namun outcome dari teknik ini sangat tergantung pada browser. Tiap browser memiliki behaviour berbeda, ada yang file tidak di-download melainkan dibuka di tab, ada yang ter-download.
+
+Dengan menggunakan teknik berikut, file pasti akan ter-download.
+
+## B.17.1. Struktur Folder Proyek
+
+OK, pertama siapkan terlebih dahulu proyek dengan struktur seperti gambar berikut.
+
+![Project structure](images/B.17_1_structure.png)
+
+File yang berada di folder `files` adalah dummy, jadi anda bisa gunakan file apapun dengan jumlah berapapun untuk keperluan belajar.
+
+## B.17.2. Front End
+
+Kali ini di bagian front end kita tidak menggunakan jQuery, cukup javascript saja tanpa library.
+
+Pertama siapkan dahulu template nya, isi file `view.html` dengan kode berikut.
+
+```html
+
+
+
+ Download file
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Tag `
` nantinya akan berisikan list semua file yang ada dalam folder `files`. Data list file didapat dari back end. Diperlukan sebuah AJAX untuk pengambilan data tersebut.
+
+Siapkan sebuah fungsi dengan nama `Yo` atau bisa lainnya, fungsi ini berisikan closure `renderData()`, `getAllListFiles()`, dan method `init()`. Buat instance object baru dari `Yo`, lalu akses method `init()`, tempatkan dalam event `window.onload`.
+
+```js
+function Yo() {
+ var self = this;
+ var $ul = document.getElementById("list-files");
+
+ var renderData = function (res) {
+ // do stuff
+ };
+
+ var getAllListFiles = function () {
+ // do stuff
+ };
+
+ self.init = function () {
+ getAllListFiles();
+ };
+};
+
+window.onload = function () {
+ new Yo().init();
+};
+```
+
+Closure `renderData()` bertugas untuk melakukan rendering data JSON ke HTML. Berikut adalah isi dari fungsi ini.
+
+```js
+var renderData = function (res) {
+ res.forEach(function (each) {
+ var $li = document.createElement("li");
+ var $a = document.createElement("a");
+
+ $li.innerText = "download ";
+ $li.appendChild($a);
+ $ul.appendChild($li);
+
+ $a.href = "/download?path=" + encodeURI(each.path);
+ $a.innerText = each.filename;
+ $a.target = "_blank";
+ });
+};
+```
+
+Sedangkan closure `getAllListFiles()`, memiliki tugas untuk request ke back end, mengambil data list semua file. Request dilakukan dalam bentuk AJAX, nilai baliknya adalah data JSON. Setelah data sudah di tangan, fungsi `renderData()` dipanggil.
+
+```js
+var getAllListFiles = function () {
+ var xhr = new XMLHttpRequest();
+ xhr.open("GET", "/list-files");
+ xhr.onreadystatechange = function () {
+ if (xhr.readyState == 4 && xhr.status == 200) {
+ var json = JSON.parse(xhr.responseText);
+ renderData(json);
+ }
+ };
+ xhr.send();
+};
+```
+
+## B.17.3. Back End
+
+Pindah ke bagian back end. Siapkan beberapa hal pada `main.go`, import package, siapkan fungsi main, dan buat beberapa rute.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "html/template"
+import "path/filepath"
+import "io"
+import "encoding/json"
+import "os"
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", handleIndex)
+ http.HandleFunc("/list-files", handleListFiles)
+ http.HandleFunc("/download", handleDownload)
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Buat handler untuk rute `/`.
+
+```go
+func handleIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ tmpl := template.Must(template.ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+}
+```
+
+
+Lalu siapkan juga route handler `/list-files`. Isi dari handler ini adalah membaca semua file yang ada pada folder `files` untuk kemudian dikembalikan sebagai output berupa JSON. Endpoint ini akan diakses oleh AJAX dari front end.
+
+```go
+func handleListFiles(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ files := []M{}
+ basePath, _ := os.Getwd()
+ filesLocation := filepath.Join(basePath, "files")
+
+ err := filepath.Walk(filesLocation, func(path string, info os.FileInfo, err error) error {
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+
+ if info.IsDir() {
+ return nil
+ }
+
+ files = append(files, M{"filename": info.Name(), "path": path})
+ return nil
+ })
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ res, err := json.Marshal(files)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+ w.Write(res)
+}
+```
+
+Fungsi `os.Getwd()` mengembalikan informasi absolute path dimana aplikasi di-eksekusi. Path tersebut kemudian di gabung dengan folder bernama `files` lewat fungsi `filepath.Join`.
+
+> Fungsi `filepath.Join` akan menggabungkan item-item dengan path separator sesuai dengan sistem operasi dimana program dijalankan. `\` untuk Windows dan `/` untuk Linux/Unix.
+
+Fungsi `filepath.Walk` berguna untuk membaca isi dari sebuah direktori, apa yang ada didalamnya (file maupun folder) akan di-loop. Dengan memanfaatkan callback parameter kedua fungsi ini (yang bertipe `filepath.WalkFunc`), kita bisa mengamil informasi tiap item satu-per satu.
+
+Selanjutnya siapkan handler untuk `/download`. Implementasi teknik download pada dasarnya sama pada semua bahasa pemrograman, yaitu dengan memainkan header **Content-Disposition** pada response.
+
+```go
+func handleDownload(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if err := r.ParseForm(); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ path := r.FormValue("path")
+ f, err := os.Open(path)
+ if f != nil {
+ defer f.Close()
+ }
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ contentDisposition := fmt.Sprintf("attachment; filename=%s", f.Name())
+ w.Header().Set("Content-Disposition", contentDisposition)
+
+ if _, err := io.Copy(w, f); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+}
+```
+
+**Content-Disposition** adalah salah satu ekstensi MIME protocol, berguna untuk menginformasikan browser bagaimana dia harus berinteraksi dengan output. Ada banyak jenis value content-disposition, salah satunya adalah `attachment`. Pada kode di atas, header `Content-Disposition: attachment; filename=filename.json` menghasilkan output response berupa attachment atau file, yang kemudian akan di-download oleh browser.
+
+Objek file yang direpresentasikan variabel `f`, isinya di-copy ke objek response lewat statement `io.Copy(w, f)`.
+
+## B.17.4. Testing
+
+Jalankan program, akses rute `/`. List semua file dalam folder `files` muncul di sana. Klik salah satu file untuk men-download-nya.
+
+![Download file](images/B.17_2_download.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-18-http-basic-auth.md b/B-18-http-basic-auth.md
new file mode 100644
index 000000000..f37fdfad8
--- /dev/null
+++ b/B-18-http-basic-auth.md
@@ -0,0 +1,232 @@
+# B.18. HTTP Basic Authentication
+
+HTTP Basic Auth adalah salah satu teknik otentikasi http request. Metode ini membutuhkan informasi username dan password untuk disisipkan dalam header request (dengan format tertentu), jadi cukup sederhana, tidak memerlukan cookies maupun session. Lebih jelasnya silakan baca [RFC-7617](https://tools.ietf.org/html/rfc7617).
+
+Informasi username dan password tidak serta merta disisipkan dalam header, informasi tersebut harus di-encode terlebih dahulu ke dalam format yg sudah ditentukan sesuai spesifikasi, sebelum dimasukan ke header.
+
+Berikut adalah contoh penulisan basic auth.
+
+```js
+// Request header
+Authorization: Basic c29tZXVzZXJuYW1lOnNvbWVwYXNzd29yZA==
+```
+
+Informasi disisipkan dalam request header dengan key `Authorization`, dan value adalah `Basic` spasi hasil enkripsi dari data username dan password. Data username dan password digabung dengan separator tanda titik dua (`:`), lalu di-encode dalam format encoding Base 64.
+
+```js
+// Username password encryption
+base64encode("someusername:somepassword")
+// Hasilnya adalah c29tZXVzZXJuYW1lOnNvbWVwYXNzd29yZA==
+```
+
+Golang menyediakan fungsi untuk meng-handle request basic auth dengan cukup mudah, jadi tidak perlu untuk memparsing header request terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi username dan password.
+
+## B.18.1. Struktur Folder Proyek dan Endpoint
+
+Ok, mari kita praktekan. Pada bab ini kita akan membuat sebuah web service sederhana, isinya satu buah endpoint. Endpoint ini kita manfaatkan sebagai dua endpoint, dengan pembeda adalah informasi pada query string-nya.
+
+ - Endpoint `/student`, menampilkan semua data siswa.
+ - Endpoint `/student?id=s001`, menampilkan data siswa sesuai dengan id yang di minta.
+
+Data siswa sendiri merupakan slice object yang disimpan di variabel global.
+
+OK, langsung saja kita praktekan. Siapkan 3 buah file berikut, tempatkan dalam satu folder proyek.
+
+![Project structure](images/B.18_1_structure.png)
+
+## B.18.2. Routing
+
+Buka `main.go`, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "encoding/json"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/student", ActionStudent)
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Addr = ":9000"
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ server.ListenAndServe()
+}
+```
+
+Siapkan handler untuk rute `/student`.
+
+```go
+func ActionStudent(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if !Auth(w, r) { return }
+ if !AllowOnlyGET(w, r) { return }
+
+ if id := r.URL.Query().Get("id"); id != "" {
+ OutputJSON(w, SelectStudent(id))
+ return
+ }
+
+ OutputJSON(w, GetStudents())
+}
+```
+
+Di dalam rute `/student` terdapat beberapa validasi.
+
+ - Validasi `!Auth(w, r)`; Nantinya akan kita buat fungsi `Auth()` untuk mengecek apakah request merupakan valid basic auth request atau tidak.
+ - Validasi `!AllowOnlyGET(w, r)`; Nantinya juga akan kita siapkan fungsi `AllowOnlyGET()`, gunanya untuk memastikan hanya request dengan method `GET` yang diperbolehkan masuk.
+
+Setelah request lolos dari 2 validasi di atas, kita cek lagi apakah request ini memiliki parameter student id.
+
+ - Ketika tidak ada parameter student id, maka endpoint ini mengembalikan semua data user yang ada, lewat pemanggilan fungsi `GetStudents()`.
+ - Sedangkan jika ada parameter student id, maka hanya user dengan id yg diinginkan yg dijadikan nilai balik, lewat fungsi `SelectStudent(id)`.
+
+Selanjutnya tambahkan satu fungsi lagi di main, `OutputJSON()`. Fungsi ini digunakan untuk mengkonversi data menjadi JSON string.
+
+```go
+func OutputJSON(w http.ResponseWriter, o interface{}) {
+ res, err := json.Marshal(o)
+ if err != nil {
+ w.Write([]byte(err.Error()))
+ return
+ }
+
+ w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+ w.Write(res)
+}
+```
+
+Konversi dari objek atau slice ke JSON string bisa dilakukan dengan memanfaatkan `json.Marshal`. Untuk lebih jelasnya silakan baca lagi [Bab A.50. JSON](/50-json.html).
+
+## B.18.3. Data `Student`
+
+Buka file `student.go`, siapkan struct `Student` dan variabel untuk menampung data yang bertipe `[]Student`. Data inilah yang dijadikan nilai balik di endpoint yang sudah dibuat.
+
+```go
+package main
+
+var students = []*Student{}
+
+type Student struct {
+ Id string
+ Name string
+ Grade int32
+}
+```
+
+Buat fungsi `GetStudents()`, fungsi ini mengembalikan semua data student. Dan buat juga fungsi `SelectStudent(id)`, fungsi ini mengembalikan data student sesuai dengan id terpilih.
+
+```go
+func GetStudents() []*Student {
+ return students
+}
+
+func SelectStudent(id string) *Student {
+ for _, each := range students {
+ if each.Id == id {
+ return each
+ }
+ }
+
+ return nil
+}
+```
+
+*Last but not least*, implementasikan fungsi `init()`, buat beberapa dummy data untuk ditampung pada variabel `students`.
+
+> Fungsi `init()` adalah fungsi yang secara otomatis dipanggil ketika package-dimana-fungsi-ini-berada di-import atau di run.
+
+```go
+func init() {
+ students = append(students, &Student{Id: "s001", Name: "bourne", Grade: 2})
+ students = append(students, &Student{Id: "s002", Name: "ethan", Grade: 2})
+ students = append(students, &Student{Id: "s003", Name: "wick", Grade: 3})
+}
+```
+
+## B.18.4. Fungsi `Auth()` dan `AllowOnlyGET()`
+
+Selanjutnya, kita perlu menyiapkan beberapa fungsi yg digunakan pada `main.go`, yaitu `Auth()` dan `AllowOnlyGET()`.
+
+### B.18.5.1. Fungsi `Auth()`
+
+Buka `middleware.go`, siapkan fungsi `Auth()`.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+
+const USERNAME = "batman"
+const PASSWORD = "secret"
+
+func Auth(w http.ResponseWriter, r *http.Request) bool {
+ username, password, ok := r.BasicAuth()
+ if !ok {
+ w.Write([]byte(`something went wrong`))
+ return false
+ }
+
+ isValid := (username == USERNAME) && (password == PASSWORD)
+ if !isValid {
+ w.Write([]byte(`wrong username/password`))
+ return false
+ }
+
+ return true
+}
+```
+
+Tugas fungsi `Auth()` adalah memvalidasi apakah request merupakan valid basic auth request, dan juga apakah credentials yang dikirim cocok dengan data pada aplikasi kita. Informasi acuan credentials sendiri di hardcode pada konstanta `USERNAME` dan `PASSWORD`.
+
+Fungsi `r.BasicAuth()` mengembalikan 3 informasi:
+
+ 1. Username
+ 2. Password
+ 3. Nilai balik ke-3 ini adalah representasi valid tidak nya basic auth request yang sedang berlangsung
+
+Jika basic auth request tidak valid, maka tampilkan pesan error sebagai nilai balik. Sedangkan jika basic auth adalah valid, maka dilanjutkan ke proses otentikasi, mengecek apakah username dan password yang dikirim cocok dengan username dan password yang ada di aplikasi kita.
+
+### B.18.5.2. Fungsi `AllowOnlyGET()`
+
+Fungsi ini bertugas untuk memastikan bahwa request yang diperbolehkan hanya yang ber-method `GET`. Selainnya, maka akan dianggap invalid request.
+
+```go
+func AllowOnlyGET(w http.ResponseWriter, r *http.Request) bool {
+ if r.Method != "GET" {
+ w.Write([]byte("Only GET is allowed"))
+ return false
+ }
+
+ return true
+}
+```
+
+## B.18.5. Testing
+
+Semuanya sudah siap, jalankan aplikasi.
+
+```bash
+go run *.go
+```
+
+Jangan menggunakan `go run main.go`, dikarenakan dalam package `main` terdapat beberapa file lain yang harus di-ikut-sertakan pada saat runtime.
+
+![Run the server](images/B.18_2_run_server.png)
+
+Test web service kecil ini menggunakan command `curl`.
+
+```bash
+$ curl -X GET --user batman:secret http://localhost:9000/student
+$ curl -X GET --user batman:secret http://localhost:9000/student?id=s001
+```
+
+![Consume API](images/B.18_3_test_api.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-19-middleware-using-http-handler.md b/B-19-middleware-using-http-handler.md
new file mode 100644
index 000000000..915979ae0
--- /dev/null
+++ b/B-19-middleware-using-http-handler.md
@@ -0,0 +1,177 @@
+# B.19. Middleware `http.Handler`
+
+Pada bab ini, kita akan belajar penggunaan interface `http.Handler` untuk implementasi custom middleware. Kita akan menggunakan sample proyek pada bab sebelumnya [Bab B.18. HTTP Basic Authentication](/B-18-http-basic-auth.html) sebagai dasar bahan pembahasan bab ini.
+
+> Apa itu middleware? Istilah middleware berbeda-beda di tiap bahasa/framework. NodeJS dan Rails ada istilah middleware. Pada pemrograman Java Enterprise, istilah filters digunakan. Pada C# istilahnya adalah delegate handlers. Definisi dari middleware sendiri versi penulis, sebuah blok kode yang dipanggil sebelum ataupun sesudah http request di proses.
+
+Di bab sebelumnya, kalau dilihat, ada beberapa proses yang dijalankan dalam handler rute `/student`, yaitu pengecekan otentikasi dan pengecekan method. Misalnya terdapat rute lagi, maka dua validasi tersebut juga harus dipanggil lagi dalam handlernya.
+
+```go
+func ActionStudent(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if !Auth(w, r) { return }
+ if !AllowOnlyGET(w, r) { return }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Jika ada banyak rute, apa yang harus kita lakukan? salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan memanggil fungsi `Auth()` dan `AllowOnlyGet()` di semua handler rute yang ada. Namun jelasnya ini bukan best practice. Dan juga belum tentu di tiap rute hanya ada dua validasi ini, bisa saja ada lebih banyak proses, misalnya pengecekan csrf, authorization, dan lainnya.
+
+Solusi dari masalah tersebut adalah, mengkonversi fungsi-fungsi di atas menjadi middleware.
+
+## B.19.1. Interface `http.Handler`
+
+Interface `http.Handler` merupakan tipe data paling populer di Go untuk keperluan manajemen middleware. Struct yang mengimplementasikan interface ini diwajibkan memilik method dengan skema `ServeHTTP(ResponseWriter, *Request)`.
+
+Di Go sendiri objek utama untuk keperluan routing yaitu `mux` atau multiplexer, adalah mengimplementasikan interface `http.Handler` ini.
+
+Dengan memanfaatkan interface ini, kita akan membuat beberapa middleware. Fungsi pengecekan otentikasi dan pengecekan method akan kita ubah menjadi middleware terpisah.
+
+## B.19.2. Persiapan
+
+OK, mari kita praktekan. Pertama duplikat folder projek sebelumnya sebagai folder proyek baru. Lalu pada `main.go`, ubah isi fungsi `ActionStudent` dan `main`.
+
+ - Fungsi`ActionStudent()`
+
+ ```go
+ func ActionStudent(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if id := r.URL.Query().Get("id"); id != "" {
+ OutputJSON(w, SelectStudent(id))
+ return
+ }
+
+ OutputJSON(w, GetStudents())
+ }
+ ```
+
+ - Fungsi `main()`
+
+ ```go
+ func main() {
+ mux := http.DefaultServeMux
+
+ mux.HandleFunc("/student", ActionStudent)
+
+ var handler http.Handler = mux
+ handler = MiddlewareAuth(handler)
+ handler = MiddlewareAllowOnlyGet(handler)
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Addr = ":9000"
+ server.Handler = handler
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ server.ListenAndServe()
+ }
+ ```
+
+
+Perubahan pada kode `ActionStudent()` adalah, pengecekan basic auth dan pengecekan method dihapus. Selain itu di fungsi `main()` juga terdapat cukup banyak perubahan, yang detailnya akan kita bahas di bawah ini.
+
+## B.19.3. Mux / Multiplexer
+
+Di Go, mux (kependekan dari multiplexer) adalah router. Semua routing pasti dilakukan lewat objek mux.
+
+Apa benar? routing `http.HandleFunc()` sepertinya tidak menggunakan mux? Begini, sebenarnya routing tersebut juga menggunakan mux. Go memiliki default objek mux yaitu `http.DefaultServeMux`. Routing yang langsung dilakukan dari fungsi `HandleFunc()` milik package `net/http` sebenarnya mengarah ke method default mux `http.DefaultServeMux.HandleFunc()`. Agar lebih jelas, silakan perhatikan dua kode berikut.
+
+```go
+http.HandleFunc("/student", ActionStudent)
+
+// vs
+
+mux := http.DefaultServeMux
+mux.HandleFunc("/student", ActionStudent)
+```
+
+Dua kode di atas menghasilkan hasil yang sama persis.
+
+Mux sendiri adalah bentuk nyata struct yang mengimplementasikan interface `http.Handler`. Untuk lebih jelasnya silakan baca dokumentasi package net/http di https://golang.org/pkg/net/http/#Handle.
+
+Kembali ke pembahasan source code. Di kode setelah routing, bisa dilihat objek `mux` ditampung ke variabel baru bertipe `http.Handler`. Seperti ini adalah valid karena memang struct multiplexer memenuhi kriteria interface `http.Handler`, yaitu memiliki method `ServeHTTP()`.
+
+Lalu dari objek `handler` tersebut, ke-dua middleware dipanggil dengan parameter adalah objek `handler` itu sendiri dan nilai baliknya ditampung pada objek yang sama.
+
+```go
+var handler http.Handler = mux
+handler = MiddlewareAuth(handler)
+handler = MiddlewareAllowOnlyGet(handler)
+```
+
+Fungsi `MiddlewareAuth()` dan `MiddlewareAllowOnlyGet()` adalah middleware yang akan kita buat setelah ini. Cara registrasi middleware yang paling populer adalah dengan memanggilnya secara sekuensial atau berurutan, seperti pada kode di atas.
+
+ - `MiddlewareAuth()` bertugas untuk melakukan pengencekan credentials, basic auth.
+ - `MiddlewareAllowOnlyGet()` bertugas untuk melakukan pengecekan method.
+
+> Silakan lihat source code beberapa library middleware yang sudah terkenal seperti gorilla, gin-contrib, echo middleware, dan lainnya; kesemuanya metode implementasi middleware-nya adalah sama, atau paling tidak mirip. Point plus nya, beberapa diantara library tersebut mudah diintegrasikan dan compatible satu sama lain.
+
+Kedua middleware yang akan kita buat tersebut mengembalikan fungsi bertipe `http.Handler`. Eksekusi middleware sendiri terjadi pada saat ada http request masuk.
+
+Setelah semua middleware diregistrasi. Masukan objek `handler` ke property `.Handler` milik server.
+
+```go
+server := new(http.Server)
+server.Addr = ":9000"
+server.Handler = handler
+```
+
+## B.19.3. Pembuatan Middleware
+
+Di dalam `middleware.go` ubah fungsi `Auth()` (hasil salinan projek pada bab sebelumnya) menjadi fungsi `MiddlewareAuth()`. Parameternya objek bertipe `http.Handler`, dan nilai baliknya juga sama.
+
+```go
+func MiddlewareAuth(next http.Handler) http.Handler {
+ return http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ username, password, ok := r.BasicAuth()
+ if !ok {
+ w.Write([]byte(`something went wrong`))
+ return
+ }
+
+ isValid := (username == USERNAME) && (password == PASSWORD)
+ if !isValid {
+ w.Write([]byte(`wrong username/password`))
+ return
+ }
+
+ next.ServeHTTP(w, r)
+ })
+}
+```
+
+Idealnya fungsi middleware harus mengembalikan struct yang implements `http.Handler`. Beruntungnya, Go sudah menyiapkan fungsi ajaib untuk mempersingkat pembuatan struct-yang-implemenets-`http.Handler`. Fungsi tersebut adalah `http.HandlerFunc`, cukup bungkus callback `func(http.ResponseWriter,*http.Request)` sebagai tipe `http.HandlerFunc` dan semuanya beres.
+
+Isi dari `MiddlewareAuth()` sendiri adalah pengecekan basic auth, sama seperti pada bab sebelumnya.
+
+Tak lupa, ubah juga `AllowOnlyGet()` menjadi `MiddlewareAllowOnlyGet()`.
+
+```go
+func MiddlewareAllowOnlyGet(next http.Handler) http.Handler {
+ return http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method != "GET" {
+ w.Write([]byte("Only GET is allowed"))
+ return
+ }
+
+ next.ServeHTTP(w, r)
+ })
+}
+```
+
+## B.19.4. Testing
+
+Jalankan aplikasi.
+
+![Run the server](images/B.18_2_run_server.png)
+
+Lalu test menggunakan `curl`, hasilnya adalah sama dengan pada bab sebelumnya.
+
+![Consume API](images/B.18_3_test_api.png)
+
+Dibanding metode pada bab sebelumnya, dengan teknik ini kita bisa sangat mudah mengontrol lalu lintas routing aplikasi, karena semua rute pasti melewati middleware terlebih dahulu sebelum sampai ke tujuan. Cukup maksimalkan middleware tersebut tanpa menggangu fungsi callback masing-masing rute.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-2-routing-http-handlefunc.md b/B-2-routing-http-handlefunc.md
new file mode 100644
index 000000000..b3df394a6
--- /dev/null
+++ b/B-2-routing-http-handlefunc.md
@@ -0,0 +1,81 @@
+# B.2. Routing `http.HandleFunc`
+
+Dalam Go, routing bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
+
+ 1. Dengan memanfaatkan fungsi `http.HandleFunc()`
+ 2. Mengimplementasikan interface `http.Handler` pada suatu struct, untuk kemudian digunakan pada fungsi `http.Handle()`
+ 3. Membuat multiplexer sendiri dengan memanfaatkan struct `http.ServeMux`
+ 4. Dan lainnya
+
+Pada buku ini, kesemua cara tersebut akan dibahas, namun khusus pada bab ini saja, hanya `http.HandleFunc()` yang kita pelajari.
+
+> Metode routing cara pertama dan cara kedua memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan `DefaultServeMux` untuk pencocokan rute/endpoint yang diregistrasikan. Mengenai apa itu `DefaultServeMux` akan kita bahas lebih mendetail pada bab lain.
+
+## B.2.1. Penggunaan `http.HandleFunc()`
+
+Seperti yang sudah dijelaskan sekilas pada bab sebelumnya, fungsi `http.HandleFunc()` digunakan untuk registrasi rute/endpoint dan handler-nya.
+
+Penggunaan fungsi ini cukup mudah, panggil saja fungsi lalu isi dua parameternya.
+
+ 1. Parameter ke-1, adalah rute (atau endpoint). Sebagai contoh: `/`, `/index`, `/about`.
+ 2. Parameter ke-2, berisikan handler untuk rute bersangkutan. Sebagai contoh handler untuk rute `/` bertugas untuk menampilkan output berupa html `
hello
`.
+
+Agar lebih mudah dipahami mari langsung praktek. Siapkan file `main.go` dengan package adalah `main`, dan import package `net/http` didalamnya.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+```
+
+Buat fungsi `main()`, didalamnya siapkan sebuah closure `handlerIndex`, lalu gunakan closure tersebut sebagai handler dari dua rute baru yang diregistrasi, yaitu `/` dan `/index`.
+
+```go
+func main() {
+ handlerIndex := func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("hello"))
+ }
+
+ http.HandleFunc("/", handlerIndex)
+ http.HandleFunc("/index", handlerIndex)
+}
+```
+
+Selanjutnya, masih dalam fungsi `main()`, tambahkan rute baru `/data` dengan handler adalah anonymous function.
+
+```go
+func main() {
+ // ...
+
+ http.HandleFunc("/data", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("hello again"))
+ })
+}
+```
+
+Terakhir, jalankan server.
+
+```go
+func main() {
+ // ...
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+## B.2.2. Run & Test
+
+Tes dan lihat hasilnya.
+
+![Rute `/data` mengembalikan data json](images/B.2_1_routing.png)
+
+Dalam routing, handler bisa berupa fungsi, closure, ataupun anonymous function; bebas, yang terpenting adalah skema fungsi-nya sesuai dengan `func (http.ResponseWriter, *http.Request)`.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-20-custom-mux-multiplexer.md b/B-20-custom-mux-multiplexer.md
new file mode 100644
index 000000000..c588fb17b
--- /dev/null
+++ b/B-20-custom-mux-multiplexer.md
@@ -0,0 +1,87 @@
+# B.20. Custom Multiplexer
+
+Pada bab ini, kita akan belajar membuat custom multiplexer sendiri, lalu memanfaatkannya untuk mempermudah manajemen middleware.
+
+Silakan salin projek sebelumnya, [Bab B.19. Middleware http.Handler](/B-19-middleware-using-http-handler.html), ke folder baru untuk keperluan pembelajaran.
+
+## B.20.1. Pembuatan Custom Mux
+
+Pada bab sebelumnya, default mux milik Go digunakan untuk routing dan implementasi middleware. Kali ini default mux tersebut tidak digunakan, kita akan buat mux baru.
+
+Namun pembuatan mux baru tidaklah cukup, karena *naturally* mux baru tersebut tidak akan ada beda dengan default mux. Oleh karena itu agar lebih berguna, kita akan buat tipe mux baru, meng-embed `http.ServeMux` kedalamnya, lalu membuat beberapa hal dalam struct tersebut.
+
+OK, langsung saja kita praktekan. Ubah isi fungsi main menjadi seperti berikut.
+
+```go
+mux := new(CustomMux)
+
+mux.HandleFunc("/student", ActionStudent)
+
+mux.RegisterMiddleware(MiddlewareAuth)
+mux.RegisterMiddleware(MiddlewareAllowOnlyGet)
+
+server := new(http.Server)
+server.Addr = ":9000"
+server.Handler = mux
+
+fmt.Println("server started at localhost:9000")
+server.ListenAndServe()
+```
+
+Objek `mux` dicetak dari struct `CustomMux` yang jelasnya akan di buat. Struct ini di dalamnya meng-embed `http.ServeMux`.
+
+Registrasi middleware juga diubah, sekarang menggunakan method `.RegisterMiddleware()` milik mux.
+
+Pada file `middleware.go`, siapkan struct `CustomMux`. Selain meng-embed objek mux milik Go, siapkan juga satu variabel bertipe slice-dari-tipe-fungsi-middleware.
+
+```go
+type CustomMux struct {
+ http.ServeMux
+ middlewares []func(next http.Handler) http.Handler
+}
+```
+
+Buat fungsi `RegisterMiddleware()`. Middleware yang didaftarkan ditampung oleh slice `.middlewares`.
+
+```go
+func (c *CustomMux) RegisterMiddleware(next func(next http.Handler) http.Handler) {
+ c.middlewares = append(c.middlewares, next)
+}
+```
+
+Lalu buat method `ServeHTTP`. Method ini diperlukan dalam custom mux agar memenuhi kriteria interface `http.Handler`.
+
+```go
+func (c *CustomMux) ServeHTTP(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var current http.Handler = &c.ServeMux
+
+ for _, next := range c.middlewares {
+ current = next(current)
+ }
+
+ current.ServeHTTP(w, r)
+}
+```
+
+Method `ServeHTTP()` milik mux adalah method yang pasti dipanggil pada web server, di setiap request yang masuk.
+
+Dengan perubahan di atas, setiap kali ada request masuk pasti akan melewati middleware-middleware terlebih dahulu secara berurutan. Jika lolos middleware ke-1, lanjut ke-2; jika lolos middleware ke-2, lanjut ke-3; dan seterusnya.
+
+## B.20.2. Testing
+
+Jalankan aplikasi.
+
+![Run the server](images/B.18_2_run_server.png)
+
+Lalu test menggunakan `curl`, hasilnya adalah sama dengan pada bab sebelumnya.
+
+![Consume API](images/B.18_3_test_api.png)
+
+Jika ada keperluan untuk menambahkan middleware baru lainnya, cukup registrasikan lewat `.RegisterMiddleware()`. Source code menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilihat.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-21-cookie.md b/B-21-cookie.md
new file mode 100644
index 000000000..2b0366f3d
--- /dev/null
+++ b/B-21-cookie.md
@@ -0,0 +1,131 @@
+# B.21. HTTP Cookie
+
+Cookie adalah data dalam bentuk teks yang disimpan pada komputer (oleh web browser) ketika pengunjung sedang surfing ke sebuah situs. Cookie dapat dibuat dari sisi front end (javascript) maupun back end (dalam konteks ini Go).
+
+Cookie merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan aplikasi web. Sangat sering kita membutuhkan sebuah data bisa disimpan dan diakses untuk keperluan aplikasi web kita, seperti pengecekan preferensi pengunjung, pengecekan status login tidak nya user.
+
+Pada bab ini kita akan belajar bagaimana cara membuat dan mengakses cookie di Go.
+
+## B.21.1. Praktek
+
+Buat sebuah folder proyek, siapkan satu buah file `main.go`. Buat fungsi `main()`, registrasikan dua buah rute.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+ "net/http"
+ "time"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+var cookieName = "CookieData"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", ActionIndex)
+ http.HandleFunc("/delete", ActionDelete)
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Variabel `cookieName` berisikan string, nantinya digunakan sebagai nama cookie.
+
+ - Rute `/` bertugas untuk membuat cookie baru (jika belum ada atau cookie sudah ada namun expired).
+ - Rute `/delete` mempunyai tugas untuk menghapus cookie, lalu redirect ke `/` sehingga cookie baru akan dibuat
+
+OK, sekarang buat fungsi handler `ActionIndex()`. Di dalam fungsi ini, data berupa random string disimpan dalam cookie.
+
+```go
+func ActionIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ cookieName := "CookieData"
+
+ c := &http.Cookie{}
+
+ if storedCookie, _ := r.Cookie(cookieName); storedCookie != nil {
+ c = storedCookie
+ }
+
+ if c.Value == "" {
+ c = &http.Cookie{}
+ c.Name = cookieName
+ c.Value = gubrak.RandomString(32)
+ c.Expires = time.Now().Add(5 * time.Minute)
+ http.SetCookie(w, c)
+ }
+
+ w.Write([]byte(c.Value))
+}
+```
+
+Cookie bisa dikases lewat method `.Cookie()` milik objek `*http.Request`. Method ini mengembalikan 2 informasi:
+
+ - Objek cookie
+ - Error, jika ada
+
+Pada kode di atas, ketika `storedCookie` nilainya bukanlah `nil` (berarti cookie dengan nama `cookieName` sudah dibuat), maka objek cookie tersebut disimpan dalam `c`.
+
+Pembuatan cookie cukup mudah, tinggal cetak saja objek baru dari struct `http.Cookie`.
+
+Jika `c.Value` adalah kosong, kita asumsikan bahwa cookie belum pernah dibuat (atau expired), maka kita buat cookie baru dengan data adalah random string.
+
+> Untuk mempermudah generate random string, kita gunakan library bernama [gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak). Fungsi `gubrak.RandomString(32)` akan menghasilkan string 32 karakter.
+
+Cookie bisa expired. Lama cookie aktif ditentukan lewat property `Expires`. Pada kode di atas expiration duration kita set selama 5 menit.
+
+Gunakan `http.SetCookie()` untuk menyimpan cookie yang baru dibuat.
+
+OK, selanjutnya buat handler `ActionDelete()`, seperti yang sudah disinggung di atas. Handler ini difungsikan untuk menghapus cookie dengan nama `cookieName`, lalu redirect ke `/` agar cookie baru diciptakan.
+
+```go
+func ActionDelete(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ c := &http.Cookie{}
+ c.Name = cookieName
+ c.Expires = time.Unix(0, 0)
+ c.MaxAge = -1
+ http.SetCookie(w, c)
+
+ http.Redirect(w, r, "/", http.StatusTemporaryRedirect)
+}
+```
+
+Cara menghapus cookie adalah dengan menge-set ulang cookie dengan nama yang sama, dengan isi property `Expires = time.Unix(0, 0)` dan `MaxAge = -1`. Tujuannya agar cookie expired.
+
+## B.21.2. Testing
+
+Jalankan aplikasi, lalu akses `/`. Sebuah random string akan muncul di layar, dan jika kita cek pada bagian response header, informasi cookie nya juga tampil.
+
+![Cookie](images/B.21_1_cookie.png)
+
+Coba refresh page beberapa kali, informasi header cookie dan data yang muncul adalah tetap sama. Karena ketika cookie sudah pernah dibuat, maka seterusnya endpoint ini akan menggunakan data cookie yang sudah tersimpan tersebut.
+
+Selanjutnya, buka url `/delete`, halaman akan di redirect kembali ke `/`, dan random string baru beserta cookie baru terbuat. Dalam endpoint ini, cookie di hapus, dan karena step selanjutnya adalah redirect ke `/`, maka proses pengecekan dan pembuatan cookie akan dimulai kembali. Pengunjung akan mendapatkan data cookie baru dengan nama yang sama.
+
+## B.21.3. Properties Object `http.Cookie`
+
+Objek cookie memiliki beberapa property, beberapa diantaranya:
+
+| Property | Tipe Data | Deskripsi |
+| -------- | --------- | --------- |
+| Value | `string` | Data yang disimpan di cookie |
+| Path | `string` | Scope path cookie |
+| Domain | `string` | Scope domain cookie |
+| Expires | `time.Time` | Durasi cookie, ditulis dalam tipe `time.Time` |
+| MaxAge | `int` | Durasi cookie, ditulis dalam detik (numerik) |
+| Secure | `bool` | Scope cookie dalam konteks protocol yang digunakan ketika pengaksesan web. Proprty ini hanya berguna pada saat web server SSL/TLS enabled.
Jika false, maka cookie yang disimpan ketika web diakses menggunakan protocol http://, tetap bisa diakses lewat https://, dan berlaku juga untuk kebalikannya.
Jika true, pada saat pengaksesan lewat protokol https://, maka data cookie akan di-enkripsi. Sedangkan pada pengaksesan lewat protokol http:// cookie disimpan seperti biasa (tanpa dienkripsi). Jika dalam satu web server, dua protokol tersebut bisa diakses, https:// dan https://, maka aturan di atas tetap berlaku untuk masing-masing protokol, dengan catatan data yang disimpan lewat https:// hanya bisa diakses lewat protokol tersebut.
|
+| HttpOnly | `bool` |
Jika false, maka cookie bisa dibuat lewat back end (Go), maupun lewat front end (javascript)
Jika true, maka cookie hanya bisa diciptakan dari back end
|
+
+---
+
+ - [Gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak), by Noval Agung, MIT license
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-22-configuration-file.md b/B-22-configuration-file.md
new file mode 100644
index 000000000..ea0f37c77
--- /dev/null
+++ b/B-22-configuration-file.md
@@ -0,0 +1,207 @@
+# B.22. Configuration File
+
+Dalam development, pasti banyak sekali variabel dan konstanta yang diperlukan. Mulai dari variabel yang dibutuhkan untuk start server seperti port, timeout, hingga variabel global dan variabel shared lainnya.
+
+Pada bab ini, kita akan belajar cara membuat config file modular.
+
+## B.22.1. Struktur Aplikasi
+
+Pertama-tama, buat project baru, siapkan dengan struktur seperti gambar berikut.
+
+![Structure](images/B.22_1_structure.png)
+
+Folder `conf` berisi 2 file.
+
+ 1. File `config.json`. Semua konfigurasi nantinya harus disimpan di file ini dalam struktur JSON.
+ 2. File `config.go`. Berisikan beberapa fungsi dan operasi untuk mempermudah pengaksesan konfigurasi dari file `config.json`.
+
+## B.22.2. File Konfigurasi JSON `config.json`
+
+Semua konfigurasi perlu dituliskan dalam file ini. Desain struktur JSON nya untuk bisa mudah dipahami. Tulis data berikut di file tersebut.
+
+```json
+{
+ "server": {
+ "port": 9000,
+ "read_timeout": 5,
+ "write_timeout": 5
+ },
+
+ "log": {
+ "verbose": true
+ }
+}
+```
+
+Ada 4 buah konfigurasi disiapkan.
+
+ 1. Property `server.port`. Port yang digunakan saat start web server.
+ 2. Property `server.read_timeout`. Dijadikan sebagai timeout read.
+ 3. Property `server.write_timeout`. Dijadikan sebagai timeout write.
+ 4. Property `log.verbose`. Penentu apakah log di print atau tidak.
+
+## B.22.3. Pemrosesan Konfigurasi
+
+Pada file `config.go`, nantinya kita akan buat sebuah fungsi, isinya mengembalikan objek cetakan struct representasi dari `config.json`.
+
+Siapkan struct nya terlebih dahulu.
+
+```go
+package conf
+
+import (
+ "encoding/json"
+ "io/ioutil"
+ "os"
+ "path/filepath"
+ "time"
+)
+
+var shared *_Configuration
+
+type _Configuration struct {
+ Server struct {
+ Port int `json:"port"`
+ ReadTimeout time.Duration `json:"read_timeout"`
+ WriteTimeout time.Duration `json:"write_timeout"`
+ } `json:"server"`
+
+ Log struct {
+ Verbose bool `json:"verbose"`
+ } `json:"log"`
+}
+```
+
+Bisa dilihat pada kode di atas, struct bernama `_Configuration` dibuat. Struct ini berisikan banyak property yang strukturnya sama persis dengan isi file `config.json`. Dengan desain seperti ini, akan sangat memudahkan developer dalam pengaksesan konfigurasi.
+
+Dari struct tersebut tercetak private objek bernama `shared`. Variabel inilah yang nantinya akan dikembalikan lewat fungsi yang akan kita buat.
+
+Selanjutnya, isi `init()` dengan beberapa proses: membaca file json, lalu di decode ke object `shared`.
+
+Dengan menuliskan proses barusan ke fungsi `init()`, pada saat package `conf` ini di import ke package lain maka file `config.json` akan otomatis di parsing. Dan dengan menambahkan sedikit validasi, parsing hanya akan terjadi sekali di awal.
+
+
+```go
+func init() {
+ if shared != nil {
+ return
+ }
+
+ basePath, err := os.Getwd()
+ if err != nil {
+ panic(err)
+ return
+ }
+
+ bts, err := ioutil.ReadFile(filepath.Join(basePath, "conf", "config.json"))
+ if err != nil {
+ panic(err)
+ return
+ }
+
+ shared = new(_Configuration)
+ err = json.Unmarshal(bts, &shared)
+ if err != nil {
+ panic(err)
+ return
+ }
+}
+```
+
+Lalu buat fungsi yang mengembalikan object `shared`.
+
+```go
+func Configuration() _Configuration {
+ return *shared
+}
+```
+
+## B.22.4. Routing & Server
+
+Masuk ke bagian implementasi, buka `main.go`, lalu buat cusom mux.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "chapter-B.22/conf"
+ "fmt"
+ "log"
+ "net/http"
+ "time"
+)
+
+type CustomMux struct {
+ http.ServeMux
+}
+
+func (c CustomMux) ServeHTTP(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if conf.Configuration().Log.Verbose {
+ log.Println("Incoming request from", r.Host, "accessing", r.URL.String())
+ }
+
+ c.ServeMux.ServeHTTP(w, r)
+}
+```
+
+Bisa dilihat dalam method `ServeHTTP()` di atas, ada pengecekan salah satu konfigurasi, yaitu `Log.Verbose`. Cara pengaksesannya cukup mudah, yaitu lewat fungsi `Configuration()` milik package `conf` yang telah di-import.
+
+OK, kembali lagi ke contoh, dari mux di atas, buat object baru bernama `router`, lalu lakukan registrasi beberapa rute.
+
+```go
+func main() {
+ router := new(CustomMux)
+ router.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("Hello World!"))
+ })
+ router.HandleFunc("/howareyou", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("How are you?"))
+ })
+
+ // ...
+}
+```
+
+Selanjutnya, kita akan start web server untuk serve mux di atas. Masih di dalam `main.go`, tambahkan kode berikut.
+
+
+```go
+server := new(http.Server)
+server.Handler = router
+server.ReadTimeout = conf.Configuration().Server.ReadTimeout * time.Second
+server.WriteTimeout = conf.Configuration().Server.WriteTimeout * time.Second
+server.Addr = fmt.Sprintf(":%d", conf.Configuration().Server.Port)
+
+if conf.Configuration().Log.Verbose {
+ log.Printf("Starting server at %s \n", server.Addr)
+}
+
+err := server.ListenAndServe()
+if err != nil {
+ panic(err)
+}
+```
+
+Objek baru bernama `server` telah dibuat dari struct `http.Server`. Untuk start server cukup panggil method `ListenAndServe()` milik objek tersebut.
+
+Dengan memanfaatkan struct ini, kita bisa meng-custom beberapa konfigurasi default pada Go web server. Di antaranya seperti `ReadTimeout` dan `WriteTimeout`.
+
+Pada kode di atas bisa kita lihat, ada 4 buah properti milik `server` di-isi.
+
+ - `server.Handler`. Properti ini wajib di isi dengan cusom mux yang dibuat.
+ - `server.ReadTimeout`. Adalah timeout ketika memproses sebuah request. Kita isi dengan nilai dari configurasi.
+ - `server.WriteTimeout`. Adalah timeout ketika memproses response.
+ - `server.Addr`. Port yang digunakan web server pada saat start.
+
+Terakhir jalankan aplikasi, akses dua buah endpoint yang sudah dibuat, lalu coba cek di console.
+
+![Structure](images/B.22_2_log.png)
+
+Coba ubah konfigurasi pada `config.json` nilai `log.verbose` menjadi `false`. Lalu restart aplikasi, maka log tidak muncul.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-23-server-handle-cancelled-http-request.md b/B-23-server-handle-cancelled-http-request.md
new file mode 100644
index 000000000..f82260a31
--- /dev/null
+++ b/B-23-server-handle-cancelled-http-request.md
@@ -0,0 +1,120 @@
+# B.23. Server Handler untuk Cancelled Client HTTP Request
+
+Dalam konteks web application, kadang kala sebuah http request butuh waktu cukup lama untuk selesai, bisa jadi karena kode yang kurang dioptimasi, atau prosesnya memang lama, atau mungkin faktor lainnya. Dari sisi client, biasanya ada handler untuk cancel request jika melebihi batas timeout yang sudah didefinisikan, dan ketika itu terjadi di client akan sangat mudah untuk antisipasinya.
+
+Berbeda dengan handler di back end-nya, by default request yang sudah di-cancel oleh client tidak terdeteksi (proses di back end akan tetap lanjut). Umumnya tidak ada masalah mengenai ini, tapi ada kalanya kita perlu men-treat cancelled request dengan baik untuk keperluan lain (logging, atau lainnya).
+
+Pada bab ini kita akan belajar caranya.
+
+## B.32.1. Praktek
+
+Dari objek `*http.Request` bisa diambil objek context lewat method `.Context()`, dan dari context tersebut kita bisa mendeteksi apakah sebuah request di-cancel atau tidak oleh client.
+
+> Pada bab ini kita tidak membahas secara rinci apa itu context. Silakan langsung merujuk ke [Bab C.31. Context: Value, Timeout, & Cancellation](https://dasarpemrogramangolang.novalagung.com/C-31-golang-context.html) untuk lebih detailnya.
+
+Object context memiliki method `.Done()` yang nilai baliknya berupa channel. Dari channel tersebut kita bisa deteksi apakah request di-cancel atau tidak, caranya dengan cara mengecek apakah ada data yang terkirim lewat channel tersebut, jika ada maka lakukan pengecekan pada error message-nya, jika ada keterangan `"cancelled"` maka diasumsikan request tersebut dibatalkan.
+
+Mari kita praktekan langsung. Siapkan base kode sederhana berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "log"
+ "net/http"
+ "strings"
+ "time"
+)
+
+func handleIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ // do something here
+}
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", handleIndex)
+ http.ListenAndServe(":8080", nil)
+}
+```
+
+Di dalam `handleIndex()` disimulasikan sebuah proses membutuhkan waktu lama untuk selesai (kita gunakan `time.Sleep()` untuk ini). Umumnya kode akan dituliskan langsung dalam handler tersebut, tapi pada kasus ini tidak. Untuk bisa mendeteksi sebuah request di-cancel atau tidak, harus di-dispatch sebuah goroutine baru.
+
+- Cara ke-1: bisa dengan menaruh proses utama di dalam gorutine tersebut, dan menaruh kode untuk deteksi di luar (di dalam handler-nya).
+- Cara ke-2: Atau sebaliknya. Menaruh proses utama di dalam handler, dan menempatkan deteksi cancelled request dalam goroutine baru.
+
+Pada contoh berikut, kita gunakan cara pertama. Tulis kode berikut dalam handler.
+
+```go
+done := make(chan bool)
+go func() {
+ // do the process here
+ // simulate a long-time request by putting 10 seconds sleep
+ time.Sleep(10 * time.Second)
+
+ done <- true
+}()
+
+select {
+case <-r.Context().Done():
+ if err := r.Context().Err(); err != nil {
+ if strings.Contains(strings.ToLower(err.Error()), "canceled") {
+ log.Println("request canceled")
+ } else {
+ log.Println("unknown error occured.", err.Error())
+ }
+ }
+case <-done:
+ log.Println("done")
+}
+```
+
+Pada kode di atas terlihat, proses utama dibungkus dalam goroutine. Ketika selesai, sebuah data dikirimkan ke channel `done`.
+
+Lalu diluar, keyword `select` dipergunakan untuk deteksi pengiriman terhadap dua channel.
+
+- Channel `r.Context().Done()`, jika channel ini menerima data maka diasumsikan request selesai. Selanjutnya lakukan pengecekan pada objek error milik konteks untuk deteksi apakah selesai-nya request ini karena memang selesai, atau di-cancel oleh client, atau faktor lainnya.
+- Channel `<-done`, jika channel ini menerima data, maka proses utama adalah selesai.
+
+Jalankan kode lalu test hasilnya.
+
+```bash
+curl -X GET http://localhost:8080/
+```
+
+![Cancelled client http request](images/B.23_1_cancelled_request_get.png)
+
+Pada gambar di atas terdapat dua request, yg pertama sukses dan yang kedua adalah cancelled. Pesan `request cancelled` muncul ketika client http request dibatalkan.
+
+> Di CMD/terminal bisa cukup dengan `ctrl + c` untuk cancel request
+
+## B.32.2. Handle Cancelled Request yang ada Payload-nya
+
+Khusus untuk request dengan HTTP method yang mewajibkan untuk ada request body-nya (payload), maka channel `r.Context().Done()` tidak akan menerima data hingga terjadi proses read pada body payload.
+
+```go
+go func() {
+ // do the process here
+ // simulate a long-time request by putting 10 seconds sleep
+
+ body, err := ioutil.ReadAll(r.Body)
+ // ...
+
+ time.Sleep(10 * time.Second)
+
+ done <- true
+}()
+```
+
+Jalankan ulang program kemudian test.
+
+```go
+curl -X POST http://localhost:8080/ -H 'Content-Type: application/json' -d '{}'
+```
+
+![Cancelled client http request](images/B.23_2_cancelled request_with_payload.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-3-routing-static-assets.md b/B-3-routing-static-assets.md
new file mode 100644
index 000000000..b817c79fb
--- /dev/null
+++ b/B-3-routing-static-assets.md
@@ -0,0 +1,91 @@
+# B.3. Routing Static Assets
+
+Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana cara routing static assets atau static contents. Seperti file css, js, gambar, umumnya dikategorikan sebagai static assets.
+
+## B.3.1. Struktur Aplikasi
+
+Buat project baru, siapkan file dan folder dengan struktur sesuai dengan gambar berikut.
+
+![Structure](images/B.3_1_structure.png)
+
+Dalam folder `assets`, isi dengan file apapun, bisa gambar atau file js. Selanjutnya masuk ke bagian routing static assets.
+
+## B.3.2. Routing
+
+Berbeda dengan routing menggunakan `http.HandleFunc()`, routing static assets lebih mudah. Silakan tulis kode berikut dalam `main.go`, setelahnya kita akan bahas secara mendetail.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+
+func main() {
+ http.Handle("/static/",
+ http.StripPrefix("/static/",
+ http.FileServer(http.Dir("assets"))))
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Syarat yang dibutuhkan untuk routing static assets masih sama dengan routing handler, yaitu perlu didefiniskan rute-nya dan handler-nya. Hanya saja pembedanya, dalam routing static assets yang digunakan adalah `http.Handle()`, bukan `http.HandleFunc()`.
+
+ 1. Rute terpilih adalah `/static/`, maka nantinya semua request yang di-awali dengan `/static/` akan diarahkan ke sini. Registrasi rute menggunakan `http.Handle()` adalah berbeda dengan routing menggunakan `http.HandleFunc()`, lebih jelasnya akan ada sedikit penjelasan di bab lain.
+
+ 2. Sedang untuk handler-nya bisa di-lihat, ada pada parameter ke-2 yang isinya statement `http.StripPrefix()`. Sebenarnya actual handler nya berada pada `http.FileServer()`. Fungsi `http.StripPrefix()` hanya digunakan untuk membungkus actual handler.
+
+Fungsi `http.FileServer()` mengembalikan objek ber-tipe `http.Handler`. Fungsi ini berguna untuk men-serve semua http request, dengan konten yang didefinisikan pada parameter. Pada konteks ini yang di-maksud adalah `http.Dir("assets")`. Semua konten, entah file ataupun folder, yang ada di dalam folder `assets` akan di proses dalam handler.
+
+Jalankan `main.go`, lalu test hasilnya di browser `http://localhost:9000/static/`.
+
+![Structure](images/B.3_2_preview.png)
+
+## B.3.3. Penjelasan
+
+Penjelasan akan lebih mudah dipahami jika disajikan juga contoh praktek, maka sejenak kita coba bahas menggunakan contoh sederhana berikut.
+
+```go
+http.Handle("/", http.FileServer(http.Dir("assets")))
+```
+
+Jika dilihat pada struktur folder yang sudah di-buat, di dalam folder `assets` terdapat file bernama `site.css`. Maka dengan bentuk routing pada contoh sederhana di atas, request ke `/site.css` akan diarahkan ke path `./site.css` (relatif dari folder `assets`). Permisalan contoh lainnya:
+
+ * Request ke `/site.css` mengarah path `./site.css` relatif dari folder `assets`
+ * Request ke `/script.js` mengarah path `./script.js` relatif dari folder `assets`
+ * Request ke `/some/folder/test.png` mengarah path `./some/folder/test.png` relatif dari folder `assets`
+ * ... dan seterusnya
+
+> Fungsi `http.Dir()` berguna untuk adjustment path parameter. Separator dari path yang di-definisikan akan otomatis di-konversi ke path separator sesuai sistem operasi.
+
+Contoh selainjutnya, silakan perhatikan kode berikut.
+
+```go
+http.Handle("/static", http.FileServer(http.Dir("assets")))
+```
+
+Hasil dari routing:
+
+ * Request ke `/static/site.css` mengarah ke `./static/site.css` relatif dari folder `assets`
+ * Request ke `/static/script.js` mengarah ke `./static/script.js` relatif dari folder `assets`
+ * Request ke `/static/some/folder/test.png` mengarah ke `./static/some/folder/test.png` relatif dari folder `assets`
+ * ... dan seterusnya
+
+Terlihat bahwa rute yang didaftarkan juga akan digabung dengan path destinasi file yang dicari, dan ini menjadikan path tidak valid. File `site.css` berada pada path `assets/site.css`, sedangkan dari routing di atas pencarian file mengarah ke path `assets/static/site.css`. Di sinilah kegunaan dari fungsi `http.StripPrefix()`.
+
+Fungsi `http.StripPrefix()` ini berguna untuk menghapus prefix dari endpoint yang di-request. Pada contoh paling atas, request ke url yang di-awali dengan `/static/` hanya akan di ambil url setelahnya.
+
+ * Request ke `/static/site.css` menjadi `/site.css`
+ * Request ke `/static/script.js` menjadi `/script.js`
+ * Request ke `/static/some/folder/test.png` menjadi `/some/folder/test.png`
+ * ... dan seterusnya
+
+Routing static assets menjadi valid, karena file yang di-request akan cocok dengan path folder dari file yang di request.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-4-template-render-html.md b/B-4-template-render-html.md
new file mode 100644
index 000000000..88e97885a
--- /dev/null
+++ b/B-4-template-render-html.md
@@ -0,0 +1,144 @@
+# B.4. Template: Render HTML Template
+
+Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana cara render file **template** ber-tipe **HTML**, untuk ditampilkan pada browser.
+
+Terdapat banyak jenis template pada Go, yang akan kita pakai adalah template HTML. Package `html/template` berisi banyak sekali fungsi untuk kebutuhan rendering dan parsing file template jenis ini.
+
+## B.4.1. Struktur Aplikasi
+
+Buat project baru, siapkan file dan folder dengan struktur sesuai dengan gambar berikut.
+
+![Structure](images/B.4_1_structure.png)
+
+## B.4.2. Back End
+
+Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan back end. Buka file `main.go`, import package `net/http`, `html/template`, dan `path`. Siapkan juga rute `/`.
+
+```go
+package main
+
+import "fmt"
+import "net/http"
+import "html/template"
+import "path"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ // not yet implemented
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Handler rute `/` akan kita isi dengan proses untuk rendering template html untuk ditampilkan ke layar browser. Beberapa data disisipkan dalam proses rendering template.
+
+Silakan tulis kode berikut di dalam handler rute `/`.
+
+```go
+var filepath = path.Join("views", "index.html")
+var tmpl, err = template.ParseFiles(filepath)
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+}
+
+var data = map[string]interface{}{
+ "title": "Learning Golang Web",
+ "name": "Batman",
+}
+
+err = tmpl.Execute(w, data)
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+}
+```
+
+Package `path` berisikan banyak fungsi yang berhubungan dengan lokasi folder atau path, yang salah satu diantaranya adalah fungsi `path.Join()`. Fungsi ini digunakan untuk menggabungkan folder atau file atau keduanya menjadi sebuah path, dengan separator relatif terhadap OS yang digunakan.
+
+> Separator yang digunakan oleh `path.Join()` adalah `\` untuk wind\*ws dan `/` untuk un\*x.
+
+Contoh penerapan `path.Join()` bisa dilihat di kode di atas, `views` di-join dengan `index.html`, menghasilkan `views/index.html`.
+
+Sedangkan `template.ParseFiles()`, digunakan untuk parsing file template, dalam contoh ini file `view/index.html`. Fungsi ini mengembalikan 2 data, yaitu hasil dari proses parsing yang bertipe `*template.Template`, dan informasi `error` jika ada.
+
+Fungsi `http.Error()` digunakan untuk menandai response (`http.ResponseWriter`) bahwa terjadi error, dengan kode error dan pesan error bisa ditentukan. Pada contoh di atas yang digunakan adalah **500 - internal server error** yang direpresentasikan oleh variabel `http.StatusInternalServerError`.
+
+Method `Execute()` milik `*template.Template`, digunakan untuk menyisipkan data pada template, untuk kemudian ditampilkan ke browser. Data bisa disipkan dalam bentuk `struct`, `map`, atau `interface{}`.
+
+ - Jika dituliskan dalam bentuk `map`, maka **key** akan menjadi nama variabel dan **value** menjadi nilainya
+ - Jika dituliskan dalam bentuk variabel objek cetakan `struct`, nama **property** akan menjadi nama variabel
+
+Pada contoh di atas, data map yang berisikan key `title` dan `name` disisipkan ke dalam template yang sudah di parsing.
+
+## B.4.3. Front End
+
+OK, back end sudah siap, selanjutnya kita masuk ke bagian user interface. Pada file `views/index.html`, tuliskan kode html sederhana berikut.
+
+```html
+
+
+
+ {{.title}}
+
+
+
Welcome {{.name}}
+
+
+```
+
+Untuk menampilkan variabel yang disisipkan ke dalam template, gunakan notasi `{{.namaVariabel}}`. Pada contoh di atas, data `title` dan `name` yang dikirim dari back end ditampilkan.
+
+Tanda titik "\." pada \{\{\.namaVariabel\}\} menerangkan bahwa variabel tersebut diakses dari **current scope**. Dan current scope default adalah data `map` atau objek yang dilempar back end.
+
+## B.4.4. Testing
+
+Semua sudah siap, maka jalankan program lalu lakukan testing via browser.
+
+![Output HTML](images/B.4_2_output.png)
+
+## B.4.5. Static File CSS
+
+Kita akan coba tambahkan sebuah stylesheet disini. Langsung saja, buat file statis `assets/site.css`, isi dengan kode berikut.
+
+```css
+body {
+ font-family: "Helvetica Neue";
+ font-weight: bold;
+ font-size: 24px;
+ color: #07c;
+}
+```
+
+Pada `views/index.html`, include-kan file css.
+
+```html
+
+```
+
+Terakhir pada fungsi `main()`, tambahkan router untuk handling file statis.
+
+```go
+func main() {
+ // ...
+
+ http.Handle("/static/",
+ http.StripPrefix("/static/",
+ http.FileServer(http.Dir("assets"))))
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi untuk test hasil.
+
+![CSS berhasil di-load](images/B.4_3_static_route.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-5-template-render-partial-html.md b/B-5-template-render-partial-html.md
new file mode 100644
index 000000000..64cec7b94
--- /dev/null
+++ b/B-5-template-render-partial-html.md
@@ -0,0 +1,234 @@
+# B.5. Template: Render Partial HTML Template
+
+Satu buah halaman yang berisikan html, bisa terbentuk dari banyak template html (parsial). Pada bab ini kita akan belajar bagaimana membuat, mem-parsing, dan me-render semua file tersebut.
+
+Ada beberapa metode yang bisa digunakan, dari kesemuanya akan kita bahas 2 diantaranya, yaitu:
+
+ - Menggunakan fungsi `template.ParseGlob()`.
+ - Menggunakan fungsi `template.ParseFiles()`.
+
+## B.5.1. Struktur Aplikasi
+
+Mari langsung kita praktekan. Buat project baru, siapkan file dan folder dengan susunan seperti dengan gambar berikut.
+
+![Structure](images/B.5_1_structure.png)
+
+## B.5.2. Back End
+
+Buka `main.go`, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "net/http"
+ "html/template"
+ "fmt"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ var tmpl, err = template.ParseGlob("views/*")
+ if err != nil {
+ panic(err.Error())
+ return
+ }
+}
+```
+
+Tipe `M` merupakan alias dari `map[string]interface{}`, disiapkan untuk mempersingkan penulisan tipe map tersebut. Di bab-bab selanjutnya kita akan banyak menggunakan tipe ini.
+
+Pada kode di atas, di dalam fungsi `main()`, fungsi `template.ParseGlob()` dipanggil, dengan parameter adalah pattern path `"views/*"`. Fungsi ini digunakan untuk memparsing semua file yang match dengan pattern yang ditentukan, dan fungsi ini mengembalikan 2 objek: `*template.Template` & `error`.
+
+> Pattern path pada fungsi `template.ParseGlob()` nantinya akan diproses oleh `filepath.Glob()`
+
+Proses parsing semua file html dalam folder `views` dilakukan di-awal, agar ketika mengakses rute-tertentu-yang-menampilkan-html, tidak terjadi proses parsing lagi.
+
+> Parsing semua file menggunakan `template.ParseGlob()` yang dilakukan di luar handler, tidak direkomendasikan dalam fase development. Karena akan mempersulit testing html. Lebih detailnya akan dibahas di bagian bawah.
+
+Selanjutnya, masih di dalam fungsi `main()`, siapkan 2 buah rute.
+
+```go
+http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var data = M{"name": "Batman"}
+ err = tmpl.ExecuteTemplate(w, "index", data)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+})
+
+http.HandleFunc("/about", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var data = M{"name": "Batman"}
+ err = tmpl.ExecuteTemplate(w, "about", data)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+})
+
+fmt.Println("server started at localhost:9000")
+http.ListenAndServe(":9000", nil)
+```
+
+Kedua rute tersebut sama, pembedanya adalah template yang di-render. Rute `/index` me-render template bernama `index`, dan rute `/about` me-render template bernama `about`.
+
+Karena semua file html sudah diparsing di awal, maka untuk render template tertentu cukup dengan memanggil method `ExecuteTemplate()`, dengan menyisipkan 3 parameter berikut:
+
+ 1. Parameter ke-1, objek `http.ResponseWriter`
+ 2. Parameter ke-2, nama template
+ 3. Parameter ke-3, data
+
+> Nama template bukanlah nama file. Setelah masuk ke bagian front-end, akan diketahui apa yang dimaksud dengan nama template.
+
+## B.5.3. Front End
+
+## B.5.3.1. Template `index.html`
+
+OK, sekarang waktunya untuk mulai menyiapkan template view. Ada 4 buah template yang harus kita siapkan satu per satu.
+
+Buka file `index.html`, lalu tulis kode berikut.
+
+```html
+{{define "index"}}
+
+
+
+ {{template "_header"}}
+
+
+ {{template "_message"}}
+
Page: Index
+
Welcome {{.name}}
+
+
+{{end}}
+```
+
+Pada kode di atas terlihat bahwa ada beberapa kode yang ditulis dengan notasinya `{{ }}`. Berikut adalah penjelasannya.
+
+ - Statement \{\{define "index"\}\}, digunakan untuk mendefinisikan nama template. Semua blok kode setelah statement tersebut (batasnya adalah hingga statement \{\{end\}\}) adalah milik template dengan nama `index`. keyword `define` digunakan dalam penentuan nama template.
+ - Statement \{\{template "_header"\}\} artinya adalah template bernama `_header` di-include ke bagian itu. keyword `template` digunakan untuk include template lain.
+ - Statement \{\{template "_message"\}\}, sama seperti sebelumnya, template bernama `_message` akan di-include.
+ - Statement \{\{.name\}\} akan memunculkan data, `name`, yang data ini sudah disisipkan oleh back end pada saat rendering.
+ - Statement \{\{end\}\} adalah penanda batas akhir pendefinisian template.
+
+## B.5.3.2. Template `about.html`
+
+Template ke-2, `about.html` diisi dengan dengan kode yang sama seperti pada `index.html`, hanya berbeda di bagian nama template dan beberapa text.
+
+```html
+{{define "about"}}
+
+
+
+ {{template "_header"}}
+
+
+ {{template "_message"}}
+
Page: About
+
Welcome {{.name}}
+
+
+{{end}}
+```
+
+## B.5.3.3. Template `_header.html`
+
+Buka file `_header.html`, definisikan template bernama `_header` dengan isi adalah judul halaman.
+
+```html
+{{define "_header"}}
+Learn Golang Template
+{{end}}
+```
+
+> Nama file bisa ditulis dengan diawali karakter underscore atau `_`. Pada bab ini, nama file yang diawali `_` kita asumsikan sebagai template parsial, template yang nantinya di-include-kan ke template utama.
+
+## B.5.3.4. Template `_message.html`
+
+Definisikan juga template `_message` pada file `_message.html` dengan isi sebuah text.
+
+```html
+{{define "_message"}}
+
Welcome
+{{end}}
+```
+
+## B.5.5. Run & Test
+
+Jalankan aplikasi, test via browser.
+
+![Rute `/about` & `/index`](images/B.5_2_routes.png)
+
+Bisa dilihat pada gambar di atas, ketika rute `/index` dan `/about` di akses, konten yang keluar adalah berbeda, sesuai dengan template yang di-render di masing-masing rute.
+
+## B.5.6. Parsing Banyak File HTML Menggunakan `template.ParseFiles()`
+
+Metode parsing menggunakan `template.ParseGlob()` memiliki kekurangan yaitu sangat tergantung terhadap pattern path yang digunakan. Jika dalam suatu proyek terdapat sangat banyak file html dan folder, sedangkan hanya beberapa yang digunakan, pemilihan pattern path yang kurang tepat akan menjadikan file lain ikut ter-parsing dengan sia-sia.
+
+Dan juga, karena statement `template.ParseGlob()` dieksekusi diluar handler, maka ketika ada perubahan pada salah satu view, lalu halaman di refresh, output yang dihasilkan akan tetap sama. Solusi dari masalah ini adalah dengan memanggil `template.ParseGlob()` di tiap handler rute-rute yang diregistrasikan.
+
+> Best parctices yang bisa diterapkan, ketika environment adalah production, maka tempatkan `template.ParseGlob()` di luar (sebelum) handler. Sedangkan pada environment development, taruh `template.ParseGlob()` di dalam masing-masing handler. Gunakan seleksi kondisi untuk mengakomodir skenario ini.
+
+Alternatif metode lain yang bisa digunakan, yang lebih efisien, adalah dengan memanfaatkan fungsi `template.ParseFiles()`. Fungsi ini selain bisa digunakan untuk parsing satu buah file saja (seperti yang sudah dicontohkan di bab sebelumnya), bisa digunakan untuk parsing banyak file.
+
+Mari kita praktekan. Ubah handler rute `/index` dan `/about`. Gunakan `template.ParseFiles()` dengan isi parameter (variadic) adalah path dari file-file html yang akan dipergunakan di masing-masing rute. Lalu hapus statement `template.ParseGlob()`
+
+ - Rute `/index` dan handlernya.
+
+ ```go
+ http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var data = M{"name": "Batman"}
+ var tmpl = template.Must(template.ParseFiles(
+ "views/index.html",
+ "views/_header.html",
+ "views/_message.html",
+ ))
+
+ var err = tmpl.ExecuteTemplate(w, "index", data)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+ ```
+
+ - Rute `/about` dan handlernya.
+
+ ```go
+ http.HandleFunc("/about", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var data = M{"name": "Batman"}
+ var tmpl = template.Must(template.ParseFiles(
+ "views/about.html",
+ "views/_header.html",
+ "views/_message.html",
+ ))
+
+ var err = tmpl.ExecuteTemplate(w, "about", data)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+ ```
+
+ - **Hapus** statement `template.ParseGlob()`.
+
+ ```go
+ var tmpl, err = template.ParseGlob("views/*")
+ if err != nil {
+ panic(err.Error())
+ return
+ }
+ ```
+
+Rute `/index` memakai view `_header.html`, `_message.html`, dan `index.html`; sedangkan rute `/about` tidak memakai `index.html`, melainkan menggunakan `about.html`.
+
+Wrap fungsi `template.ParseFiles()` dalam `template.Must()`. Fungsi ini berguna untuk deteksi error pada saat membuat instance `*template.Template` baru atau ketika sedang mengolahnya. Ketika ada error, `panic` dimunculkan.
+
+Jalankan aplikasi untuk test hasilnya.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-6-template-actions-variables.md b/B-6-template-actions-variables.md
new file mode 100644
index 000000000..ee7e18b87
--- /dev/null
+++ b/B-6-template-actions-variables.md
@@ -0,0 +1,252 @@
+# B.6. Template: Actions & Variables
+
+[**Actions**](https://golang.org/pkg/text/template/#hdr-Actions) adalah *predefined* keyword yang sudah disediakan Go, biasa dimanfaatkan dalam pembuatan template.
+
+Sebenarnya pada dua bab sebelumnya, secara tidak sadar kita telah menggunakan beberapa jenis actions, diantaranya:
+
+ - Penggunaan **pipeline output**. Nilai yang diapit tanda \{\{ \}\}, yang nantinya akan dimunculkan di layar sebagai output, contohnya: \{\{"hello world"\}\}.
+ - Include template lain menggunakan keyword `template`, contohnya: \{\{template "name"\}\}.
+
+Pada bab ini, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang actions lain yang disediakan Go, juga cara pembuatan dan pemanfaatan variabel pada template view.
+
+## B.6.1. Persiapan
+
+Pertama-tama, siapkan sebuah file bernama `main.go`, lalu isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+type Info struct {
+ Affiliation string
+ Address string
+}
+
+type Person struct {
+ Name string
+ Gender string
+ Hobbies []string
+ Info Info
+}
+```
+
+Pada kode di atas, dua buah struct disiapkan, `Info` dan `Person` (yang dimana struct `Info` di-embed ke dalam struct `Person`). Kedua struct tersebut nantinya akan digunakan untuk pembuatan objek, yang kemudian object tersebut disisipkan kedalam view.
+
+Selanjutnya, siapkan fungsi `main()`, dengan didalamnya berisikan 1 buah route handler `/`, dan juga kode untuk menjalankan server pada port `9000`.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var person = Person{
+ Name: "Bruce Wayne",
+ Gender: "male",
+ Hobbies: []string{"Reading Books", "Traveling", "Buying things"},
+ Info: Info{"Wayne Enterprises", "Gotham City"},
+ }
+
+ var tmpl = template.Must(template.ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, person); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Pada route handler `/` di atas, variabel objek `person` dibuat, lalu disisipkan sebagai data pada view `view.html` yang sebelumya sudah diparsing.
+
+Perlu diketahui, ketika data yang disisipkan ke view berbentuk `map`, maka `key` (yang nantinya akan menjadi nama variabel) boleh dituliskan dalam huruf kecil. Sedangkan jika berupa variabel objek `struct`, maka property harus dituliskan public (huruf pertama kapital).
+
+> Data yang disisipkan ke view, jika tipe nya adalah struct, maka hanya properties ber-modifier public (ditandai dengan huruf kapital di awal nama property) yang bisa diakses dari view.
+
+OK, bagian back end sudah selesai, sekarang saatnya lanjut ke bagian depan. Buat file view baru bernama `view.html`, isi dengan kode berikut.
+
+```html
+
+
+ Learning html/template Actions
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Selanjutnya silakan ikuti step-step berikut.
+
+## B.6.2. Pipeline Output & Komentar
+
+Actions pertama yang akan kita coba terapkan adalah pipeline output, menampilkan output ke layar. Caranya cukup mudah, cukup dengan menuliskan apa yang ingin ditampilkan di layar dengan diapit tanda `{{ }}` (bisa berupa variabel yang dilempar dari back end, bisa juga literal string).
+
+Tulis kode berikut di dalam tag `
` pada `view.html`.
+
+```html
+
+ {{/* example how to use actions */}}
+
{{"Name"}}
+
: {{.Name}}
+
+```
+
+Test hasilnya pada browser.
+
+![Pipeline Output](images/B.6_1_pipeline.png)
+
+Untuk menampilkan tipe data lain selain string, caranya masih sama, langsung dituliskan dalam `{{ }}`. Untuk menampilkan nilai variabel, caranya juga masih sama, hanya saja perlu ditambahkan tanda titik `.` pada penulisannya (tanda titik `.` adalah penanda bahwa variabel tersebut adalah variabel terluar; bukan merupakan elemen array, item map, atau property struct).
+
+Sedangkan untuk komentar, gunakan tanda `{{/* */}}`. Komentar tidak akan dimunculkan dalam output.
+
+## B.6.3. Membuat & Menampilkan Isi Variabel
+
+Cara membuat variabel dalam template adalah dengan mendeklarasikannya menggunakan operator `:=`, dengan ketentuan nama variabel harus diawali dengan tanda dollar `$`.
+
+```html
+
+
Gender
+ {{$gender := .Gender}}
+
:
+ {{$gender}}
+
+
+```
+
+Jika ingin menampilkan isi variabel, tuliskan sebagai pipeline.
+
+![Variabel](images/B.6_2_variable.png)
+
+## B.6.4. Perulangan
+
+Actions `range` digunakan untuk melakukan perulangan pada template view. Keyword ini bisa diterapkan pada tipe data `map` atau array. Cara penggunaannya sedikit berbeda dibanding penggunaan range pada Go. Silakan perhatikan contoh berikut.
+
+```html
+
+```
+
+Penulisannya cukup unik, keyword `range` dituliskan terlebih dahulu, diikuti variabel penampung index dan elemen. Jika yang dibutuhkan hanya elemen saja, bisa cukup gunakan `{{range $elem := .Hobbies}}`. Semua kode setelah baris deklarasi hingga penutup `{{end}}`, akan diulang sesuai jumlah elemen/item-nya.
+
+![Perulangan](images/B.6_3_loop.png)
+
+## B.6.5. Pengaksesan Property Variabel Objek
+
+Cara mengakses property sebuah variabel objek bisa dilakukan lewat notasi titik `.`, dengan ketentuan property tersebut bermodifier public.
+
+```html
+
+
Affiliation
+
: {{.Info.Affiliation}}
+
+```
+
+![Mengakses property](images/B.6_4_property.png)
+
+Sedangkan untuk pengaksesan method, caranya juga sama, hanya saja tidak perlu dituliskan tanda kurung method-nya. Buat sebuah method pada struct `Info`.
+
+```go
+func (t Info) GetAffiliationDetailInfo() string {
+ return "have 31 divisions"
+}
+```
+
+Lalu akses method tersebut pada template view.
+
+```html
+
+```
+
+![Mengakses property](images/B.6_5_method.png)
+
+Lalu bagaimana cara pengaksesan method yang membutuhkan parameter, jika tanda kurungnya tidak boleh dituliskan? Jawabannya akan kita temukan pada bab selanjutnya.
+
+## B.6.6. Penggunaan Keyword `with` Untuk Mengganti Scope Variabel Pada Suatu Blok
+
+Secara default **current scope** di template view adalah data yang dilempar back end. Scope current objek bisa diganti dengan menggunakan keyword `with`, sehingga nantinya untuk mengakses sub-property variabel objek (seperti `.Info.Affiliation`), bisa tidak dilakukan dari objek terluar.
+
+> Current scope yg dimaksud di sini adalah seperti object `this` ibarat bahasa pemrograman lain.
+
+Sebagai contoh property `Info` yang merupakan variabel objek. Kita bisa menentukan scope suatu block adalah mengikuti variabel objek tersebut.
+
+```html
+{{with .Info}}
+
+
Address
+
: {{.Address}}
+
+{{end}}
+```
+
+Pada contoh di atas, sebuah blok ditentukan scope-nya adalah `Info`. Maka di dalam blok kode tersebut, untuk mengakses sub property-nya (`Address`, `Affiliation`, dan `GetAffiliationDetailInfo`), tidak perlu dituliskan dari objek terluar, cukup langsung nama property-nya. Sebagai contoh `.Address` di atas merujuk ke variabel `.Info`.
+
+![Scope](images/B.6_6_with.png)
+
+## B.6.7. Seleksi Kondisi
+
+Seleksi kondisi juga bisa dilakukan pada template view. Keyword actions yang digunakan adalah `if` dan `eq` (equal atau sama dengan).
+
+```html
+{{if eq .Name "Bruce Wayne"}}
+
+
+ I'm the Batman!
+
+
+{{end}}
+```
+
+![Seleksi kondisi](images/B.6_7_if.png)
+
+Untuk seleksi kondisi dengan jumlah kondisi lebih dari satu, bisa gunakan `else if`.
+
+```html
+{{if pipeline}}
+ a
+{{else if pipeline}}
+ b
+{{else}}
+ c
+{{end}}
+```
+
+Untuk seleksi kondisi yang kondisinya adalah bersumber dari variabel bertipe `bool`, maka langsung saja tulis tanpa menggunakan `eq`. Jika kondisi yang diinginkan adalah kebalikan dari nilai variabel, maka gunakan `ne`. Contohnya bisa dilihat pada kode berikut.
+
+```html
+{{if .IsTrue}}
+
true
+{{end}}
+
+{{isTrue := true}}
+
+{{if isTrue}}
+
true
+{{end}}
+
+{{if eq isTrue}}
+
true
+{{end}}
+
+{{if ne isTrue}}
+
not true (false)
+{{end}}
+```
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-7-template-functions.md b/B-7-template-functions.md
new file mode 100644
index 000000000..227dd62b2
--- /dev/null
+++ b/B-7-template-functions.md
@@ -0,0 +1,236 @@
+# B.7. Template: Functions
+
+Go menyediakan beberapa *predefiend* function yang bisa digunakan dalam file template. Pada bab ini kita akan membahas beberapa diantaranya beserta cara penggunaannya. Cara pemanggilan fungsi atau method sebuah objek pada file template sedikit berbeda dibanding seperti pada bab sebelumnya.
+
+## B.7.1. Persiapan
+
+Siapkan folder proyek baru, dengan isi 2 buah file: `main.go` dan `view.html`. Di dalam file main siapkan sebuah struct berisikan 3 buah property dan 1 method.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+type Superhero struct {
+ Name string
+ Alias string
+ Friends []string
+}
+
+func (s Superhero) SayHello(from string, message string) string {
+ return fmt.Sprintf("%s said: \"%s\"", from, message)
+}
+```
+
+Struct `Superhero` di atas nantinya digunakan untuk membuat objek yang kemudian disisipkan ke template view.
+
+Selanjutnya buat fungsi `main()`, isi dengan handler untuk rute `/`. Secara umum isi dari file `main.go` ini mirip seperti yang ada pada bab sebelumnya.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var person = Superhero{
+ Name: "Bruce Wayne",
+ Alias: "Batman",
+ Friends: []string{"Superman", "Flash", "Green Lantern"},
+ }
+
+ var tmpl = template.Must(template.ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, person); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Kemudian isi file `view.html` dengan kode berikut.
+
+```html
+
+
+ Learning html/template Functions
+
+
+
+
+```
+
+Jalankan program, buka [http://localhost:9000/](http://localhost:9000/), lalu lanjutkan dengan mengikuti petunjuk di bawah ini.
+
+## B.7.2. Fungsi Escape String
+
+Fungsi pertama yang akan kita bahas adalah `html`. Fungsi ini digunakan untuk meng-escape string. Agar lebih mudah dipahami silakan praktekan kode di bawah ini.
+
+Tulis kode berikut dalam `` file `view.html`.
+
+```html
+
+ {{html "
Hello
"}}
+
+```
+
+Test output yang dihasilkan di browser dengan cukup me-refresg halaman. Tulisan `
Hello
` akan di-escape, dimunculkan sebagai text.
+
+![Escape HTML](images/B.7_1_escape_html.png)
+
+Bisa dilihat bahwa cara untuk menggunakan fungsi pada file template, adalah cukup dengan menuliskan nama fungsinya dalam notasi `{{namaFungsi}}`. Jika fungsi tersebut membutuhkan parameter (seperti fungsi `html`), maka parameternya dituliskan tepat setelah nama fungsi dengan pembatas spasi.
+
+```html
+{{namaFungsi param1 param2 param3 param4}}
+```
+
+Selain fungsi `html`, ada juga beberapa fungsi lain yang sudah disediakan oleh Go.
+
+ - Fungsi `js` digunakan untuk meng-escape string **javascript**
+ - Fungsi `urlquery` digunakan untuk meng-escape string url query
+
+## B.7.3. Fungsi Operator Perbandingan
+
+Pada bab sebelumnya telah dibahas bagaimana penggunaan operator `ne` pada actions `if`. `eq` dan `ne` adalah contoh dari fungsi operator perbandingan. Jika digunakan pada seleksi kondisi yang nilai kondisinya bertipe `bool`, maka cukup dengan menuliskannya seletah operator, contohnya.
+
+```html
+{{if eq true}}
+ benar
+{{end}}
+```
+
+> Nilai kondisi yang bertipe bool hanya bisa digunakan pada `eq` dan `ne` saja
+
+Jika nilai kondisinya merupakan perbandingan, maka nilai yang dibandingkan harus dituliskan, sebagai contoh di bawah ini adalah seleksi kondisi memanfaatkan operator `gt` untuk deteksi apakah nilai di atas 60.
+
+```html
+{{if gt $value 60}}
+ lulus
+{{end}}
+```
+
+Pada kode di atas, nilai variabel `$value` akan dibandingkan dengan angka `60`, apakah nilainya lebih besar atau tidak.
+
+> `gt` merupakan kependekan dari **greater than**
+
+Praktekan kode berikut, tulis ke dalam file `view.html`.
+
+```html
+{{if eq .Name "Bruce Wayne"}}
+
I'm the Batman!
+{{else if ne .Name "Clark Kent"}}
+
I'm neither Batman or Superman
+{{end}}
+```
+
+Lihat hasilnya pada browser.
+
+![Fungsi Operator Perbandingan](images/B.7_2_cond.png)
+
+Berikut merupakan daftar operator perbandingan yang didukung oleh template view.
+
+| Operator | Penjelasan | Analogi |
+| :------: | ---------- | :-----: |
+| eq | *equal*, sama dengan | `a == b` |
+| ne | *not equal*, tidak sama dengan | `a != b` |
+| lt | *lower than*, lebih kecil | `a < b` |
+| le | *lower than or equal*, lebih kecil atau sama dengan | `a <= b` |
+| gt | *greater than*, lebih besar | `a > b` |
+| ge | *greater than or equal*, lebih besar atau sama dengan | `a >= b` |
+
+## B.7.4. Pemanggilan Method
+
+Cara memanggil method yang disisipkan ke view sama dengan cara pemanggilan fungsi, hanya saja perlu ditambahkan tanda titik `.` (menyesuaikan scope variabelnya). Contohnya bisa dilihat seperti pada kode berikut.
+
+```html
+
+ {{.SayHello "Gotham citizen" "You are our hero!"}}
+
+```
+
+Test hasilnya pada browser.
+
+![Pemanggilan Method](images/B.7_3_method.png)
+
+## B.7.5. Fungsi String
+
+Go juga menyediakan beberapa fungsi string yang bisa dimanfaatkan, yaitu:
+
+ - `print` (merupakan alias dari `fmt.Sprint`)
+ - `printf` (merupakan alias dari `fmt.Sprintf`)
+ - `println` (merupakan alias dari `fmt.Sprintln`)
+
+Cara penggunannya juga masih sama.
+
+```html
+
+```
+
+Output:
+
+![Fungsi String](images/B.7_4_string_func.png)
+
+Jika merasa sedikit bingung memahami statement di atas, mungkin analogi berikut cukup membantu.
+
+```go
+// template view
+printf "%s because I'm %s" "You know why?" "Batman!"
+
+// go
+fmt.Sprintf("%s because I'm %s", "You know why?", "Batman!")
+```
+
+Kedua statement di atas menghasilkan output yang sama.
+
+## B.7.6. Fungsi `len` dan `index`
+
+Kegunaan dari fungsi `len` seperti yang sudah diketahui adalah untuk menghitung jumlah elemen. Sedangkan fungsi `index` digunakan jika elemen tertentu ingin diakses.
+
+Sebagai contoh, `Friends` yang merupakan array, diakses elemen indeks ke-1 menggunakan `index`, maka caranya:
+
+```html
+{{index .Friends 1}}
+```
+
+Berikut merupakan contoh penerapan fungsi `len` dan `index`.
+
+```html
+
+ Batman have many friends. {{len .Friends}} of them are:
+ {{index .Friends 0}},
+ {{index .Friends 1}}, and
+ {{index .Friends 2}}
+
+```
+
+Output:
+
+![Fungsi `len` dan `index`](images/B.7_5_len_index.png)
+
+## B.7.7. Fungsi Operator Logika
+
+Selain fungsi operator perbandingan, terdapat juga operator logika `or`, `and`, dan `not`. Cara penggunaannya adalah dengan dituliskan setelah actions `if` atau `elseif`, sebagai fungsi dengan parameter adalah nilai yang ingin dibandingkan.
+
+> Fungsi `not` ekuivalen dengan `ne`
+
+```html
+{{$cond1 := true}}
+{{$cond2 := false}}
+
+{{if or $cond1 $cond2}}
+
diff --git a/B-8-template-custom-functions.md b/B-8-template-custom-functions.md
new file mode 100644
index 000000000..37e8dc3f4
--- /dev/null
+++ b/B-8-template-custom-functions.md
@@ -0,0 +1,113 @@
+# B.8. Template: Custom Functions
+
+Pada bab sebelumnya kita telah mengenal beberapa *predefined* function yang disediakan oleh Go. Kali ini kita akan belajar tentang fungsi custom, bagaimana cara membuat dan menggunakannya dalam template.
+
+## B.8.1. Front End
+
+Pertama, siapkan projek baru. Buat file template `view.html`, lalu isi dengan kode berikut.
+
+```html
+
+
+ Learning html/template Functions
+
+
+ {{unescape ""}}
+ {{unescape "
"}}
+ {{avg 8 9 8 6 7 8 8}}
+ {{"
" | unescape}}
+
+
+```
+
+Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari kode di atas. Pertama, terdapat dua buah fungsi yang dipanggil beberapa kali.
+
+ 1. Fungsi `unescape()`, digunakan untuk menampilkan string tanpa di-escape
+ 2. Fungsi `avg()`, digunakan untuk mencari rata-rata dari angka-angka yang disisipkan sebagai parameter
+
+Kedua fungsi tersebut adalah fungsi kustom yang akan kita buat.
+
+Hal ke-2, terdapat 1 baris statement yang penulisannya agak unik, yaitu `{{"" | unescape}}`. Statement tersebut maknanya adalah string `""` digunakan sebagai parameter dalam pemanggilan fungsi `unescape`. Tanda pipe atau `|` adalah penanda bahwa parameter dituliskan terlebih dahulu sebelum nama fungsi nya.
+
+## B.8.2. Back End
+
+View sudah siap, sekarang saatnya pindah ke bagian back end. Isi `main.go`, tentukan package sebagai `main` dan import package lain yang diperlukan.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+```
+
+Selanjutnya beberapa fungsi akan dibuat, lalu disimpan dalam `template.FuncMap`. Pembuatan fungsi dituliskan dalam bentuk key-value atau hash map. Nama fungsi sebagai key, dan body fungsi sebagai value.
+
+```go
+var funcMap = template.FuncMap{
+ "unescape": func(s string) template.HTML {
+ return template.HTML(s)
+ },
+ "avg": func(n ...int) int {
+ var total = 0
+ for _, each := range n {
+ total += each
+ }
+ return total / len(n)
+ },
+}
+```
+
+> Tipe `template.FuncMap` sebenarnya merupakan alias dari `map[string]interface{}`
+
+Dalam `funcMap` di atas, dua buah fungsi disiapkan, `unescape()` dan `avg()`. Nantinya fungsi ini kita gunakan di view.
+
+Setelah itu, siapkan fungsi `main()` dengan isi route handler untuk `/`. Di dalam handler ini, `view.html` diparsing, kemudian disisipkan fungsi yang telah dibuat di atas kedalamnya.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var tmpl = template.Must(template.New("view.html").
+ Funcs(funcMap).
+ ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Berikut merupakan penjelasan step-by-step mengenai kode panjang untuk parsing dan rendering template di atas.
+
+ 1. Sebuah template disipakan dengan nama `view.html`. Pembuatan instance template dilakukan melalui fungsi `template.New()`.
+ 2. Fungsi custom yang telah kita buat, diregistrasikan agar dikenali oleh template tersebut. Bisa dilihat pada pemanggilan method `Funcs()`.
+ 3. Setelah itu, lewat method `ParseFiles()`, view `view.html` di-parsing. Akan dicari dalam file tersebut apakah ada template yang didefinisikan dengan nama `view.html`. Karena di dalam template view tidak ada deklarasi template sama sekali (\{\{template "namatemplate"\}\}), maka akan dicari view yang namanya adalah `view.html`. Keseluruhan isi `view.html` akan dianggap sebagai sebuah template dengan nama template adalah nama file itu sendiri.
+
+## B.8.3. Test
+
+Tes hasilnya lewat browser.
+
+![Custom Function](images/B.8_1_func.png)
+
+## B.8.4. Perbadaan Fungsi `template.ParseFiles()` & Method `ParseFiles()` Milik `*template.Template`
+
+Pada kode di atas, pemanggilan `template.New()` menghasilkan objek bertipe `*template.Template`.
+
+Pada **[Bab B.5. Template: Render Partial HTML Template](/B-5-template-render-partial-html.html#b56-parsing-banyak-file-html-menggunakan-templateparsefiles)** kita telah belajar mengenai fungsi `template.ParseFiles()`, yang fungsi tersebut juga mengembalikan objek bertipe `*template.Template`.
+
+Pada kode di atas, method `ParseFiles()` yang dipanggil bukanlah fungsi `template.ParseFiles()` yang kita telah pelajari sebelumnya. Meskipun namanya sama, kedua fungsi/method ini berbeda.
+
+ - Fungsi `template.ParseFiles()`, adalah milik package `template`. Fungsi ini digunakan untuk mem-parsing semua view yang disisipkan sebagai parameter.
+ - Method `ParseFiles()`, milik `*template.Template`, digunakan untuk memparsing semua view yang disisipkan sebagai parameter, lalu diambil hanya bagian yang nama template-nya adalah sama dengan nama template yang sudah di-alokasikan menggunakan `template.New()`. Jika template yang dicari tidak ada, maka akan mencari yang nama file-nya sama dengan nama template yang sudah ter-alokasi.
+
+Bab selanjutnya akan membahas lebih detail mengenai penggunaan method `ParseFiles()`.
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/B-9-render-specific-html-template.md b/B-9-render-specific-html-template.md
new file mode 100644
index 000000000..094d28934
--- /dev/null
+++ b/B-9-render-specific-html-template.md
@@ -0,0 +1,81 @@
+# B.9. Template: Render Specific HTML Template
+
+Pada bab ini, kita akan belajar bagaimana cara untuk render template html tertentu. Sebuah file view bisa berisikan banyak template. Template mana yang ingin di-render bisa ditentukan.
+
+## B.9.1. Front End
+
+Siapkan folder projek baru, buat file template bernama `view.html`, lalu isi dengan kode berikut.
+
+```html
+{{define "index"}}
+
+
+ Learning html/template Functions
+
+
+
+
+
+{{end}}
+```
+
+Pada file view di atas, terlihat terdapat 2 template didefinisikan dalam 1 file, template `index` dan `test`. Rencananya template `index` akan ditampilkan ketika rute `/` diakses, dan template `test` ketika rute `/test` diakses.
+
+## B.9.2. Back End
+
+Selanjutnya siapkan back end program, buat file `main.go`, tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var tmpl = template.Must(template.New("index").ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ http.HandleFunc("/test", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var tmpl = template.Must(template.New("test").ParseFiles("view.html"))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ fmt.Println("server started at localhost:9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Pada kode di atas bisa dilihat, terdapat 2 rute yang masing-masing memparsing file yang sama, tapi spesifik template yang dipilih untuk di-render berbeda.
+
+Contoh di rute `/`, sebuah template dialokasikan dengan nama `index`, kemudian di-parsing-lah view bernama `view.html` menggunakan method `ParseFiles()`. Golang secara cerdas akan melakukan mencari dalam file view tersebut, apakah ada template yang namanya adalah `index` atau tidak. Jika ada akan ditampilkan. Hal ini juga berlaku pada rute `/test`, jika isi dari template bernama `test` akan ditampilkan tiap kali rute tersebut diakses.
+
+## B.9.3. Test
+
+Lakukan tes pada program yang telah kita buat, kurang lebih hasilnya seperti pada gambar berikut.
+
+![Rute `/` dan `/test`](images/B.9_1_preview.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/C-1-echo-routing.md b/C-1-echo-routing.md
new file mode 100644
index 000000000..931effb87
--- /dev/null
+++ b/C-1-echo-routing.md
@@ -0,0 +1,277 @@
+# C.1. Echo Framework & Routing
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara mudah routing menggunakan [Echo Framework](https://echo.labstack.com/).
+
+Mulai bab B1 hingga B6 kita akan mempelajari banyak aspek dalam framework Echo dan mengkobinasikannya dengan beberapa library lain.
+
+# C.1.1 Echo Framework
+
+Echo adalah framework bahasa golang untuk pengembangan aplikasi web. Framework ini cukup terkenal di komunitas. Echo merupakan framework besar, didalamnya terdapat banyak sekali dependensi.
+
+Salah satu dependensi yang ada didalamnya adalah router, dan pada bab ini kita akan mempelajarinya.
+
+Dari banyak routing library yang sudah penulis gunakan, hampir kesemuanya mempunyai kemiripan dalam hal penggunaannya, cukup panggil fungsi/method yang dipilih (biasanya namanya sama dengan HTTP Method), lalu sisipkan rute pada parameter pertama dan handler pada parameter kedua.
+
+Berikut contoh sederhana penggunaan echo framework.
+
+```go
+r := echo.New()
+r.GET("/", handler)
+r.Start(":9000")
+```
+
+Sebuah objek router `r` dicetak lewat `echo.New()`. Lalu lewat objek router tersebut, dilakukan registrasi rute untuk `/` dengan method GET dan handler adalah closure `handler`. Terakhir, dari objek router di-start-lah sebuah web server pada port 9000.
+
+> Echo router mengadopsi konsep [radix tree](https://en.wikipedia.org/wiki/Radix_tree), membuat performa lookup nya begitu cepat. Tak juga itu, pemanfaatan sync pool membuat penggunaan memory lebih hemat, dan aman dari GC overhead.
+
+## C.1.2. Praktek
+
+Mari kita pelajari lebih lanjut dengan praktek langsung. Buat folder proyek baru, buat `main.go`, isi dengan kode berikut, kemudian jalankan aplikasi.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "net/http"
+ "strings"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ r := echo.New()
+
+ r.GET("/", func(ctx echo.Context) error {
+ data := "Hello from /index"
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+ })
+
+ r.Start(":9000")
+}
+```
+
+Kode di atas adalah contoh sederhana penerapan echo router.
+
+![Preview](images/C.1_1_routing_slash_test.png)
+
+Routing dengan memanfaatkan package `net/http` dalam penerapannya adalah menggunakan `http.HandleFunc()` atau `http.Handle()`. Berbeda dengan Echo, routingnya adalah method-based, tidak hanya endpoint dan handler yang di-registrasi, method juga.
+
+Statement `echo.New()` mengembalikan objek mux/router. Pada kode di atas rute `/` dengan method `GET` di-daftarkan. Selain `r.GET()` ada banyak lagi method lainnya, semua method dalam [spesifikasi REST](https://en.wikipedia.org/wiki/Representational_state_transfer) seperti PUT, POST, dan lainnya bisa digunakan.
+
+Handler dari method routing milik echo membutuhkan satu argument saja, dengan tipe adalah `echo.Context`. Dari argumen tersebut objek `http.ResponseWriter` dan `http.Request` bisa di-akses. Namun kedua objek tersebut akan jarang kita gunakan karena `echo.Context` memiliki banyak method yang beberapa tugasnya sudah meng-cover operasi umum yang biasanya kita lakukan lewat objek request dan response, diantara seperti:
+
+ - Render output (dalam bentuk html, plain text, json, atau lainnya).
+ - Parsing request data (json payload, form data, query string).
+ - URL Redirection.
+ - ... dan lainnya.
+
+> Untuk mengakses objek `http.Request` gunakan `ctx.Request()`. Sedang untuk objek `http.ResponseWriter` gunakan `ctx.Response()`.
+
+Salah satu alasan lain kenapa penulis memilih framework ini, adalah karena desain route-handler-nya menarik. Dalam handler cukup kembalikan objek error ketika memang ada kesalahan terjadi, sedangkan jika tidak ada error maka kembalikan nilai `nil`.
+
+Ketika terjadi error pada saat mengakses endpoint, idealnya [HTTP Status](https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_HTTP_status_codes) error dikembalikan sesuai dengan jenis errornya. Tapi terkadang juga ada kebutuhan dalam kondisi tertentu `http.StatusOK` atau status 200 dikembalikan dengan disisipi informasi error dalam response body-nya. Kasus sejenis ini menjadikan standar error reporting menjadi kurang bagus. Pada konteks ini echo unggul menurut penulis, karena default-nya semua error dikembalikan sebagai response dalam bentuk yang sama.
+
+Method `ctx.String()` dari objek context milik handler digunakan untuk mempermudah rendering data string sebagai output. Method ini mengembalikan objek error, jadi bisa digunakan langsung sebagai nilai balik handler. Argumen pertama adalah http status dan argumen ke-2 adalah data yang dijadikan output.
+
+## C.1.3. Response Method milik `ctx`
+
+Selain `ctx.String()` ada banyak method sejenis lainnya, berikut selengkapnya.
+
+#### • Method `.String()`
+
+Digunakan untuk render plain text sebagai output (isi response header `Content-Type` adalah `text/plain`). Method ini tugasnya sama dengan method `.Write()` milik objek `http.ResponseWriter`.
+
+```go
+r.GET("/index", func(ctx echo.Context) error {
+ data := "Hello from /index"
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+#### • Method `.HTML()`
+
+Digunakan untuk render html sebagai output. Isi response header `Content-Type` adalah `text/html`.
+
+```go
+r.GET("/html", func(ctx echo.Context) error {
+ data := "Hello from /html"
+ return ctx.HTML(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+#### • Method `.Redirect()`
+
+Digunakan untuk redirect, pengganti `http.Redirect()`.
+
+```go
+r.GET("/index", func(ctx echo.Context) error {
+ return ctx.Redirect(http.StatusTemporaryRedirect, "/")
+})
+```
+
+#### • Method `.JSON()`
+
+Digunakan untuk render data JSON sebagai output. Isi response header `Content-Type` adalah `application/json`.
+
+```go
+r.GET("/json", func(ctx echo.Context) error {
+ data := M{"Message": "Hello", "Counter": 2}
+ return ctx.JSON(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+## C.1.4. Parsing Request
+
+Echo juga menyediakan beberapa method untuk keperluan parsing request, diantaranya:
+
+#### • Parsing Query String
+
+Method `.QueryParam()` digunakan untuk mengambil data pada query string request, sesuai dengan key yang diinginkan.
+
+```go
+r.GET("/page1", func(ctx echo.Context) error {
+ name := ctx.QueryParam("name")
+ data := fmt.Sprintf("Hello %s", name)
+
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+Test menggunakan curl:
+
+```bash
+curl -X GET http://localhost:9000/page1?name=grayson
+```
+
+#### • Parsing URL Path Param
+
+Method `.Param()` digunakan untuk mengambil data path parameter sesuai skema rute.
+
+```go
+r.GET("/page2/:name", func(ctx echo.Context) error {
+ name := ctx.Param("name")
+ data := fmt.Sprintf("Hello %s", name)
+
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+Bisa dilihat, terdapat `:name` pada pendeklarasian rute. Nantinya url apapun yang ditulis sesuai skema di-atas akan bisa diambil path parameter-nya. Misalkan `/page2/halo` maka `ctx.Param("name")` mengembalikan string `halo`.
+
+Test menggunakan curl:
+
+```bash
+curl -X GET http://localhost:9000/page2/grayson
+```
+
+#### • Parsing URL Path Param dan Setelahnya
+
+Selain mengambil parameter sesuai spesifik path, kita juga bisa mengambil data **parameter path dan setelahnya**.
+
+```go
+r.GET("/page3/:name/*", func(ctx echo.Context) error {
+ name := ctx.Param("name")
+ message := ctx.Param("*")
+
+ data := fmt.Sprintf("Hello %s, I have message for you: %s", name, message)
+
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+Statement `ctx.Param("*")` mengembalikan semua path sesuai dengan skema url-nya. Misal url adalah `/page3/tim/a/b/c/d/e/f/g/h` maka yang dikembalikan adalah `a/b/c/d/e/f/g/h`.
+
+Test menggunakan curl:
+
+```bash
+curl -X GET http://localhost:9000/page3/tim/need/some/sleep
+```
+
+#### • Parsing Form Data
+
+Data yang dikirim sebagai request body dengan jenis adalah Form Data bisa di-ambil dengan mudah menggunakan `ctx.FormValue()`.
+
+```go
+r.POST("/page4", func(ctx echo.Context) error {
+ name := ctx.FormValue("name")
+ message := ctx.FormValue("message")
+
+ data := fmt.Sprintf(
+ "Hello %s, I have message for you: %s",
+ name,
+ strings.Replace(message, "/", "", 1),
+ )
+
+ return ctx.String(http.StatusOK, data)
+})
+```
+
+Test menggunakan curl:
+
+```bash
+curl -X POST -F name=damian -F message=angry http://localhost:9000/page4
+```
+
+Pada bab selanjutnya kita akan belajar teknik parsing request data yang lebih advance.
+
+## C.1.5. Penggunaan `echo.WrapHandler` Untuk Routing Handler Bertipe `func(http.ResponseWriter,*http.Request)` atau `http.HandlerFunc`
+
+Echo bisa dikombinasikan dengan handler ber-skema *NON-echo-handler* seperti `func(http.ResponseWriter,*http.Request)` atau `http.HandlerFunc`.
+
+Caranya dengan memanfaatkan fungsi `echo.WrapHandler` untuk mengkonversi handler tersebut menjadi echo-compatible. Lebih jelasnya silakan lihat kode berikut.
+
+```go
+var ActionIndex = func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("from action index"))
+}
+
+var ActionHome = http.HandlerFunc(
+ func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("from action home"))
+ },
+)
+
+var ActionAbout = echo.WrapHandler(
+ http.HandlerFunc(
+ func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("from action about"))
+ },
+ ),
+)
+
+func main() {
+ r := echo.New()
+
+ r.GET("/index", echo.WrapHandler(http.HandlerFunc(ActionIndex)))
+ r.GET("/home", echo.WrapHandler(ActionHome))
+ r.GET("/about", ActionAbout)
+
+ r.Start(":9000")
+}
+```
+
+Untuk routing handler dengan skema `func(http.ResponseWriter,*http.Request)`, maka harus dibungkus dua kali, pertama menggunakan `http.HandlerFunc`, lalu dengan `echo.WrapHandler`.
+
+Sedangkan untuk handler yang sudah bertipe `http.HandlerFunc`, bungkus langsung menggunakan `echo.WrapHandler`.
+
+## C.1.6. Routing Static Assets
+
+Cara routing static assets di echo sangatlah mudah. Gunakan method `.Static()`, isi parameter pertama dengan prefix rute yang di-inginkan, dan parameter ke-2 dengan path folder tujuan.
+
+Buat sub folder dengan nama `assets` dalam folder projek. Dalam folder tersebut buat sebuah file `layout.js`, isinya bebas.
+
+Pada `main.go` tambahkan routing static yang mengarah ke path folder `assets`.
+
+```go
+r.Static("/static", "assets")
+```
+
+Jalankan aplikasi, lalu coba akses `http://localhost:9000/static/layout.js`.
+
+![Routing static assets](images/C.1_2_routing_static_assets.png)
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-10-session.md b/C-10-session.md
new file mode 100644
index 000000000..b9d4f44ed
--- /dev/null
+++ b/C-10-session.md
@@ -0,0 +1,308 @@
+# C.10. Session (Gorilla Session)
+
+Session adalah sebuah konsep penyimpanan data yang shared antar http request. Session umumnya menggunakan cookie untuk menyimpan identifier (kita sebut sebagai **SessionID**). Informasi SessionID tersebut ber-asosiasi dengan data (kita sebut sebagai **SessionData**) yang disimpan di sisi back end dalam media tertentu.
+
+Di back end, SessionData disimpan dalam media database, atau memory, atau fasilitas penyimpanan lainnya. Bisa saja sebenarnya jika SessionData juga disimpan dalam cookie, dengan memanfaatkan secure cookie maka SessionData tersebut ter-enkripsi dan aman dari peretas. Memang aman, tapi jelasnya lebih aman kalau disimpan di sisi server.
+
+Pada bab ini kita akan mempelajari penerapan session di golang menggunakan beberapa jenis media penyimpanan, yaitu mongo db, postgres sql db, dan secure cookie.
+
+## C.10.1. Manage Session Menggunakan Gorilla Sessions
+
+[Gorilla Sessions](https://github.com/gorilla/sessions) adalah library untuk manajemen session di golang.
+
+Gorilla menyediakan interface `sessions.Store`, lewat interface ini kita bisa mengakses 3 buah method penting untuk manage session. Store sendiri adalah representasi dari media penyimpanan di back end, bisa berupa database, memory, atau lainnya. Objek store dibuat oleh library lain yang merupakan implementasi dari interface store itu sendiri.
+
+Kembali ke pembahasan mengenai store, 3 buah method yang dimaksud adalah berikut:
+
+ - Method `.Get(r *http.Request, name string) (*Session, error)`, mengembalikan objek session. Jika session yang dengan `name` yang dicari tidak ada, maka objek session baru dikembalikan.
+ - Method `.New(r *http.Request, name string) (*Session, error)`, mengembalikan objek session baru.
+ - Method `.Save(r *http.Request, w http.ResponseWriter, s *Session) error`, digunakan untuk menyimpan session baru.
+
+Dari ketiga method di-atas saya rasa cukup jelas sekilas bagaimana cara mengakses, membuat, dan menyimpan session.
+
+> Kita akan fokus membahas API milik interface `sessions.Store` dahulu, mengenai pembuatan store sendiri ada di pembahasan setelahnya.
+
+Lalu bagaimana dengan operasi hapus/delete? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, informasi session dipisah menjadi dua, pertama adalah SessionID yang disimpan di cookie, dan kedua adalah SessionData yang disimpan di back end. Cara untuk menghapus session adalah cukup dengan meng-expired-kan cookie yang menyimpan SessionID.
+
+Cookie merupakan salah satu header pada http request, operasi yang berhubungan dengan cookie pasti membutuhkan objek `http.Request` dan `http.ResponseWriter`. Jika menggunakan echo, kedua objek tersebut bisa diakses lewat objek http context `echo.Context`.
+
+## C.10.2. Membuat Objek Session Baru
+
+Berikut adalah contoh cara membuat session lewat store.
+
+```go
+e.GET("/set", func(c echo.Context) error {
+ session, _ := store.Get(c.Request(), SESSION_ID)
+ session.Values["message1"] = "hello"
+ session.Values["message2"] = "world"
+ session.Save(c.Request(), c.Response())
+
+ return c.Redirect(http.StatusTemporaryRedirect, "/get")
+})
+```
+
+Statement `store.Get()` mengembalikan dua objek dengan tipe `session.Session` dan `error`. Pemanggilan method ini memerlukan dua buah parameter untuk disisipkan, yaitu objek http request, dan nama/key SessionID yang disiapkan di konstanta `SESSION_ID`. Method `.Get()` ini akan selalu mengembalikan objek session, ada ataupun tidak ada session yang dicari, objek session tetap dikembalikan.
+
+> Pembuatan objek session baru bisa dilakukan lewat `store.New()` maupun `store.Get()`.
+
+Dari objek session, akses property mutable `.Values` untuk mengambil ataupun mengisi data session. Objek ini bertipe `map[interface{}]interface{}`, berarti SessionData yang akan disimpan juga harus memiliki identifier.
+
+Pada contoh di atas, dua buah data bertipe string disimpan, dengan identifier data yang juga string.
+
+ - SessionData `"hello"` disimpan dengan identifier adalah `message1`.
+ - SessionData `"world"` disimpan dengan identifier adalah `message2`.
+
+Cara menyimpan session adalah dengan memanggil method `.Save()` milik objek session, dengan parameter adalah http request dan response.
+
+## C.10.3. Mengakses SessionData
+
+SessionData diakses dari objek session, berikut merupakan contoh caranya.
+
+```go
+e.GET("/get", func(c echo.Context) error {
+ session, _ := store.Get(c.Request(), SESSION_ID)
+
+ if len(session.Values) == 0 {
+ return c.String(http.StatusOK, "empty result")
+ }
+
+ return c.String(http.StatusOK, fmt.Sprintf(
+ "%s %s",
+ session.Values["message1"],
+ session.Values["message2"],
+ ))
+})
+```
+
+Seperti yang sudah dibahas di atas, objek `session` kembalian `store.Get()` TIDAK akan pernah berisi `nil`. Ada atau tidak, objek session selalu dikembalikan.
+
+Dari objek session dilakukan pengecekan ada tidaknya SessionData, caranya dengan cara menghitung isi property `.Values` yang tipenya `map`. Jika isinya kosong maka session belum ada (atau mungkin ada hanya saja expired, atau bisa saja ada tapi invalid).
+
+Pada kode di atas, jika SessionData kosong maka string `empty result` ditampilkan ke layar. Sedangkan jika ada, maka kedua SessionData (message1 dan message2) diambil lalu ditampilkan.
+
+## C.10.4. Menghapus Session
+
+Cara menghapus session adalah dengan meng-expired-kan max age cookie-nya. Property max age bisa diakses lewat `session.Options.MaxAge`.
+
+```go
+e.GET("/delete", func(c echo.Context) error {
+ session, _ := store.Get(c.Request(), SESSION_ID)
+ session.Options.MaxAge = -1
+ session.Save(c.Request(), c.Response())
+
+ return c.Redirect(http.StatusTemporaryRedirect, "/get")
+})
+```
+
+Isi dengan `-1` agar expired, lalu simpan ulang kembali session-nya.
+
+## C.10.5. Session Store dan Context Clear Handler
+
+Session Store adalah representasi dari media tempat dimana data asli session disimpan. Gorilla menyediakan `CookieStore`, penyimpanan data asli pada store ini adalah juga di dalam cookie, namun di-encode dan di-enkripsi menggunakan [Securecookie](https://github.com/gorilla/securecookie).
+
+Selain CookieStore, ada banyak store lain yang bisa kita gunakan. Komunitas begitu baik telah menyediakan berbagai macam store berikut.
+
+ - [github.com/starJammer/gorilla-sessions-arangodb](https://github.com/starJammer/gorilla-sessions-arangodb) - ArangoDB
+ - [github.com/yosssi/boltstore](https://github.com/yosssi/boltstore) - Bolt
+ - [github.com/srinathgs/couchbasestore](https://github.com/srinathgs/couchbasestore) - Couchbase
+ - [github.com/denizeren/dynamostore](https://github.com/denizeren/dynamostore) - Dynamodb on AWS
+ - [github.com/savaki/dynastore](https://github.com/savaki/dynastore) - DynamoDB on AWS (Official AWS library)
+ - [github.com/bradleypeabody/gorilla-sessions-memcache](https://github.com/bradleypeabody/gorilla-sessions-memcache) - Memcache
+ - [github.com/dsoprea/go-appengine-sessioncascade](https://github.com/dsoprea/go-appengine-sessioncascade) - Memcache/Datastore/Context in AppEngine
+ - [github.com/kidstuff/mongostore](https://github.com/kidstuff/mongostore) - MongoDB
+ - [github.com/srinathgs/mysqlstore](https://github.com/srinathgs/mysqlstore) - MySQL
+ - [github.com/EnumApps/clustersqlstore](https://github.com/EnumApps/clustersqlstore) - MySQL Cluster
+ - [github.com/antonlindstrom/pgstore](https://github.com/antonlindstrom/pgstore) - PostgreSQL
+ - [github.com/boj/redistore](https://github.com/boj/redistore) - Redis
+ - [github.com/boj/rethinkstore](https://github.com/boj/rethinkstore) - RethinkDB
+ - [github.com/boj/riakstore](https://github.com/boj/riakstore) - Riak
+ - [github.com/michaeljs1990/sqlitestore](https://github.com/michaeljs1990/sqlitestore) - SQLite
+ - [github.com/wader/gormstore](https://github.com/wader/gormstore) - GORM (MySQL, PostgreSQL, SQLite)
+ - [github.com/gernest/qlstore](https://github.com/gernest/qlstore) - ql
+ - [github.com/quasoft/memstore](https://github.com/quasoft/memstore) - In-memory implementation for use in unit tests
+ - [github.com/lafriks/xormstore](https://github.com/lafriks/xormstore) - XORM (MySQL, PostgreSQL, SQLite, Microsoft SQL Server, TiDB)
+
+Objek store dibuat sekali di awal (atau bisa saja berkali-kali di tiap handler, tergantung kebutuhan). Pada pembuatan objek store, umumya ada beberapa konfigurasi yang perlu disiapkan dan dua buah keys: authentication key dan encryption key.
+
+Dari objek store tersebut, dalam handler, kita bisa mengakses objek session dengan menyisipkan context http request. Silakan lihat kode berikut untuk lebih jelasnya. Store direpresentasikan oleh variabel objek `store`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/gorilla/context"
+ "github.com/gorilla/sessions"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "net/http"
+)
+
+const SESSION_ID = "id"
+
+func main() {
+ store := newMongoStore()
+
+ e := echo.New()
+
+ e.Use(echo.WrapMiddleware(context.ClearHandler))
+
+ e.GET("/set", func(c echo.Context) error {
+ session, _ := store.Get(c.Request(), SESSION_ID)
+ session.Values["message1"] = "hello"
+ session.Values["message2"] = "world"
+ session.Save(c.Request(), c.Response())
+
+ return c.Redirect(http.StatusTemporaryRedirect, "/get")
+ })
+
+ // ...
+```
+
+Sesuai dengan README Gorilla Session, library ini jika digabung dengan library lain selain gorilla mux, akan berpotensi menyebabkan memory leak. Untuk mengcover isu ini maka middleware `context.ClearHandler` perlu diregistrasikan. Middleware tersebut berada dalam library [Gorilla Context](https://github.com/gorilla/context).
+
+## C.10.6. Mongo DB Store
+
+Kita akan mempelajari pembuatan session store dengan media adalah mongo db. Sebelum kita mulai, ada dua library yang perlu di `go get`.
+
+ - [gopkg.in/mgo.v2](https://gopkg.in/mgo.v2)
+ - [github.com/kidstuff/mongostore](https://github.com/kidstuff/mongostore)
+
+Library pertama, `mgo.v2` merupakan driver mongo db untuk golang. Koneksi dari golang ke mongodb akan kita buat lewat API library ini.
+
+Library kedua, merupakan implementasi dari interface `sessions.Store` untuk mongo db.
+
+Silakan kombinasikan semua koding yang sudah kita tulis di atas agar menjadi satu aplikasi. Lalu buat fungsi `newMongoStore()`.
+
+```go
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/gorilla/context"
+ "github.com/kidstuff/mongostore"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "gopkg.in/mgo.v2"
+ "log"
+ "net/http"
+ "os"
+)
+
+// ...
+
+func newMongoStore() *mongostore.MongoStore {
+ mgoSession, err := mgo.Dial("localhost:27123")
+ if err != nil {
+ log.Println("ERROR", err)
+ os.Exit(0)
+ }
+
+ dbCollection := mgoSession.DB("learnwebgolang").C("session")
+ maxAge := 86400 * 7
+ ensureTTL := true
+ authKey := []byte("my-auth-key-very-secret")
+ encryptionKey := []byte("my-encryption-key-very-secret123")
+
+ store := mongostore.NewMongoStore(
+ dbCollection,
+ maxAge,
+ ensureTTL,
+ authKey,
+ encryptionKey,
+ )
+ return store
+}
+```
+
+Statement `mgo.Dial()` digunakan untuk terhubung dengan mongo db server. Method dial mengembalikan dua objek, salah satunya adalah mgo session.
+
+> Pada saat pembuatan buku ini, penulis menggunakan mongo db server yang up pada port `27123`, silakan menyesuaikan connection string dengan credentials mongo db yang digunakan.
+
+Dari mgo session akses database lewat method `.DB()`, lalu akses collection yang ingin digunakan sebagai media penyimpanan data asli session lewat method `.C()`.
+
+Statement `mongostore.NewMongoStore()` digunakan untuk membuat mongo db store. Ada beberapa parameter yang diperlukan: objek collection mongo di atas, dan dua lagi lainnya adalah authentication key dan encryption key.
+
+Jika pembaca merasa bingung, silakan langsung buka source code untuk [bab B.10 ini di github](https://github.com/novalagung/dasarpemrogramangolang/tree/master/chapter-C.10), mungkin membantu.
+
+## C.10.7. Postgres SQL Store
+
+Pembuatan postgres store caranya kurang lebih sama dengan mongo store. Library yang dipakai adalah [github.com/antonlindstrom/pgstore](https://github.com/antonlindstrom/pgstore).
+
+Gunakan `pgstore.NewPGStore()` untuk membuat store. Isi parameter pertama dengan connection string postgres server, lalu authentication key dan encryption key.
+
+```go
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/antonlindstrom/pgstore"
+ "github.com/gorilla/context"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "log"
+ "net/http"
+ "os"
+)
+
+// ...
+
+func newPostgresStore() *pgstore.PGStore {
+ url := "postgres://novalagung:@127.0.0.1:5432/novalagung?sslmode=disable"
+ authKey := []byte("my-auth-key-very-secret")
+ encryptionKey := []byte("my-encryption-key-very-secret123")
+
+ store, err := pgstore.NewPGStore(url, authKey, encryptionKey)
+ if err != nil {
+ log.Println("ERROR", err)
+ os.Exit(0)
+ }
+
+ return store
+}
+```
+
+## C.10.8. Secure Cookie Store
+
+Penggunaan cookie store kurang penulis anjurkan, meski sebenarnya cukup aman. Implementasi store jenis ini adalah yang paling mudah, karena tidak butuh database server atau media lainnya; dan juga karena API untuk cookie store sudah tersedia dalam gorilla sessions secara default.
+
+```go
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/gorilla/context"
+ "github.com/gorilla/sessions"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "net/http"
+)
+
+// ...
+
+func newCookieStore() *sessions.CookieStore {
+ authKey := []byte("my-auth-key-very-secret")
+ encryptionKey := []byte("my-encryption-key-very-secret123")
+
+ store := sessions.NewCookieStore(authKey, encryptionKey)
+ store.Options.Path = "/"
+ store.Options.MaxAge = 86400 * 7
+ store.Options.HttpOnly = true
+
+ return store
+}
+```
+
+Tentukan path dan default max age cookie lewat `store.Options`.
+
+## C.10.9. Test Aplikasi
+
+Silakan gabung semua kode yang sudah kita pelajari (kecuali bagian store), lalu pilih salah satu implementasi store di atas. Jalankan aplikasi untuk testing.
+
+Tujuan dari kode yang kita tulis kurang lebih sebagai berikut.
+
+ 1. Ketika `/get` diakses untuk pertama kali, `empty result` muncul, tidak ada data session yang disimpan sebelumnya.
+ 2. Rute `/set` diakses, lalu sebuah session disimpan, dari rute ini pengguna di-redirect ke `/get`, sebuah pesan muncul yang sumber datanya tak lain adalah dari session.
+ 3. Rute `/delete` diakses, session dihapus, lalu di-redirect lagi ke `/get`, pesan `empty result` muncul kembali karena session sudah tidak ada (dihapus).
+
+![Session Test](images/C.10_1_test.png)
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [Gorilla Sessions](https://github.com/gorilla/sessions), by Gorilla web toolkit team, BSD-3-Clause license
+ - [Gorilla Context](https://github.com/gorilla/context), by Gorilla web toolkit team, BSD-3-Clause license
+ - [Gorilla Securecookie](https://github.com/gorilla/securecookie), by Gorilla web toolkit team, BSD-3-Clause license
+ - [PG Store](https://github.com/antonlindstrom/pgstore), by Anton Lindström, MIT License
+ - [Mongo Store](https://github.com/kidstuff/mongostore), by Nguyễn Văn Cao Nguyên, BSD-3-Clause License
+ - [Mgo v2, Golang Mongo Driver](https://labix.org/mgo), by Gustavo Niemeyer, Simplified BSD License
diff --git a/C-12-cors-preflight-request.md b/C-12-cors-preflight-request.md
new file mode 100644
index 000000000..0862d08f2
--- /dev/null
+++ b/C-12-cors-preflight-request.md
@@ -0,0 +1,294 @@
+# C.12. CORS & Preflight Request
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang Cross-Origin Resource Sharing (CORS) dan Preflight Request.
+
+## C.12.1. Teori & Penerapan
+
+CORS adalah mekanisme untuk memberi tahu browser, apakah sebuah request yang di-dispatch dari aplikasi web domain lain atau origin lain, ke aplikasi web kita itu diperbolehkan atau tidak. Jika aplikasi kita tidak mengijinkan maka akan muncul error, dan request pasti digagalkan oleh browser.
+
+CORS hanya berlaku pada request-request yang dilakukan lewat browser, dari javascript; dan tujuan request-nya berbeda domain/origin. Jadi request yang dilakukan dari curl maupun dari back end, tidak terkena dampak aturan CORS.
+
+> Request jenis ini biasa disebut dengan istilah cross-origin HTTP request.
+
+Konfigurasi CORS dilakukan di **response header** aplikasi web. Penerapannya di semua bahasa pemrograman yang web-based adalah sama, yaitu dengan memanipulasi response header-nya. Berikut merupakan list header yang bisa digunakan untuk konfigurasi CORS.
+
+ - Access-Control-Allow-Origin
+ - Access-Control-Allow-Methods
+ - Access-Control-Allow-Headers
+ - Access-Control-Allow-Credentials
+ - Access-Control-Max-Age
+
+Konfigurasi CORS berada di sisi server, di aplikasi web tujuan request.
+
+Permisalan: aplikasi kita di local mengambil data dari google.com, maka konfigurasi CORS berada di google.com; Jika kita terkena error CORS maka tak ada lagi yang bisa dilakukan, karena CORS aplikasi tujuan dikontrol oleh orang-orang yang ada di google.com.
+
+Agar lebih mudah untuk dipahami bagaimana penerapannya, mari langsung kita praktekan seperti biasanya.
+
+## C.12.2. Aplikasi dengan konfigurasi CORS sederhana
+
+Buat projek baru, lalu isi fungsi `main()` dengan kode berikut. Aplikasi sederhana ini akan kita jalankan pada domain atau origin `http://localhost:3000/`, lalu akan kita coba akses dari domain berbeda.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Header().Set("Access-Control-Allow-Origin", "https://www.google.com")
+ w.Header().Set("Access-Control-Allow-Methods", "OPTIONS, GET, POST, PUT")
+ w.Header().Set("Access-Control-Allow-Headers", "Content-Type, X-CSRF-Token")
+
+ if r.Method == "OPTIONS" {
+ w.Write([]byte("allowed"))
+ return
+ }
+
+ w.Write([]byte("hello"))
+ })
+
+ log.Println("Starting app at :9000")
+ http.ListenAndServe(":9000", nil)
+}
+```
+
+Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa konfigurasi CORS berada di header response. Pada kode di atas 3 buah property header untuk keperluan CORS digunakan.
+
+Header `Access-Control-Allow-Origin` digunakan untuk menentukan domain mana saja yang diperbolehkan mengakses aplikasi ini. Kita bisa set value-nya dengan banyak origin, hal ini diperbolehkan dalam [spesifikasi CORS](https://www.w3.org/TR/cors/#access-control-allow-origin-response-header) namun sayangnya banyak browser yang tidak support.
+
+```http
+Access-Control-Allow-Origin: https://www.google.com
+```
+
+Kode di atas artinya request yang di-dispatch dari https://www.google.com diijinkan untuk masuk; Penulis memilih domain google karena testing akan dilakukan dari sana, dengan tujuan destinasi request adalah `http://localhost:3000/`.
+
+Simulasi pada bab ini adalah **aplikasi web localhost:3000 diakses dari google.com** (eksekusi request sendiri kita lakukan dari browser dengan memanfaatkan developer tools milik chrome). BUKAN google.com diakses dari aplikasi web localhost:3000, jangan sampai dipahami terbalik.
+
+Kembali ke pembahasan source code. Dua header CORS lainnya digunakan untuk konfigurasi yang lebih mendetail.
+
+```http
+Access-Control-Allow-Methods: OPTIONS, GET, POST, PUT
+Access-Control-Allow-Headers: Content-Type, X-CSRF-Token
+```
+
+Header `Access-Control-Allow-Methods` menentukan HTTP Method mana saja yang diperbolehkan masuk (penulisannya dengan pembatas koma).
+
+> Dianjurkan untuk selalu memasukan method `OPTIONS` karena method ini dibutuhkan oleh preflight request.
+
+Header `Access-Control-Allow-Headers` menentukan key header mana saja yang diperbolehkan di-dalam request.
+
+Jika request tidak memenuhi salah satu saja dari ke-tiga rules di atas, maka request bisa dipastikan gagal. Contoh:
+
+ - Request dari https://novalagung.com ke http://localhost:3000, hasilnya pasti gagal, karena origin novalagung.com tidak diijinkan untuk mengakses http://localhost:3000.
+ - Request dari https://www.google.com ke http://localhost:3000 dengan method adalah `DELETE`, hasilnya pasti gagal. Method `DELETE` adalah tidak di-ijinkan. hanya empat method `OPTIONS`, `GET`, `POST`, `PUT` yang diijinkan.
+ - Request dari https://www.google.com ke http://localhost:3000 dengan method GET, degan header `Authorization: Basic xxx` dan `X-CSRF-Token: xxxx`, hasilnya adalah gagal. Karena salah satu dari kedua header tersebut tidak diijinkan (header `Authorization`).
+ - Request dari https://www.google.com ke http://localhost:3000 dengan method `GET` dan memiliki header `Content-Type` adalah diijinkan masuk, karena memenuhi semua aturan yang kita definiskan.
+
+Khusus untuk beberapa header seperti `Accept`, `Origin`, `Referer`, dan `User-Agent` tidak terkena efek CORS, karena header-header tersebut secara otomatis di-set di setiap request.
+
+## C.12.3. Testing CORS
+
+#### • Persiapan
+
+Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Pertama, pastikan punya google chrome. Lalu install extension [jQuery Injector](https://chrome.google.com/webstore/detail/jquery-injector/ekkjohcjbjcjjifokpingdbdlfekjcgi?hl=en). Buka https://www.google.com lalu inject jQuery. Dengan melakukan inject jQuery secara paksa maka dari situs google kita bisa menggunakan jQuery.
+
+Buka chrome developer tools, klik tab console. Lalu jalankan perintah jQuery AJAX berikut.
+
+```js
+$.ajax({
+ url: "http://localhost:9000/index",
+})
+```
+
+Silakan lihat gambar berikut untuk memperjelas.
+
+![CORS google to localhost](images/C.12_1_cors_from_google_to_localhost.png)
+
+Bisa dilihat, tidak ada error, karena memang request dari google diijinkan. Silakan coba-coba melakukan request AJAX lainnya dengan method POST, DELETE, atau lainnya; atau ditambah dengan menyisipkan header tertentu dalam ajax request.
+
+#### • Akses http://localhost:9000 dari Origin yang Tidak Didaftarkan di CORS
+
+Selanjutnya coba buka tab baru, buka https://novalagung.com, lalu jalankan script yang sama.
+
+![CORS novalagung to localhost](images/C.12_2_cors_from_novalagung_to_localhost.png)
+
+
Failed to load http://localhost:9000/index: The 'Access-Control-Allow-Origin' header has a value 'https://www.google.com' that is not equal to the supplied origin. Origin 'https://novalagung.com' is therefore not allowed access.
+
+Dari screenshot dan error log di atas, bisa dilihat bahwa request gagal. Hal ini dikarenakan origin https://novalagung.com tidak diijinkan untuk mengakses http://localhost:9000.
+
+#### • CORS Multiple Origin
+
+Sekarang coba tambahkan situs https://novalagung.com ke CORS header.
+
+```go
+http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Header().Set("Access-Control-Allow-Origin",
+ "https://www.google.com, https://novalagung.com")
+
+ // ...
+```
+
+Jalankan ulang aplikasi, lalu dispatch lagi AJAX dari situs tersebut.
+
+![CORS multiple domain](images/C.12_3_cors_multiple_domain.png)
+
+Masih tetap error, tapi berbeda dengan error sebelumnya.
+
+
Failed to load http://localhost:9000/index: The 'Access-Control-Allow-Origin' header contains multiple values 'https://www.google.com, https://novalagung.com', but only one is allowed. Origin 'https://novalagung.com' is therefore not allowed access.
+
+Sebenarnya sudah kita singgung juga di atas, bahwa di spesifikasi adalah diperbolehkan isi header `Access-Control-Allow-Origin` lebih dari satu website. Namun, kebanyakan browser tidak mendukung bagian ini. Oleh karena itu error di atas muncul. Konfigurasi ini termasuk tidak valid, hasilnya kedua website tersebut tidak punya ijin masuk.
+
+#### • Allow All
+
+Gunakan tanda asteriks (`*`) sebagai nilai ketiga CORS header untuk memberi ijin ke semua.
+
+```go
+// semua origin mendapat ijin akses
+w.Header().Set("Access-Control-Allow-Origin", "*")
+
+// semua method diperbolehkan masuk
+w.Header().Set("Access-Control-Allow-Methods", "*")
+
+// semua header diperbolehkan untuk disisipkan
+w.Header().Set("Access-Control-Allow-Headers", "*")
+```
+
+## C.12.4. Preflight Request
+
+#### • Teori
+
+Dalam konteks CORS, request dikategorikan menjadi 2 yaitu, **Simple Request** dan **Preflighted Request**. Beberapa contoh request yang sudah kita pelajari di atas termasuk simple request.
+
+Sedangkan mengenai preflighted request sendiri, mungkin pembaca secara tidak langsung juga pernah menerapkannya, terutama ketika bekerja di bagian front-end yang mengonsumsi data dari RESTful API yang server nya terpisah antara layer front end dan back end.
+
+Ketika melakukan cross origin request dengan payload adalah JSON, atau request jenis lainnya, biasanya di developer tools -> network log muncul 2 kali request, request pertama method-nya `OPTIONS` dan request ke-2 adalah actual request.
+
+Request ber-method `OPTIONS` tersebut disebut dengan **Preflight Request**. Request ini akan otomatis muncul ketika http request yang kita dispatch memenuhi kriteria preflighted request.
+
+Tujuan dari preflight request adalah untuk mengecek apakah destinasi url mendukung CORS. Tiga buah informasi dikirimkan `Access-Control-Request-Method`, `Access-Control-Request-Headers`, dan `Origin`, dengan method adalah `OPTIONS`.
+
+Berikut merupakan kriteria preflighted request.
+
+ - Method yang digunakan adalah salah satu dari method berikut:
+ - `PUT`
+ - `DELETE`
+ - `CONNECT`
+ - `OPTIONS`
+ - `TRACE`
+ - `PATCH`
+ - Terdapat header SELAIN yang otomatis di-set dalam http request. Contoh header untuk kriteria ini adalah `Authorization`, `X-CSRF-Token`, atau lainnya.
+ - Isi header `Content-Type` adalah SELAIN satu dari 3 berikut.
+ - application/x-www-form-urlencoded
+ - multipart/form-data
+ - text/plain
+ - Ada event yang ter-registrasi dalam objek `XMLHttpRequestUpload` yang digunakan dalam request.
+ - Menggunakan objek `ReadableStream` dalam request.
+
+> Lebih detailnya mengenai simple dan preflighted request silakan baca https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/HTTP/CORS.
+
+Pada kode yang kita tulis, terdapat pengecekan method `OPTIONS`. Pengecekan ini digunakan untuk mencegah eksekusi statement selanjutnya. Hal ini dikarenakan preflight request tidak membutuhkan kembalian data, tugas si dia hanya mengecek apakah cross origin request didukung atau tidak. Jadi pada handler, ketika method nya adalah `OPTIONS`, langsung saja intercept proses utamanya.
+
+> Header `Access-Control-Max-Age` diisi dengan data waktu, digunakan untuk menentukan sebearapa lama informasi preflight request di-cache. Jika diisi dengan `-1` maka cache di-non-aktifkan.
+
+```go
+http.HandleFunc("/index", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ // ...
+
+ if r.Method == "OPTIONS" {
+ w.Write([]byte("allowed"))
+ return
+ }
+
+ // ...
+})
+```
+
+#### • Praktek
+
+Langsung saja buka google.com lalu lakukan AJAX request yang memenuhi alah satu kriteria preflighted request, misalnya, gunakan header `Content-Type: application/json`.
+
+![Preflight Request Preview](images/C.12_4_preflight_allowed.png)
+
+Bisa dilihat pada screenshot, dua request muncul, yang pertama adalah preflight yang kedua adalah actual request.
+
+## C.12.5. CORS Handling Menggunakan Golang CORS Library dan Echo
+
+Pada bagian ini kita akan mengkombinasikan library CORS golang buatan Olivier Poitrey, dan Echo, untuk membuat back end yang mendukung cross origin request.
+
+Pertama `go get` dulu library-nya.
+
+```bash
+$ go get https://github.com/rs/cors
+```
+
+Buat file baru, import library yang diperlukan lalu buat fungsi main.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/labstack/echo"
+ "github.com/rs/cors"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ // ...
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ return c.String(http.StatusOK, "hello")
+ })
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Siapkan objek `corsMiddleware`, cetak dari fungsi `cors.New()` . Pada parameter konfigurasi, isi spesifikasi CORS sesuai kebutuhan.
+
+Gaya konfigurasi library ini menarik, mudah sekali untuk dipahami.
+
+```go
+corsMiddleware := cors.New(cors.Options{
+ AllowedOrigins: []string{"https://novalagung.com", "https://www.google.com"},
+ AllowedMethods: []string{"OPTIONS", "GET", "POST", "PUT"},
+ AllowedHeaders: []string{"Content-Type", "X-CSRF-Token"},
+ Debug: true,
+})
+e.Use(echo.WrapMiddleware(corsMiddleware.Handler))
+```
+
+Pada kode di atas, kita meng-allow dua buah origin. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kebanyakan browser tidak mendukung ini. Dengan menggunakan CORS library, hal itu bisa teratasi.
+
+> Sebenarnya mekanisme yang diterapkan oleh CORS library adalah meng-allow semua origin, lalu kemudian mem-filter sesuai dengan spesifikasi yang kita buat, lalu memodifikasi response header `Access-Control-Allow-Origin`-nya.
+
+Jalankan aplikasi, coba test dari dua domain, https://novalagung.com dan https://www.google.com.
+
+![CORS multi domain](images/C.12_5_multi_domain.png)
+
+Berikut adalah list konfigurasi yang bisa dimanfaatkan dari library ini.
+
+| Key | Description |
+| --- | ----------- |
+| AllowedOrigins | list origin/domain yang diperbolehkan mengakses, gunakan `*` untuk allow all |
+| AllowOriginFunc | callback untuk validasi origin. cocok digunakan untuk menge-set CORS header origin dengan ijin rumit |
+| AllowedMethods | list HTTP method yang diperbolehkan untuk pengaksesan |
+| AllowedHeaders | list header yang diperbolehkan untuk pengaksesan |
+| ExposedHeaders | menentukan header mana saja yang di-expose ke consumer |
+| AllowCredentials | enable/disable credentials |
+| MaxAge | durasi cache preflight request |
+| OptionsPassthrough | digunakan untuk menginstruksikan handler selanjutnya untuk memproses OPTIONS method |
+| Debug | aktifkan properti ini pada stage development, agar banyak informasi log tambahan bisa muncul |
+
+---
+
+ - [CORS](https://github.com/rs/cors), by Olivier Poitrey, MIT license
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+
+
+
+
diff --git a/C-13-csrf.md b/C-13-csrf.md
new file mode 100644
index 000000000..d33dbca31
--- /dev/null
+++ b/C-13-csrf.md
@@ -0,0 +1,218 @@
+# C.13. CSRF
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang serangan Cross-Site Request Forgery (CSRF) dan cara mengatisipasinya.
+
+## C.13.1. Teori
+
+Cross-Site Request Forgery atau CSRF adalah salah satu teknik hacking yang dilakukan dengan cara mengeksekusi perintah yang seharusnya tidak diizinkan, tetapi output yang dihasilkan sesuai dengan yang seharusnya. Contoh serangan jenis ini: mencoba untuk login lewat media selain web browser, seperti menggunakan CURL, menembak langsung endpoint login. Masih banyak contoh lainnya yang lebih ekstrim.
+
+Ada beberapa cara untuk mencegah serangan ini, salah satunya adalah dengan memanfaatkan csrf token. Di setiap halaman yang ada form nya, csrf token di-generate. Pada saat submit form, csrf disisipkan di request, lalu di sisi back end dilakukan pengecekan apakah csrf yang dikirim valid atau tidak.
+
+Csrf token sendiri merupakan sebuah random string yang di-generate setiap kali halaman form muncul. Biasanya di tiap POST request, token tersebut disisipkan sebagai header, atau form data, atau query string.
+
+Lebih detailnya silakan merujuk ke https://en.wikipedia.org/wiki/Cross-site_request_forgery.
+
+## B.14.2. Praktek: Back End
+
+Di golang, pencegahan CSRF bisa dilakukan dengan membuat middleware untuk pengecekan setiap request POST yang masuk. Cukup mudah sebenarnya, namun agar lebih mudah lagi kita akan gunakan salah satu middleware milik echo framework untuk belajar.
+
+Di setiap halaman, jika di dalam html nya terdapat form, maka harus disisipkan token csrf. Token tersebut di-generate oleh middleware.
+
+Di tiap POST request hasil dari form submit, token tersebut harus ikut dikirimkan. Proses validasi token sendiri di-handle oleh middleware.
+
+Mari kita praktekan, siapkan projek baru. Buat file main, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "github.com/labstack/echo/middleware"
+ "html/template"
+ "net/http"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ tmpl := template.Must(template.ParseGlob("./*.html"))
+
+ e := echo.New()
+
+ // ...
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Nantinya akan ada endpoint `/index`, isinya menampilkan html form. Objek `tmpl` kita gunakan untuk rendering form tersebut. API echo renderer tidak digunakan dalam bab ini.
+
+Siapkan routing untuk `/index`, dan registrasikan middleware CSRF.
+
+```go
+const CSRF_TOKEN_HEADER = "X-Csrf-Token"
+const CSRF_KEY = "csrf_token"
+
+e.Use(middleware.CSRFWithConfig(middleware.CSRFConfig{
+ TokenLookup: "header:" + CSRF_TOKEN_HEADER,
+ ContextKey: CSRF_KEY,
+}))
+
+e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ data := make(M)
+ data[CSRF_KEY] = c.Get(CSRF_KEY)
+ return tmpl.Execute(c.Response(), data)
+})
+```
+
+Objek middleware CSRF dibuat lewat statement `middleware.CSRF()`, konfigurasi default digunakan. Atau bisa juga dibuat dengan disertakan konfigurasi custom, lewat `middleware.CSRFWithConfig()` seperti pada kode di atas.
+
+Property `ContextKey` digunakan untuk mengakses token csrf yang tersimpan di `echo.Context`, pembuatan token sendiri terjadi pada saat ada http request GET masuk.
+
+Property tersebut kita isi dengan konstanta `CSRF_KEY`, maka dalam pengambilan token cukup panggil `c.Get(CSRF_KEY)`. Token kemudian disisipkan sebagai data pada saat rendering `view.html`.
+
+Property `TokenLookup` adalah acuan di bagian mana informasi csrf disisipkan dalam objek request, apakah dari header, query string, atau form data. Ini penting karena dibutuhkan oleh middleware yang bersangkutan untuk memvalidasi token tersebut. Bisa dilihat, kita memilih `header:X-Csrf-Token`, artinya csrf token dalam request akan disisipkan dalam header dengan key adalah `X-Csrf-Token`.
+
+> Isi value `TokenLookup` dengan `"form:"` jika token disispkan dalam form data request, dan `"query:"` jika token disisipkan dalam query string.
+
+Selanjutnya siapkan satu endpoint lagi, yaitu `/sayhello`, endpoint ini nantinya menjadi tujuan request yang di-dispatch dari event submit form.
+
+```go
+e.POST("/sayhello", func(c echo.Context) error {
+ data := make(M)
+ if err := c.Bind(&data); err != nil {
+ return err
+ }
+
+ message := fmt.Sprintf("hello %s", data["name"])
+ return c.JSON(http.StatusOK, message)
+})
+```
+
+Pada handler endpoint `/sayhello` tidak ada pengecekan token csrf, karena sudah ditangani secara implisit oleh middleware.
+
+## B.14.3. Front End
+
+Buat `view.html`, lalu isi kode berikut.
+
+```html
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Bisa dilihat, sebuah form disiapkan dengan isi 2 inputan dan satu buah tombol submit.
+
+Sebenarnya ada tiga inputan, namun yang satu adalah hidden. Inputan tersebut berisi nilai `csrf_token` yang disisipkan dari back end.
+
+Pada saat tombol submit di-klik, token tersebut harus disisipkan dalam AJAX request yang mengarah ke `/sayhello`.
+
+Sekarang buat script JS-nya. Siapkan sebuah event listener `submit` untuk element `form`, isinya adalah AJAX. Ambil informasi inputan nama dan gender, jadikan sebagai payload AJAX tersebut.
+
+```js
+$(function () {
+ $('form').on('submit', function (e) {
+ e.preventDefault()
+
+ var self = $(this)
+
+ var formData = {
+ name: self.find('[name="name"]').val(),
+ gender: self.find('[name="gender"]').val(),
+ }
+
+ var url = self.attr('action')
+ var method = self.attr('method')
+ var payload = JSON.stringify(formData)
+
+ $.ajax({
+ url: url,
+ type: method,
+ contentType: 'application/json',
+ data: payload,
+ beforeSend: function(req) {
+ var csrfToken = self.find('[name=csrf_token]').val()
+ req.setRequestHeader("X-Csrf-Token", csrfToken)
+ },
+ }).then(function (res) {
+ alert(res)
+ }).catch(function (err) {
+ alert('ERROR: ' + err.responseText)
+ console.log('err', err)
+ })
+ })
+})
+```
+
+Tambahkan header `X-Csrf-Token` di AJAX request seperti pada kode di atas, isinya diambil dari inputan hidden `csrf_token`. Nama header sendiri menggunakan `X-Csrf-Token`.
+
+Karena di konfigurasi middleware csrf di back end `TokenLookup` adalah `header:X-Csrf-Token`, maka header dengan nama `X-Csrf-Token` dipilih.
+
+## C.13.4. Testing
+
+Sekarang jalankan aplikasi lalu akses `/index` untuk mengetes hasilnya. Silakan melakukan skenario testing berikut.
+
+ 1. Buka laman `/index`, form akan muncul.
+ 2. Pada saat rendering output `/index`, disisipkan juga token csrf yang di-generate oleh middleware pada saat endpoint ini diakses.
+ 3. OK, sekarang laman form sudah muncul.
+ 4. Isi inputan form.
+ 5. Klik tombol submit.
+ 6. Di event submit tersebut, sebuah AJAX dipersiapkan dengan tujuan adalah `/sayhello`.
+ 7. Di dalam AJAX ini, token csrf yang sebelumnya disisipkan, diambil lalu ditempelkan ke AJAX.
+ 8. AJAX di-dispatch ke `/sayhello`.
+ 9. Sebelum benar-benar diterima oleh handler endpoint, middleware secara otomatis melakukan pengecekan atas token csrf yang disisipkan.
+ 10. Jika pengecekan sukses, maka request diteruskan ke tujuan.
+ 11. Jika tidak suses, error message dikembalikan.
+ 12. Pengecekan adalah sukses, alert message muncul.
+
+Hasilnya:
+
+![CSRF test result](images/C.13_1_csrf.png)
+
+Coba tembak langsung endpoint nya lewat CURL.
+
+```bash
+$ curl -X POST http://localhost:9000/sayhello \
+ -H 'Content-Type: application/json' \
+ -d '{"name":"noval","gender":"male"}'
+```
+
+![CSRF test curl](images/C.13_2_csrf_curl.png)
+
+Hasilnya error, karena token csrf tidak di-sisipkan.
+
+Lewat teknik pencegahan ini, bukan berarti serangan CSRF tidak bisa dilakukan, si hacker masih bisa menembak endpoint secara paksa lewat CURL, hanya saja membutuhkan usaha ekstra jika ingin sukses.
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-14-secure-middleware.md b/C-14-secure-middleware.md
new file mode 100644
index 000000000..959cfc959
--- /dev/null
+++ b/C-14-secure-middleware.md
@@ -0,0 +1,147 @@
+# C.14. Secure Middleware
+
+Pada bab ini kita akan belajar menggunakan library [secure](https://github.com/unrolled/secure) untuk meningkatkan keamanan aplikasi web.
+
+## C.14.1. Keamanan Web Server
+
+Jika berbicara mengenai keamanan aplikasi web, sangat luas sebenarnya cakupannya, ada banyak hal yang perlu diperhatian dan disiapkan. Mungkin tiga diantaranya sudah kita pelajari sebelumnya, yaitu penerapan Secure Cookie, CORS, dan CSRF.
+
+Selain 3 topik tersebut masih terdapat banyak lagi. Beruntungnya ada library [secure](https://github.com/unrolled/secure). Sesuai tagline-nya, secure library digunakan untuk membantu mengatasi beberapa masalah keamanan aplikasi.
+
+Secure library merupakan middleware, penggunaannya sama seperti middleware pada umumnya.
+
+## C.15.2. Praktek
+
+Mari langsung kita praktekan. Buat folder projek baru. Di file main tulis kode berikut. Sebuah aplikasi dibuat, isinya satu buah rute `/index` yang bisa diakses dari mana saja.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "net/http"
+ "github.com/labstack/echo"
+)
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ c.Response().Header().Set("Access-Control-Allow-Origin", "*")
+
+ return c.String(http.StatusOK, "Hello")
+ })
+
+ e.Logger.Fatal(e.StartTLS(":9000", "server.crt", "server.key"))
+}
+```
+
+Perlu diketahui, aplikasi di atas di-start dengan SSL/TLS enabled. Dua buah file dibutuhkan, yaitu file certificate `server.crt` dan file private key `server.key`. Silakan unduh kedua file tersebut dari source code di
+[github, bab B14](https://github.com/novalagung/dasarpemrogramangolang/tree/master/chapter-B.14). Pada bab [B.22 HTTPS/TLS Web Server](/B-22-https-tls.html) nantinya akan kita pelajari lebih lanjut mengenai cara generate kedua file di atas hingga cara penggunannya.
+
+Kembali ke pembahasan, sekarang tambahkan secure middleware. Import package-nya, buat instance middleware, lalu registrasikan ke echo.
+
+```go
+import (
+ // ...
+ "github.com/unrolled/secure"
+)
+
+func main() {
+ // ...
+
+ secureMiddleware := secure.New(secure.Options{
+ AllowedHosts: []string{"localhost:9000", "www.google.com"},
+ FrameDeny: true,
+ CustomFrameOptionsValue: "SAMEORIGIN",
+ ContentTypeNosniff: true,
+ BrowserXssFilter: true,
+ })
+
+ e.Use(echo.WrapMiddleware(secureMiddleware.Handler))
+
+ // ...
+}
+```
+
+Pembuatan objek secure middleware dilakukan menggunakan `secure.New()` dengan isi parameter adalah konfigurasi. Bisa dilihat ada 5 buah property konfigurasi di-set. Berikut merupakan penjelasan tiap-tiap property tersebut.
+
+#### • Konfigurasi `AllowedHosts`
+
+```go
+AllowedHosts: []string{"localhost:9000", "www.google.com"}
+```
+
+Host yang diperbolehkan mengakses web server ditentukan hanya 2, yaitu localhost:9000 yang merupakan web server itu sendiri, dan google.com. Silakan coba mengakses aplikasi kita ini menggunakan AJAX lewat google.com dan domainnya lainnya untuk mengetes apakah fungsionalitas nya berjalan.
+
+#### • Konfigurasi `FrameDeny`
+
+```go
+FrameDeny: true
+```
+
+Secara default sebuah aplikasi web adalah bisa di-load di dalam iframe yang berada host nya berbeda. Misalnya di salah satu laman web www.kalipare.com ada iframe yang atribut src nya berisi www.novalagung.com, hal seperti ini diperbolehkan.
+
+Perijinan apakah website boleh di-load lewat iframe atau tidak, dikontrol lewat header [X-Frame-Options](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/HTTP/Headers/X-Frame-Options).
+
+Di library secure, untuk men-disable ijin akses aplikasi dari dalam iframe, bisa dilakukan cukup dengan mengeset proerty `FrameDeny` dengan nilai `true`.
+
+Untuk mengetes, silakan buat aplikasi web terpisah yang mer-render sebuah view. Dalam view tersebut siapkan satu buah iframe yang mengarah ke `https://localhost:9000/index`.
+
+#### • Konfigurasi `CustomFrameOptionsValue`
+
+```go
+CustomFrameOptionsValue: "SAMEORIGIN"
+```
+
+Jika `FrameDeny` di-set sebagai `true`, maka semua host (termasuk aplikasi itu sendiri) tidak akan bisa me-load url lewat iframe.
+
+Dengan menambahkan satu buah property lagi yaitu `CustomFrameOptionsValue: "SAMEORIGIN"` maka ijin pengaksesan url lewat iframe menjadi eksklusif hanya untuk aplikasi sendiri.
+
+Untuk mengetes, buat rute baru yang me-render sebuah view. Dalam view tersebut siapkan satu buah iframe yang mengarah ke `/index`.
+
+#### • Konfigurasi `ContentTypeNosniff`
+
+```go
+ContentTypeNosniff: true
+```
+
+Property `ContentTypeNosniff: true` digunakan untuk disable MIME-sniffing yang dilakukan oleh browser IE. Lebih jelasnya silakan baca [X-Content-Type-Options](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/HTTP/Headers/X-Content-Type-Options).
+
+#### • Konfigurasi `BrowserXssFilter`
+
+```go
+BrowserXssFilter: true
+```
+
+Property di atas digunakan untuk mengaktifkan header [X-XSS-Protection](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/HTTP/Headers/X-XSS-Protection), dengan isi header adalah `1; mode=block`.
+
+## C.15.3. Property Library Secure
+
+Selain 5 property yang kita telah pelajari di atas, masih ada banyak lagi konfigurasi yang bisa digunakan.
+
+ - AllowedHosts
+ - HostsProxyHeaders
+ - SSLRedirect
+ - SSLTemporaryRedirect
+ - SSLHost
+ - SSLHostFunc
+ - SSLProxyHeaders
+ - STSSeconds
+ - STSIncludeSubdomains
+ - STSPreload
+ - ForceSTSHeader
+ - FrameDeny
+ - CustomFrameOptionsValue
+ - ContentTypeNosniff
+ - BrowserXssFilter
+ - CustomBrowserXssValue
+ - ContentSecurityPolicy
+ - PublicKey
+ - ReferrerPolicy
+
+Lebih mendetailnya silakan langsung cek halaman official library secure di https://github.com/unrolled/secure.
+
+---
+
+ - [Secure](https://github.com/unrolled/secure), by Cory Jacobsen, MIT license
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-15-http-gzip-compression.md b/C-15-http-gzip-compression.md
new file mode 100644
index 000000000..aab0e9fbe
--- /dev/null
+++ b/C-15-http-gzip-compression.md
@@ -0,0 +1,139 @@
+# C.15. HTTP Gzip Compression (gziphandler)
+
+Pada bab ini kita akan mempelajari penerapan HTTP Compression, dengan encoding adalah Gzip, dalam aplikasi web golang.
+
+## C.15.1. Teori
+
+HTTP Compression adalah teknik kompresi data pada HTTP response, agar ukuran/size output menjadi lebih kecil dan response time lebih cepat.
+
+Pada saat sebuah endpoint diakses, di header request akan ada header `Accept-Encoding` yang disisipkan oleh browser secara otomatis.
+
+```http
+GET /hello HTTP/1.1
+Host: localhost:9000
+Accept-Encoding: gzip, deflate
+```
+
+Jika isinya adalah `gzip` atau `deflate`, berarti browser siap dan support untuk menerima response yang di-compress dari back end.
+
+> Deflate adalah algoritma kompresi untuk data lossless. Gzip adalah salah satu teknik kompresi data yang menerapkan algoritma deflate.
+
+Di sisi back end sendiri, jika memang output di-compress, maka response header `Content-Encoding: gzip` perlu disisipkan.
+
+```http
+Content-Encoding: gzip
+```
+
+Jika di sebuah request tidak ada header `Accept-Encoding: gzip`, tetapi response back end tetap di-compress, maka akan muncul error di browser `ERR_CONTENT_DECODING_FAILED`.
+
+## C.15.2. Praktek
+
+Golang menyediakan package `compress/gzip`. Dengan memanfaatkan API yang tersedia dalam package tersebut, kompresi data pada HTTP response bisa dilakukan.
+
+Namun pada bab ini kita tidak memakainya, melainkan menggunakan salah satu library middleware gzip compression yang cukup terkenal, [gziphandler](https://github.com/NYTimes/gziphandler).
+
+Mari kita praktekan. Siapkan folder projek baru, siapkan satu buah rute `/image`. Dalam handler rute tersebut terdapat proses pembacaan isi file gambar `sample.png`, untuk kemudian dijadikan sebagai output data response. Gunakan file gambar apa saja untuk keperluan testing.
+
+Tujuan dari aplikasi ini untuk melihat seberapa besar response size dan lama response time-nya. Nantinya akan kita bandingkan dengan hasil test di aplikasi yang menerapkan http gzip comporession.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "io"
+ "net/http"
+ "os"
+)
+
+func main() {
+ mux := new(http.ServeMux)
+
+ mux.HandleFunc("/image", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ f, err := os.Open("sample.png")
+ if f != nil {
+ defer f.Close()
+ }
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ _, err = io.Copy(w, f)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+ })
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Addr = ":9000"
+ server.Handler = mux
+
+ server.ListenAndServe()
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi lalu test hasilnya.
+
+![Without compression](images/C.15_1_without_compression.png)
+
+Image size adalah 137 KB, dan response time adalah 18 ms.
+
+Selanjutnya kita akan coba menerapkan middleware gzip pada program kecil di atas. Pertama unduh dependency gziphandler terlebih dahulu menggunakan `go get`.
+
+```bash
+$ go get -u github.com/NYTimes/gziphandler
+```
+
+Import library yang sudah ter-unduh pada file main, lalu bungkus multiplexer `mux` menggunakan `gziphandler.GzipHandler()`, mux tersebut dimasukan ke property `server.Handler`.
+
+```go
+import (
+ // ...
+ "github.com/NYTimes/gziphandler"
+)
+
+func main() {
+ // ...
+
+ server.Handler = gziphandler.GzipHandler(mux)
+
+ // ...
+}
+```
+
+Jalankan ulang aplikasi, lihat perbandingannya.
+
+![Without compression](images/C.15_2_with_compression.png)
+
+Perbedannya size dan time nya mungkin tidak terlihat signifikan, karena memang gambarnya berukuran kecil, jumlahnya cuma satu asset, dan pengaksesannya di localhost. Untuk aplikasi yang sudah published di internet, dan diakses dari komputer lokal, pasti akan terasa jauh lebih cepat dan ringan.
+
+## C.15.3. Gzip Compression di Echo
+
+Penerapan http gzip compression di echo framework bisa dengan menggunakan middleware gziphandler di atas. Atau bisa juga menggunakan middleware gzip milik echo. Berikut merupakan contoh pemanfaatan echo middleware gzip.
+
+```go
+e := echo.New()
+
+e.Use(middleware.Gzip())
+
+e.GET("/image", func(c echo.Context) error {
+ f, err := os.Open("sample.png")
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+
+ _, err = io.Copy(c.Response(), f)
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+
+ return nil
+})
+
+e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+```
+
+---
+
+ - [Gzip Handler](https://github.com/NYTimes/gziphandler), by The New York Times team, Apache-2.0 license
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-16-send-email.md b/C-16-send-email.md
new file mode 100644
index 000000000..bd2ab06e9
--- /dev/null
+++ b/C-16-send-email.md
@@ -0,0 +1,175 @@
+# C.16. Send Mail (`net/smtp`, Gomail v2)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara mengirim email dari aplikasi golang, menggunakan dua cara berikut.
+
+ 1. Dengan memanfaatkan package `net/smtp`.
+ 2. Menggunakan Library [gomail](https://gopkg.in/gomail.v2).
+
+## C.16.1. Kirim Email Menggunakan `net/smtp`
+
+Golang menyediakan package `net/smtp`, isinya banyak API untuk berkomunikasi via protokol SMTP. Lewat package ini kita bisa melakukan operasi kirim email.
+
+Sebuah akun email diperlukan dalam mengirim email, silakan gunakan provider email apa saja. Pada bab ini kita gunakan Google Mail (gmail), jadi siapkan satu buah akun gmail untuk keperluan testing.
+
+Mari kita praktekan. Buat folder projek baru, salin kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "log"
+ "net/smtp"
+ "strings"
+)
+
+const CONFIG_SMTP_HOST = "smtp.gmail.com"
+const CONFIG_SMTP_PORT = 587
+const CONFIG_EMAIL = "emailanda@gmail.com"
+const CONFIG_PASSWORD = "passwordemailanda"
+
+func main() {
+ to := []string{"recipient1@gmail.com", "emaillain@gmail.com"}
+ cc := []string{"tralalala@gmail.com"}
+ subject := "Test mail"
+ message := "Hello"
+
+ err := sendMail(to, cc, subject, message)
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ log.Println("Mail sent!")
+}
+```
+
+Dalam implementasinya, untuk bisa mengirim email, dibutuhkan mail server. Karena kita menggunakan email google, maka mail server milik google digunakan.
+
+Pada kode di atas, konstanta dengan prefix `CONFIG_` adalah konfigurasi yang diperlukan untuk terhubung dengan mail server. Sesuaikan `CONFIG_EMAIL` dan `CONFIG_PASSWORD` dengan akun yang digunakan.
+
+Di dalam fungsi main bisa dilihat, fungsi `sendMail()` dipanggil untuk mengirim email, dengan empat buah parameter disisipkan.
+
+ - Parameter `to`, adalah tujuan email.
+ - Parameter `cc`, adalah cc tujuan.
+ - Parameter `subject`, adalah subjek email.
+ - Parameter `message`, adalah body email.
+
+Email pada konstanta `CONFIG_EMAIL` menjadi sender email.
+
+OK, selanjutnya buat fungsi `sendMail()` berikut.
+
+```go
+func sendMail(to []string, cc []string, subject, message string) error {
+ body := "From: " + CONFIG_EMAIL + "\n" +
+ "To: " + strings.Join(to, ",") + "\n" +
+ "Cc: " + strings.Join(cc, ",") + "\n" +
+ "Subject: " + subject + "\n\n" +
+ message
+
+ auth := smtp.PlainAuth("", CONFIG_EMAIL, CONFIG_PASSWORD, CONFIG_SMTP_HOST)
+ smtpAddr := fmt.Sprintf("%s:%d", CONFIG_SMTP_HOST, CONFIG_SMTP_PORT)
+
+ err := smtp.SendMail(smtpAddr, auth, CONFIG_EMAIL, append(to, cc...), []byte(body))
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+
+ return nil
+}
+```
+
+Fungsi `sendMail()` digunakan untuk mengirim email. Empat data yang disisipkan pada fungsi tersebut dijadikan satu dalam format tertentu, lalu disimpan ke variabel `body`.
+
+Statement yang ditampung oleh `body` akan menghasilkan string berikut (formatnya adalah baku).
+
+```
+From: recipient1@gmail.com, emaillain@gmail.com
+Cc: tralalala@gmail.com
+Subject: Test mail
+
+Hello
+```
+
+Pengiriman email dilakukan lewat `smtp.SendMail()`. Dalam pemanggilannya 5 buah parameter disisipkan, berikut adalah penjelasan masing-masing parameter.
+
+ - Parameter ke-1, `smtpAddr`, merupakan kombinasi host dan port mail server.
+ - Parameter ke-2, `auth`, menampung credentials untuk keperluan otentikasi ke mail server. Objek ini dicetak lewat `smtp.PlainAuth()`.
+ - Parameter ke-3, `CONFIG_EMAIL`, adalah alamat email yang digunakan untuk mengirim email.
+ - Parameter ke-4, Isinya adalah semua email tujuan, termasuk `Cc`.
+ - Parameter ke-5, isinya `body` email.
+
+Jalankan aplikasi. Lihat di console, error muncul.
+
+![Error gmail SMTP](images/C.16_1_gmail_error.png)
+
+Error di atas hanya muncul pada pengiriman email menggunakan akun google mail. Untuk alasan keamanan, google men-disable akun gmail untuk digunakan mengirim email lewat kode program.
+
+Aktifkan fasilitas **less secure apps** untuk meng-enable-nya. Login ke gmail masing-masing, kemudian buka link https://myaccount.google.com/lesssecureapps, lalu klik tombol toggle agar menjadi **OFF**.
+
+![Google Less Secure Apps](images/C.16_2_less_secure.png)
+
+Jalankan ulang aplikasi, email terkirim. Lihat di inbox email tujuan pengiriman untuk mengecek hasilnya.
+
+![Email received](images/C.16_3_email_received.png)
+
+## C.16.2. Kirim Email Menggunakan Gomail v2
+
+Dengan library [gomail](https://gopkg.in/gomail.v2), pengiriman email bisa dilakukan dengan mudah. Beberapa operasi seperti membuat email dalam bentuk html, menambahkan attachment, menambahkan bcc, bisa dilakukan dengan mudah lewat gomail.
+
+Mari langsung kita praktekan. Unduh terlebih dahulu library-nya.
+
+```bash
+$ go get -u gopkg.in/gomail.v2
+```
+
+Lalu tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "gopkg.in/gomail.v2"
+ "log"
+)
+
+const CONFIG_SMTP_HOST = "smtp.gmail.com"
+const CONFIG_SMTP_PORT = 587
+const CONFIG_EMAIL = "emailanda@gmail.com"
+const CONFIG_PASSWORD = "passwordemailanda"
+
+func main() {
+ mailer := gomail.NewMessage()
+ mailer.SetHeader("From", CONFIG_EMAIL)
+ mailer.SetHeader("To", "recipient1@gmail.com", "emaillain@gmail.com")
+ mailer.SetAddressHeader("Cc", "tralalala@gmail.com", "Tra Lala La")
+ mailer.SetHeader("Subject", "Test mail")
+ mailer.SetBody("text/html", "Hello, have a nice day")
+ mailer.Attach("./sample.png")
+
+ dialer := gomail.NewDialer(
+ CONFIG_SMTP_HOST,
+ CONFIG_SMTP_PORT,
+ CONFIG_EMAIL,
+ CONFIG_PASSWORD,
+ )
+
+ err := dialer.DialAndSend(mailer)
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ log.Println("Mail sent!")
+}
+```
+
+Siapkan satu buah image bernama `sample.png`, simpan di dalam folder yang sama dengan file main. Untuk meng-attach file ke dalam email, gunakan method `.Attach()` milik `*gomail.Message`.
+
+Pada contoh kali ini email isinya adalah HTML. Gunakan MIME html pada parameter pertama `.SetBody()` untuk mengaktifkan mode html email.
+
+Jalankan aplikasi, lalu cek hasilnya email yang dikirim di inbox.
+
+![Mail with attachment](images/C.16_4_mail_with_attachment.png)
+
+---
+
+ - [Gomail v2](https://gopkg.in/gomail.v2), by Alexandre Cesaro, MIT license
diff --git a/C-17-read-write-excel-xlsx-file.md b/C-17-read-write-excel-xlsx-file.md
new file mode 100644
index 000000000..071f44a2e
--- /dev/null
+++ b/C-17-read-write-excel-xlsx-file.md
@@ -0,0 +1,190 @@
+# C.17. Read & Write Excel XLSX File (Excelize)
+
+Dalam pengembangan aplikasi web, di bagian reporting, tidak jarang kita akan berususan dengan file excel. Biasanya di tiap report diharuskan ada fasilitas untuk unduh data ke bentuk excel ataupun pdf.
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang pengolahan file excel menggunakan [excelize](https://github.com/360EntSecGroup-Skylar/excelize).
+
+Dokumentasi lengkap mengenai excelize bisa dilihat di https://xuri.me/excelize/en. Silakan `go get` untuk mengunduh library ini.
+
+```bash
+$ go get github.com/360EntSecGroup-Skylar/excelize
+```
+
+## C.17.1. Membuat File Excel `.xlsx`
+
+Pembahasan akan dilakukan dengan langsung praktek, dengan skenario: sebuah dummy data bertipe `[]M` disiapkan, data tersebut kemudian ditulis ke dalam excel.
+
+Buat projek baru, buat file main, import excelize dan siapkan dummy data-nya.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/360EntSecGroup-Skylar/excelize"
+ "log"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+var data = []M{
+ M{"Name": "Noval", "Gender": "male", "Age": 18},
+ M{"Name": "Nabila", "Gender": "female", "Age": 12},
+ M{"Name": "Yasa", "Gender": "male", "Age": 11},
+}
+
+func main() {
+ // magic here
+}
+```
+
+Di fungsi `main()` buat objek excel baru, menggunakan `excelize.NewFile()`. Secara default, objek excel memiliki satu buah sheet dengan nama `Sheet1`.
+
+```go
+xlsx := excelize.NewFile()
+
+sheet1Name := "Sheet One"
+xlsx.SetSheetName(xlsx.GetSheetName(1), sheet1Name)
+```
+
+Sheet `Sheet1` kita ubah namanya menjadi `Sheet One` lewat statement `xlsx.SetSheetName()`. Perlu diperhatikan index sheet dimulai dari 1, bukan 0.
+
+Siapkan cell header menggunakan kode berikut.
+
+```go
+xlsx.SetCellValue(sheet1Name, "A1", "Name")
+xlsx.SetCellValue(sheet1Name, "B1", "Gender")
+xlsx.SetCellValue(sheet1Name, "C1", "Age")
+
+err := xlsx.AutoFilter(sheet1Name, "A1", "C1", "")
+if err != nil {
+ log.Fatal("ERROR", err.Error())
+}
+```
+
+Penulisan cell dilakukan lewat method `.SetCellValue()` milik objek excel. Pemanggilannya membutuhkan 3 buah parameter untuk disisipkan.
+
+ 1. Parameter ke-1, sheet name.
+ 2. Parameter ke-2, lokasi cell.
+ 3. Parameter ke-3, nilai/text/isi cell.
+
+Pada kode di atas, cell `A1`, `B1`, dan `C1` disiapkan dan diaktifkan filter didalamnya. Cara mengeset filter pada cell sendiri dilakukan lewat method `.AutoFilter()`. Tentukan range lokasi cell sebagai parameter.
+
+Statement `xlsx.AutoFilter(sheet1Name, "A1", "C1", "")` artinya filter diaktifkan pada sheet `sheet1Name` mulai cell `A1` hingga `C1`.
+
+Lalu lakukan perulangan pada `data`. Tulis tiap map item sebagai cell berurutan per row setelah cell header.
+
+```go
+for i, each := range data {
+ xlsx.SetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("A%d", i+2), each["Name"])
+ xlsx.SetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("B%d", i+2), each["Gender"])
+ xlsx.SetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("C%d", i+2), each["Age"])
+}
+```
+
+Terakhir simpan objek excel sebagai file fisik. Gunakan `.SaveAs()`, isi parameter dengan path lokasi excel akan disimpan.
+
+```go
+err = xlsx.SaveAs("./file1.xlsx")
+if err != nil {
+ fmt.Println(err)
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi, sebuah file bernama `file1.xlsx` akan muncul. Buka file tersebut lihat isinya. Data tersimpan sesuai ekspektasi. Fasilitas filter pada cell header juga aktif.
+
+![Create Excel](images/C.17_1_create_excel.png)
+
+## C.17.2. Pembuatan Sheet, Merge Cell, dan Cell Styles
+
+Manajemen sheet menggunakan excelize cukup mudah. Pembuatan sheet dilakukan lewat `xlsx.NewSheet()`. Mari langsung kita praktekan.
+
+Hapus baris kode mulai statement `xlsx.SaveAs()` kebawah. Lalu tambahkan kode berikut.
+
+```go
+sheet2Name := "Sheet two"
+sheetIndex := xlsx.NewSheet(sheet2Name)
+xlsx.SetActiveSheet(sheetIndex)
+```
+
+Statement `xlsx.SetActiveSheet()` digunakan untuk menge-set sheet yang aktif ketika file pertama kali dibuka. Parameter yang dibutuhkan adalah index sheet.
+
+Pada sheet baru, `Sheet two`, tambahkan sebuah text `Hello` pada sheet `A1`, lalu merge cell dengan cell di sebelah kanannya.
+
+```go
+xlsx.SetCellValue(sheet2Name, "A1", "Hello")
+xlsx.MergeCell(sheet2Name, "A1", "B1")
+```
+
+Tambahkan juga style pada cell tersebut. Buat style baru lewat `xlsx.NewStyle()`, sisipkan konfigurasi style sebagai parameter.
+
+```go
+style, err := xlsx.NewStyle(`{
+ "font": {
+ "bold": true,
+ "size": 36
+ },
+ "fill": {
+ "type": "pattern",
+ "color": ["#E0EBF5"],
+ "pattern": 1
+ }
+}`)
+if err != nil {
+ log.Fatal("ERROR", err.Error())
+}
+xlsx.SetCellStyle(sheet2Name, "A1", "A1", style)
+
+err = xlsx.SaveAs("./file2.xlsx")
+if err != nil {
+ fmt.Println(err)
+}
+```
+
+Di excelize, style merupakan objek terpisah. Kita bisa mengaplikasikan style tersebut ke cell mana saja menggunakan `xlsx.SetCellStyle()`.
+
+Silakan merujuk ke https://xuri.me/excelize/en/cell.html#SetCellStyle untuk pembahasan yang lebih detail mengenai cell style.
+
+Sekarang jalankan aplikasi, lalu coba buka file `file2.xlsx`.
+
+![Cell style, merge cell](images/C.17_2_new_sheet_style_merge_cell.png)
+
+## C.17.3. Membaca File Excel `.xlsx`
+
+Di excelize, objek excel bisa didapat lewat dua cara.
+
+ - Dengan membuat objek excel baru menggunakan `excelize.NewFile()`.
+ - Atau dengan membaca file excel lewat `excelize.OpenFile()`.
+
+Dari objek excel, operasi baca dan tulis bisa dilakukan. Berikut merupakan contoh cara membaca file excel yang sudah kita buat, `file1.xlsx`.
+
+```go
+xlsx, err := excelize.OpenFile("./file1.xlsx")
+if err != nil {
+ log.Fatal("ERROR", err.Error())
+}
+
+sheet1Name := "Sheet One"
+
+rows := make([]M, 0)
+for i := 2; i < 5; i++ {
+ row := M{
+ "Name": xlsx.GetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("A%d", i)),
+ "Gender": xlsx.GetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("B%d", i)),
+ "Age": xlsx.GetCellValue(sheet1Name, fmt.Sprintf("C%d", i)),
+ }
+ rows = append(rows, row)
+}
+
+fmt.Printf("%v \n", rows)
+```
+
+Pada kode di atas, data tiap cell diambil lalu ditampung ke slice `M`. Gunakan `xlsx.GetCellValue()` untuk mengambil data cell.
+
+Jalankan aplikasi untuk mengecek hasilnya.
+
+![Read excel](images/C.17_3_read_excel.png)
+
+---
+
+ - [Excelize](https://github.com/360EntSecGroup-Skylar/excelize), by 360 Enterprise Security Group Team, BSD 3 Clause license
diff --git a/C-18-write-pdf-file.md b/C-18-write-pdf-file.md
new file mode 100644
index 000000000..eddd6bec4
--- /dev/null
+++ b/C-18-write-pdf-file.md
@@ -0,0 +1,85 @@
+# C.18. Write PDF File (gofpdf)
+
+Reporting pada aplikasi web, selain ke bentuk file excel biasanya ke bentuk file pdf. Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat file pdf di golang menggunakan [gofpdf](https://github.com/jung-kurt/gofpdf).
+
+**gofpdf** adalah library yang berguna untuk membuat dokumen PDF dari golang. Penggunannya tidak terlalu sulit. Jadi mari belajar sambil praktek seperti biasanya.
+
+## C.18.1. Membuat PDF Menggunakan gofpdf
+
+Pertama `go get` library-nya.
+
+```bash
+$ go get -u github.com/jung-kurt/gofpdf
+```
+
+Buat folder projek baru, isi main dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/jung-kurt/gofpdf"
+ "log"
+)
+
+func main() {
+ pdf := gofpdf.New("P", "mm", "A4", "")
+ pdf.AddPage()
+ pdf.SetFont("Arial", "B", 16)
+ pdf.Text(40, 10, "Hello, world")
+ pdf.Image("./sample.png", 56, 40, 100, 0, false, "", 0, "")
+
+ err := pdf.OutputFileAndClose("./file.pdf")
+ if err != nil {
+ log.Println("ERROR", err.Error())
+ }
+}
+```
+
+Statement `gofpdf.New()` digunakan untuk membuat objek dokumen baru. Fungsi `.New()` tersebut membutuhkan 4 buah parameter.
+
+ 1. Parameter ke-1, orientasi dokumen, apakah portrait (`P`) atau landscape (`L`).
+ 2. Parameter ke-2, satuan ukuran yang digunakan, `mm` berarti milimeter.
+ 3. Parameter ke-3, ukuran dokumen, kira pilih A4.
+ 4. Parameter ke-4, path folder font.
+
+Fungsi `.New()` mengembalikan objek PDF. Dari situ kita bisa mengakses banyak method sesuai kebutuhan, beberapa diantaranya adalah 4 buah method yang dicontohkan di atas.
+
+#### • Method `.AddPage()`
+
+Method ini digunakan untuk menambah halaman baru. Defaultnya, objek dokumen yang baru dibuat tidak memiliki halaman. Dengan memanggil `.AddPage()` maka halaman baru dibuat.
+
+Setelah *at least* satu halaman tersedia, kita bisa lanjut ke proses tulis menulis.
+
+#### • Method `.SetFont()`
+
+Method ini digunakan untuk menge-set konfigurasi font dokumen. Font Family, Font Style, dan Font Size disisipkan dalam parameter secara berurutan.
+
+#### • Method `.Text()`
+
+Digunakan untuk menulis text pada koordinat tertentu. Pada kode di atas, `40` artinya `40mm` dari kiri, sedangkan `10` artinya `10mm` dari atas. Satuan milimeter digunakan karena pada saat penciptaan objek dipilih `mm` sebagai satuan.
+
+Method ini melakukan penulisan text pada current page.
+
+#### • Method `.Image()`
+
+Digunakan untuk menambahkan image. Method ini memerlukan beberapa parameter.
+
+- Parameter ke-1 adalah path image.
+- Paraketer ke-2 adalah x offset. Nilai `56` artinya `56mm` dari kiri.
+- Parameter ke-3 adalah y offset. Nilai `40` artinya `40mm` dari atas.
+- Parameter ke-4 adalah width gambar. Jika diisi dengan nilai lebih dari 0 maka gambar akan di-resize secara proporsional sesuai angka. Jika di-isi `0`, maka gambar akan muncul sesuai ukuran aslinya. Pada kode di atas, gambar `sample.png` digunakan, silakan gunakan gambar apa saja bebas.
+- Parameter ke-5 adalah height gambar.
+
+Sebenarnya masih banyak lagi method yang tersedia, selengkapnya cek saja di https://godoc.org/github.com/jung-kurt/gofpdf#Fpdf.
+
+Setelah selesai bermain dengan objek pdf, gunakan `.OutputFileAndClose()` untuk menyimpan hasil sebagai file fisik PDF.
+
+Coba jalankan aplikasi untuk melihat hasilnya. Buka generated file `file.pdf`, isinya kurang lebih seperti gambar berikut.
+
+![Write PDF file](images/C.18_1_write_pdf_file.png)
+
+
+---
+
+- [gofpdf](https://github.com/jung-kurt/gofpdf), by Kurt Jung, MIT license
diff --git a/C-19-convert-html-to-pdf.md b/C-19-convert-html-to-pdf.md
new file mode 100644
index 000000000..41853d446
--- /dev/null
+++ b/C-19-convert-html-to-pdf.md
@@ -0,0 +1,170 @@
+# C.19. Convert HTML to PDF (go-wkhtmltopdf)
+
+Library gofpdf hanya bisa digunakan untuk pembuatan PDF. Biasanya dalam sebuah aplikasi, report berupa pdf diunduh dengan sumber data adalah halaman web report itu sendiri. Nah, pada bab ini kita akan belajar cara konversi file HTML ke bentuk PDF menggunakan library golang [wkhtmltopdf](https://github.com/wkhtmltopdf/wkhtmltopdf).
+
+> Sebenarnya di jaman ini, export HTML to PDF sudah bisa dilakukan di layer front end menggunakan cukup javascript saja. Apalagi jika menggunakan framework terkenal seperti Kendo UI, report yang dimunculkan menggunakan KendoGrid bisa dengan mudah di export ke excel maupun pdf.
Namun pada bab ini akan tetap kita bahas cara tradisional ini, konversi HTML ke PDF pada back end (golang). Semoga berguna.
+
+## C.19.1. Konversi File HTML ke PDF
+
+Buat file html bernama `input.html`, isi dengan apa saja, kalau bisa ada gambarnya juga. Contohnya seperti berikut.
+
+```html
+
+
+
+ Testing
+
+
+
+ Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
+ Proin tempor ut ipsum et feugiat. Phasellus porttitor,
+ felis et gravida aliquam,
+ eros orci dignissim magna, at tristique elit massa at magna.
+ Etiam et dignissim mi. Phasellus laoreet nulla non aliquam imperdiet.
+ Aenean varius turpis at orci posuere, ut bibendum lorem porta.
+ Maecenas ullamcorper posuere ante quis ultricies. Aliquam erat volutpat.
+ Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et
+ ultrices posuere cubilia Curae;
+ Pellentesque eu tellus ante. Vivamus varius nisi non nulla imperdiet,
+ vitae pellentesque nibh varius. Fusce diam magna, iaculis eget felis id,
+ accumsan convallis elit.
+ Phasellus in magna placerat, aliquet ante sed, luctus massa.
+ Sed fringilla bibendum feugiat. Suspendisse tempus, purus sit amet
+ accumsan consectetur, ipsum odio commodo nisi,
+ vel dignissim massa mi ac turpis. Ut fringilla leo ut risus facilisis,
+ nec malesuada nunc ornare. Nulla a dictum augue.
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+File html di atas akan kita konversi menjadi sebuah file baru bertipe PDF. Konversi dilakukan menggunakan library wkhtmltopdf. Library ini sebenarnya adalah aplikasi CLI yang dibuat menggunakan bahasa **C++**. Untuk bisa menggunakannya kita harus mengunduh lalu meng-install-nya terlebih dahulu.
+
+Silakan unduh installer wkhtmltopdf di https://wkhtmltopdf.org/downloads.html, pilih sesuai dengan sistem operasi yang digunakan.
+
+karena wkhtmltopdf merupakan sebuah aplikasi CLI, maka penggunaannya bisa lewat dua cara.
+
+ - Cara ke-1: Menggunakan `exec.Command()` untuk mengeksekusi binary. Path file html target disisipkan sebagai argumen command. Silakan merujuk ke referensi [Dasar Pemrograman Golang Bab 46 - Exec](https://dasarpemrogramangolang.novalagung.com/46-exec.html) untuk mempelajari cara penggunaan exec.
+ - Cara ke-2: Menggunakan golang wrapper [go-wkhtmltopdf](github.com/SebastiaanKlippert/go-wkhtmltopdf). Cara ini adalah yang kita pilih.
+
+Secara teknis, go-wkhtmltopdf melakukan hal yang sama dengan cara pertama, yaitu mengeksekusi binary wkhtmltopdf menggunakan `exec.Command()`.
+
+Mari langsung kita praktekan, buat folder projek baru. Siapkan file main. Isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/SebastiaanKlippert/go-wkhtmltopdf"
+ "log"
+ "os"
+)
+
+func main() {
+ pdfg, err := wkhtmltopdf.NewPDFGenerator()
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Pembuatan objek PDF dilakukan lewat `wkhtmltopdf.NewPDFGenerator()`. Fungsi tersebut mengembalikan dua buah objek, objek dokumen dan error (jika ada).
+
+Satu objek dokumen merepresentasikan 1 buah file PDF.
+
+Kemudian tambahkan kode untuk membaca file `input.html`. Gunakan `os.Open`, agar file tidak langsung dibaca, melainkan dijadikan sebagai `io.Reader`. Masukan objek reader ke fungsi `wkhtmltopdf.NewPageReader()`, lalu sisipkan kembaliannya sebagai page baru di objek PDF.
+
+Kurang lebih kode-nya seperti berikut.
+
+```go
+f, err := os.Open("./input.html")
+if f != nil {
+ defer f.Close()
+}
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+pdfg.AddPage(wkhtmltopdf.NewPageReader(f))
+
+pdfg.Orientation.Set(wkhtmltopdf.OrientationPortrait)
+pdfg.Dpi.Set(300)
+```
+
+Method `.AddPage()` milik objek PDF, digunakan untuk menambahkan halaman baru. Halaman baru sendiri dibuat lewat `wkhtmltopdf.NewPageReader()`. Jika ternyata konten pada halaman terlalu panjang untuk dijadikan 1 buah page, maka akan secara otomatis dibuatkan page selanjutnya menyesuaikan konten.
+
+Statement `pdfg.Orientation.Set()` digunakan untuk menentukan orientasi dokumen, apakah portrait atau landscape. Statement `pdfg.Dpi.Set()` digunakan untuk menge-set DPI dokumen.
+
+Gunakan API yang tersedia milik go-wkhtmltopdf sesuai kebutuhan. Silakan merujuk ke https://godoc.org/github.com/SebastiaanKlippert/go-wkhtmltopdf untuk melihat API apa saja yang tersedia.
+
+Untuk menyimpan objek dokumen menjadi file fisik PDF, ada beberapa step yang harus dilakukan. Pertama, buat dokumen dalam bentuk buffer menggunakan method `.Create()`.
+
+```go
+err = pdfg.Create()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+```
+
+Setelah itu, outputkan buffer tersebut sebagai file fisik menggunakan `.WriteFile()`. Sisipkan path destinasi file sebagai parameter method tersebut.
+
+```go
+err = pdfg.WriteFile("./output.pdf")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+log.Println("Done")
+```
+
+Test aplikasi yang sudah kita buat, lihat hasil generated PDF-nya.
+
+![HTML to PDF](images/C.19_1_convert_html_to_pdf.png)
+
+Bisa dilihat, dalam satu PDF dua page muncul, hal ini karena memang isi `input.html` terlalu panjang untuk dijadikan sebagai satu page.
+
+Cara yang kita telah pelajari ini cocok digunakan pada file html yang isinya sudah pasti pada saat file tersebut di-load.
+
+## C.19.2. Konversi HTML dari URL Menjadi PDF
+
+Bagaimana untuk HTML yang sumber nya bukan dari file fisik, melainkan dari URL? tetap bisa dilakukan. Caranya dengan mendaftarkan url sebagai objek page lewat `wkhtmltopdf.NewPage()`, lalu memasukannya ke dalam dokumen sebagai page. Contoh penerapannya bisa dilihat pada kode di bawah ini.
+
+```go
+pdfg, err := wkhtmltopdf.NewPDFGenerator()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+pdfg.Orientation.Set(wkhtmltopdf.OrientationLandscape)
+
+page := wkhtmltopdf.NewPage("http://localhost:9000")
+page.FooterRight.Set("[page]")
+page.FooterFontSize.Set(10)
+pdfg.AddPage(page)
+
+err = pdfg.Create()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+err = pdfg.WriteFile("./output.pdf")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+log.Println("Done")
+```
+
+Cara ini cocok digunakan untuk konversi data HTML yang isinya muncul pada saat page load. Untuk konten-konten yang munculnya asynchronous, seperti di event `documen.onload` ada AJAX lalu setelahnya konten baru ditulis, tidak bisa menggunakan cara ini. Solusinya bisa menggunakan teknik export ke PDF dari sisi front end.
+
+---
+
+- [gofpdf](https://github.com/jung-kurt/gofpdf), by Kurt Jung, MIT license
+- [wkhtmltopdf](https://github.com/wkhtmltopdf/wkhtmltopdf), by Ashish Kulkarni, LGPL-3.0 license
+- [go-wkhtmltopdf](https://github.com/SebastiaanKlippert/go-wkhtmltopdf), by Sebastiaan Klippert, MIT license
diff --git a/C-2-parsing-http-request-payload-echo.md b/C-2-parsing-http-request-payload-echo.md
new file mode 100644
index 000000000..9749e4848
--- /dev/null
+++ b/C-2-parsing-http-request-payload-echo.md
@@ -0,0 +1,113 @@
+# C.2. Parsing HTTP Request Payload (Echo)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara parsing beberapa variasi request payload.
+
+Payload dalam HTTP request bisa dikirimkan dalam berbagai bentuk. Kita akan mempelajari cara untuk handle 4 jenis payload berikut.
+
+ - Form Data
+ - JSON Payload
+ - XML Payload
+ - Query String
+
+Secara tidak sadar, kita sudah sering menggunakan jenis payload form data. Contohnya pada html form, ketika event submit di-trigger, data dikirim ke destinasi dalam bentuk form data. Indikatornya adalah data tersebut ditampung dalam request body, dan isi request header `Content-Type` adalah `application/x-www-form-urlencoded` (atau `multipart/form-data`).
+
+JSON payload dan XML payload sebenarnya sama dengan Form Data, pembedanya adalah header`Content-Type` masing-masing request. Untuk JSON payload isi header tersebut adalah `application/json`, sedang untuk XML payload adalah `application/xml`.
+
+Sedang jenis request query string adalah yang paling berbeda. Data tidak disisipkan dalam request body, melainkan pada url nya dalam bentuk key-value.
+
+## C.2.1. Parsing Request Payload
+
+Cara parsing payload request dalam echo sangat mudah, apapun jenis payload nya, API yang digunakan untuk parsing adalah sama.
+
+Mari kita langsung praktekan, buat satu folder projek baru, buat `main.go`. Buat struct `User`, nantinya digunakan untuk menampung data payload yang dikirim.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "net/http"
+)
+
+type User struct {
+ Name string `json:"name" form:"name" query:"name"`
+ Email string `json:"email" form:"email" query:"email"`
+}
+
+func main() {
+ r := echo.New()
+
+ // routes here
+
+ fmt.Println("server started at :9000")
+ r.Start(":9000")
+}
+```
+
+Selanjutnya siapkan satu buah endpoint `/user` menggunakan `r.Any()`. Method `.Any()` menerima segala jenis request dengan method GET, POST, PUT, atau lainnya.
+
+```go
+r.Any("/user", func(c echo.Context) (err error) {
+ u := new(User)
+ if err = c.Bind(u); err != nil {
+ return
+ }
+
+ return c.JSON(http.StatusOK, u)
+})
+```
+
+Bisa dilihat dalam handler, method `.Bind()` milik `echo.Context` digunakan, dengan disisipi parameter pointer objek (hasil cetakan struct `User`). Parameter tersebut nantinya akan menampung payload yang dikirim, entah apapun jenis nya.
+
+## C.2.2 Testing
+
+Jalankan aplikasi, lakukan testing. Bisa gunakan `curl` ataupun API testing tools sejenis postman atau lainnya.
+
+Di bawah ini shortcut untuk melakukan request menggunakan `curl` pada 4 jenis payload yang kita telah bahas. Response dari kesemua request adalah sama, menandakan bahwa data yang dikirim berhasil ditampung.
+
+#### • Form Data
+
+```bash
+curl -X POST http://localhost:9000/user \
+ -d 'name=Joe' \
+ -d 'email=nope@novalagung.com'
+
+# output => {"name":"Nope","email":"nope@novalagung.com"}
+```
+
+#### • JSON Payload
+
+```bash
+curl -X POST http://localhost:9000/user \
+ -H 'Content-Type: application/json' \
+ -d '{"name":"Nope","email":"nope@novalagung.com"}'
+
+# output => {"name":"Nope","email":"nope@novalagung.com"}
+```
+
+#### • XML Payload
+
+```bash
+curl -X POST http://localhost:9000/user \
+ -H 'Content-Type: application/xml' \
+ -d '\
+ \
+ Joe\
+ nope@novalagung.com\
+ '
+
+# output => {"name":"Nope","email":"nope@novalagung.com"}
+```
+
+#### • Query String
+
+```bash
+curl -X GET http://localhost:9000/user?name=Joe&email=nope@novalagung.com
+
+# output => {"name":"Nope","email":"nope@novalagung.com"}
+```
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-20-scraping-parsing-html.md b/C-20-scraping-parsing-html.md
new file mode 100644
index 000000000..81e522131
--- /dev/null
+++ b/C-20-scraping-parsing-html.md
@@ -0,0 +1,188 @@
+# C.20. Scraping & Parsing HTML (goquery)
+
+Golang mempunyai package `net/html`, isinya digunakan untuk keperluan parsing HTML.
+
+Pada bab ini kita akan belajar parsing HTML dengan cara yang lebih mudah, tidak memanfaatkan package `net/html`, melainkan menggunakan [goquery](https://github.com/PuerkitoBio/goquery). Library ini penggunannya mirip dengan jQuery.
+
+Sebelum dimulai, unduh terlebih dahulu package-nya menggunakan `go get`.
+
+```bash
+$ go get -u github.com/PuerkitoBio/goquery
+```
+
+> Untuk proses scraping konten html-nya sendiri dilakukan cukup dengan menggunakan fungsi `.Get()` milik package `net/http`.
+
+## C.20.1. Skenario Praktek
+
+Kita akan praktekan penerapan goquery untuk mengambil beberapa data dari website https://novalagung.com; pada website tersebut, di halaman landing, ada beberapa blok artikel muncul. Informasi di setiap artikel akan diambil, ditampung dalam satu objek slice, kemudian ditampilkan sebagai JSON string.
+
+![Images](images/C.20_1_novalagung.png)
+
+## C.20.2. Praktek Scraping dan Parsing HTML
+
+Siapkan folder projek baru. Pada file main siapkan sebuah struct dengan nama `Article`, isinya 3 merupakan representasi dari metadata tiap artikel, yaitu `Title`, `URL`, dan `Category`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "encoding/json"
+ "github.com/PuerkitoBio/goquery"
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+type Article struct {
+ Title string
+ URL string
+ Category string
+}
+
+func main() {
+ // code here ...
+}
+```
+
+Dalam fungsi `main()`, dispatch sebuah client GET request ke url https://novalagung.com untuk scraping html-nya.
+
+```go
+res, err := http.Get("https://novalagung.com")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+defer res.Body.Close()
+
+if res.StatusCode != 200 {
+ log.Fatalf("status code error: %d %s", res.StatusCode, res.Status)
+}
+```
+
+Akses property `.Body` dari objek response (yang tipenya adalah reader), masukan sebagai parameter di pemanggilan `goquery.NewDocumentFromReader()`.
+
+```go
+doc, err := goquery.NewDocumentFromReader(res.Body)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+```
+
+Statement di atas mengembalikan salah satunya objek `goquery.Document`, yang ditampung dalam `doc`. Kalau dianalogikan dalam jQuery, objek `doc` adalah instance objek hasil `$(selector)`.
+
+Dari objek `goquery.Document`, gunakan API yang tersedia untuk melakukan operasi sesuai kebutuhan. Kita akan ambil semua element artikel sesuai dengan skema html yang ada pada website target.
+
+![Website structure](images/C.20_2_structure.png)
+
+OK mari langsung kita praktekan, ambil objek `.post-feed` kemudian ambil child elements-nya.
+
+```go
+rows := make([]Article, 0)
+
+doc.Find(".post-feed").Children().Each(func(i int, sel *goquery.Selection) {
+ row := new(Article)
+ row.Title = sel.Find(".post-card-title").Text()
+ row.URL, _ = sel.Find(".post-card-content-link").Attr("href")
+ row.Category = sel.Find(".post-card-tags").Text()
+ rows = append(rows, *row)
+})
+
+bts, err := json.MarshalIndent(rows, "", " ")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+log.Println(string(bts))
+```
+
+Gunakan `.Find()` untuk mencari elemen, isi parameter dengan selector pencarian. Gunakan `.Each()` untuk me-loop semua elemen yang didapat.
+
+Pada contoh di atas, setelah element `.post-feed` didapatkan, child elements diakses menggunakan `.Children()`.
+
+Method `.Text()` digunakan untuk mengambil text dalam elemen. Sedangkan untuk mengambil value atribut elemen, gunakan `.Attr()`.
+
+Di dalam perulangan, 3 informasi di-ekstrak dari masing-masing elemen artiekl, lalu ditampung ke objek `row`, kemudian di-append ke dalam slice.
+
+Di akhir objek slice dikonversi ke bentuk JSON string, lalu ditampilkan.
+
+Jalankan aplikasi, lihat hasilnya.
+
+![Output](images/C.20_3_output.png)
+
+## C.20.3. Modifikasi HTML
+
+API yang tersedia dalam goquery tidak hanya untuk keperluan ekstraksi informasi, tapi bisa juga untuk modifikasi/manipulasi HTML, dan operasi lainnya.
+
+Mari kita langsung praktekan saja. Buat file main baru, siapkan string html. Kali ini sumber data bukan berasal dari website asli, melainkan dari string html.
+
+```html
+package main
+
+import (
+ "github.com/PuerkitoBio/goquery"
+ "github.com/yosssi/gohtml"
+ "log"
+ "strings"
+)
+
+const sampleHTML = `
+
+
+ Sample HTML
+
+
+
Header
+
+
+
+
+
+`
+```
+
+HTML string di atas dijadikan ke bentuk `goquery.Document` lewat fungsi `goquery.NewDocumentFromReader()`. Karena parameter yang dibutuhkan bertipe reader, maka konversi string html ke tipe reader lewat `strings.NewReader()`.
+
+```go
+doc, err := goquery.NewDocumentFromReader(strings.NewReader(sampleHTML))
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+```
+
+Selanjutnya, lakukan beberapa modifikasi.
+
+```go
+doc.Find("h1").AfterHtml("
Lorem Ipsum Dolor Sit Amet Gedhang Goreng
")
+doc.Find("p").AppendHtml(" Tournesol")
+doc.Find("h1").SetAttr("class", "header")
+doc.Find("footer").First().Remove()
+doc.Find("body > *:nth-child(4)").Remove()
+```
+
+Berikut penjelasan beberapa API yang digunakan pada kode di atas.
+
+ - Method `.AfterHtml()`, digunakan untuk menambahkan elemen baru, posisinya ditempatkan setelah elemen objek pemanggilan method.
+ - Method `.AppendHtml()`, digunakan untuk menambahkan child elemen baru.
+ - Method `.SetAttr()`, digunakan untuk menambahkan/mengubah atribut elemen.
+ - Method `.First()`, digunakan untuk mengakses elemen pertama. Pada kode di atas `doc.Find("footer")` mengembalikan semua footer yang ada, sesuai selector. Pengaksesan method `.First()` menjadikan hanya elemen footer pertama yang diambil.
+ - Method `.Remove()`, digunakan untuk menghapus current element.
+
+Ambil bentuk string html dari objek `doc` yang sudah banyak dimodifikasi. Jangan gunakan `doc.Html()` karena yang dikembalikan adalah [inner html](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/API/Element/innerHTML). Gunakan `goquery.OuterHtml(doc.Selection)` agar yang dikembalikan [outer html](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/API/Element/outerHTML)-nya.
+
+```go
+modifiedHTML, err := goquery.OuterHtml(doc.Selection)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+log.Println(gohtml.Format(modifiedHTML))
+```
+
+Pada kode di atas kita menggunakan satu lagi library, [gohtml](https://github.com/yosssi/gohtml). Fungsi `.Format()` dalam library tersebut digunakan untuk code beautification.
+
+Jalankan aplikasi, lihat hasilnya.
+
+![Beautified HTML](images/C.20_4_beautified_html.png)
+
+---
+
+ - [goquery](https://github.com/PuerkitoBio/goquery), by Martin Angers, BSD-3-Clause license
+ - [gohtml](https://github.com/yosssi/gohtml), by Keiji Yoshida, MIT license
diff --git a/C-21-xml-parser.md b/C-21-xml-parser.md
new file mode 100644
index 000000000..c6a66f52f
--- /dev/null
+++ b/C-21-xml-parser.md
@@ -0,0 +1,272 @@
+# C.21. Parse & Generate XML (etree)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara parsing file xml, dan cara membuat xml baru. Library yang digunakan adalah [etree](https://github.com/beevik/etree), silakan `go get` terlebih dahulu.
+
+```go
+$ go get -u github.com/beevik/etree
+```
+
+## C.21.1. Membaca dan Parsing File XML
+
+Mari langsung kita praktekan, siapkan folder projek baru. Buat satu buah file `data.xml`, isinya sebagai berikut.
+
+```xml
+
+
+ Noval Agung
+ https://novalagung.com
+
+
+ Server
+ Connect to Oracle Server using Golang and Go-OCI8 on Ubuntu
+ /go-oci8-oracle-linux/
+
+
+ Server
+ Easy Setup OpenVPN Using Docker DockVPN
+ /easy-setup-openvpn-docker/
+
+
+ Server
+ Setup Ghost v0.11-LTS, Ubuntu, Nginx, Custom Domain, and SSL
+ /ghost-v011-lts-ubuntu-nginx-custom-domain-ssl/
+
+
+
+```
+
+Silakan perhatikan xml di atas, akan kita ambil semua element `article` beserta isinya, untuk kemudian ditampung dalam slice.
+
+Buat file main, didalamnya, buat objek dokumen bertipe `etree.Document` lewat fungsi `etree.NewDocument()`. Dari objek tersebut, baca file xml yang sudah dibuat, gunakan method `.ReadFromFile()` untuk melakukan proses baca file.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "encoding/json"
+ "github.com/beevik/etree"
+ "log"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ doc := etree.NewDocument()
+ if err := doc.ReadFromFile("./data.xml"); err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Dari objek `doc`, ambil root element ``, lalu akses semua element `` kemudian lakukan perulangan. Di dalam tiap perulangan, ambil informasi `title`, `url`, dan `category`, tampung sebagai element slice `rows`.
+
+```go
+root := doc.SelectElement("website")
+rows := make([]M, 0)
+
+for _, article := range root.FindElements("//article") {
+ row := make(M)
+ row["title"] = article.SelectElement("title").Text()
+ row["url"] = article.SelectElement("url").Text()
+
+ categories := make([]string, 0)
+ for _, category := range article.SelectElements("category") {
+ categories = append(categories, category.Text())
+ }
+ row["categories"] = categories
+
+ if info := article.SelectAttr("info"); info != nil {
+ row["info"] = info.Value
+ }
+
+ rows = append(rows, row)
+}
+```
+
+Objek element menyediakan beberapa method untuk keperluan seleksi dan pencarian element. Empat diantaranya sebagai berikut.
+
+ - Method `.SelectElement()`, untuk mengambil satu buah child element sesuai selector.
+ - Method `.SelectElements()`, sama seperti `.SelectElement()`, perbedannya yang dikembalikan adalah semua child elements (sesuai selector).
+ - Method `.FindElement()`, untuk mencari elements dalam current element, bisa berupa child, grand child, atau level yang lebih dalam, sesuai selector. Yang dikembalikan satu buah element saja.
+ - Method `.FindElements()`, sama seperti `.FindElement()`, perbedannya yang dikembalikan adalah semua elements (sesuai selector).
+
+Pada kode di atas, hasil dari statement `root.FindElements("//article")` di looping. Statement tersebut mengembalikan banyak element sesuai selector pencarian. Arti selector `//article` sendiri adalah melakukan pencarian element dengan nama `article` secara rekursif.
+
+Di tiap perulangan, child element `title` dan `url` diambil. Gunakan method `.Text()` untuk mengambil isi element.
+
+Sedangkan pada element `` pencarian child elements dilakukan menggunakan method `.SelectElements()`, karena beberapa artikel memiliki lebih dari satu category.
+
+Untuk mengakses value dari atribut, gunakan method `.SelectAttr()`.
+
+Setelah perulangan selesai, data artikel ada dalam objek `rows`. Tampilkan isinya sebagai JSON string.
+
+```go
+bts, err := json.MarshalIndent(rows, "", " ")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+log.Println(string(bts))
+```
+
+Jalankan aplikasi, lihat hasilnya.
+
+![XML to JSON](images/C.21_1_json_from_xml.png)
+
+## C.21.2. XML Query
+
+XQuery atau XML Query adalah bahasa query untuk pengolahan XML. Spesifikasinya bisa dilihat di https://www.w3.org/TR/xquery-31.
+
+Pada pembahasan di atas kita menggunakan query `//article` untuk melakukan pencarian semua element artikel secara rekursif.
+
+Berikut adalah contoh lain implementasi xquery yang lebih kompleks.
+
+```go
+popularArticleText := root.FindElement(`//article[@info='popular article']/title`)
+if popularArticleText != nil {
+ log.Println("Popular article", popularArticleText.Text())
+}
+```
+
+Penjelasan mengenai xquery `//article[@info='popular article']/title` dipecah menjadi 3 tahap agar mudah untuk dipahami.
+
+ 1. Selector bagian `//article`, artinya dilakukan pencarian rekursif dengan kriteria: element bernama `article`.
+ 2. Selector bagian `[@info='popular article']`, artinya dilakukan pencarian dengan kriteria: element memiliki atribut `info` yang berisi `popular article`.
+ 3. Selector bagian `/title`, artinya dilakukan pencarian child element dengan kriteria: element bernama `title`.
+
+Jika 3 penjelasan bagian di atas digabungkan, maka kurang lebih arti dari `//article[@info='popular article']/title` adalah, dilakukan pencarian secara rekursif dengan kriteria adalah: element bernama `article` dan harus memiliki atribut `info` yang berisi `popular article`, setelah diketemukan, dicari child element-nya menggunakan kriteria: element bernama `title`.
+
+Berikut adalah hasil dari query di atas.
+
+![XQuery](images/C.21_2_find.png)
+
+Silakan coba explore sendiri mengenai xquery untuk contoh lainnya.
+
+## C.21.3. Membuat XML dari Golang
+
+Di atas kita telah mempelajari cara baca XML; kali ini kita akan coba buat file XML menggunakan etree. Informasi yang akan ditulis ke file xml datanya bersumber dari JSON string (yang nantinya di-decode terlebih dahulu ke bentuk objek sebelum digunakan).
+
+Siapkan file baru, buat struct `Document`. Nantinya sebuah objek dicetak lewat struk ini, tugasnya sendiri adalah menampung data hasil proses decoding json.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "encoding/json"
+ "github.com/beevik/etree"
+ "log"
+)
+
+type Document struct {
+ Title string
+ URL string
+ Content struct {
+ Articles []struct {
+ Title string
+ URL string
+ Categories []string
+ Info string
+ }
+ }
+}
+
+func main () {
+ // code here
+}
+```
+
+Siapkan JSON string.
+
+```go
+const jsonString = `{
+ "Title": "Noval Agung",
+ "URL": "https://novalagung.com",
+ "Content": {
+ "Articles": [{
+ "Categories": [ "Server" ],
+ "Title": "Connect to Oracle Server using Golang and Go-OCI8 on Ubuntu",
+ "URL": "/go-oci8-oracle-linux/"
+ }, {
+ "Categories": [ "Server", "VPN" ],
+ "Title": "Easy Setup OpenVPN Using Docker DockVPN",
+ "URL": "/easy-setup-openvpn-docker/"
+ }, {
+ "Categories": [ "Server" ],
+ "Info": "popular article",
+ "Title": "Setup Ghost v0.11-LTS, Ubuntu, Nginx, Custom Domain, and SSL",
+ "URL": "/ghost-v011-lts-ubuntu-nginx-custom-domain-ssl/"
+ }]
+ }
+}`
+```
+
+Decode JSON string di atas ke objek cetakan `Document`.
+
+```go
+data := Document{}
+err := json.Unmarshal([]byte(jsonString), &data)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+```
+
+Selanjutnya buat objek etree baru, siapkan root element `website`. Di dalamnya buat 2 child elements: `title` dan `url`, nilai masing-masing didapat dari objek `data`.
+
+```go
+doc := etree.NewDocument()
+doc.CreateProcInst("xml", `version="1.0" encoding="UTF-8"`)
+
+website := doc.CreateElement("website")
+
+website.CreateElement("title").SetText(data.Title)
+website.CreateElement("url").SetText(data.URL)
+```
+
+Method `.CreateElement()` digunakan untuk membuat child element baru. Pemanggilannya disertai dengan satu parameter, yang merupakan representasi dari nama element yang ingin dibuat.
+
+Method `.SetText()` digunakan untuk menge-set nilai element.
+
+Siapkan satu element lagi dibawah root, namanya `contents`. Loop objek slice artikel, dan di tiap perulangannya, buat element dengan nama `article`, sisipkan sebagai child `contents`.
+
+```go
+content := website.CreateElement("contents")
+
+for _, each := range data.Content.Articles {
+ article := content.CreateElement("article")
+ article.CreateElement("title").SetText(each.Title)
+ article.CreateElement("url").SetText(each.URL)
+
+ for _, category := range each.Categories {
+ article.CreateElement("category").SetText(category)
+ }
+
+ if each.Info != "" {
+ article.CreateAttr("info", each.Info)
+ }
+}
+```
+
+Khusus untuk objek artikel yang property `.Info`-nya tidak kosong, buat atribut dengan nama `info` pada element `article` yang bersangkutan, simpan nilai property sebagai nilai atribut tersebut.
+
+Terakhir simpan objek dokumen etree sebagai file.
+
+```go
+doc.Indent(2)
+
+err = doc.WriteToFile("output.xml")
+if err != nil {
+ log.Println(err.Error())
+}
+```
+
+Method `.Indent()` di atas digunakan untuk menentukan indentasi element dalam file.
+
+Jalankan aplikasi, lihat hasilnya.
+
+![Generated XML](images/C.21_3_generated_xml.png)
+
+---
+
+ - [etree](https://github.com/beevik/etree), by Brett Vickers, BSD-2-Clause license
diff --git a/C-22-https-tls.md b/C-22-https-tls.md
new file mode 100644
index 000000000..d293a24d0
--- /dev/null
+++ b/C-22-https-tls.md
@@ -0,0 +1,148 @@
+# C.22. HTTPS/TLS Web Server
+
+Pada bagian ini kita akan belajar cara meng-enable fasilitas SSL/TLS pada web server.
+
+## C.22.1. Definisi
+
+#### • SSL
+
+**SSL, Secure Sockets Layer**, adalah standar untuk pengamanan komunikasi lewat internet. Data atau informasi yang sedang dikomunikasikan dari sebuah system ke system lain akan di-proteksi, dengan cara adalah mengacak informasi tersebut menggunakan algoritma enkripsi.
+
+#### • SSL Certificates
+
+**SSL Certificate**, adalah sebuah file berisikan informasi mengenai website, yang nantinya dibutuhkan untuk enkripsi data. SSL Certificate berisi **Public Key**. Public key digunakan untuk meng-enkripsi data yang akan di transfer.
+
+Certificate ditandatangi secara digital oleh **Certificate Authorities (CA)**. Digital Signature atau tanda tangan digital merupakan sebuah kode unik yang di-generate dengan teknologi cryptography **(Public Key Infrastructure)**.
+
+Certificate Authorities sendiri merupakan entitas atau institusi legal yang mengeluarkan dan mem-verifikasi sertifikat digital.
+
+Ketika seorang pengguna internet surfing, mengakses sebuah website yang website tersebut menerapkan SSL, informasi yang dikirim akan di encrypt dengan aman (menggunakan public key) dan hanya bisa di-decrypt menggunakan **Private Key**.
+
+Private Key, atau Secret Key, adalah file terpisah yang diperlukan pada proses dekripsi data yang di-encrypt menggunakan public key.
+
+Berikut merupakan penjelasan dalam bentuk gambar yang diambil dari [coinjolt.com](https://coinjolt.com/what-is-a-public-and-private-key/).
+
+![Anatomy](images/C.22_1_public_and_private_key.png)
+
+Kedua file certificate dan file private key harus disimpan dengan sangat super aman di server.
+
+#### • TLS
+
+**TLS, Transport Layer Security**, adalah versi yang lebih update dari SSL.
+
+#### • HTTPS
+
+**HTTPS, Hyper Text Transfer Protocol Secure**, adalah ekstensi dari HTTP yang berguna untuk pengamanan komunikasi lewat internet. Data atau informasi yang dikomunikasikan di-enkripsi menggunakan **TLS**.
+
+## C.22.2. Generate Private Key & Public Key Menggunakan `openssl`
+
+Untuk menerapkan TLS pada web server aplikasi golang, private key dan public key perlu kita siapkan terlebih dahulu.
+
+Gunakan `openssl` untuk generate private key.
+
+```bash
+$ openssl genrsa -out server.key 2048
+$ openssl ecparam -genkey -name secp384r1 -out server.key
+```
+
+Dua command di atas menghasilkan `server.key` yang merupakan private key. Setelah itu, generate *self-signed* certificate (yang berisikan public key) dari private key yang telah dibuat.
+
+```bash
+$ openssl req -new -x509 -sha256 -key server.key -out server.crt -days 3650
+```
+
+Command untuk generate certificate di atas akan memunculkan form. Informasi seperti alamat, email, host diminta untuk di-isi, pastikan isi dengan benar, terutama di bagian **"Common Name"** dan **Email Address**.
+
+ - Pada bagian common name isi dengan **localhost**.
+ - Untuk email isi dengan alamat email yang valid.
+
+Tampilannya kurang lebih seperti pada screenshot berikut.
+
+![Generate private key and certificate](images/C.22_1.1_public_and_private_key.png)
+
+> Selain `.crt` dan `.key`, ada ekstensi lain lagi seperti `.pem`. Format `.pem` ini merupakan jenis encoding yang sangat sering digunakan pada file kriptografi sejenis `.key` dan `.crt`. File `.crt` dan `.key` bisa di konversi ke `.pem`, dan juga sebaliknya.
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+## C.22.3. Project Structure
+
+Buat sebuah projek folder, copy 2 file yang telah ter-generate ke dalamnya. Lalu siapkan file `main.go`.
+
+![Folder Structure](images/C.22_2_structure.png)
+
+## C.22.4. Web Servers
+
+Pada `main.go`, siapkan sebuah fungsi `StartNonTLSServer()`, berisikan mux dengan satu buah routing, untuk redirect request dari protokol `http` ke `https`. Nantinya semua request yang mengarah ke `http://localhost` di-redirect ke `https://localhost`. Start mux ini pada port `:80`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+func StartNonTLSServer() {
+ mux := new(http.ServeMux)
+ mux.Handle("/", http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ log.Println("Redirecting to https://localhost/")
+ http.Redirect(w, r, "https://localhost/", http.StatusTemporaryRedirect)
+ }))
+
+ http.ListenAndServe(":80", mux)
+}
+```
+
+Lalu pada fungsi `main()`, buat mux baru lagi, dengan isi satu buah routing, menampilkan text "Hello World!". Start mux menggunakan `http.ListenAndServeTLS()` pada port `:443`, tak lupa sisipkan path dari file private key dan public key sebagai argumen fungsi.
+
+```go
+func main() {
+ go StartNonTLSServer()
+
+ mux := new(http.ServeMux)
+ mux.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ w.Write([]byte("Hello World!"))
+ })
+
+ log.Println("Server started at :443")
+ err := http.ListenAndServeTLS(":443", "server.crt", "server.key", mux)
+ if err != nil {
+ panic(err)
+ }
+}
+```
+
+Tak lupa fungsi `StartNonTLSServer()` juga dipanggil dalam `main()`. Jadi pada satu program terdapat 2 buah web server dijalankan.
+
+OK, jalankan aplikasi.
+
+> Jika error `panic: listen tcp :443: bind: permission denied` muncul, coba jalankan aplikasi menggunakan **sudo**, contoh: `sudo go run main.go`
+
+## C.22.5. Testing
+
+Test aplikasi menggunakan `curl`. Untuk request ke protokol `https` coba tambahkan flag `--insecure` untuk men-disable verifikasi certificate.
+
+![curl example](images/C.22_3_curl_example.png)
+
+Coba test juga menggunakan browser, jika menggunakan chrome maka akan muncul warning `NET::ERR_CERT_AUTHORITY_INVALID` Klik **Advanced → Proceed to localhost (unsafe)**.
+
+![browser example](images/C.22_4_browser_example.png)
+
+Warning `NET::ERR_CERT_AUTHORITY_INVALID` muncul ketika mengakses sebuah website menggunakan protokol `https` yang dimana website ini mengaplikasikan **self-signed certificate**, bukan menggunakan certificate yang sudah diverifikasi oleh CA.
diff --git a/C-23-http2-server-push.md b/C-23-http2-server-push.md
new file mode 100644
index 000000000..87a216ab6
--- /dev/null
+++ b/C-23-http2-server-push.md
@@ -0,0 +1,160 @@
+# C.23. HTTP/2 dan HTTP/2 Server Push
+
+HTTP/2 adalah versi terbaru protokol HTTP, dikembangkan dari protokol [SPDY](https://tools.ietf.org/html/draft-mbelshe-httpbis-spdy-00) yang diinisiasi oleh Google.
+
+Protokol ini sekarang sudah kompatibel dengan banyak browser diantaranya: Chrome, Opera, Firefox 9, IE 11, Safari, Silk, dan Edge.
+
+Kelebihan HTTP/2 dibanding HTTP 1.1 (protokol yang umumnya digunakan) sebagian besar adalah pada performa dan sekuriti. Berikut merupakan beberapa point yang menjadi kelebihan dari protokol baru ini.
+
+ - Backward compatible dengan HTTP 1.1
+ - Kompresi data pada HTTP Headers
+ - Multiplexing banyak request (dalam satu koneksi TCP)
+ - HTTP/2 Server Push
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara menerapkan HTTP/2 dan salah satu fitur milik protokol ini yaitu HTTP/2 Server Push.
+
+> Mengenai multiplexing banyak request tidak akan kita bahas pada buku ini, silakan coba pelajari sendiri jika tertarik, menggunakan library cmux.
+
+## C.23.1. HTTP/2 di Golang
+
+Golang memiliki dukungan sangat baik terhadap HTTP/2. Dengan cukup meng-enable fasilitas TLS/HTTPS maka aplikasi golang secara otomatis menggunakan HTTP/2.
+
+Untuk memastikan mari kita langsung praktekkan, coba duplikat projek pada bab sebelumnya (**A.23. HTTPS/TLS Web Server**) sebagai projek baru, jalankan aplikasinya lalu cek di browser chrome. Gunakan chrome extension [HTTP/2 and SPDY indicator](https://chrome.google.com/webstore/detail/http2-and-spdy-indicator/mpbpobfflnpcgagjijhmgnchggcjblin?hl=en) untuk menge-test apakah HTTP/2 sudah enabled.
+
+![SPDY checker](images/C.23_1_spdy_checker.png)
+
+Perlu diketahui untuk golang versi sebelum **1.6** ke bawah, secara default HTTP/2 tidak akan di-enable. Perlu memanggil fungsi `http2.ConfigureServer()` secara eksplist untuk meng-enable HTTP/2. Fungsi tersebut tersedia dalam package `golang.org/x/net/http2`. Lebih jelasnya silakan baca [laman dokumentasi](https://godoc.org/golang.org/x/net/http2).
+
+## C.23.2. HTTP/2 Server Push
+
+HTTP/2 Server Push adalah salah satu fitur pada HTTP/2, berguna untuk mempercepat response dari request, dengan cara data yang akan di-response dikirim terlebih dahulu oleh server.
+
+Fitur server push ini cocok digunakan untuk push data assets, seperti: css, gambar, js, dan file assets lainnya.
+
+Lalu apakah server push ini bisa dimanfaatkan untuk push data JSON, XML, atau sejenisnya? Sebenarnya bisa, hanya saja ini akan menyalahi tujuan dari penciptaan server push sendiri dan hasilnya tidak akan optimal, karena sebenernya server push tidak murni bidirectional, masih perlu adanya request ke server untuk mendapatkan data yg sudah di push oleh server itu sendiri.
+
+> HTTP/2 server push bukanlah pengganti dari websocket. Gunakan websocket untuk melakukan komunikasi bidirectional antara server dan client.
+
+Untuk mengecek suport-tidak-nya server push, lakukan casting pada objek `http.ResponseWriter` milik handler ke interface `http.Pusher`, lalu manfaatkan method `Push()` milik interface ini untuk push data dari server.
+
+> Fasilitas server push ini hanya bisa digunakan pada golang versi 1.8 ke-atas.
+
+## C.23.3. Praktek
+
+Mari kita praktekan. Buat projek baru, buat file `main.go`, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ http.Handle("/static/",
+ http.StripPrefix("/static/",
+ http.FileServer(http.Dir("."))))
+
+ log.Println("Server started at :9000")
+ err := http.ListenAndServeTLS(":9000", "server.crt", "server.key", nil)
+ if err != nil {
+ panic(err)
+ }
+}
+```
+
+Dalam folder proyek baru di atas, siapkan juga beberapa file lain:
+
+ - File `app.js`
+ - File `app.css`
+ - File `server.crt`, salin dari proyek sebelumnya
+ - File `server.key`, salin dari proyek sebelumnya
+
+Selanjutnya siapkan string html, nantinya akan dijadikan sebagai output rute `/`.
+
+```go
+const indexHTML = `
+
+
+
+ Hello World
+
+
+
+
+ Hello, gopher!
+
+
+
+`
+```
+
+Siapkan rute `/`, render string html tadi sebagai output dari endpoint ini.
+
+```go
+http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.URL.Path != "/" {
+ http.NotFound(w, r)
+ return
+ }
+
+ if pusher, ok := w.(http.Pusher); ok {
+ if err := pusher.Push("/static/app.js", nil); err != nil {
+ log.Printf("Failed to push: %v", err)
+ }
+
+ if err := pusher.Push("/static/app.css", nil); err != nil {
+ log.Printf("Failed to push: %v", err)
+ }
+ }
+
+ fmt.Fprintf(w, indexHTML)
+})
+```
+
+Pada handler di atas bisa kita lihat bahwa selain me-render string html, rute ini juga memiliki tugas lain yaitu push assets.
+
+Cara untuk mendeteksi apakah server push di-support, adalah dengan meng-casting objek `http.ResponseWriter` ke tipe `http.Pusher`. Proses casting tersebut mengembalikan dua buah data.
+
+ 1. Data objek yang sudah di casting.
+ 2. Variabel bertipe `bool` penanda aplikasi kita mendukung mendukung server push atau tidak.
+
+Jika nilai variabel `ok` adalah `true`, maka server push di-support.
+
+Method `Push()` milik `http.Pusher` digunakan untuk untuk push data. Endpoint yang disisipkan sebagai argumen, datanya akan di push ke front end oleh server, dalam contoh di atas adalah `/static/app.js` dan `/static/app.css`.
+
+Server push ini adalah per endpoint atau rute. Jika ada rute lain, maka dua assets di atas tidak akan di push, kecuali method `Push()` dipanggil lagi dalam rute lain tersebut.
+
+> Daripada memanggil method push satu-per-satu pada banyak handler, lebih baik jadikan sebagai middleware terpisah.
+
+Kegunaan dari fungsi `fmt.Fprintf()` adalah untuk render html, sama seperti `w.Write()`.
+
+OK, jalankan aplikasi lalu test.
+
+## C.23.4. Testing
+
+Perbedaan antara aplikasi yang menerapkan HTTP/2 dan tidak, atau yang menerapkan server push atau tidak; adalah tidak terasa bedanya jika hanya di-test lewat lokal saja.
+
+Untuk mengecek HTTP/2 diterapkan atau tidak, kita bisa gunakan Chrome extension **HTTP/2 and SPDY indicator**.
+
+Untuk mengecek server push pada tiap request sebenernya bisa hanya cukup menggunakan chrome dev tools, namun fitur ini hanya tersedia pada [Chrome Canary](https://www.google.com/chrome/browser/canary.html). Download browser tersebut lalu install, gunakan untuk testing aplikasi kita.
+
+Pada saat mengakses `https://localhost:9000` pastikan developer tools sudah aktif (klik kanan, inspect element), lalu buka tab **Network**.
+
+![SPDY indicator](images/C.23_2_spdy_indicator.png)
+
+
+Untuk endpoint yang menggunakan server push, pada kolom **Protocol** nilainya adalah **spdy**. Pada screenshot di atas terlihat bahwa assets `app.js` dan `app.css` dikirim lewat server push.
+
+> Jika kolom Protocol tidak muncul, klik kanan pada kolom, lalu centang **Protocol**.
+
+Berikut merupakan variasi nilai pada kolom protocol.
+
+ - **http/1.1**, protokol yang kita gunakan mulai tahun 1999.
+ - **spdy**, versi pertama spesifikasi HTTP/2 dari google, mengawali terciptanya HTTP/2.
+ - **h2**, kependekan dari "HTTP 2".
+ - **h2c**, kependekan dari "HTTP 2 Cleartext". HTTP/2 lewat kanal yang tidak ter-enkripsi.
+
+Selain dari kolom protocol, penanda server push bisa dilihat juga lewat grafik **Waterfall**. Garis warna ungu muda pada grafik tersebut adalah start time. Untuk endpoint yang di push maka bar chart akan muncul sebelum garis ungu atau start time.
diff --git a/C-24-client-http-request.md b/C-24-client-http-request.md
new file mode 100644
index 000000000..fc898531c
--- /dev/null
+++ b/C-24-client-http-request.md
@@ -0,0 +1,187 @@
+# C.24. Client HTTP Request
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang topik yang sedikit berbeda dibanding bab sebelumnya, yaitu cara untuk melakukan http request ke sebuah web server.
+
+Dua aplikasi akan dibuat, server dan client. Server merupakan aplikasi web server kecil, memiliki satu endpoint. Lalu dari client http request di-trigger, dengan tujuan adalah server.
+
+## C.24.1. Aplikasi Server
+
+Buat projek baru seperti biasa, lalu buat `server.go`. Import package yang dibutuhkan.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "encoding/json"
+ "fmt"
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+```
+
+Pada fungsi `main()`, siapkan mux dengan isi satu buah handler, jalankan pada port `:9000`.
+
+```go
+func main() {
+ mux := new(http.ServeMux)
+ mux.HandleFunc("/data", ActionData)
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Handler = mux
+ server.Addr = ":9000"
+
+ log.Println("Starting server at", server.Addr)
+ err := server.ListenAndServe()
+ if err != nil {
+ log.Fatalln("Failed to start web server", err)
+ }
+}
+```
+
+Buat fungsi `ActionData()` yang merupakan handler dari rute `/data`. Handler ini hanya menerima method `POST`, dan mewajibkan consumer endpoint untuk menyisipkan payload dalam request-nya, dengan isi adalah JSON.
+
+```go
+func ActionData(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ log.Println("Incoming request with method", r.Method)
+
+ if r.Method != "POST" {
+ http.Error(w, "Method not allowed", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ payload := make(M)
+ err := json.NewDecoder(r.Body).Decode(&payload)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ if _, ok := payload["Name"]; !ok {
+ http.Error(w, "Payload `Name` is required", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Isi dari `r.Body` kita decode ke objek `payload` yang bertipe `map[string]interface{}`. Setelah proses decoding selesai, terdapat pengecekan ada tidaknya property `Name` dalam payload. Jika tidak ada maka dianggap bad request.
+
+Setelah itu, buat objek `data` dengan 2 property, yang salah satunya berisi kombinasi string dari payload `.Name`.
+
+```go
+data := M{
+ "Message": fmt.Sprintf("Hello %s", payload["Name"]),
+ "Status": true,
+}
+
+w.Header().Set("Content-Type", "application/json")
+err = json.NewEncoder(w).Encode(data)
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+}
+```
+
+Cara render output JSON biasanya kita lakukan menggunakan statement `w.Write()` dengan isi adalah `[]byte` milik JSON. Ada cara lain, yaitu menggunakan json encoder. Penerapannya bisa dilihat pada kode di atas.
+
+Aplikasi server sudah siap. Selanjutnya kita masuk ke bagian pembuatan aplikasi client.
+
+## C.24.2. Aplikasi Client
+
+Tugas dari aplikasi client: melakukan http request ke aplikasi server, pada endpoint `/data` sesuai dengan spesifikasi yang sudah dijelaskan di atas (ber-method POST, dan memiliki JSON payload).
+
+Buat file baru, `client.go`, import package yang diperlukan.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "bytes"
+ "encoding/json"
+ "log"
+ "net/http"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+```
+
+Buat fungsi `doRequest()`. Fungsi ini kita gunakan men-trigger http request.
+
+```go
+func doRequest(url, method string, data interface{}) (interface{}, error) {
+ var payload *bytes.Buffer = nil
+
+ if data != nil {
+ payload = new(bytes.Buffer)
+ err := json.NewEncoder(payload).Encode(data)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+ }
+
+ request, err := http.NewRequest(method, url, payload)
+ if err != nil {
+ return nil, err
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Fungsi tersebut menerima 3 buah parameter.
+
+ - Parameter `url`, adalah alamat tujuan request.
+ - Parameter `method`, bisa GET, POST, PUT, ataupun method valid lainnya sesuai spesifikasi [RFC 2616](https://www.w3.org/Protocols/rfc2616/rfc2616-sec9.html).
+ - Parameter `data`, isinya boleh kosong. Jika ada isinya, data tersebut di-encode ke bentuk JSON untuk selanjutnya disisipkan pada body request.
+
+Buat objek request lewat `http.NewRequest()`. Sisipkan ke-3 parameter tersebut.
+
+Selanjutnya buat objek client. Dari client ini request di-trigger, menghasilkan objek response.
+
+```go
+client := new(http.Client)
+
+response, err := client.Do(request)
+if response != nil {
+ defer response.Body.Close()
+}
+if err != nil {
+ return nil, err
+}
+
+responseBody := make(M)
+err = json.NewDecoder(response.Body).Decode(&responseBody)
+if err != nil {
+ return nil, err
+}
+
+return responseBody, nil
+```
+
+Decode response tersebut ke tipe `M`, lalu tampilkan hasilnya.
+
+Buat fungsi `main()`. Panggil fungsi `doRequest()` yang sudah dibuat. Untuk payload silakan isi sesuka hati, asalkan ada item dengan key `Name`. Lalu tampilkan response body hasil pemanggilan fungsi `doRequest()`.
+
+```go
+func main() {
+ baseURL := "http://localhost:9000"
+ method := "POST"
+ data := M{"Name": "Noval Agung"}
+
+ responseBody, err := doRequest(baseURL+"/data", method, data)
+ if err != nil {
+ log.Println("ERROR", err.Error())
+ return
+ }
+
+ log.Printf("%#v \n", responseBody)
+}
+```
+
+## C.24.3. Testing
+
+Jalankan aplikasi server, buka prompt terminal/CMD baru, lalu jalankan aplikasi client.
+
+![Testing](images/C.24_1_test_client_request.png)
diff --git a/C-25-secure-insecure-client-http-request.md b/C-25-secure-insecure-client-http-request.md
new file mode 100644
index 000000000..2706d7bf1
--- /dev/null
+++ b/C-25-secure-insecure-client-http-request.md
@@ -0,0 +1,183 @@
+# C.25. Secure & Insecure Client HTTP Request
+
+Pada bab ini topik yang dibahas adalah cara melakukan http request ke SSL/TLS-enabled web server, menggunakan dua teknik:
+
+ - Insecure request
+ - Secure request menggunakan file certificate
+
+## C.25.1. Handshake
+
+Sebelum masuk ke inti pembahasan, kita perlu mempelajari terlebih dahulu tentang pembeda antara secure request dan http request biasa.
+
+Dalam secure request, sebelum data benar-benar diterima oleh server, terjadi proses negosiasi antara client (yg men-dispatch request) dan server (tujuan request), proses ini biasa disebut dengan handshake.
+
+Proses negosiasi tersebut dipecah menjadi 5 fase.
+
+ 1. Fase **Client Hello**. Pada fase ini handshake dimulai dengan client mengirimkan pesan yang kita sebut dengan **client hello** ke se server. Pesan tersebut berisikan semua informasi milik client yang diperlukan oleh server untuk bisa terhubung dengan client via SSL. Informasi yang dimaksud diantaranya adalah versi SSL/TLS dan konfigurasi cipher. Cipher suite sendiri adalah seperangkat algoritma, digunakan untuk membantu pengamanan koneksi yang menerapkan TLS/SSL.
+
+ 2. Fase **Server Hello**. Setelah diterima, server merespon dengan pesan yang mirip, yaitu **server hello**, isinya juga informasi yang kurang lebih sejenis. Informasi ini diperlukan oleh client untuk bisa terhubung balik dengan server.
+
+ 3. Fase **Otentikasi dan Pre-Master Secret**. Setelah kontak antara client dan server terjadi, server mengenalkan dirinya ke client lewat file certificate. Anggap saja certificate tersebut sebagai KTP (Kartu Tanda Penduduk). Client selanjutnya melakukan pengecekan, apakah KTP tersebut valid dan dipercaya, atau tidak. Jika memang terpercaya, client selanjutnya membuat data yang disebut dengan **pre-master secret**, meng-enkripsi-nya menggunakan public key, lalu mengirimnya ke server sebagai response.
+
+ 4. Fase **Decryption dan Master Secret**. Data encrypted pre-master secret yang dikirim oleh client diterima oleh server. Data tersebut kemudian di-decrypt menggunakan private key. Selanjutnya server dan client melakukan beberapa hal untuk men-generate **master secret** lewat cipher yang sudah disepakati.
+
+ 5. Fase **Encryption with Session Key**. Server dan client melakukan pertukaran pesan untuk menginfokan bahwa data yang dikirim dalam request tersebut dan request-request selanjutnya akan di-enkripsi.
+
+Sekarang kita tau, bahwa agar komunikasi antara client dan server bisa terjalin, pada sisi client harus ada file certificate, dan pada sisi server harus private key & certificate.
+
+OK, saya rasa bagian teori sudah cukup, mari kita lanjut ke bagian praktek.
+
+## C.25.2. Persiapan
+
+Salin projek pada bab sebelumnya, bab [A25 - Client HTTP Request](/A-25-client-http-request.html) sebagai folder projek baru.
+
+## C.25.3. Konfigurasi SSL/TLS pada Web Server
+
+Di bab A25 kita sudah belajar implementasi client http request, penerapannya dengan 2 buah aplikasi terpisah, satu aplikasi web server dan satu lagi adalah aplikasi consumer.
+
+Kita perlu menambahkan sedikit modifikasi pada aplikasi web server (yang sudah di salin), mengaktifkan SSL/TLS-nya dengan cara mengubah bagian `.ListenAndServe()` menjadi `.ListenAndServeTLS()`, dengan disisipkan dua parameter berisi path certificate dan private key.
+
+```go
+err := server.ListenAndServeTLS("server.crt", "server.key")
+```
+
+Silakan generate certificate dan private key baru, caranya sama seperti pada bab [A23 - HTTPS/TLS Web Server](/A-23-https-tls.html).
+
+> Konfigurasi SSL/TLS lewat `server.ListenAndServeTLS("server.crt", "server.key")` merupakan cara yang paling mudah dengan konfigurasi adalah paling minimal.
+
+## C.25.4. Insecure Request
+
+Dari yang sudah dijelaskan di atas, agar komunikasi antara client dan server bisa ter-enkripsi, di sisi client atau consumer harus ada yang namanya file certificate.
+
+Jika client tidak menyertakan certificate dalam request-nya, maka pasti terjadi error (pada saat handshake). Contohnya bisa dilihat pada screenshot berikut.
+
+![SSL request error](images/C.25_1_http_request_to_ssl_enabled_web_server.png)
+
+Akan tetapi, jika memang client tidak memilik certificate dan komunikasi ingin tetap dilakukan, masih bisa (dengan catatan server meng-allow kapabilitas ini), caranya yaitu menggunakan teknik *insecure request*.
+
+> Dalam insecure request, komunikasi terjalin tanpa ada proses enkripsi data.
+
+Cara membuat insecure request sangat mudah, cukup aktifkan atribut insecure pada request. Misal menggunakan **curl**, maka cukup tambahkan flag `--insecure` pada command.
+
+```bash
+curl -X POST https://localhost/data \
+ --insecure \
+ -H 'Content-Type: application/json' \
+ -d '{"Name": "Noval Agung"}'
+```
+
+Penerapan inscure request dalam golang juga tidak terlalu sulit. Pada object `http.Client`, isi property `.Transport` dengan objek baru buatan struct `http.Transport` yang didalamnya berisi konfigurasi insecure request.
+
+```go
+client := new(http.Client)
+client.Transport = &http.Transport{
+ TLSClientConfig: &tls.Config{InsecureSkipVerify: true},
+}
+```
+
+Ubah kode pada aplikasi client (yang sudah disalin) seperti di atas. Jangan lupa juga untuk mengganti protokol base url destinasi, dari `http` ke `https`.
+
+```go
+baseURL := "https://localhost:9000"
+```
+
+Jalankan ulang aplikasi server yang sudah ssl-enabled dan aplikasi client yang sudah dikonfigurasi untuk insecure request, lalu test hasilnya.
+
+![Insecure Request](images/C.25_2_insecure_client_request.png)
+
+## C.25.5. Secure Request
+
+Secure request adalah bentuk request yang datanya ter-enkripsi, bisa dibilang kebalikan dari insecure request. Request jenis ini pada sisi client atau consumer membutuhkan konfigurasi dimana file certificate diperlukan.
+
+Secure request bisa dilakukan dengan mudah di golang. Mari langsung saja kita praktekan. Pertama, pada file consumer, tambahkan package `crypto/x509`.
+
+```go
+import (
+ // ...
+ "crypto/x509"
+)
+```
+
+> X.509 adalah standar format public key certificates.
+
+Lalu buat objek baru bertipe `x509.CertPool` lewat `x509.NewCertPool()`. Objek ini nantinya menampung list certificate yang digunakan.
+
+Buat objek menggunakan struct `tls.Config`, dengan isi property `RootCAs` adalah objek list certificate yang sudah dibuat.
+
+Isi `client.Transport` dengan konfigurasi secure request. Hapus saja konfigurasi insecure request sebelumnya.
+
+Kurang lebih kode-nya seperti berikut.
+
+```go
+certFile, err := ioutil.ReadFile("server.crt")
+if err != nil {
+ return nil, err
+}
+
+caCertPool := x509.NewCertPool()
+caCertPool.AppendCertsFromPEM(certFile)
+
+tlsConfig := &tls.Config{ RootCAs: caCertPool }
+tlsConfig.BuildNameToCertificate()
+
+client := new(http.Client)
+client.Transport = &http.Transport{
+ TLSClientConfig: tlsConfig,
+}
+```
+
+Bisa dilihat pada kode di atas, file `server.crt` dibaca isinya, lalu dimasukan ke `caCertPool`. Objek `caCertPool` ini bisa menampung banyak certificate, jika memang dibutuhkan banyak.
+
+OK, silakan langsung run aplikasi untuk testing.
+
+![Secure Request](images/C.25_3_secure_client_request.png)
+
+## C.25.6. Konfigurasi SSL/TLS Lanjutan
+
+Di atas kita sudah belajar cara setting SSL/TLS pada web server, dengan konfigurasi minimal menggunakan `server.ListenAndServeTLS("server.crt", "server.key")`.
+
+Konfigurasi yang lebih complex bisa kita lakukan menggunakan `tls.Config`. Buat objek menggunakan struct tersebut lalu manfaatkan property struct-nya untuk menciptakan konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan. Contoh kurang lebih seperti kode di bawah ini.
+
+```go
+certPair1, err := tls.LoadX509KeyPair("server.crt", "server.key")
+if err != nil {
+ log.Fatalln("Failed to start web server", err)
+}
+
+tlsConfig := new(tls.Config)
+tlsConfig.NextProtos = []string{"http/1.1"}
+tlsConfig.MinVersion = tls.VersionTLS12
+tlsConfig.PreferServerCipherSuites = true
+
+tlsConfig.Certificates = []tls.Certificate{
+ certPair1, /** add other certificates here **/
+}
+tlsConfig.BuildNameToCertificate()
+
+tlsConfig.ClientAuth = tls.VerifyClientCertIfGiven
+tlsConfig.CurvePreferences = []tls.CurveID{
+ tls.CurveP521,
+ tls.CurveP384,
+ tls.CurveP256,
+}
+tlsConfig.CipherSuites = []uint16{
+ tls.TLS_ECDHE_RSA_WITH_AES_128_GCM_SHA256,
+ tls.TLS_ECDHE_ECDSA_WITH_AES_128_GCM_SHA256,
+}
+```
+
+Tampung saja objek cetakan `server.TLSConfig` di atas ke dalam `server.TLSConfig`. Jika file certificate dan private key sudah ditambahkan dalam `tlsConfig`, maka dalam pemanggilan `server.ListenAndServeTLS()` kosongkan saja parameter-nya.
+
+```go
+server := new(http.Server)
+server.Handler = mux
+server.Addr = ":9000"
+server.TLSConfig = tlsConfig
+
+err := server.ListenAndServeTLS("", "")
+if err != nil {
+ log.Fatalln("Failed to start web server", err)
+}
+```
+
+Tujuan mengapa penulis tambahkan sub bab **Konfigurasi SSL/TLS Lanjutan** ini adalah agar pembaca tau bahwa konfigurasi SSL/TLS yang compleks bisa dilakukan dengan mudah dalam aplikasi web golang. Mengenai pembahasan tiap-tiap property silakan pelajari sendiri.
diff --git a/C-26-golang-ftp.md b/C-26-golang-ftp.md
new file mode 100644
index 000000000..57dc5cdee
--- /dev/null
+++ b/C-26-golang-ftp.md
@@ -0,0 +1,291 @@
+# C.26. FTP
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara melakukan pertukaran data lewat FTP (File Transfer Protocol) menggunakan Golang.
+
+> Definisi mengenai FTP sendiri adalah sebuah protokol network standar yang digunakan untuk pertukaran atau transfer data antar client dan server.
+
+Sebelum memulai, ada satu hal penting yang perlu dipersiapkan, yaitu sebuah server dengan FTP server ter-install. Jika tidak ada, bisa menggunakan library [ftpd](https://github.com/goftp/ftpd) untuk set up ftp server di local (untuk keperluan belajar).
+
+Dalam server tersebut, siapkan beberapa file dan folder dengan struktur sebagai berikut.
+
+![FTP folder structure](images/C.26_1_ftp_folder_structure.png)
+
+ - File `test1.txt`, isi dengan apapun.
+ - File `test2.txt`, isi dengan apapun.
+ - File `somefolder/test3.txt`, isi dengan apapun.
+ - File `movie.mp4`, gunakan file seadanya.
+
+Library FTP client yang kita gunakan adalah [github.com/jlaffaye/ftp](https://github.com/jlaffaye/ftp).
+
+## C.26.1. Koneksi ke Server
+
+Buat satu buah folder projek baru dengan isi `main.go`. Di dalam file main akan kita isi dengan beberapa operasi FTP seperti upload, download, akses ke direktori dan lainnya.
+
+OK, langsung saja, silakan tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/jlaffaye/ftp"
+ "log"
+)
+
+func main() {
+ const FTP_ADDR = "0.0.0.0:2121"
+ const FTP_USERNAME = "admin"
+ const FTP_PASSWORD = "123456"
+
+ // ...
+}
+```
+
+Tiga buah konstanta dengan prefix `FTP_` disiapkan, isinya adalah credentials FTP untuk bisa melakukan koneksi FTP ke server.
+
+Di dalam `main()`, tambahkan kode untuk terhubung dengan server.
+
+```go
+connt, err := ftp.Dial(FTP_ADDR)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+err = conn.Login(FTP_USERNAME, FTP_PASSWORD)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+```
+
+Cara konek ke server melalui FTP dipecah menjadi dua tahap. Pertama adalah menggunakan `ftp.Dial()` dengan argumen adalah alamat server (beserta port). Statement tersebut mengembalikan objek bertipe `*ftp.ServerConn` yang ditampung oleh variabel `conn`.
+
+Tahap kedua, lewat objek `conn`, panggil method `.Login()` dengan disisipi argumen username dan password FTP.
+
+## C.26.2. Menampilkan Semua File Menggunakan `.List()`
+
+Lewat tipe `*ftp.ServerConn`, semua method untuk operasi FTP bisa diakses. Salah satu dari method tersebut adalah `.List()`, gunanya untuk listing semua file yang ada di server. Operasi ini sama dengan `ls`.
+
+```go
+fmt.Println("======= PATH ./")
+
+entries, err := conn.List(".")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+for _, entry := range entries {
+ fmt.Println(" ->", entry.Name, getStringEntryType(entry.Type))
+}
+```
+
+Method `.List()` di atas dipanggil dengan argumen adalah string `"."`, berarti semua aset dalam `"."` atau **current path** dimunculkan.
+
+Method tersebut mengembalikan slice yang tiap elemen-nya adalah representasi tiap file. Pada kode di atas, semua file dimunculkan ke console, nama dan tipe-nya.
+
+Property `.Type` milik `entry` tipenya adalah `ftp.EntryType`, yang sebenarnya `int`. Fungsi `getStringEntryType()` kita buat untuk menampilkan keterangan dalam string sesuai dengan tipe.
+
+```go
+func getStringEntryType(t ftp.EntryType) string {
+ switch t {
+ case ftp.EntryTypeFile:
+ return "(file)"
+ case ftp.EntryTypeFolder:
+ return "(folder)"
+ case ftp.EntryTypeLink:
+ return "(link)"
+ default:
+ return ""
+ }
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi lihat hasilnya.
+
+![List files](images/C.26_2_list_assets.png)
+
+Jika dibandingkan dengan file yang ada di server, ada satu yang tidak muncul, yaitu `somefolder/test3.txt`. Hal ini dikarenakan file yang di-list adalah yang ada pada `"."` atau **current path**. File `test3.txt` berada di dalam sub folder `somefolder`.
+
+## C.26.3. Pindah Ke Folder Tertentu Menggunakan `.ChangeDir()`
+
+Selanjutnya, kita akan coba masuk ke folder `somefolder`, lalu menampilkan isinya. Gunakan method `.ChangeDir()`, sisipkan path folder tujuan sebagai argument.
+
+```go
+fmt.Println("======= PATH ./somefolder")
+
+err = conn.ChangeDir("./somefolder")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+```
+
+Setelah itu, list semua file. Tetap gunakan `"."` sebagai argument pemanggilan method `.List()` untuk listing current path. Karena kita sudah masuk ke folder `./somefolder`, maka path tersebut-lah yang menjadi current path.
+
+```go
+entries, err = conn.List(".")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+for _, entry := range entries {
+ fmt.Println(" ->", entry.Name, getStringEntryType(entry.Type))
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi, lihat lagi hasilnya.
+
+![List files](images/C.26_3_list_assets_subfolder.png)
+
+## C.26.4. Pindah Ke Parent Folder Menggunakan `.ChangeDirToParent()`
+
+Gunakan method `.ChangeDirToParent()` untuk mengubah aktif path ke parent path. Tambahkan kode berikut, agar current path `./somefolder` kembali menjadi `.`.
+
+```go
+err = conn.ChangeDirToParent()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+```
+
+## C.26.5. Mengambil File Menggunakan `.Retr()` Lalu Membaca Isinya
+
+Cara mengambil file adalah dengan method `.Retr()`. Tulis saja path file yang ingin diambil sebagai argumen. Nilai baliknya adalah objek bertipe `*ftp.Response` dan error (jika ada).
+
+```go
+fmt.Println("======= SHOW CONTENT OF FILES")
+
+fileTest1Path := "test1.txt"
+fileTest1, err := conn.Retr(fileTest1Path)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+test1ContentInBytes, err := ioutil.ReadAll(fileTest1)
+fileTest1.Close()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+fmt.Println(" ->", fileTest1Path, "->", string(test1ContentInBytes))
+```
+
+Baca isi objek response tersebut menggunakan method `.Read()` miliknya, atau bisa juga menggunakan `ioutil.ReadAll()` lebih praktisnya (nilai baliknya bertipe `[]byte` maka cast ke tipe `string` terlebih dahulu untuk menampilkan isinya).
+
+> Jangan lupa untuk import package `io/ioutil`.
+
+Di kode di atas file `test1.txt` dibaca. Lakukan operasi yang sama pada file `somefolder/test3.txt`.
+
+```go
+fileTest2Path := "somefolder/test3.txt"
+fileTest2, err := conn.Retr(fileTest2Path)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+test2ContentInBytes, err := ioutil.ReadAll(fileTest2)
+fileTest2.Close()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+fmt.Println(" ->", fileTest2Path, "->", string(test2ContentInBytes))
+```
+
+> Jangan lupa juga untuk meng-close objek bertipe `*ftp.Response`, setelah dibaca isinya.
+
+Jalankan aplikasi, cek hasilnya.
+
+![List files](images/C.26_4_read_file.png)
+
+Bisa dilihat, isi file yang dibaca adalah aslinya.
+
+## C.26.6. Download File
+
+Proses download secara teknis adalah memindahkan **isi file** dari remote server ke local server. Di local, dibuatkan sebuah file yang nantinya akan menampung isi file dari remote server yang di-transfer. Sebarapa cepat proses download berlangsung sangat tergantung kepada besar file yang isinya sedang di transfer (dan beberapa faktor lainnya).
+
+Di golang, penerapan download lewat FTP kurang lebih adalah sama. perlu dibuat terlebih dahulu file di local untuk menampung isi file yang diambil dari remote server.
+
+OK, mari kita praktekan. File `movie.mp4` yang berada di server akan kita unduh ke local.
+
+```go
+fmt.Println("======= DOWNLOAD FILE TO LOCAL")
+
+fileMoviePath := "movie.mp4"
+fileMovie, err := conn.Retr(fileMoviePath)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+destinationMoviePath := "/Users/novalagung/Desktop/downloaded-movie.mp4"
+f, err := os.Create(destinationMoviePath)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+_, err = io.Copy(f, fileMovie)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+fileMovie.Close()
+f.Close()
+
+fmt.Println("File downloaded to", destinationMoviePath)
+```
+
+Pertama ambil file tujuan menggunakan `.Retr()`. Lalu buat file di local. Pada contoh di atas nama file di local adalah berbeda dengan nama file asli, `downloaded-movie.mp4`. Buat file tersebut menggunakan `os.Create()`.
+
+Setelah itu, copy isi file yang sudah diambil dari server, ke `downloaded-movie.mp4` menggunakan `io.Copy()`. Setelah proses transfer selesai, jangan lupa untuk close file dari remote dan juga file di local.
+
+> Operasi di atas membutuhkan dua package lain, yaitu `io` dan `os`, maka import kedua package tersebut.
+
+Jalankan aplikasi, coba cek md5 sum dari kedua file, harusnya sama.
+
+![Download file](images/C.26_5_download_file.png)
+
+Coba buka `downloaded-movie.mp4`, jika proses transfer sukses maka pasti bisa dibuka.
+
+![Preview movie](images/C.26_6_movie_preview.png)
+
+## C.26.7. Upload File
+
+Upload file adalah kebalikan dari download file. File dari lokal ditransfer ke server. Mari langsung kita praktekan.
+
+Pertama buka file tujuan menggunakan `os.Open()`. Lalu panggil method `.Store()` milik `conn`, sisipkan path file tujuan remote server sebagai parameter pertama, lalu objek file di local sebagai parameter kedua.
+
+```go
+fmt.Println("======= UPLOAD FILE TO FTP SERVER")
+
+sourceFile := "/Users/novalagung/Desktop/Go-Logo_Aqua.png"
+f, err = os.Open(sourceFile)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+destinationFile := "./somefolder/logo.png"
+err = conn.Stor(destinationFile, f)
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+f.Close()
+
+fmt.Println("File", sourceFile, "uploaded to", destinationFile)
+```
+
+File `Go-Logo_Aqua.png` di upload ke server pada path `./somefolder/logo.png`. Coba list untuk mengecek apakah file sudah terupload.
+
+```go
+entries, err = conn.List("./somefolder")
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+
+for _, entry := range entries {
+ fmt.Println(" ->", entry.Name, getStringEntryType(entry.Type))
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi, cek hasilnya. Untuk memvalidasi bahwa file di client dan di server sama, bandingkan md5 sum kedua file.
+
+![Upload file](images/C.26_7_upload_file.png)
+
+---
+
+ - [ftpd](https://github.com/goftp/ftpd), by Lunny Xiao
+ - [ftp](https://github.com/jlaffaye/ftp), by Julien Laffaye, ISC license
diff --git a/C-27-golang-ssh-sftp.md b/C-27-golang-ssh-sftp.md
new file mode 100644
index 000000000..0326b893d
--- /dev/null
+++ b/C-27-golang-ssh-sftp.md
@@ -0,0 +1,263 @@
+# C.27. SSH & SFTP
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara untuk me-remote server lewat protokol SSH (Secure Shell).
+
+> Protokol SSH digunakan untuk melakukan remote login secara aman/secure ke server tujuan. Komunikasi yang terjadi lewat SSH di-encrypt sehingga aman.
+
+Golang menyediakan package [golang.org/x/crypto/ssh](https://godoc.org/golang.org/x/crypto/ssh), berisi cukup banyak API untuk keperluan operasi yang berhubungan dengan protokol SSH.
+
+## C.27.1. Otentikasi SSH
+
+Buat folder projek baru, isinya file `main.go`, didalamnya tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "golang.org/x/crypto/ssh"
+ "io/ioutil"
+ "log"
+ "os"
+)
+
+func main() {
+ const SSH_ADDRESS = "0.0.0.0:22"
+ const SSH_USERNAME = "user"
+ const SSH_PASSWORD = "password"
+
+ sshConfig := &ssh.ClientConfig{
+ User: SSH_USERNAME,
+ HostKeyCallback: ssh.InsecureIgnoreHostKey(),
+ Auth: []ssh.AuthMethod{
+ ssh.Password(SSH_PASSWORD),
+ },
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Variabel `sshConfig` di atas adalah objek pointer cetakan struct `ssh.ClientConfig`. Objek bertipe ini nantinya digunakan untuk otentikasi SSH.
+
+Pada kode di atas, tiga buah konstanta dengan prefix `SSH_*` disiapkan. Credentials username dan password disisipkan sebagai property objek `sshConfig`. Bisa dilihat pada property `Auth`, isinya adalah slice `ssh.AuthMethod` dengan satu buah element yaitu `ssh.Password()`. Konfigurasi seperti ini dipakai jika **otentikasi menggunakan username dan password**.
+
+Jika otentikasi dilakukan menggunakan **identity file**, maka gunakan kode berikut.
+
+```go
+const SSH_ADDRESS = "192.168.0.24:22"
+const SSH_USERNAME = "user"
+const SSH_KEY = "path/to/file/identity.pem"
+
+sshConfig := &ssh.ClientConfig{
+ User: SSH_USERNAME,
+ HostKeyCallback: ssh.InsecureIgnoreHostKey(),
+ Auth: []ssh.AuthMethod{
+ PublicKeyFile(SSH_KEY),
+ },
+}
+
+func PublicKeyFile(file string) ssh.AuthMethod {
+ buffer, err := ioutil.ReadFile(file)
+ if err != nil {
+ return nil
+ }
+
+ key, err := ssh.ParsePrivateKey(buffer)
+ if err != nil {
+ return nil
+ }
+
+ return ssh.PublicKeys(key)
+}
+```
+
+Silakan pilih jenis otentikasi sesuai dengan yang di dukung oleh remote server.
+
+Selanjutnya, dalam fungsi `main()`, buat koneksi baru ke server tujuan menggunakan `ssh.Dial()`. Statement ini mengembalikan objek `*ssh.Client`, pemanggilannya sendiri membutuhkan 3 parameter.
+
+ - Isi argument pertama isi dengan `"tcp"`, hal ini dikarenakan protokol tersebut digunakan dalam SSH.
+ - Argument ke-2 diisi dengan alamat tujuan server.
+ - Argument ke-3 diisi dengan objek `sshConfig`.
+
+```go
+// ...
+
+client, err := ssh.Dial("tcp", SSH_ADDRESS, sshConfig)
+if client != nil {
+ defer client.Close()
+}
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed to dial. " + err.Error())
+}
+```
+
+## C.27.2. Session & Run Command
+
+Dari objek `client`, buat session baru, caranya dengan mengakses method `.NewSession()`.
+
+```go
+session, err := client.NewSession()
+if session != nil {
+ defer session.Close()
+}
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed to create session. " + err.Error())
+}
+```
+
+Pada session, set tiga koneksi standar IO: stdin, stdout, dan stderr; ke standard IO sistem operasi.
+
+```go
+session.Stdin = os.Stdin
+session.Stdout = os.Stdout
+session.Stderr = os.Stderr
+```
+
+OK, semua persiapan sudah cukup. Sekarang coba jalankan salah satu command seperti `ls`.
+
+```go
+err = session.Run("ls -l ~/")
+if err != nil {
+ log.Fatal("Command execution error. " + err.Error())
+}
+```
+
+Jalankan aplikasi untuk mengetes hasilnya.
+
+![ssh ls](images/C.27_1_ls_testing.png)
+
+## C.27.3. Penggunaan `session.StdinPipe()` untuk Run Multiple Command
+
+Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menjalankan banyak command via SSH, cara paling mudah adalah dengan menggabung commands dengan operator `&&`.
+
+Alternatif metode lainnya, bisa dengan memanfaatkan `StdinPipe` milik session. Cukup tulis command yang diinginkan ke objek stdin pipe tersebut.
+
+> Method `.StdinPipe()` mengembalikan objek stdin pipe yang tipenya adalah `io.WriteCloser`. Tipe ini merupakan gabungan dari `io.Writer`, `io.Reader`, dan `io.Closer`.
+
+Mari kita praktekan, salin kode sebelumnya ke file baru, hapus semua baris kode setelah statement pembuatan session.
+
+Siapkan variabel untuk menampung objek default stdin pipe milik session.
+
+```go
+var stdout, stderr bytes.Buffer
+session.Stdout = &stdout
+session.Stderr = &stderr
+
+stdin, err := session.StdinPipe()
+if err != nil {
+ log.Fatal("Error getting stdin pipe. " + err.Error())
+}
+```
+
+Jalankan command prompt di remote host, menggunakan perintah `.Start()`. Pilih unix shell yang diinginkan dengan menuliskannya sebagai argument pemanggilan method `.Start()`. Pada tutorial ini kita menggunakan unix shell `bash`.
+
+```go
+err = session.Start("/bin/bash")
+if err != nil {
+ log.Fatal("Error starting bash. " + err.Error())
+}
+```
+
+Method `.Start()` dan `.Run()` memiliki kesamaan dan perbedaan. Salah satu kesamaannya adalah kedua method tersebut digunakan untuk menjalankan perintah shell, yang eksekusinya akan selesai ketika perintah yang dijalankan selesai, contoh: `.Start("ls -l ~/")` dan `.Run("ls -l ~/")`, kedua statement tersebut menghasilkan proses dan output yang sama.
+
+Sedangkan perbedaannya, method `.Start()` bisa digunakan untuk memilih command line interpreter atau shell (pada contoh ini `bash`), lalu memanfaatkannya untuk eksekusi banyak shell command dengan cara dilewatkan ke stdin pipe.
+
+> Pemanggilan method `.Start()` dan `.Run()` hanya bisa dilakukan sekali untuk tiap session.
+
+Selanjutnya, siapkan commands dalam slice, untuk mempermudah eksekusinya. Lakukan perulangan pada slice tersebut, lalu tulis command ke dalam objek stdin pipe. Pastikan command terakhir yang dieksekusi adalah `exit` untuk mengakhiri shell.
+
+```go
+commands := []string{
+ "cd /where/is/the/gopath",
+ "cd src/myproject",
+ "ls",
+ "exit",
+}
+for _, cmd := range commands {
+ if _, err = fmt.Fprintln(stdin, cmd); err != nil {
+ log.Fatal(err)
+ }
+}
+```
+
+Statement `fmt.Fprintln()` digunakan untuk menuliskan sesuatu ke objek `io.Writer`. Objek stdin pipe kita sisipkan sebagai parameter pertama, lalu shell command sebagai parameter setelahnya.
+
+Selain `fmt.Fprintln()`, ada juga `fmt.Fprint()` dan `fmt.Fprintf()`.
+
+> Statement yang paling sering kita gunakan, yaitu `fmt.Print()`, isinya sebenarnya memanggil `fmt.Fprint()`, dengan parameter pertama `io.Writer` diisi dengan `os.Stdout`.
+
+Gunakan method `.Wait()` milik session untuk menunggu banyak command yang dieksekusi selesai terlebih dahulu. Kemudian tangkap output stdout dan stderr nya lalu tampilkan.
+
+```go
+err = session.Wait()
+if err != nil {
+ log.Fatal(err)
+}
+
+outputErr := stderr.String()
+fmt.Println("============== ERROR")
+fmt.Println(strings.TrimSpace(outputErr))
+
+outputString := stdout.String()
+fmt.Println("============== OUTPUT")
+fmt.Println(strings.TrimSpace(outputString))
+```
+
+Jalankan aplikasi untuk melihat hasilnya.
+
+![Multiple commands](images/C.27_2_multiple_command.png)
+
+Output dalam banyak command muncul setelah semua command berhasil dieksekusi. Statement `session.Wait()` adalah blocking.
+
+Jika ingin eksekusi command dan pengambilan outpunya tidak blocking, manfaatkan `.StdoutPipe()`, `.StderrPipe()`, dan goroutine untuk pengambilan output hasil eksekusi command.
+
+## C.27.4. Transfer File via SFTP
+
+Transfer file antara client dan server bisa dilakukan lewat protokol SSH, dengan memanfaatkan SFTP (SSH File Transfer Protocol). Penerapannya sebenarnya bisa dilakukan cukup menggunakan API yang disediakan oleh package golang.org/x/crypto/ssh, namun pada bagian ini kita akan menggunakan 3rd party library lain untuk mempermudah penerapannya. Library tersebut adalah [github.com/pkg/sftp](https://github.com/pkg/sftp).
+
+Mari kita praktekan, salin kode sebelumnya ke file baru, hapus semua baris kode setelah statement pembuatan client. Kemudian, go get package tersebut, lalu import.
+
+Buat objek sftp client, objek ini merupakan superset dari objek ssh client.
+
+
+```go
+sftpClient, err := sftp.NewClient(client)
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed create client sftp client. " + err.Error())
+}
+```
+
+Kita akan menggunakan sample file di lokal untuk ditransfer ke server. Mekanisme-nya sama seperti pada transfer file via ftp, yaitu dengan menyiapkan file kosong di sisi server, lalu meng-copy isi file di lokal ke file di server tersebut.
+
+OK, siapkan file tujuan transfer terlebih dahulu.
+
+```go
+fDestination, err := sftpClient.Create("/data/nginx/files/test-file.txt")
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed to create destination file. " + err.Error())
+}
+```
+
+Lalu baca file di lokal, gunakan `io.Copy` untuk mengcopy isi file.
+
+```go
+fSource, err := os.Open("/Users/novalagung/Desktop/test-file.txt")
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed to read source file. " + err.Error())
+}
+
+_, err = io.Copy(fDestination, fSource)
+if err != nil {
+ log.Fatal("Failed copy source file into destination file. " + err.Error())
+}
+
+log.Println("File copied.")
+```
+
+Jalankan aplikasi untuk melihat hasilnya.
+
+![SFTP](images/C.27_3_sftp.png)
+
+---
+
+ - [sftp](github.com/pkg/sftp), by pkg team, BSD-2-Clause License
diff --git a/C-28-golang-web-socket.md b/C-28-golang-web-socket.md
new file mode 100644
index 000000000..eb6fb795a
--- /dev/null
+++ b/C-28-golang-web-socket.md
@@ -0,0 +1,401 @@
+# CB.28. Web Socket: Chatting App
+
+Pada bab ini kita akan belajar penerapan web socket di golang, untuk membuat sebuah aplikasi chatting. Web socket server dibuat menggunakan library [Gorilla Web Socket](https://github.com/gorilla/websocket), dan di sisi front end kita menggunakan native API milik javascript yaitu [WebSocket](https://developer.mozilla.org/en-US/docs/Web/API/WebSockets_API/Writing_WebSocket_client_applications) untuk melakukan komunikasi dengan socket server.
+
+> Jelasnya kapabilitas web socket bisa dicapai dengan cukup menggunakan default package yang disediakan golang. Namun pada bab ini pembelajaran dilakukan menggunakan 4rd party library.
+
+Seperti biasanya proses belajar dilakukan sambil praktek. Kita buat aplikasi chatting minimalis, dengan kode se-sedikit mungkin agar mudah dipahami, development dilakukan *from scratch*.
+
+Nantinya saat testing akan ada banyak user terhubung dengan socket server, dalam satu room. Setiap pesan yang ditulis oleh salah seorang user, bisa dibaca oleh semua user lainnya.
+
+Kurang lebih aplikasi yang kita kembangkan seperti gambar di bawah ini.
+
+![Chatting App](images/C.28_3_chatting.png)
+
+## CB.28.1. Back End
+
+Buat folder projek baru, siapkan dua buah file: `main.go` dan `index.html`. Kita akan buat socket server terlebih dahulu. Silakan tulis kode berikut ke dalam `main.go`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/gorilla/websocket"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+ "io/ioutil"
+ "log"
+ "net/http"
+ "strings"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+const MESSAGE_NEW_USER = "New User"
+const MESSAGE_CHAT = "Chat"
+const MESSAGE_LEAVE = "Leave"
+
+var connections = make([]*WebSocketConnection, 0)
+```
+
+Konstanta dengan prefix `MESSAGE_*` adalah representasi dari jenis message yang dikirim dari socket server ke semua client (yang terhubung).
+
+ - Konstanta `MESSAGE_NEW_USER`. Ketika ada user baru terhubung ke room, maka sebuah pesan **User XXX: connected** akan muncul. Konstanta ini digunakan oleh socket server dalam mem-broadcast informasi tersebut.
+ - Konstanta `MESSAGE_CHAT`. Ketika user/client mengirim message/pesan ke socket server, message tersebut kemudian diteruskan ke semua client lainnya oleh socket server. Isi pesan di-broadcast oleh socket server ke semua user yang terhubung menggunakan konstanta ini.
+ - Konstanta `MESSAGE_LEAVE`. Digunakan oleh socket server untuk menginformasikan semua client lainnya, bahwasanya ada client yang keluar dari room (terputus dengan socket server). Pesan **User XXX: disconnected** dimunculkan.
+
+Selain 3 konstanta di atas, ada variabel `connections`. Variabel ini digunakan untuk menampung semua client yang terhubung ke socket server.
+
+OK, setelah kode di atas ditulis, siapkan tiga buah struct berikut.
+
+ - Struct `SocketPayload`, digunakan untuk menampung payload yang dikirim dari front end.
+
+ ```go
+ type SocketPayload struct {
+ Message string
+ }
+ ```
+
+ - Struct `SocketResponse`, digunakan oleh back end (socket server) sewaktu mem-broadcast message ke semua client yang terhubung. Field `Type` akan berisi salah satu dari konstanta dengan prefix `MESSAGE_*`.
+
+ ```go
+ type SocketResponse struct {
+ From string
+ Type string
+ Message string
+ }
+ ```
+
+ - Struct `WebSocketConnection`. Nantinya setiap client yang terhubung, objek koneksi-nya disimpan ke slice `connections` yang tipenya adalah `[]*WebSocketConnection`.
+
+ ```go
+ type WebSocketConnection struct {
+ *websocket.Conn
+ Username string
+ }
+ ```
+
+Selanjutnya buat fungsi `main()`, siapkan satu buah rute, `/`, isinya menampilkan template view `index.html`. Siapkan juga rute `/ws` yang akan menjadi gateway komunikasi socket.
+
+```go
+func main() {
+ http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ content, err := ioutil.ReadFile("index.html")
+ if err != nil {
+ http.Error(w, "Could not open requested file", http.StatusInternalServerError)
+ return
+ }
+
+ fmt.Fprintf(w, "%s", content)
+ })
+
+ http.HandleFunc("/ws", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ // socket code here
+ })
+
+ fmt.Println("Server starting at :8080")
+ http.ListenAndServe(":8080", nil)
+}
+```
+
+Handler `/ws` diisi dengan proses untuk konversi koneksi HTTP ke koneksi web socket. Statement `websocket.Upgrade()` digunakan untuk ini. Pada statement tersebut, parameter ke-4 adalah besar read buffer, sedangkan parameter ke-5 adalah besar write buffer.
+
+```go
+http.HandleFunc("/ws", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ currentGorillaConn, err := websocket.Upgrade(w, r, w.Header(), 1024, 1024)
+ if err != nil {
+ http.Error(w, "Could not open websocket connection", http.StatusBadRequest)
+ }
+
+ username := r.URL.Query().Get("username")
+ currentConn := WebSocketConnection{Conn: currentGorillaConn, Username: username}
+ connections = append(connections, ¤tConn)
+
+ go handleIO(¤tConn, connections)
+})
+```
+
+Di sisi client, ketika inisialisasi koneksi web socket, informasi **username** disisipkan sebagai query string. Lalu di back end diambil untuk ditempelkan ke objek koneksi socket (yang kemudian dimasukan ke `connections`).
+
+```js
+app.ws = new WebSocket("ws://localhost:8080/ws?username=" + name)
+```
+
+Objek `currentGorillaConn` yang merupakan objek *current* koneksi web server, kita cast ke tipe `WebSocketConnection`, kemudian ditampung ke `currentConn`. Informasi username di atas ditambahkan sebagai identifier dalam objek tersebut.
+
+Slice `connections` menampung semua koneksi web socket, termasuk `currentConn`.
+
+Di akhir handler, fungsi `handleIO()` dipanggil sebagai sebuah goroutine, dalam pemanggilannya objek `currentConn` dan `connections` disisipkan. Tugas fungsi `handleIO()` ini adalah untuk me-manage komunikasi antara client dan server. Proses broadcast message ke semua client yg terhubung dilakukan dalam fungsi ini.
+
+Berikut adalah isi fungsi `handleIO()`.
+
+```go
+func handleIO(currentConn *WebSocketConnection, connections []*WebSocketConnection) {
+ defer func() {
+ if r := recover(); r != nil {
+ log.Println("ERROR", fmt.Sprintf("%v", r))
+ }
+ }()
+
+ broadcastMessage(currentConn, MESSAGE_NEW_USER, "")
+
+ for {
+ payload := SocketPayload{}
+ err := currentConn.ReadJSON(&payload)
+ if err != nil {
+ if strings.Contains(err.Error(), "websocket: close") {
+ broadcastMessage(currentConn, MESSAGE_LEAVE, "")
+ ejectConnection(currentConn)
+ return
+ }
+
+ log.Println("ERROR", err.Error())
+ continue
+ }
+
+ broadcastMessage(currentConn, MESSAGE_CHAT, payload.Message)
+ }
+}
+```
+
+Ketika koneksi terjalin untuk pertama kalinya, antara socket client dan socket server, fungsi `broadcastMessage()` dipanggil. Semua client yang terhubung (kecuali `currentConn`) dikirimi pesan dengan jenis `MESSAGE_NEW_USER`, menginformasikan bahwa ada user baru terhubung ke room.
+
+Selanjutnya, ada perulangan tanpa henti. Statement `currentConn.ReadJSON()` dalam loop adalah blocking. Statement tersebut hanya akan tereksekusi ketika ada payload (berupa message/pesan) dikirim dari socket client. Payload tersebut diterima oleh socket server, kemudian di-broadcast ke semua client yang terhubung (kecuali `currentConn`) dengan jenis message terpilih adalah `MESSAGE_CHAT`. Data message sendiri disisipkan sebagai parameter ke-3 pemanggilan `broadcastMessage()`.
+
+Ketika ada client terputus koneksinya dengan socket server, method `.ReadJSON()` otomatis terpanggil, namun tidak melakukan apa-apa dan **pasti** mengembalikan error. Berikut adalah error message-nya.
+
+```
+websocket: close 1001 (going away)
+```
+
+Error diatas adalah indikator bahwa *current* client terputus koneksinya dengan socket server. Ketika hal ini terjadi, maka akan ada message yang di-broadcast ke semua client yang terhubung (kecuali `currentConn`) dengan jenis message adalah `MESSAGE_LEAVE`, untuk menginformasikan bahwa ada user (yaitu `currentConn`) yang leave room. Tak lupa, objek `currentConn` dikeluarkan dari slice `connections` lewat fungsi `ejectConnection()`.
+
+Berikut adalah deklarasi fungsi `ejectConnection()` dan `broadcastMessage()`.
+
+ - Fungsi `ejectConnection()`:
+
+ ```go
+ func ejectConnection(currentConn *WebSocketConnection) {
+ filtered, _ := gubrak.Reject(connections, func(each *WebSocketConnection) bool {
+ return each == currentConn
+ })
+ connections = filtered.([]*WebSocketConnection)
+ }
+ ```
+
+ - Fungsi `broadcastMessage()`:
+
+ ```go
+ func broadcastMessage(currentConn *WebSocketConnection, kind, message string) {
+ for _, eachConn := range connections {
+ if eachConn == currentConn {
+ continue
+ }
+
+ eachConn.WriteJSON(SocketResponse{
+ From: currentConn.Username,
+ Type: kind,
+ Message: message,
+ })
+ }
+ }
+ ```
+
+Method `.WriteJSON()` milik `websocket.Conn` digunakan untuk mengirim data dari socket server ke socket client (yang direpresentasikan oleh `eachConn`). Dalam fungsi `broadcastMessage()` di atas, semua client yang terhubung dikirimi data (sesuai parameter), terkecuali untuk current client.
+
+Bagian back end sudah cukup. Sekarang lanjut ke layer front end.
+
+## CB.28.2. Front End
+
+Siapkan terlebih dahulu basis layout front end. Ada dua section penting yg harus disiapkan.
+
+ 1. Sebuah div dengan ukuran besar, nantinya diisi dengan message yang dikirim oleh current client dan client lainnya.
+ 2. Sebuah form dengan isi satu inputan text dan satu button. Nantinya user menulis pesan yang ingin di-broadcast ke inputan text, lalu klik button untuk submit message tersebut.
+
+Kurang lebih kode-nya seperti berikut.
+
+```html
+
+
+
+ WebSocket
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+```
+
+Tambahkan beberapa stylesheet agar terlihat cantik.
+
+```css
+.form {
+ position: fixed;
+ left: 0;
+ bottom: 0;
+ right: 0;
+ background-color: #f9f9f9;
+ border-top: 1px solid #78b8ef;
+ padding: 5px 10px;
+}
+.form .placeholder, .form .input-message, .form button {
+ display: block;
+ margin-bottom: 5px;
+}
+.form .input-message {
+ padding: 7px;
+ border: 1px solid #ecebeb;
+ border-radius: 4px;
+ width: -webkit-fill-available;
+}
+.form button {
+ width: 100%;
+ color: white;
+ padding: 7px 10px;
+ border-radius: 4px;
+ background-color: #78b8ef;
+ border: 1px solid #5a9ed8;
+}
+.container { margin-bottom: 50px; }
+.container p { display: block; }
+```
+
+Tampilan sekilas aplikasi bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
+
+![Chatting App Template](images/C.28_1_template.png)
+
+OK, sekarang saatnya masuk ke bagian yang paling disukai anak jaman now (?), yaitu javascript. Siapkan beberapa property, satu untuk menampung objek client socket server, dan satu lagi menampung element container (element inilah yang nantinya akan diisi message yang di-broadcast oleh server).
+
+```js
+var app = {}
+app.ws = undefined
+app.container = undefined
+
+app.init = function () {
+ if (!(window.WebSocket)) {
+ alert('Your browser does not support WebSocket')
+ return
+ }
+
+ var name = prompt('Enter your name please:') || "No name"
+ document.querySelector('.username').innerText = name
+
+ app.container = document.querySelector('.container')
+
+ app.ws = new WebSocket("ws://localhost:8080/ws?username=" + name)
+
+ // ...
+}
+
+window.onload = app.init
+```
+
+Fungsi `app.init()` dipanggil pada event `window.onload`.
+
+Di saat pertama kali page load, muncul prompt yang meminta inputan nama user. Nantinya user yang diinput dijadikan sebagai *current* username pada aplikasi chatting ini.
+
+![Prompt Username](images/C.28_2_prompt_username.png)
+
+Property `app.ws` digunakan untuk menampung objek client web socket. Dari objek tersebut, buat 3 buah event listener. Tulis deklarasi event-nya dalam `app.init`.
+
+ - Event `onopen`. Event ini dieksekusi ketika *current* socket client berhasil terhubung dengan socket server.
+
+ ```js
+ app.ws.onopen = function() {
+ var message = 'me: connected'
+ app.print(message)
+ }
+ ```
+
+ - Event `onmessage`. Event ini terpanggil ketika socket server mengirim data dan diterima oleh masing-masing socket client. Di dalam event init, message yang di-broadcast oleh socket server ditampilkan sesuai jenis message-nya, apakah `New User`, `Leave`, atau `Chat`.
+
+ ```js
+ app.ws.onmessage = function (event) {
+ var res = JSON.parse(event.data)
+
+ var messsage = ''
+ if (res.Type === 'New User') {
+ message = 'User ' + res.From + ': connected'
+ } else if (res.Type === 'Leave') {
+ message = 'User ' + res.From + ': disconnected'
+ } else {
+ message = '' + res.From + ': ' + res.Message
+ }
+
+ app.print(message)
+ }
+ ```
+
+ - Event `onclose`. Seperti yang sudah disinggung di atas, ketika koneksi *current* socket terputus dengan server, event ini terpanggil secara otomatis.
+
+ ```js
+ app.ws.onclose = function () {
+ var message = 'me: disconnected'
+ app.print(message)
+ }
+ ```
+
+Kemudian tambahkan fungsi `app.print()`, fungsi ini digunakan untuk mencetak pesan ke `.container`.
+
+```js
+app.print = function (message) {
+ var el = document.createElement("p")
+ el.innerHTML = message
+ app.container.append(el)
+}
+```
+
+Dan fungsi `app.doSendMessage()`, fungsi ini digunakan untuk mengirim payload message (inputan user) ke socket server.
+
+```js
+app.doSendMessage = function () {
+ var messageRaw = document.querySelector('.input-message').value
+ app.ws.send(JSON.stringify({
+ Message: messageRaw
+ }));
+
+ var message = 'me: ' + messageRaw
+ app.print(message)
+
+ document.querySelector('.input-message').value = ''
+}
+```
+
+OK, aplikasi sudah siap, mari lanjut ke bagian testing.
+
+## CB.28.3. Testing
+
+Buka beberapa tab, gunakan username apa saja di masing-masing tab. Coba berinteraksi satu sama lain.
+
+![Chatting App](images/C.28_3_chatting.png)
+
+Bisa dilihat, ketika ada user baru, semua client yang sudah terhubung mendapat pesan **User XXX: connected**.
+
+Pesan yang ditulis oleh satu client bisa dilihat oleh client lainnya.
+
+Ketika salah satu user leave, pesan **User XXX: disconnected** akan di-broadcast ke semua user lainnya. Pada gambar di bawah ini dicontohkan user **Noval Agung** leave.
+
+![User leave chat room](images/C.28_4_user_leave.png)
+
+---
+
+ - [Gorilla Web Socket](https://github.com/gorilla/websocket), by Gary Burd, BSD-2-Clause License
+ - [Gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak), by Noval Agung, MIT License
diff --git a/C-29-golang-protobuf-implementation.md b/C-29-golang-protobuf-implementation.md
new file mode 100644
index 000000000..c43bf0bd3
--- /dev/null
+++ b/C-29-golang-protobuf-implementation.md
@@ -0,0 +1,382 @@
+# C.29. Protobuf
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang penggunaan protobuf (Protocol Buffers) di golang.
+
+Perlu diketahui, topik gRPC tidak kita pelajari pada bab ini, melainkan pada bab selanjutnya.
+
+## C.29.1. Definisi
+
+Protocol Buffers adalah metode untuk serialisasi data terstruktur, yang dibuat oleh Google. Protobuf cocok digunakan pada aplikasi yang berkomunikasi dengan aplikasi lain. Protobuf bisa dipakai di banyak platform, contoh: komunikasi antara aplikasi mobile iOS dan Golang Web Service, bisa menggunakan protobuf.
+
+Protobuf hanya bertugas di bagian serialisasi data saja, untuk komunikasi antar service atau antar aplikasi sendiri menggunakan gRPC.
+
+> gRPC adalah sebuah remote procedure call atau RPC yang dibuat oleh google. gRPC menggunakan HTTP/2 untuk komunikasinya, dan Protocol Buffers di bagian antarmuka-nya.
+
+Mungkin sampai sini masih terasa abstrak, membingungkan, dan muncul banyak pertanyaan mengenai apa dan untuk apa protobuf ini. Agar lebih mudah untuk dipahami, bayangkan sebuah aplikasi client yang mengkonsumsi data dari (RESTful) web service, dengan data dikirimkan dalam bentuk JSON.
+
+![HTTP JSON Analogy](images/C.29_1_http_json_analogy.png)
+
+Di analogi sederhana di gambar, dijelaskan bahwa HTTP digunakan sebagai transport antara client dan server, dan JSON digunakan sebagai tipe data payload request dan response body type.
+
+Arsitektur di atas (yang menggunakan http dan json) jika dikonversi ke bentuk gRPC dan protobuf, maka kurang lebih jadinya seperti gambar di bawah ini.
+
+![GRPC PROTOBUF Analogy](images/C.29_2_grpc_protobuf_analogy.png)
+
+Cukup bisa dipahami bukan?
+
+Sederhananya protobuf itu mirip seperti JSON atau XML, tapi lebih terstruktur. Perbedaannya adalah pada protobuf skema model harus didefinisikan di awal (*schema on write*).
+
+Skema tersebut didefinisikan dalam file berekstensi `.proto`. Dari file tersebut di generate-lah file model sesuai bahasa yang dipilih. Misalkan bahasa yang digunakan adalah java, maka nantinya terbentuk pojo; misal bahasa adalah php nantinya class di-generate; jika bahasa golang maka struct di-generate, dan seterusnya.
+
+> gRPC dan protobuf adalah salah satu pilihan terbaik untuk diterapkan pada aplikasi yang mengadopsi konsep microservices.
+
+## C.29.2. Instalasi
+
+Schema yang ditulis dalam `.proto` di-compile ke bentuk file sesuai bahasa yang dipilih. Dari sini jelasnya sebuah compiler dibutuhkan, maka dari itu protobuf harus install terlebih dahulu di lokal masing-masing. Compiler tersebut bernama `protoc` atau proto compiler.
+
+Silakan merujuk ke http://google.github.io/proto-lens/installing-protoc.html untuk mengetahui cara instalasi `protoc` sesuai sistem operasi yang dibutuhkan.
+
+Selain `protoc`, masih ada satu lagi yang perlu di install, yaitu protobuf runtime untuk golang (karena di sini kita menggunakan bahasa golang). Cara instalasinya cukup mudah:
+
+```bash
+$ go get -u github.com/golang/protobuf/proto
+$ go get -u github.com/golang/protobuf/protoc-gen-go
+```
+
+> Protobuf runtime tersedia untuk banyak bahasa selain golang, selengkapnya silakan cek https://github.com/protocolbuffers/protobuf.
+
+## C.29.3. Pembuatan File `.Proto`
+
+Siapkan satu buah folder dengan skema seperti berikut.
+
+```bash
+novalagung:src $ tree .
+.
+└── yourproject
+ ├── main.go
+ └── model
+ ├── garage.proto
+ └── user.proto
+```
+
+Folder `yourproject/model` berisikan file-file `.proto` (dua buah file proto didefinisikan). Dari kedua file di atas akan di-generate file model `.go` menggunakan command `protoc`. Nantinya generated file tersebut dipakai dalam `main.go`.
+
+#### • File `user.proto`
+
+OK, mari kita masuk ke bagian tulis-menulis kode. Buka file `user.proto`, tulis kode berikut.
+
+```protobuf
+syntax = "proto3";
+
+package model;
+
+enum UserGender {
+ UNDEFINED = 0;
+ MALE = 1;
+ FEMALE = 2;
+}
+```
+
+Bahasa yang digunakan dalam file proto sangat minimalis, dan cukup mudah untuk dipahami.
+
+Statement `syntax = "proto3";`, artinya adalah versi proto yang digunakan adalah `proto3`. Ada juga versi `proto2`, namun kita tidak menggunakannya.
+
+Statement `package model;`, digunakan untuk menge-set nama package dari file yang nantinya di-generate. File `user.proto` akan di-compile, menghasilkan file `user.pb.go`. File golang tersebut package-nya adalah sesuai dengan yang sudah didefinisikan di statement, pada contoh ini `model`.
+
+Statement `enum UserGender` digunakan untuk pendefinisian enum. Tulis nama-nama enum beserta value di dalam kurung kurawal. Keyword `UserGender` sendiri nantinya menjadi tipe enum. Value enum di protobuf hanya bisa menggunakan tipe data numerik int.
+
+Setelah proses kompilasi ke bentuk golang, kode di atas kurang lebihnya akan menjadi seperti berikut.
+
+```go
+package model
+
+type UserGender int32
+
+const (
+ UserGender_UNDEFINED UserGender = 0
+ UserGender_MALE UserGender = 1
+ UserGender_FEMALE UserGender = 2
+)
+```
+
+Selanjutnya tambahkan statement pendefinisian message berikut dalam file `user.proto`.
+
+```protobuf
+message User {
+ string id = 1;
+ string name = 2;
+ string password = 3;
+ UserGender gender = 4;
+}
+
+message UserList {
+ repeated User list = 1;
+}
+```
+
+> Untuk mengurangi moskimunikasi, penulis gunakan istilah **model** untuk `message` pada kode di atas.
+
+Model didefinisikan menggunakan keyword `message` diikuti dengan nama model-nya. Di dalam kurung kurawal, ditulis property-property model dengan skema penulisan ` = `.
+
+> Bisa dilihat bahwa di tiap field terdapat *unique number*. Informasi ini berguna untuk versioning model protobuf. Tiap field harus memiliki angka yang unik satu sama lain dalam satu `message`.
+
+Di dalam `User`, dideklarasikan property `id`, `name`, dan `password` yang bertipe `string`; dan juga property `gender` yang bertipe enum `UserGender`.
+
+Selain `User`, model `UserList` juga didefinisikan. Isinya hanya satu property yaitu `list` yang tipe-nya adalah `User`. Keyword repeated pada property digunakan untuk pendefinisian tipe array atau slice. Statement `repeated User` adalah ekuivalen dengan `[]*User` (tipe element slice pasti pointer).
+
+Kode protobuf di atas menghasilkan kode golang berikut.
+
+```go
+type User struct {
+ Id string
+ Name string
+ Password string
+ Gender UserGender
+}
+
+type UserList struct {
+ List []*User
+}
+```
+
+#### • File `garage.proto`
+
+Sekarang beralih ke file ke-dua, `garage.proto`. Silakan tulis kode berikut.
+
+```protobuf
+syntax = "proto3";
+
+package model;
+
+message GarageCoordinate {
+ float latitude = 1;
+ float longitude = 2;
+}
+
+message Garage {
+ string id = 1;
+ string name = 2;
+ GarageCoordinate coordinate = 3;
+}
+```
+
+Bisa dilihat, property `coordinate` pada model `Garage` tipe-nya adalah model juga, yaitu `GarageCoordinate`.
+
+Di atas, tipe data `float` digunakan pada pendefinisian property `latitude` dan `longitude`. Silakan merujuk ke link berikut untuk mengetahui tipe-tipe primitif apa saja yang bisa digunakan sebagai tipe data property model
+https://developers.google.com/protocol-buffers/docs/proto3#scalar.
+
+Buat dua buah model lainnya berikut ini.
+
+```protobuf
+message GarageList {
+ repeated Garage list = 1;
+}
+
+message GarageListByUser {
+ map list = 1;
+}
+```
+
+Selain array/slice, tipe `map` juga bisa digunakan pada protobuf. Gunakan keyword `map` untuk mendefinisikan tipe map. Penulisannya disertai dengan penulisan tipe data key dan tipe data value map tersebut.
+
+> Penulisan tipe data map mirip seperti penulisan HashMap pada java yang disisipkan juga tipe generics-nya.
+
+Kembali ke topik, dua message di atas akan menghasilkan kode golang berikut.
+
+```go
+type GarageList struct {
+ List []*Garage
+}
+
+type GarageListByUser struct {
+ List map[string]*GarageList
+}
+```
+
+## C.29.4. Kompilasi File `.Proto`
+
+File `.proto` sudah siap, sekarang saatnya untuk meng-compile file-file tersebut agar menjadi `.go`. Kompilasi dilakukan lewat command `protoc`. Agar output berupa file golang, maka gunakan flag `--go_out`. Lebih jelasnya silakan ikut command berikut.
+
+```bash
+novalagung:model $ protoc --go_out=. *.proto
+novalagung:model $ tree .
+.
+├── garage.pb.go
+├── garage.proto
+├── user.pb.go
+└── user.proto
+
+0 directories, 4 files
+```
+
+Dua file baru dengan ekstensi `.pb.go` muncul.
+
+## C.29.5. Praktek
+
+Sekarang kita akan belajar tentang pengoperasian file proto yang sudah di-generate. Buka file `main.go`, tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "bytes"
+ "fmt"
+ "os"
+
+ // sesuaikan dengan struktuk folder projek masing2
+ "dasarpemrogramangolang/chapter-B.29/model"
+)
+
+func main() {
+ // more code here ...
+}
+```
+
+Package model yang isinya generated proto file, di-import. Dari package tersebut, kita bisa mengakses generated struct seperti `model.User`, `model.GarageList`, dan lainnya. Maka coba buat beberapa objek untuk kesemua generated struct.
+
+ - Objek struct `model.User`:
+
+ ```go
+ var user1 = &model.User{
+ Id: "u001",
+ Name: "Sylvana Windrunner",
+ Password: "f0r Th3 H0rD3",
+ Gender: model.UserGender_FEMALE,
+ }
+ ```
+ Untuk tipe enum pengaksesannya seperti di atas, penulisannya `model.UserGender_*`. Cukup ubah `*` dengan value yang diinginkan, `UNDEFINED`, `MALE`, atau `FEMALE`.
+
+ - Objek struct `model.UserList`:
+
+ ```go
+ var userList = &model.UserList{
+ List: []*model.User{
+ user1,
+ },
+ }
+ ```
+ Disarankan untuk selalu menampung objek cetakan struct protobuf dalam bentuk pointer, karena dengan itu objek akan memenuhi kriteria interface `proto.Message`, yang nantinya akan sangat membantu proses koding.
+
+ - Objek struct `model.Garage`:
+
+ ```go
+ var garage1 = &model.Garage{
+ Id: "g001",
+ Name: "Kalimdor",
+ Coordinate: &model.GarageCoordinate{
+ Latitude: 23.2212847,
+ Longitude: 53.22033123,
+ },
+ }
+ ```
+
+ - Objek struct `model.GarageList`:
+
+ ```go
+ var garageList = &model.GarageList{
+ List: []*model.Garage{
+ garage1,
+ },
+ }
+ ```
+
+ - Objek struct `model.GarageListByUser`:
+
+ ```go
+ var garageListByUser = &model.GarageListByUser{
+ List: map[string]*model.GarageList{
+ user1.Id: garageList,
+ },
+ }
+ ```
+
+#### • Print proto object
+
+Print salah satu objek yang sudah dibuat di atas.
+
+```go
+// =========== original
+fmt.Printf("# ==== Original\n %#v \n", user1)
+
+// =========== as string
+fmt.Printf("# ==== As String\n %v \n", user1.String())
+```
+
+Jalankan aplikasi untuk melihat hasilnya.
+
+![Print object protobuf](images/C.29_3_print.png)
+
+Pada statement print pertama, objek ditampilkan apa adanya. Generated struct memiliki beberapa property lain selain yang sudah didefinisikan pada proto message, seperti `XXX_unrecognized` dan beberapa lainnya. Property tersebut dibutuhkan oleh protobuf, tapi tidak kita butuhkan, jadi biarkan saja.
+
+Di statement print kedua, method `.String()` diakses, menampilkan semua property yang didefinisikan dalam proto message (property `XXX_` tidak dimunculkan).
+
+#### • Konversi objek proto ke json string
+
+Tambahkan kode berikut:
+
+```go
+// =========== as json string
+var buf bytes.Buffer
+err1 := (&jsonpb.Marshaler{}).Marshal(&buf, garageList)
+if err1 != nil {
+ fmt.Println(err1.Error())
+ os.Exit(0)
+}
+jsonString := buf.String()
+fmt.Printf("# ==== As JSON String\n %v \n", jsonString)
+```
+
+Di atas kita membuat banyak objek lewat generated struct. Objek tersebut bisa dikonversi ke bentuk JSON string, caranya dengan memanfaatkan package [github.com/golang/protobuf/jsonpb](https://github.com/golang/protobuf/). Lakukan `go get` pada package jika belum punya, dan jangan lupa untuk meng-importnya pada file yang sedang dibuat.
+
+Kembali ke pembahasan, buat objek pointer baru dari struct `jsonpb.Marshaler`, lalu akses method `.Marshal()`. Sisipkan objek bertipe `io.Writer` penampung hasil konversi sebagai parameter pertama (pada contoh di atas kita gunakan `bytes.Buffer`). Lalu sisipkan juga objek proto yang ingin dikonversi sebagai parameter kedua.
+
+Jalankan aplikasi, cek hasilnya.
+
+![Print as JSON string](images/C.29_4_print_json.png)
+
+Selain method `.Marshal()`, konversi ke json string bisa dilakukan lewat method `.MarshalToString()`.
+
+#### • Konversi json string ke objek proto
+
+Proses unmarshal dari json string ke objek proto, bisa dilakukan lewat dua cara:
+
+ - Membuat objek pointer dari struct `jsonpb.Unmarshaler`, lalu mengakses method `.Unmarshal()`. Parameter pertama diisi dengan objek `io.Reader` yang isinya json string, dan parameter kedua adalah receiver.
+
+ ```go
+ buf2 := strings.NewReader(jsonString)
+ protoObject := new(model.GarageList)
+
+ err2 := (&jsonpb.Unmarshaler{}).Unmarshal(buf2, protoObject)
+ if err2 != nil {
+ fmt.Println(err2.Error())
+ os.Exit(0)
+ }
+
+ fmt.Printf("# ==== As String\n %v \n", protoObject.String())
+ ```
+
+ - Menggunakan `jsonpb.UnmarshalString`, dengan parameter pertama disisipi data json string.
+
+ ```go
+ protoObject := new(model.GarageList)
+
+ err2 := jsonpb.UnmarshalString(jsonString, protoObject)
+ if err2 != nil {
+ fmt.Println(err2.Error())
+ os.Exit(0)
+ }
+
+ fmt.Printf("# ==== As String\n %v \n", protoObject.String())
+ ```
+
+Silakan pilih cara yang cocok sesuai kebutuhan. Lalu jalankan aplikasi dan lihat hasilnya.
+
+![Unmarshal from JSON string](images/C.29_5_unmarshal.png)
+
+## C.29.6. gRPC + Protobuf
+
+Pada bab selanjutnya kita akan belajar tentang penerapan gRPC dan protobuf.
+
+---
+
+ - [Protobuf](https://github.com/golang/protobuf), by Google, BSD-3-Clause License
diff --git a/C-3-http-request-payload-validation.md b/C-3-http-request-payload-validation.md
new file mode 100644
index 000000000..3e6254279
--- /dev/null
+++ b/C-3-http-request-payload-validation.md
@@ -0,0 +1,108 @@
+# C.3. HTTP Request Payload Validation (Validator v9, Echo)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara validasi payload request di sisi back end. Library yang kita gunakan adalah [gopkg.in/go-playground/validator.v9](https://github.com/go-playground/validator), library ini sangat berguna untuk keperluan validasi data.
+
+## C.3.1. Payload Validation
+
+Penggunaan validator cukup mudah, di struct penampung payload, tambahkan tag baru pada masing-masing property dengan skema `validate:""`.
+
+Langsung saja kita praktekan, buat folder projek baru dengan isi file `main.go`, lalu tulis kode berikut kedalamnya.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/labstack/echo"
+ "gopkg.in/go-playground/validator.v9"
+ "net/http"
+)
+
+type User struct {
+ Name string `json:"name" validate:"required"`
+ Email string `json:"email" validate:"required,email"`
+ Age int `json:"age" validate:"gte=0,lte=80"`
+}
+```
+
+Struct `User` memiliki 3 field, berisikan aturan/rule validasi, yang berbeda satu sama lain (bisa dilihat pada tag `validate`). Kita bahas validasi per-field agar lebih mudah untuk dipahami.
+
+ - Field `Name`, tidak boleh kosong.
+ - Field `Email`, tidak boleh kosong, dan isinya harus dalam format email.
+ - Field `Age`, tidak harus di-isi; namun jika ada isinya, maka harus berupa numerik dalam kisaran angka 0 hingga 80.
+
+Kurang lebih berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa rule yang kita gunakan di atas.
+
+ - Rule `required`, menandakan bahwa field harus di isi.
+ - Rule `email`, menandakan bahwa value pada field harus dalam bentuk email.
+ - Rule `gte=n`, artinya isi harus numerik dan harus di atas `n` atau sama dengan `n`.
+ - Rule `lte=n`, berarti isi juga harus numerik, dengan nilai di bawah `n` atau sama dengan `n`.
+
+Jika sebuah field membutuhkan dua atau lebih rule, maka tulis kesemuanya dengan delimiter tanda koma (`,`).
+
+OK, selanjutnya buat struct baru `CustomValidator` dengan isi sebuah property bertipe `*validator.Validate` dan satu buah method ber-skema `Validate(interface{})error`. Objek cetakan struct ini akan kita gunakan sebagai pengganti default validator milik echo.
+
+```go
+type CustomValidator struct {
+ validator *validator.Validate
+}
+
+func (cv *CustomValidator) Validate(i interface{}) error {
+ return cv.validator.Struct(i)
+}
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+ e.Validator = &CustomValidator{validator: validator.New()}
+
+ // routes here
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Method `.Struct()` milik `*validator.Validate`, digunakan untuk mem-validasi data objek dari struct.
+
+> Library validator menyediakan banyak sekali cakupan data yang bisa divalidasi, tidak hanya struct, lebih jelasnya silakan lihat di laman github https://github.com/go-playground/validator.
+
+Siapkan sebuah endpoint untuk keperluan testing. Dalam endpoint ini method `Validate` milik `CustomValidator` dipanggil.
+
+```go
+e.POST("/users", func(c echo.Context) error {
+ u := new(User)
+ if err := c.Bind(u); err != nil {
+ return err
+ }
+ if err := c.Validate(u); err != nil {
+ return err
+ }
+
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+})
+```
+
+OK, jalankan aplikasi, lakukan testing.
+
+![Validation](images/C.3_1_validation.png)
+
+Bisa dilihat pada gambar di atas, ada beberapa request yang mengembalikan error.
+
+ - Request pertama adalah valid.
+ - Request ke-2 error karena value dari field `email` tidak valid. Harusnya berisi value dalam format email.
+ - Request ke-3 error karena value field `age` lebih dari 80. Value seharusnya numerik kisaran 0 hingga 80.
+ - Sedangkan request ke-4 sukses meskipun `age` adalah `null`, hal ini karena rule untuk field tersebut tidak ada `required`.
+
+> Field `Age` tidak harus di-isi; namun jika ada isinya, maka harus berupa numerik dalam kisaran angka 0 hingga 80.
+
+Dari testing di atas bisa kita simpulkan bahwa fungsi validasi berjalan sesuai harapan. Namun masih ada yang kurang, ketika ada yang tidak valid, error yang dikembalikan selalu sama, yaitu message `Internal server error`.
+
+Sebenarnya error 500 ini sudah sesuai jika muncul pada page yang sifatnya menampilkan konten. Pengguna tidak perlu tau secara mendetail mengenai detail error yang sedang terjadi. Mungkin dibuat saja halaman custom error agar lebih menarik.
+
+Tapi untuk web service (RESTful API?), akan lebih baik jika errornya detail (terutama pada fase development), agar aplikasi consumer bisa lebih bagus dalam meng-handle error tersebut.
+
+Nah, di bab selanjutnya kita akan belajar cara membuat custom error handler untuk meningkatkan kualitas error reporting.
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [Validator v9](https://github.com/go-playground/validator/tree/v9), by Dean Karn (Go Playground), MIT license
+
diff --git a/C-30-golang-grpc-protobuf.md b/C-30-golang-grpc-protobuf.md
new file mode 100644
index 000000000..e12aeb2df
--- /dev/null
+++ b/C-30-golang-grpc-protobuf.md
@@ -0,0 +1,521 @@
+# C.30. gRPC + Protobuf
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang penerapan **gRPC** dan **protobuf** pada bahasa Go.
+
+Kita akan buat satu buah folder projek besar, didalamnya terdapat 3 buah aplikasi. Dua diantaranya merupakan aplikasi server, lebih tepatnya rpc server, dan yang satu lagi aplikasi client. Aplikasi client akan berkomunikasi dengan kedua aplikasi server.
+
+Bisa dibilang ini adalah contoh super sederhana (dan asal-asalan) tentang penerapan [microservices architecture](https://en.wikipedia.org/wiki/Microservices).
+
+> BEWARE: Tutorial ini sangat panjang! Dan jangan ber-ekspektasi terlalu tinggi, karena target pembaca adalah orang yang baru belajar Go, gRPC, dan protobuf.
+
+## C.30.1. Definisi
+
+gRPC adalah salah satu RPC framework, dibuat oleh Google. gRPC menggunakan protokol RPC untuk transport dan protobuf di bagian antarmuka-nya.
+
+> Remote Procedure Call (RPC) adalah sebuah metode yang memungkinkan kita untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer lain. Untuk dapat melakukan ini sebuah server harus menyediakan layanan remote procedure.
+
+## C.30.2. Struktur Aplikasi
+
+Siapkan satu project baru dengan struktur sebagai berikut.
+
+```bash
+novalagung:chapter-b.30 $ tree .
+.
+├── common
+│ ├── config
+│ │ └── config.go
+│ └── model
+│ ├── garage.proto
+│ ├── user.proto
+│ └── util.proto
+│
+├── client
+│ └── main.go
+│
+└── services
+ ├── service-garage
+ │ └── main.go
+ └── service-user
+ └── main.go
+
+7 directories, 7 files
+```
+
+Projek kali ini cukup kompleks, dibawah ini merupakan penjelasan per bagian dari struktur projek di atas.
+
+### • Folder `common`
+
+Folder `common`, berisikan 2 buah sub folder, `config` dan `model`.
+
+ - Folder `config` berisikan informasi shared atau global, yang digunakan aplikasi client maupun server.
+ - Folder `model` berisikan file `.proto`. Silakan salin file `garage.proto` dan `user.proto` pada bab sebelumnya ke folder tersebut.
+
+### • Folder `client`
+
+Isinya adalah satu buah file main, yang nantinya di jalankan sebagai aplikasi client. Aplikasi client ini akan berkomunikasi dengan 2 buah aplikasi server.
+
+### • Folder `services`
+
+Satu buah file proto untuk satu aplikasi rpc server (service). Karena ada dua file proto, berarti jelasnya ada dua aplikasi rpc server, `service-user` dan `service-garage`. Folder `services` ini menampung kedua aplikasi service tersebut.
+
+File `garage.proto` dan `user.proto` tidak dijadikan satu dalam respektif folder `service-garage` dan `service-user`, karena kedua file ini juga digunakan pada aplikasi client, itulah kenapa file ini dipisah ke dalam folder `common/model`.
+
+## C.30.3. File Konfigurasi pada folder `common/config`
+
+Siapkan file bernama `config.go` dalam `common/config`. Di dalam file config ini didefinisikan dua buah konstanta yaitu port untuk service user dan garage. Nantinya aplikasi server di start menggunakan port ini.
+
+```go
+package config
+
+const (
+ SERVICE_GARAGE_PORT = ":7000"
+ SERVICE_USER_PORT = ":9000"
+)
+```
+
+## C.30.4. Proto Model pada folder `common/model`
+
+Setelah kedua file `user.proto` dan `garage.proto` pada bab sebelumnya disalin, kita perlu menambahkan pendefinisian service pada masing-masing file proto.
+
+Keyword `service` digunakan untuk membuat service. Service ini nantinya juga ikut di konversi ke bentuk Go (menjadi interface), lewat command `protoc`. Di aplikasi rpc server, nantinya harus dibuat implementasi dari interface tersebut.
+
+OK, sekarang tambahkan kode berikut ke file proto.
+
+### • Service `Users`
+
+Buka file `user.proto`, tambahkan kode berikut di akhir baris.
+
+```protobuf
+// ...
+
+import "google/protobuf/Empty.proto";
+
+service Users {
+ rpc Register(User) returns (google.protobuf.Empty) {}
+ rpc List(google.protobuf.Empty) returns (UserList) {}
+}
+```
+
+Sebuah service bernama `Users` didefinisikan, dengan isi dua buah method.
+
+ - `Register()`, menerima parameter bertipe model `User`, dan mengembalikan `google.protobuf.Empty`.
+ - `List()`, menerima parameter bertipe `google.protobuf.Empty`, dan mengembalikan tipe `UserList`.
+
+Silakan dilihat bagaimana cara untuk membuat service pada kode atas.
+
+Pada method `Register()` sebenarnya kita tidak butuh nilai balik. Tapi karena requirements dari protobuf mewajibkan semua rpc method harus memiliki nilai balik, maka kita gunakan model `Empty` milik google protobuf.
+
+Cara penggunaan model `Empty` adalah dengan meng-import file proto-nya terlebih dahulu, `google/protobuf/Empty.proto`, lalu menggunakan `google.protobuf.Empty` sebagai model.
+
+Juga, pada method `List()`, sebenarnya argument tidak dibutuhkan, tapi karena protobuf mewajibkan pendefinisian rpc method untuk memiliki satu buah argument dan satu buah return type, maka mau tidak mau harus ada argument.
+
+Setelah di-compile, dua buah interface terbuat dengan skema nama `Server` dan `Client`. Karena nama service adalah `Users`, maka terbuatlah `UsersServer` dan `UsersClient`.
+
+ - Interface `UsersServer`.
+
+ ```go
+ type UsersServer interface {
+ Register(context.Context, *User) (*empty.Empty, error)
+ List(context.Context, *empty.Empty) (*UserList, error)
+ }
+ ```
+ Interface ini nantinya harus diimplementasikan di aplikasi rpc server.
+
+ - Interface `UsersClient`.
+
+ ```go
+ type UsersClient interface {
+ Register(ctx context.Context, in *User, opts ...grpc.CallOption) (*empty.Empty, error)
+ List(ctx context.Context, in *empty.Empty, opts ...grpc.CallOption) (*UserList, error)
+ }
+ ```
+ Interface ini nantinya harus diimplementasikan di aplikasi rpc client.
+
+### • Service `Garages`
+
+Pada file `garage.proto`, definisikan service `Garages` dengan isi dua buah method, `Add()` dan `List()`.
+
+```protobuf
+import "google/protobuf/Empty.proto";
+
+service Garages {
+ rpc List(string) returns (GarageList) {}
+ rpc Add(string, Garage) returns (google.protobuf.Empty) {}
+}
+```
+
+Perlu diketahui bahwa protobuf mewajibkan pada rpc method untuk tidak menggunakan tipe primitif sebagai tipe argument maupun tipe nilai balik. Tipe `string` pada `rpc List(string)` akan menghasilkan error saat di-compile. Dan juga protobuf mewajibkan method untuk hanya menerima satu buah parameter, maka jelasnya `rpc Add(string, Garage)` juga invalid.
+
+Lalu bagaimana solusinya? Buat model baru lagi, property nya sesuaikan dengan parameter yang dibutuhkan di masing-masing rpc method.
+
+```protobuf
+message GarageUserId {
+ string user_id = 1;
+}
+
+message GarageAndUserId {
+ string user_id = 1;
+ Garage garage = 2;
+}
+
+service Garages {
+ rpc List(GarageUserId) returns (GarageList) {}
+ rpc Add(GarageAndUserId) returns (google.protobuf.Empty) {}
+}
+```
+
+Sama seperti service `Users`, service `Garages` juga akan di-compile menjadi interface.
+
+ - Interface `GaragesServer`.
+
+ ```go
+ type GaragesServer interface {
+ Add(context.Context, *GarageAndUserId) (*empty.Empty, error)
+ List(context.Context, *GarageUserId) (*GarageList, error)
+ }
+ ```
+
+ - Interface `GaragesClient`.
+
+ ```go
+ type GaragesClient interface {
+ Add(ctx context.Context, in *GarageAndUserId, opts ...grpc.CallOption) (*empty.Empty, error)
+ List(ctx context.Context, in *GarageUserId, opts ...grpc.CallOption) (*GarageList, error)
+ }
+ ```
+
+## C.30.5. Kompilasi File `.proto`
+
+Command yang sebelumnya digunakan untuk kompilasi:
+
+```bash
+$ protoc --go_out=. *.proto
+```
+
+Command tersebut tidak meng-generate service menjadi interface. Pada argument `--go_out` perlu diubah sedikit agar service dan rpc method ikut di-generate.
+
+Gunakan command berikut.
+
+```bash
+$ protoc --go_out=plugins=grpc:. *.proto
+```
+
+## C.30.6. Aplikasi Server `service-user`
+
+Buka file `services/service-user/main.go`, import package yang dibutuhkan.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "context"
+ "log"
+ "net"
+
+ "github.com/golang/protobuf/ptypes/empty"
+ "google.golang.org/grpc"
+ "dasarpemrogramangolang/chapter-B.30/common/config"
+ "dasarpemrogramangolang/chapter-B.30/common/model"
+)
+```
+
+Lalu buat satu buah objek bernama `localStorage` bertipe `*model.UserList`. Objek ini nantinya menampung data user yang ditambahkan dari aplikasi client (via rpc) lewat method `Register()`. Dan data objek ini juga dikembalikan ke client ketika `List()` diakses.
+
+```go
+var localStorage *model.UserList
+
+func init() {
+ localStorage = new(model.UserList)
+ localStorage.List = make([]*model.User, 0)
+}
+```
+
+Buat struct baru `UsersServer`. Struct ini akan menjadi implementasi dari generated interface `model.UsersServer`. Siapkan method-method-nya sesuai spesifikasi interface.
+
+```go
+type UsersServer struct{}
+
+func (UsersServer) Register(ctx context.Context, param *model.User) (*empty.Empty, error) {
+ localStorage.List = append(localStorage.List, param)
+
+ log.Println("Registering user", param.String())
+
+ return new(empty.Empty), nil
+}
+
+func (UsersServer) List(ctx context.Context, void *empty.Empty) (*model.UserList, error) {
+ return localStorage, nil
+}
+```
+
+Buat fungsi `main()`, buat objek grpc server dan objek implementasi `UsersServer`, lalu registrasikan kedua objek tersebut ke model menggunakan statement `model.RegisterUsersServer()`.
+
+```go
+func main() {
+ srv := grpc.NewServer()
+ var userSrv UsersServer
+ model.RegisterUsersServer(srv, userSrv)
+
+ log.Println("Starting RPC server at", config.SERVICE_USER_PORT)
+
+ // more code here ...
+}
+```
+
+Pembuatan objek grpc server dilakukan lewat `grpc.NewServer()`. Package [google.golang.org/grpc](https://google.golang.org/grpc) perlu di `go get` dan di-import.
+
+> Fungsi `RegisterUsersServer()` otomatis digenerate oleh protoc, karena service `Users` didefinisikan. Contoh lainnya misal service `SomeServiceTest` disiapkan, maka fungsi `RegisterSomeServiceTestServer()` dibuat.
+
+Selanjutnya, siapkan objek listener yang listen ke port `config.SERVICE_USER_PORT`, lalu gunakan listener tersebut sebagai argument method `.Serve()` milik objek rpc server.
+
+```go
+// ...
+
+l, err := net.Listen("tcp", config.SERVICE_USER_PORT)
+if err != nil {
+ log.Fatalf("could not listen to %s: %v", config.SERVICE_USER_PORT, err)
+}
+
+log.Fatal(srv.Serve(l))
+```
+
+## C.30.6. Aplikasi Server `service-garage`
+
+Buat file `services/service-garage/main.go`, import package yang sama seperti pada `service-user`. Lalu buat objek `localStorage` dari struct `*model.GarageListByUser`.
+
+```go
+var localStorage *model.GarageListByUser
+
+func init() {
+ localStorage = new(model.GarageListByUser)
+ localStorage.List = make(map[string]*model.GarageList)
+}
+
+type GaragesServer struct{}
+```
+
+Tugas `localStorage` kurang lebih sama seperti pada `service-user`, hanya saja pada aplikasi ini data garage disimpan per user dalam map.
+
+Selanjutnya buat implementasi interface `model.GaragesServer`, lalu siapkan method-method-nya.
+
+ - Method `Add()`
+
+ ```go
+ func (GaragesServer) Add(ctx context.Context, param *model.GarageAndUserId) (*empty.Empty, error) {
+ userId := param.UserId
+ garage := param.Garage
+
+ if _, ok := localStorage.List[userId]; !ok {
+ localStorage.List[userId] = new(model.GarageList)
+ localStorage.List[userId].List = make([]*model.Garage, 0)
+ }
+ localStorage.List[userId].List = append(localStorage.List[userId].List, garage)
+
+ log.Println("Adding garage", garage.String(), "for user", userId)
+
+ return new(empty.Empty), nil
+ }
+ ```
+
+ - Method `List()`
+
+ ```go
+ func (GaragesServer) List(ctx context.Context, param *model.GarageUserId) (*model.GarageList, error) {
+ userId := param.UserId
+
+ return localStorage.List[userId], nil
+ }
+ ```
+
+Start rpc server, gunakan `config.SERVICE_GARAGE_PORT` sebagai port aplikasi.
+
+```go
+func main() {
+ srv := grpc.NewServer()
+ var garageSrv GaragesServer
+ model.RegisterGaragesServer(srv, garageSrv)
+
+ log.Println("Starting RPC server at", config.SERVICE_GARAGE_PORT)
+
+ l, err := net.Listen("tcp", config.SERVICE_GARAGE_PORT)
+ if err != nil {
+ log.Fatalf("could not listen to %s: %v", config.SERVICE_GARAGE_PORT, err)
+ }
+
+ log.Fatal(srv.Serve(l))
+}
+```
+
+## C.30.7. Aplikasi Client & Testing
+
+Buat file `client/main.go`, import package yang sama seperti pada `service-user` maupun `service-garage`. Lalu siapkan dua buah method yang mengembalikan rpc client yang terhubung ke dua service yang sudah kita buat.
+
+ - RPC client garage:
+
+ ```go
+ func serviceGarage() model.GaragesClient {
+ port := config.SERVICE_GARAGE_PORT
+ conn, err := grpc.Dial(port, grpc.WithInsecure())
+ if err != nil {
+ log.Fatal("could not connect to", port, err)
+ }
+
+ return model.NewGaragesClient(conn)
+ }
+ ```
+
+- RPC client user:
+
+ ```go
+ func serviceUser() model.UsersClient {
+ port := config.SERVICE_USER_PORT
+ conn, err := grpc.Dial(port, grpc.WithInsecure())
+ if err != nil {
+ log.Fatal("could not connect to", port, err)
+ }
+
+ return model.NewUsersClient(conn)
+ }
+ ```
+
+Buat fungsi `main()`, isi dengan pembuatan object dari generated-struct yang ada di package `model`.
+
+```go
+func main() {
+ user1 := model.User{
+ Id: "n001",
+ Name: "Noval Agung",
+ Password: "kw8d hl12/3m,a",
+ Gender: model.UserGender(model.UserGender_value["MALE"]),
+ }
+
+ garage1 := model.Garage{
+ Id: "q001",
+ Name: "Quel'thalas",
+ Coordinate: &model.GarageCoordinate{
+ Latitude: 45.123123123,
+ Longitude: 54.1231313123,
+ },
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+### • Test rpc client user
+
+Selanjutnya akses fungsi `serviceUser()` untuk memperoleh objek rpc client user. Dari situ eksekusi method `.Register()`.
+
+```go
+user := serviceUser()
+
+fmt.Println("\n", "===========> user test")
+
+// register user1
+user.Register(context.Background(), &user1)
+
+// register user2
+user.Register(context.Background(), &user2)
+```
+
+Jalankan aplikasi `service-user`, `service-garage`, dan client, lalu lihat hasilnya.
+
+![gRPC Test 1](images/C.30_1_grpc_test1.png)
+
+Bisa dilihat, pemanggilan method `Add()` pada aplikasi rpc server `service-user` sukses.
+
+Sekarang coba panggil method `.List()`. Jalankan ulang aplikasi client untuk melihat hasilnya. O iya, aplikasi `service-user` juga di-restart, agar datanya tidak menumpuk.
+
+```go
+// show all registered users
+res1, err := user.List(context.Background(), new(empty.Empty))
+if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+}
+res1String, _ := json.Marshal(res1.List)
+log.Println(string(res1String))
+```
+
+Bisa dilihat pada gambar berikut, pemanggilan method `.List()` juga sukses. Dua buah data yang sebelumnya didaftarkan muncul.
+
+![gRPC Test 2](images/C.30_2_grpc_test2.png)
+
+### • Test rpc client garage
+
+Tambahkan beberapa statement untuk memanggil method yang ada di `service-garage`.
+
+ - Menambahkan garage untuk user `user1`:
+
+ ```go
+ garage := serviceGarage()
+
+ fmt.Println("\n", "===========> garage test A")
+
+ // add garage1 to user1
+ garage.Add(context.Background(), &model.GarageAndUserId{
+ UserId: user1.Id,
+ Garage: &garage1,
+ })
+
+ // add garage2 to user1
+ garage.Add(context.Background(), &model.GarageAndUserId{
+ UserId: user1.Id,
+ Garage: &garage2,
+ })
+ ```
+
+ - Menampilkan list semua garage milik `user1`:
+
+ ```go
+ // show all garages of user1
+ res2, err := garage.List(context.Background(), &model.GarageUserId{UserId: user1.Id})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+ res2String, _ := json.Marshal(res2.List)
+ log.Println(string(res2String))
+ ```
+
+ - Menambahkan garage untuk user `user2`:
+
+ ```go
+ fmt.Println("\n", "===========> garage test B")
+
+ // add garage3 to user2
+ garage.Add(context.Background(), &model.GarageAndUserId{
+ UserId: user2.Id,
+ Garage: &garage3,
+ })
+ ```
+
+ - Menampilkan list semua garage milik `user2`:
+
+ ```go
+ // show all garages of user2
+ res3, err := garage.List(context.Background(), &model.GarageUserId{UserId: user2.Id})
+ if err != nil {
+ log.Fatal(err.Error())
+ }
+ res3String, _ := json.Marshal(res3.List)
+ log.Println(string(res3String))
+ ```
+
+Jalankan ulang services dan aplikasi client, lihat hasilnya.
+
+![gRPC Test 3](images/C.30_3_grpc_test3.png)
+
+---
+
+OK, jika anda membaca sampai baris ini, berarti anda telah berhasil sabar dalam mempelajari gRPC dalam pembahasan yang sangat panjang ini 🎉
+
+---
+
+ - [Protobuf](https://github.com/golang/protobuf), by Google, BSD-3-Clause License
+ - [gRPC](https://github.com/grpc/grpc), by Google, Apache-2.0 License
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/C-31-golang-context.md b/C-31-golang-context.md
new file mode 100644
index 000000000..ad1338165
--- /dev/null
+++ b/C-31-golang-context.md
@@ -0,0 +1,325 @@
+# C.31. Context: Value, Timeout, & Cancellation
+
+Pada bab ini kita akan belajar mengenai pemanfaatan `context.Context` untuk menyisipkan dan membaca data context pada objek `*http.Request`, dan juga untuk handling timeout dan cancelation request.
+
+Proses pembelajaran dilakukan dengan praktek membuat sebuah aplikasi web service kecil, yang tugasnya melakukan pencarian data. Natinya akan dibuat juga middleware `MiddlewareUtility`, tugasnya menyisipkan informasi origin dispatcher request, ke dalam context request, sebelum akhirnya sampai pada handler endpoint yg sedang diakses.
+
+## C.31.1. Context Value
+
+Ok, langsung saja, siapkan folder projek baru dengan struktur seperti berikut.
+
+```bash
+novalagung:1-simple $ tree .
+.
+├── main.go
+└── middleware.go
+
+0 directories, 2 files
+```
+
+Pada file `middleware.go` isi dengan `CustomMux` yang pada bab-bab sebelumnya sudah pernah kita gunakan.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+
+type CustomMux struct {
+ http.ServeMux
+ middlewares []func(next http.Handler) http.Handler
+}
+
+func (c *CustomMux) RegisterMiddleware(next func(next http.Handler) http.Handler) {
+ c.middlewares = append(c.middlewares, next)
+}
+
+func (c *CustomMux) ServeHTTP(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var current http.Handler = &c.ServeMux
+
+ for _, next := range c.middlewares {
+ current = next(current)
+ }
+
+ current.ServeHTTP(w, r)
+}
+```
+
+Lalu pada file `main.go`, buat satu buah endpoint `/api/search`, dengan isi handler menampilkan data `from` yang diambil dari request context. Data `from` ini di set ke dalam request context oleh middleware `MiddlewareUtility`.
+
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "context"
+ "fmt"
+ "net/http"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+func main() {
+ mux := new(CustomMux)
+ mux.RegisterMiddleware(MiddlewareUtility)
+
+ mux.HandleFunc("/api/search", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ from := r.Context().Value("from").(string)
+ w.Write([]byte(from))
+ })
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Handler = mux
+ server.Addr = ":80"
+
+ fmt.Println("Starting server at", server.Addr)
+ server.ListenAndServe()
+}
+```
+
+Cara mengakses context request adalah lewat method `.Context()` milik objek request. Lalu chain dengan method `Value()` untuk mengambil data sesuai dengan key yang disisipkan pada parameter.
+
+Untuk sekarang, tugas dari endpoint `/api/search` hanya menampilkan data tersebut, tidak lebih.
+
+Selanjutnya siapkan middleware `MiddlewareUtility`. Di dalamnya, ada pengecekan header `Referer`, jika ada maka dijadikan value data `from` (yang kemudian disimpan pada context); sedangkan jika tidak ada maka value-nya berasal dari property `.Host` milik objek request.
+
+```go
+func MiddlewareUtility(next http.Handler) http.Handler {
+ return http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ ctx := r.Context()
+ if ctx == nil {
+ ctx = context.Background()
+ }
+
+ from := r.Header.Get("Referer")
+ if from == "" {
+ from = r.Host
+ }
+
+ ctx = context.WithValue(ctx, "from", from)
+
+ requestWithContext := r.WithContext(ctx)
+ next.ServeHTTP(w, requestWithContext)
+ })
+}
+```
+
+Objek request context bisa didapat lewat pengaksesan method `.Context()` milik `*http.Request`. Objek ini bertipe `context.Context` dengan zero type adalah `nil`.
+
+Pada kode di atas, jika context adalah `nil`, maka di-inisialisasi dengan context baru lewat `context.Background()`.
+
+> Selain lewat `context.Background()`, pembuatan context juga bisa dilakukan lewat `context.TODO()`. Mengenai perbedaannya silakan cek [di laman dokumentasi `context`](https://golang.org/pkg/context/#Background).
+
+Objek `ctx` yang merupakan `context.Context`, kita tempeli data `from`. Cara melakukannya dengan memanggil statement `context.WithValue()` dengan disisipi 3 buah parameter.
+
+ 1. Parameter ke-1, isinya adalah objek context.
+ 2. Parameter ke-2, isinya key dari data yang akan disimpan.
+ 3. Parameter ke-3, adalah value data yang akan disimpan.
+
+Fungsi `.WithValue()` di atas mengembalikan objek context, isinya adalah objek context yang disisipkan di parameter pertama pemanggilan fungsi, tapi sudah disisipi data dengan key dari parameter ke-2 dan value dari parameter ke-3. Jadi tampung saja objek context kembalian statement ini ke objek yang sama, yaitu `ctx`.
+
+Ok, sekarang objek `ctx` sudah dimodifikasi. Objek ini perlu untuk ditempelkan lagi ke objek request. Caranya dengan mengakses method `.WithContext()` milik objek request, lalu gunakan nilai baliknya pada `next.ServeHTTP()`.
+
+Jalankan aplikasi, hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut.
+
+![Context example](images/C.31_1_context_example.png)
+
+O iya, penulis tidak menggunakan `http://localhost` untuk mengakses aplikasi, melainkan menggunakan `http://mysampletestapp.com`, dengan catatan domain ini sudah saya arahkan ke 127.0.0.1.
+
+![Etc Host](images/C.31_2_etc_hosts.png)
+
+Ok, untuk sekarang sepertinya cukup jelas mengenai penggunaan context pada objek http request. Tinggal kembangkan saja sesuai kebutuhan, seperti contohnya: context untuk menyimpan data session, yang diambil dari database sessuai dengan session id nya.
+
+## C.31.2. Context Timeout & Cancelation
+
+Melanjutkan program yang sudah dibuat, nantinya pada endpoint `/api/search` akan dilakukan sebuah pencarian ke Google sesuai dengan keyword yang diinginkan. Pencarian dilakukan dengan memanfaatkan [Custom Search JSON API](https://developers.google.com/custom-search/json-api/v1/overview) milik Google.
+
+Sekarang ubah isi handler endpoint tersebut menjadi seperti berikut.
+
+```go
+mux.HandleFunc("/api/search", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ ctx := r.Context()
+
+ keyword := r.URL.Query().Get("keyword")
+ chanRes := make(chan []byte)
+ chanErr := make(chan error)
+
+ go doSearch(ctx, keyword, chanRes, chanErr)
+
+ select {
+ case res := <-chanRes:
+ w.Header().Set("Content-type", "application/json")
+ w.Write(res)
+ case err := <-chanErr:
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+})
+```
+
+Proses pencarian dilakukan secara *asynchronous* lewat fungsi `doSearch()` yang nantinya akan kita buat. Pemanggilannya menggunakan keyword `go` dan disisipkan beberapa parameter yang dua diantaranya bertipe channel.
+
+ - Channel `chanRes`, digunakan jika proses pencarian sukses. Data hasil pencarian dilempar ke main routine lewat channel ini, untuk kemudian diteruskan sebagai response endpoint
+ - Channel `chanErr`, digunakan untuk pass objek error, jika memang terjadi error.
+
+Ok, lanjut, siapkan dua buah konstanta baru.
+
+ - Konstanta `SEARCH_MAX_DURATION`, digunakan untuk menge-set max response time. Jika melebihi, maka request lagsung di-cancel.
+ ```go
+ var SEARCH_MAX_DURATION = 4 * time.Second
+ ```
+
+ - Konstanta `GOOGLE_SEARCH_API_KEY`, ini merupakan API key yang diperlukan dalam penggunaan Custom Search API. Silakan merujuk ke laman [Google Cloud Platform](https://console.cloud.google.com/apis/dashboard) untuk mendapatkan API key.
+ ```go
+ var GOOGLE_SEARCH_API_KEY = "ASSVnHfjD_ltXXXXSyB6WWWWWWWWveMFgE"
+ ```
+
+Sekarang kita mulai masuk ke bagian pembuatan fungsi pencarian `doSearch()`. Silakan tulis kode berikut.
+
+```go
+func doSearch(
+ ctx context.Context,
+ keyword string,
+ chanRes chan []byte,
+ chanErr chan error,
+) {
+ innerChanRes := make(chan []byte)
+ innerChanErr := make(chan error)
+
+ url := "https://www.googleapis.com/customsearch/v1"
+ url = fmt.Sprintf("%s?key=%s", url, GOOGLE_SEARCH_API_KEY)
+ url = fmt.Sprintf("%s&cx=017576662512468239146:omuauf_lfve", url)
+ url = fmt.Sprintf("%s&callback=hndlr", url)
+ url = fmt.Sprintf("%s&q=%s", url, keyword)
+
+ from := ctx.Value("from").(string)
+
+ // ...
+}
+```
+
+Di dalam fungsi tersebut, `url` pencarian dibentuk, data API key dan keyword pencarian disisipkan. Selain itu disiapkan pula `innerChanRes` dan `innerChanErr` yang kegunaannya mirip seperti objek channel yang disisipkan pada pemanggilan fungsi, hanya saja dua channel baru ini digunakan hanya dalam fungsi ini saja.
+
+Lanjut tulis kode berikut.
+
+```go
+ctx, cancel := context.WithTimeout(ctx, SEARCH_MAX_DURATION)
+defer cancel()
+
+req, err := http.NewRequest("GET", url, nil)
+if err != nil {
+ innerChanErr <- err
+ return
+}
+
+req = req.WithContext(ctx)
+req.Header.Set("Referer", from)
+
+transport := new(http.Transport)
+client := new(http.Client)
+client.Transport = transport
+```
+
+Objek `ctx` yang di-pass dari luar, dibungkus lagi menggunakan `context.WithTimeout()`. Fungsi ini mengembalikan objek context yang sudah ditambahi data deadline. Tepat setelah statement ini dieksekusi, dalam durasi `SEARCH_MAX_DURATION` context akan di-cancel.
+
+> Pengesetan deadline context bisa dilakukan lewat `context.WithTimeout()`, atau bisa juga lewat `context.WithDeadline()`. Perbedaannya pada fungs `.WithDeadline()` parameter yang disisipkan bertipe `time.Time`.
+
+Disiapkan juga objek `req` yang merupakan objek request. Objek ini dibungkus menggunakan `req.WithContext()` dengan isi parameter objek `ctx`, menjadikan objek context yang sudah kita buat tertempel pada request ini. Kegunaannya nanti akan dibahas.
+
+Selain itu, data `from` yang didapat dari request context disisipkan sebagai request header pada objek `req`.
+
+Disiapkan juga objek `transport` yang bertipe `*http.Transport` dan objek `client` yang bertipe `*http.Client`.
+
+Setelah ini, tulis kode untuk dispatch request yang sudah dibuat lalu handle response nya. Jalankan proses-nya sebagai goroutine.
+
+```go
+go func() {
+ resp, err := client.Do(req)
+ if err != nil {
+ innerChanErr <- err
+ return
+ }
+
+ if resp != nil {
+ defer resp.Body.Close()
+ resData, err := ioutil.ReadAll(resp.Body)
+ if err != nil {
+ innerChanErr <- err
+ return
+ }
+ innerChanRes <- resData
+ } else {
+ innerChanErr <- errors.New("No response")
+ }
+}()
+```
+
+Request di-trigger lewat statement `client.Do(req)`. Jika menghasilkan error, maka kirim informasi errornya ke channel `innerChanErr`. Cek juga objek response hasil request tersebut, jika kosong maka lempar sebuah error ke channel yang sama.
+
+Baca response body, jika tidak ada masalah, lempar result-nya ke channel `innerChanRes`.
+
+Selanjutnya, kita lakukan pengecekan menggunakan teknik `select case` untuk mengetahui channel mana yang menerima data.
+
+```go
+select {
+case res := <-innerChanRes:
+ chanRes <- res
+ return
+case err := <-innerChanErr:
+ transport.CancelRequest(req)
+ chanErr <- err
+ return
+case <-ctx.Done():
+ transport.CancelRequest(req)
+ chanErr <- errors.New("Search proccess exceed timeout")
+ return
+}
+```
+
+Silakan perhatikan kode di atas, kita akan bahas 2 `case` pertama.
+
+ - Jika channel `innerChanRes` mendapati kiriman data, maka langsung diteruskan ke channel `chanRes`.
+ - Jika channel `innerChanErr` mendapati kiriman data, maka langsung diteruskan ke channel `chanErr`. Tak lupa cancel request lewat method `transport.CancelRequest(req)`, ini diperlukan karena request gagal.
+
+Untuk case terakhir `case <-ctx.Done()`, penjelasannya agak sedikit panjang. Objek context, memiliki method `ctx.Done()` yang mengembalikan channel. Channel ini akan melewatkan data jika deadline timeout context-nya terpenuhi. Dan jika itu terjadi, pada kode di atas langsung dikembalikan sebuah error ke channel `chanErr` dengan isi error `Search proccess exceed timeout`; tak lupa request-nya juga di-cancel.
+
+Request perlu di-cancel karena jika waktu sudah mencapai deadline context (yaitu `SEARCH_MAX_DURATION`), pada saat tersebut bisa saja request belum selesai, maka dari itu request perlu di-cancel.
+
+Jika di-summary, maka yang dilakukan oleh fungsi `doSearch` kurang lebih sebagai berikut sebagai berikut.
+
+ - Jika request pencarian tak lebih dari `SEARCH_MAX_DURATION`:
+ - Jika hasilnya sukses, maka kembalikan response body lewat channel `chanRes`.
+ - Jika hasilnya gagal, maka kembalikan error-nya lewat channel `chanErr`.
+ - Jika request pencarian lebih dari `SEARCH_MAX_DURATION`, maka dianggap *timeout*, langsung lempar error timeout ke channel `chanErr`.
+
+Jalankan, lihat hasilnya.
+
+![Request response OK](images/C.31_3_result_ok.png)
+
+Informasi tambahan: best practice mengenai cancelation context adalah untuk selalu menambahkan `defer cancel()` setelah (cancelation) context dibuat. Lebih detailnya silakan baca https://blog.golang.org/context.
+
+## C.31.3. Google Search API Restrictions Referer
+
+Di bagian awal bab ini, kita belajar mengenai context value. Kenapa penulis memilih menggunakan context untuk menyisipkan data referer, kenapa tidak contoh yg lebih umum seperti session dan lainnya? sebenarnya ada alasannya.
+
+Silakan coba akses kedua url berikut.
+
+ - http://mysampletestapp.com/api/search?keyword=golang
+ - http://localhost/api/search?keyword=golang
+
+Harusnya yang dikembalikan sama, tapi kenyataannya pengaksesan lewat url `localhost` menghasilkan error.
+
+![Request response fail](images/C.31_4_result_fail.png)
+
+Error message:
+
+
The referrer localhost does not match the referrer restrictions configured on your API key. Please use the API Console to update your key restrictions.
+
+Error di atas muncul karena, host `localhost` belum didaftarkan pada API console. Berbeda dengan `mysampletestapp.com` yang sudah didaftarkan, host ini berhak mengakses menggunakan API key yang kita gunakan.
+
+![Api configuration](images/C.31_5_api_hostname.png)
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/C-32-golang-jwt.md b/C-32-golang-jwt.md
new file mode 100644
index 000000000..2b946edbe
--- /dev/null
+++ b/C-32-golang-jwt.md
@@ -0,0 +1,403 @@
+# C.32. JSON Web Token (JWT)
+
+Pada bab ini kita akan belajar tentang JSON Web Token (JWT) dan cara penerapannya di bahasa Go.
+
+## C.31.1. Definisi
+
+JWT merupakan salah satu standar JSON ([RFC 7519](https://tools.ietf.org/html/rfc7519)) untuk keperluan akses token. Token dibentuk dari kombinasi beberapa informasi yang di-encode dan di-enkripsi. Informasi yang dimaksud adalah header, payload, dan signature.
+
+Contoh JWT:
+
+
+
+Skema JWT:
+
+![JWT scheme](images/C.32_1_jwt_scheme.png)
+
+ - **Header**, isinya adalah jenis algoritma yang digunakan untuk generate signature.
+ - **Payload**, isinya adalah data penting untuk keperluan otentikasi, seperti *grant*, *group*, kapan login terjadi, dan atau lainnya. Data ini dalam konteks JWT biasa disebut dengan **CLAIMS**.
+ - **Signature**, isinya adalah hasil dari enkripsi data menggunakan algoritma kriptografi. Data yang dimaksud adalah gabungan dari (encoded) header, (encoded) payload, dan secret key.
+
+Umumnya pada aplikasi yang menerapkan teknik otorisasi menggunakan token, token di-generate di back end secara acak (menggunakan algoritma tertentu) lalu disimpan di database bersamaan dengan data user. Token tersebut bisa jadi tidak ada isinya, hanya random string, atau mungkin saja ada isinya.
+
+Nantinya di setiap http call, token yang disertakan pada request header dicocokan dengan token yang ada di database, dilanjutkan dengan pengecekan grant/group/sejenisnya, untuk menentukan apakah request tersebut adalah verified request yang memang berhak mengakses endpoint.
+
+Pada aplikasi yang menerapkan JWT, yang terjadi sedikit berbeda. Token adalah hasil dari proses kombinasi, encoding, dan enkripsi terhadap beberapa informasi. Nantinya pada sebuah http call, pengecekan token tidak dilakukan dengan membandingkan token yang ada di request vs token yang tersimpan di database, karena memang token pada JWT tidak disimpan di database. Pengecekan token dilakukan dengan cara mengecek hasil decode dan decrypt token yang ditautkan dalam request.
+
+> Ada kalanya token JWT perlu juga untuk disimpan di back-end, misalnya untuk keperluan auto-invalidate session pada multiple login, atau kasus lainnya.
+
+Mungkin sekilas terlihat mengerikan, terlihat sangat gampang sekali untuk di-retas, buktinya adalah data otorisasi bisa dengan mudah diambil dari token JWT. Dan penulis sampaikan, bahwa ini adalah presepsi yang salah.
+
+Informasi yang ada dalam token, selain di-encode, juga di-enkripsi. Dalam enkripsi diperlukan private key atau secret key, dan hanya pengembang yang tau. Jadi pastikan simpan baik-baik key tersebut.
+
+Selama peretas tidak tau secret key yang digunakan, hasil decoding dan dekripsi data **PASTI TIDAK VALID**.
+
+## C.32.2. Persiapan Praktek
+
+Kita akan buat sebuah aplikasi RESTful web service sederhana, isinya dua buah endpoint `/index` dan `/login`. Berikut merupakan spesifikasi aplikasinya:
+
+ - Pengaksesan `/index` memerlukan token JWT.
+ - Token didapat dari proses otentikasi ke endpoint `/login` dengan menyisipkan username dan password.
+ - Pada aplikasi yang sudah kita buat, sudah ada data list user yang tersimpan di database (sebenarnya bukan di-database, tapi di file json).
+
+Ok, sekarang siapkan folder projek dengan skema seperti berikut:
+
+```bash
+$ tree .
+.
+├── main.go
+├── middleware.go
+└── users.json
+
+0 directories, 3 files
+```
+
+### File `middleware.go`
+
+Isi file `middleware.go` dengan kode middleware yang sudah biasa kita gunakan.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+
+type CustomMux struct {
+ http.ServeMux
+ middlewares []func(next http.Handler) http.Handler
+}
+
+func (c *CustomMux) RegisterMiddleware(next func(next http.Handler) http.Handler) {
+ c.middlewares = append(c.middlewares, next)
+}
+
+func (c *CustomMux) ServeHTTP(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var current http.Handler = &c.ServeMux
+
+ for _, next := range c.middlewares {
+ current = next(current)
+ }
+
+ current.ServeHTTP(w, r)
+}
+```
+
+### File `users.json`
+
+Juga isi file `users.json` yang merupakan database aplikasi. Silakan tambahkan data JSON berikut.
+
+```json
+[{
+ "username": "noval",
+ "password": "kaliparejaya123",
+ "email": "terpalmurah@gmail.com",
+ "group": "admin"
+}, {
+ "username": "farhan",
+ "password": "masokpakeko",
+ "email": "cikrakbaja@gmail.com",
+ "group": "publisher"
+}]
+```
+
+### File `main.go`
+
+Sekarang kita fokus ke file `main.go`. Import packages yang diperlukan. Salah satu dari packages tersebut adalah [jwt-go](https://github.com/dgrijalva/jwt-go), yang digunakan untuk keperluan JWT.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "context"
+ "encoding/json"
+ "fmt"
+ "io/ioutil"
+ "net/http"
+ "os"
+ "path/filepath"
+ "strings"
+
+ jwt "github.com/dgrijalva/jwt-go"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+)
+```
+
+Masih di file yang sama, siapkan 4 buah konstanta yaitu: nama aplikasi, durasi login, metode enkripsi token, dan secret key.
+
+```go
+type M map[string]interface{}
+
+var APPLICATION_NAME = "My Simple JWT App"
+var LOGIN_EXPIRATION_DURATION = time.Duration(1) * time.Hour
+var JWT_SIGNING_METHOD = jwt.SigningMethodHS256
+var JWT_SIGNATURE_KEY = []byte("the secret of kalimdor")
+```
+
+Kemudian buat fungsi `main()`, siapkan didalmnya sebuah `mux` baru, dan daftarkan middleware `MiddlewareJWTAuthorization` dan dua buah rute `/index` dan `/login`.
+
+```go
+func main() {
+ mux := new(CustomMux)
+ mux.RegisterMiddleware(MiddlewareJWTAuthorization)
+
+ mux.HandleFunc("/login", HandlerLogin)
+ mux.HandleFunc("/index", HandlerIndex)
+
+ server := new(http.Server)
+ server.Handler = mux
+ server.Addr = ":8080"
+
+ fmt.Println("Starting server at", server.Addr)
+ server.ListenAndServe()
+}
+```
+
+Middleware `MiddlewareJWTAuthorization` nantinya akan kita buat, tugasnya memvalidasi setiap request yang masuk, dengan cara mengecek token JWT yang disertakan. Middleware ini hanya berguna pada request ke selain endpoint `/login`, karena pada endpoint tersebut proses otentikasi terjadi.
+
+## C.32.3. Otentikasi & Generate Token
+
+Siapkan handler `HandlerLogin`. Tulis kode berikut.
+
+```go
+func HandlerLogin(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ if r.Method != "POST" {
+ http.Error(w, "Unsupported http method", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ username, password, ok := r.BasicAuth()
+ if !ok {
+ http.Error(w, "Invalid username or password", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Handler ini bertugas untuk meng-otentikasi client/consumer. Data username dan password dikirimkan ke endpoint dalam bentuk [Basic Auth](https://dasarpemrogramangolang.novalagung.com/B-18-http-basic-auth.html). Data tersebut kemudian disisipkan dalam pemanggilan fungsi otentikasi `authenticateUser()`, yang nantinya juga akan kita buat.
+
+```go
+ok, userInfo := authenticateUser(username, password)
+if !ok {
+ http.Error(w, "Invalid username or password", http.StatusBadRequest)
+ return
+}
+```
+
+Fungsi `authenticateUser()` memiliki dua nilai balik yang ditampung oleh variabel berikut:
+
+ - Variabel `ok`, penanda sukses tidaknya otentikasi.
+ - Variabel `userInfo`, isinya informasi user yang sedang login, datanya didapat dari `data.json` (tetapi tanpa password).
+
+Selanjutnya kita akan buat objek claims. Objek ini harus memenuhi persyaratan interface `jwt.Claims`. Objek claims bisa dibuat dari tipe `map` dengan cara membungkusnya dalam fungsi `jwt.MapClaims()`; atau dengan meng-embed interface `jwt.StandardClaims` pada struct baru, dan cara inilah yang akan kita pakai.
+
+Seperti yang sudah kita bahas di awal, bahwa claims isinya adalah data-data untuk keperluan otentikasi. Dalam prakteknya, claims merupakan sebuah objek yang memilik banyak property atau fields. Nah, objek claims **harus** memiliki fields yang termasuk di dalam list [JWT Standard Fields](https://en.wikipedia.org/wiki/JSON_Web_Token#Standard_fields). Dengan meng-embed interface `jwt.StandardClaims`, maka fields pada struct dianggal sudah terwakili.
+
+Pada aplikasi yang sedang kita kembangkan, claims selain menampung standard fields, juga menampung beberapa informasi lain, oleh karena itu kita perlu buat `struct` baru yang meng-embed `jwt.StandardClaims`.
+
+```go
+type MyClaims struct {
+ jwt.StandardClaims
+ Username string `json:"Username"`
+ Email string `json:"Email"`
+ Group string `json:"Group"`
+}
+```
+
+Ok, struct `MyClaims` sudah siap, sekarang buat objek baru dari struct tersebut.
+
+```go
+claims := MyClaims{
+ StandardClaims: jwt.StandardClaims{
+ Issuer: APPLICATION_NAME,
+ ExpiresAt: time.Now().Add(LOGIN_EXPIRATION_DURATION).Unix(),
+ },
+ Username: userInfo["username"].(string),
+ Email: userInfo["email"].(string),
+ Group: userInfo["group"].(string),
+}
+```
+
+Ada beberapa standard claims, pada contoh di atas hanya dua yang di-isi nilainya, `Issuer` dan `ExpiresAt`, selebihnya kita kosongi. Lalu 3 fields tambahan yang kita buat (username, email, dan group) di-isi menggunakan data yang didapat dari `userInfo`.
+
+ - `Issuer` (code `iss`), adalah penerbit JWT, dalam konteks ini adalah `APPLICATION_NAME`.
+ - `ExpiresAt` (code `exp`), adalah kapan token JWT dianggap expired.
+
+Ok, objek claims sudah siap, sekarang buat token baru. Pembuatannya dilakukan menggunakan fungsi `jwt.NewWithClaims()` yang menghasilkan nilai balik bertipe `jwt.Token`. Parameter pertama adalah metode enkripsi yang digunakan, yaitu `JWT_SIGNING_METHOD`, dan parameter kedua adalah `claims`.
+
+```go
+token := jwt.NewWithClaims(
+ JWT_SIGNING_METHOD,
+ claims,
+)
+```
+
+Kemudian tanda-tangani token tersebut menggunakan secret key yang sudah didefinisikan di `JWT_SIGNATURE_KEY`, caranya dengan memanggil method `SignedString()` milik objek `jwt.Token`. Pemanggilan method ini mengembalikan data token string yang kemudian dijadikan nilai balik handler. Token string inilah yang dibutuhkan client/consumer untuk bisa mengakses endpoints yang ada.
+
+```go
+signedToken, err := token.SignedString(JWT_SIGNATURE_KEY)
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusBadRequest)
+ return
+}
+
+tokenString, _ := json.Marshal(M{ "token": signedToken })
+w.Write([]byte(tokenString))
+```
+
+Bagian otentikasi dan generate token sebenarnya cukup sampai disini. Tapi sebenarnya ada yang kurang, yaitu fungsi `authenticateUser()`. Silakan buat fungsi tersebut.
+
+```go
+func authenticateUser(username, password string) (bool, M) {
+ basePath, _ := os.Getwd()
+ dbPath := filepath.Join(basePath, "users.json")
+ buf, _ := ioutil.ReadFile(dbPath)
+
+ data := make([]M, 0)
+ err := json.Unmarshal(buf, &data)
+ if err != nil {
+ return false, nil
+ }
+
+ res, _ := gubrak.Find(data, func(each M) bool {
+ return each["username"] == username && each["password"] == password
+ })
+
+ if res != nil {
+ resM := res.(M)
+ delete(resM, "password")
+ return true, resM
+ }
+
+ return false, nil
+}
+```
+
+Isi fungsi `authenticateUser()` cukup jelas, sesuai namanya, yaitu melakukan pencocokan username dan password dengan data yang ada di dalam file `users.json`.
+
+## C.32.4. JWT Authorization Middleware
+
+Sekarang kita perlu menyiapkan `MiddlewareJWTAuthorization`, yang tugasnya adalah mengecek setiap request yang masuk ke endpoint selain `/login`, apakah ada akses token yang dibawa atau tidak. Dan jika ada, akan diverifikasi valid tidaknya token tersebut.
+
+```go
+func MiddlewareJWTAuthorization(next http.Handler) http.Handler {
+ return http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+
+ if r.URL.Path == "/login" {
+ next.ServeHTTP(w, r)
+ return
+ }
+
+ authorizationHeader := r.Header.Get("Authorization")
+ if !strings.Contains(authorizationHeader, "Bearer") {
+ http.Error(w, "Invalid token", http.StatusBadRequest)
+ return
+ }
+
+ tokenString := strings.Replace(authorizationHeader, "Bearer ", "", -1)
+
+ // ...
+ })
+}
+```
+
+Kita gunakan skema header `Authorization: Bearer `, sesuai spesifikasi [RFC 6750](https://tools.ietf.org/html/rfc6750) untuk keperluan penempatan dan pengambilan token.
+
+Token di-extract dari header, kemudian diparsing dan di-validasi menggunakan fungsi `jwt.Parse()`.
+
+```go
+token, err := jwt.Parse(tokenString, func(token *jwt.Token) (interface{}, error) {
+ if method, ok := token.Method.(*jwt.SigningMethodHMAC); !ok {
+ return nil, fmt.Errorf("Signing method invalid")
+ } else if method != JWT_SIGNING_METHOD {
+ return nil, fmt.Errorf("Signing method invalid")
+ }
+
+ return JWT_SIGNATURE_KEY, nil
+})
+if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusBadRequest)
+ return
+}
+```
+
+Parameter ke-2 fungsi `jwt.Parse()` berisikan callback untuk pengecekan valid tidak-nya signing method, jika valid maka secret key dikembalikan. Fungsi `jwt.Parse()` ini sendiri mengembalikan objek token.
+
+Dari objek token, informasi claims diambil, lalu dilakukan pengecekan valid-tidaknya claims tersebut.
+
+```go
+claims, ok := token.Claims.(jwt.MapClaims)
+if !ok || !token.Valid {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusBadRequest)
+ return
+}
+```
+
+O iya, mungkin ada pertanyaan kenapa objek claims yang dihasilkan `jwt.Parse()` tipenya bukan `MyClaims`. Hal ini karena setelah objek claims dimasukan dalam proses pembentukan token, lewat fungsi `jwt.NewWithClaims()`, objek akan di-encode ke tipe `jwt.MapClaims`.
+
+Data claims yang didapat disisipkan ke dalam context, agar nantinya di endpoint, informasi `userInfo` bisa diambil dengan mudah dari context request.
+
+```go
+ctx := context.WithValue(context.Background(), "userInfo", claims)
+r = r.WithContext(ctx)
+
+next.ServeHTTP(w, r)
+```
+
+### Handler Index
+
+Terakhir, kita perlu menyiapkan handler untuk rute `/index`.
+
+```go
+func HandlerIndex(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ userInfo := r.Context().Value("userInfo").(jwt.MapClaims)
+ message := fmt.Sprintf("hello %s (%s)", userInfo["Username"], userInfo["Group"])
+ w.Write([]byte(message))
+}
+```
+
+Informasi `userInfo` diambil dari context, lalu ditampilkan sebagai response endpoint.
+
+## C.32.5. Testing
+
+Jalankan aplikasi, lalu test menggunakan curl.
+
+### Otentikasi
+
+```bash
+curl -X POST --user noval:kaliparejaya123 http://localhost:8080/login
+```
+
+Output:
+
+![JWT Authentication](images/C.32_2_jwt_authentication.png)
+
+### Mengakses Endpoint
+
+Test endpoint `/index`. Sisipkan token yang dikembalikan pada saat otentikasi, sebagai value header otorisasi dengan skema `Authorization: Bearer `.
+
+```bash
+curl -X GET \
+ --header "Authorization: Bearer eyJhbGciOiJIUzI1NiIsInR5cCI6IkpXVCJ9.eyJleHAiOjE1Mzg2NTI0NzksImlzcyI6Ik15IFNpbXBsZSBKV1QgQXBwIiwiVXNlcm5hbWUiOiJub3ZhbCIsIkVtYWlsIjoidGVycGFsbXVyYWhAZ21haWwuY29tIiwiR3JvdXAiOiJhZG1pbiJ9.JREJgUAYs2R5zuquqyX8tk23QlajVVe19susm6JsZq8" \
+ http://localhost:8080/index
+```
+
+Output:
+
+![JWT Authorization](images/C.32_3_jwt_authorization.png)
+
+Semua berjalan sesuai harapan. Agar lebih meyakinkan, coba lakukan beberapa test dengan skenario yg salah, seperti:
+
+![JWT Error](images/C.32_4_invalid_jwt_token.png)
+
+---
+
+ - [JWT Go](https://github.com/dgrijalva/jwt-go), by Dave Grijalva, MIT License
+ - [Gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak), by Noval Agung, MIT License
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/C-33-golang-ldap-authentication.md b/C-33-golang-ldap-authentication.md
new file mode 100644
index 000000000..f268d8eef
--- /dev/null
+++ b/C-33-golang-ldap-authentication.md
@@ -0,0 +1,310 @@
+# C.33. LDAP Authentication
+
+Pada bab ini kita belajar mengenai otentikasi user ke *Directory Service* lewat protokol LDAP. Pembelajaran akan kita awali dengan membahas sedikit mengenai definisi dari LDAP dan beberapa istilah relevan lainnya.
+
+## C.33.1. Definisi
+
+### LDAP
+
+LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) adalah protokol yang digunakan untuk mengakses **Directory Services** dalam sebuah komunikasi client-server.
+
+### Directory Services
+
+Directory Services adalah sebuah sistem yang menyimpan, mengelola, dan menyediakan akses informasi untuk menghubungkan sumber daya network (atau network resources). Network resources yang dimaksud contohnya:
+
+- Email
+- Perangkat periferal
+- Komputer
+- Folder/Files
+- Printers
+- Nomor telephone
+- ...
+
+Cakupan network resources mulai dari hardware seperti komputer (atau lebih tinggi lagi) hingga aspek yang relatif kecil seperti file.
+
+Dengan terhubungnya resources tersebut, akan mudah bagi kita untuk mengelola banyak hal yang berhubungan dengan network. Contoh misalnya membuat aplikasi yang bisa login menggunakan credentials email kantor, atau banyak lainnya.
+
+Selain itu, juga LDAP sering dimanfaatkan dalam implementasi SSO (Single sign-on).
+
+### Bind Operation
+
+Operasi bind digunakan untuk otentikasi client ke directory server, dan juga untuk mengubah state otorisasi client tersebut. Operasi bind dilakukan dengan mengirim informasi bind dn dan password.
+
+### Directory Server untuk testing
+
+Karena komunikasi adalah client-server maka kita perlu menggunakan salah satu directory server untuk keperluan testing. Beruntung-nya [Forum Systems](www.forumsys.com) berbaik hati menyediakan directory server yg bisa diakses secara gratis oleh public, dan di bab ini akan kita menggunakannya.
+
+Berikut adalah informasi credentials directory server tersebut:
+
+```
+Server: ldap.forumsys.com
+Port: 389
+Bind DN: cn=read-only-admin,dc=example,dc=com
+Bind Password: password
+```
+
+Terdapat beberapa user data di sana, kesemuanya memiliki password yang sama, yaitu: `password`.
+
+Lebih detailnya silakan cek di http://www.forumsys.com/tutorials/integration-how-to/ldap/online-ldap-test-server/
+
+## C.33.2. LDAP Browser & Directory Client
+
+Silakan gunakan LDAP browser yang disukai, atau bisa gunakan [Apache Directory Studio](https://directory.apache.org/studio/).
+
+Buat koneksi baru menggunakan credentials di atas. Lakukan hingga berhasil memunculkan list user data seperti gambar berikut.
+
+![Browse LDAP](images/C.33_1_ldap_browse.png)
+
+Bisa dilihat bahwa terdapat beberapa user data. Nantinya testing akan dilkakukan dengan login menggunakan salah satu user tersebut.
+
+OK, sekarang mari kita masuk ke bagian tulis-menulis kode.
+
+## C.33.3. Login Web App
+
+Pertama kita buat terlebih dahulu aplikasi web sederhana, dengan dua buah rute dipersiapkan.
+
+- Landing page, memunculkan form login
+- Action login endpoint, untuk handle proses login
+
+Buat file `main.go`, lalu siapkan html string untuk login form.
+
+```go
+package main
+
+import "net/http"
+import "fmt"
+import "html/template"
+
+// the port where web server will run
+const webServerPort = 9000
+
+// the login form html
+const view = `
+
+ Template
+
+
+
+
+`
+```
+
+Lalu buat fungsi `main()`, siapkan route handler landing page, parse html string di atas.
+
+```go
+http.HandleFunc("/", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ var tmpl = template.Must(template.New("main-template").Parse(view))
+ if err := tmpl.Execute(w, nil); err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusInternalServerError)
+ }
+})
+```
+
+Kemudian siapkan route handler untuk action login.
+
+```go
+http.HandleFunc("/login", func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ r.ParseForm()
+
+ username := r.PostFormValue("username")
+ password := r.PostFormValue("password")
+
+ // authenticate via ldap
+ ok, data, err := AuthUsingLDAP(username, password)
+ if !ok {
+ http.Error(w, "invalid username/password", http.StatusUnauthorized)
+ return
+ }
+ if err != nil {
+ http.Error(w, err.Error(), http.StatusUnauthorized)
+ return
+ }
+
+ // greet user on success
+ message := fmt.Sprintf("welcome %s", data.FullName)
+ w.Write([]byte(message))
+})
+```
+
+Pada kode di atas proses otentikasi di handle secara implisit oleh fungsi `AuthUsingLDAP()`, yang akan kita buat pastinya. Ketika user sukses melakukan login maka pesan `selamat datang` akan ditampilkan disertai dengan nama lengkap user (data nama didapat nantinya dari user data di directory service).
+
+OK, dua handler sudah siap, tambahkan kode untuk start webserver.
+
+```go
+portString := fmt.Sprintf(":%d", webServerPort)
+fmt.Println("server started at", portString)
+http.ListenAndServe(portString, nil)
+```
+
+## C.33.4. Handling the LDAP Authentication
+
+Masuk ke bagian kode LDAP, buat file baru di folder yang sama, `ldap.go`. Import library ldap dan siapkan beberapa konstanta.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/go-ldap/ldap"
+)
+
+const (
+ ldapServer = "ldap.forumsys.com"
+ ldapPort = 389
+ ldapBindDN = "cn=read-only-admin,dc=example,dc=com"
+ ldapPassword = "password"
+ ldapSearchDN = "dc=example,dc=com"
+)
+```
+
+3rd party lib [https://github.com/go-ldap/ldap](github.com/go-ldap/ldap) kita gunakan untuk melakukan operasi client-server dengan directory server. Silakan `go get` terlebih dahulu jika belum.
+
+Beberapa konstanta di atas isinya sesuai dengan credentials directory server test yang di atas sudah kita bahas. Diluar itu ada satu tambahan konstanta, yaitu `ldapSearchDN`, nantinya kita perlukan dalam melakukan operasi search.
+
+Selanjutnya, siapkan struct untuk menampung user data yang dikembalikan oleh directory server.
+
+```go
+type UserLDAPData struct {
+ ID string
+ Email string
+ Name string
+ FullName string
+}
+```
+
+Buat fungsi `AuthUsingLDAP()`, lalu inisialisasi koneksi ldap. Fungsi ini menerima dua parameter, username dan password, yang keduanya diinputkan oleh user nantinya lewat browser.
+
+```go
+func AuthUsingLDAP(username, password string) (bool, *UserLDAPData, error) {
+ l, err := ldap.Dial("tcp", fmt.Sprintf("%s:%d", ldapServer, ldapPort))
+ if err != nil {
+ return false, nil, err
+ }
+ defer l.Close()
+
+ // ...
+}
+```
+
+Fungsi `ldap.Dial()` digunakan untuk melakukan handshake dengan directory server.
+
+Setelah itu lakukan bind operation menggunakan Bind DN dan password sesuai konstanta yang sudah dipersiapkan. Gunakan method `.Bind()` milik objek hasil dial ldap untuk bind.
+
+```go
+err = l.Bind(ldapBindDN, ldapPassword)
+if err != nil {
+ return false, nil, err
+}
+```
+
+Setelah bind sukses, lakukan operasi search. Siapkan terlebih dahulu objek search request. Klausa search yang digunakan adalah `uid` atau username dengan base dn adalah `ldapSearchDN`.
+
+```go
+searchRequest := ldap.NewSearchRequest(
+ ldapSearchDN,
+ ldap.ScopeWholeSubtree,
+ ldap.NeverDerefAliases,
+ 0,
+ 0,
+ false,
+ fmt.Sprintf("(&(objectClass=organizationalPerson)(uid=%s))", username),
+ []string{"dn", "cn", "sn", "mail"},
+ nil,
+)
+```
+
+Klausa dituliskan dalam bentuk **LDAP Filter Syntax**. Bisa dilihat di atas merupakan contoh filter uid/username. Lebih jelasnya mengenai sintaks ini silakan merujuk ke http://www.ldapexplorer.com/en/manual/109010000-ldap-filter-syntax.htm
+
+Parameter setelah filter adalah informasi atributtes yang ingin kita dapat dari hasil search request.
+
+Berikutnya, trigger object search request tersebut lewat method `.Search()` dari objek ldap. Cek data yang dikembalikan (accessible via `.Entries` property), jika tidak ada data maka kita asumsikan search gagal.
+
+```go
+sr, err := l.Search(searchRequest)
+if err != nil {
+ return false, nil, err
+}
+
+if len(sr.Entries) == 0 {
+ return false, nil, fmt.Errorf("User not found")
+}
+entry := sr.Entries[0]
+```
+
+Jika semuanya berjalan lancar, maka kita akan dapat setidaknya 1 user data. Lakukan bind operation menggunakan DN milik user tersebut dengan password adalah yang diinputkan user. Ini diperlukan untuk mem-validasi apakah password yang di-inputkan user sudah benar atau tidak.
+
+```go
+err = l.Bind(entry.DN, password)
+if err != nil {
+ return false, nil, err
+}
+```
+
+Jika semua masih berjalan lancar, berarti proses otentikasi bisa dipastikan berhasil. Tapi ada satu hal lagi yang perlu dilakukan, yaitu serialisasi data attributes kembalian dari server untuk fit ke object `UserLDAPData` yang sudah disiapkan.
+
+```go
+data := new(UserLDAPData)
+data.ID = username
+
+for _, attr := range entry.Attributes {
+ switch attr.Name {
+ case "sn":
+ data.Name = attr.Values[0]
+ case "mail":
+ data.Email = attr.Values[0]
+ case "cn":
+ data.FullName = attr.Values[0]
+ }
+}
+
+return true, data, nil
+```
+
+## C.33.5. Testing
+
+Ok, mari kita test. Jalankan program, lalu akses http://localhost:9000/; Lakukan login menggunakan salah satu user yang ada (silakan cek di LDAP browser anda). Di sini saya pilih menggunakan user `boyle`, password-nya `password` (semua user ber-kata-sandi sama).
+
+![Ldap Login](images/C.33_2_ldap_login.png)
+
+Login berhasil, dibuktikan dengan munculnya fullname **Robert Boyle**. Coba juga gunakan password yang salah agar lebih meyakinkan.
+
+![Ldap Login Sukses](images/C.33_3_ldap_login_success.png)
+
+## C.33.6. LDAP TLS
+
+Untuk koneksi LDAP yang TLS-enabled, maka cukup panggil method `.StartTLS()` milik objek ldap dial, dan isi parameternya dengan tls config. Pemanggilan fungsi ini harus tepat setelah proses dial ke directory server.
+
+```go
+l, err := ldap.Dial("tcp", fmt.Sprintf("%s:%d", ldapServer, ldapPort))
+if err != nil {
+ return false, nil, err
+}
+defer l.Close()
+
+// reconnect with TLS
+err = l.StartTLS(tlsConfig)
+if err != nil {
+ return false, nil, err
+}
+```
+
+---
+
+ - [go-ldap/ldap](https://github.com/go-ldap/ldap), by go-ldap team, MIT License
+
+---
+
+
+
Source code praktek pada bab ini tersedia di Github
diff --git a/C-34-golang-sso-saml-sp.md b/C-34-golang-sso-saml-sp.md
new file mode 100644
index 000000000..bd161917b
--- /dev/null
+++ b/C-34-golang-sso-saml-sp.md
@@ -0,0 +1,119 @@
+# C.34. SSO SAML 2.0 (Service Provider)
+
+Kali ini topik yang dipilih adalah SAML SSO versi 2.0. Kita akan pelajari cara penerapan SSO di sisi penyedia servis (Service Provider), dengan memanfaatkan salah satu penyedia Identity Provider (IDP) gratisan yaitu [samltest.id](https://samltest.id).
+
+> Pada bab ini kita fokus pada bagian Service Provider.
+
+## C.34.1. Definisi
+
+Sebelum kita masuk ke bagian tulis menulis kode, alangkah baiknya sedikit mengulang topik tetang SSO dan SAML.
+
+### SSO
+
+SSO atau Single Sign-On merupakan servis untuk otentikasi dan manajemen session. Dengan SSO, maka akses ke banyak aplikasi cukup bisa sekali otentikasi saja. Contoh SSO:
+
+- Seorang pengguna ingin mengupload video di Youtube. Karena belum login, maka akan di redirect ke halaman SSO login milik Google.
+- Setelah ia selesai dengan keperluannya, user ingin menge-cek email, maka dibukalah Gmail. Nah di bagian ini user tidak perlu untuk login lagi, karena Youtube dan Gmail menggunakan SSO untuk otentikasinya.
+- Tak hanya Youtube dan Gmail, hampir semua produk Google terintegrasi dengan satu SSO.
+
+> Umumnya, otentikasi pada SSO dilakukan dengan database user di (directory) server via protokol LDAP.
+
+Ada beberapa jenis penerapan SSO yang bisa dipilih, salah satunya adalah **Security Assertion Markup Language** atau **SAML** yang akan kita bahas pada bab ini.
+
+### SAML
+
+SAML merupakan protokol open standard untuk otentikasi dan otorisasi antara penyedia layanan (**Service Provider**) dan penyedia identitas (**Identity Provider**). SAML berbasis *assertion* berupa XML.
+
+> Service Provider biasa disingkat dengan **SP**, sedangkan Identity Provider disingkat **IDP**.
+
+SAML adalah standar yang paling banyak digunakan dalam platform berbentuk layanan enterprise (Sass/PaaS), seperti Github, Atlassian JIRA, Sales Force menerapkan SAML pada platform mereka, lebih detailnya silakan cek https://en.wikipedia.org/wiki/SAML-based_products_and_services.
+
+Dalam SAML, ada 3 buah role penting:
+
+1. Manusia atau pengguna aplikasi (disini kita sebut sebagai *principal*)
+2. Penyedia Layanan atau SP, contohnya seperti: Gmail, Youtube, GCP
+3. Penyedia Identitas atau IDP, contoh: Google sendiri
+
+> Penulis kurang tau apakah otentikasi pada Google menggunakan SAML atau tidak, tapi yang jelas mereka menerapkan SAML dan juga OpenID di beberapa service mereka. Di atas dicontohkan menggunakan produk Google, hanya sebagai analogi untuk mempermudah memahami SAML.
+
+![SAML flow](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/0/04/Saml2-browser-sso-redirect-post.png)
+
+## C.34.2. Cara Kerja SAML
+
+Agar lebih mudah dipahami, kita gunakan contoh. Ada dua buah website/aplikasi yang terintegrasi dengan satu buah SSO, yaitu: http://ngemail.com dan http://ndeloktipi.com. Kedua aplikasi tersebut merupakan SP atau Service Provider.
+
+Aplikasi **ngemail** dan **ndeloktipi** menggunakan satu penyedia identitas yaitu http://loginomrene.com. Jadi **loginomrene** ini merupakan IDP atau Identity Provider.
+
+### 1. User request *target resource* ke SP
+
+Suatu ketika ada sebuah user yang ingin mengakses **ngemail** untuk mengirim sebuah email ke temannya. User tersebut sudah terdaftar sebelumnya. User langsung mengakses url berikut di browser.
+
+```
+http://ngemail.com/ngirimemailsaiki
+```
+
+Yang terjadi ketika user browser website tersebut, si SP (dalam konteks ini **ngemail**) melakukan pengecekan ijin akses (disebut security context), apakah user ini sudah login atau belum. Karena belum login maka user diarahkan ke halaman otentikasi SSO.
+
+> Target resource disini yang dimaksud adalah http://ngemail.com/ngirimemailsaiki
+
+### 2. SP merespon dengan URL untuk SSO login di IDP
+
+Karena user belum memiliki ijin akses, maka SP membalas request dari browser tersebut dengan balasan berupa url halaman login SSO di IDP.
+
+```
+http://loginomrene.com/SAML2/SSO/Redirect?SAMLRequest=request
+```
+
+> Isi dari query string `SAMLRequest` adalah sebuah XML `...` yang di-encode dalam base64 encoding.
+
+### 3. Browser request laman SSO login ke IDP
+
+Setelah aplikasi menerima balasan atas request pada point 1, dilakukan redirect ke URL halaman SSO login pada point 2.
+
+IDP kemudian menerima request tersebut, lalu memproses `AuthnRequest` yang dikirim via query string untuk kemudian dilakukan security check.
+
+### 4. IDP merespon browser dengan menampilkan halaman login
+
+Jika hasil pengecekan yang dilakukan oleh IDP adalah: user belum memiliki akses login, maka IDP merespon browser dengan menampilkan halaman login HTML.
+
+```html
+
+```
+
+> Isi dari input name `SAMLResponse` adalah sebuah XML `` yang di-encode dalam base64 encoding.
+
+### 5. Submit POST ke SP untuk keperluan asertasi (istilahnya *Assertion Consumer Service*)
+
+User kemudian melakukan login di halaman otentikasi SSO pada point 4, username password atau credentials di-isi, tombol submit di klik. Request baru di-dispatch dengan tujuan url adalah action url form tersebut. Pada point 4 bisa dilihat bahwa action url adalah berikut.
+
+```
+https://loginomrene.com/SAML2/SSO/POST
+```
+
+### 6. SP merespon dengan redirect ke *target resource*
+
+SP menerima request tersebut, kemudian mempersiapkan ijin akses/token (yang disebut *security context*). Setelahnya SP merespon request tersebut dengan redirect ke *target resource*, pada contoh ini adalah url http://ngemail.com/ngirimemailsaiki (url point 1).
+
+### 7. User request *target resource* ke SP
+
+Pada bagian ini user melakukan request target resource ke SP untuk kedua kalinya setelah point pertama. Bedanya pada point pertama, requet dilakukan secara eksplisit olah user/browser, sedang kali ini request merupakan hasil redirect point 6.
+
+```
+http://ngemail.com/ngirimemailsaiki
+```
+
+Perbedaan kedua adalah, kali ini user memiliki ijin akses.
+
+### 8. SP merespon dengan balasan *target resource* yang diminta
+
+Karena user memiliki security context, maka SP merespon dengan balasan berupa target resource yang diminta, walhasil halaman http://ngemail.com/ngirimemailsaiki muncul.
+
+> Selanjutnya, setiap kali ada request target resource, maka point 7 dan 8 akan diulang.
+
+![SAML Flow](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/0/04/Saml2-browser-sso-redirect-post.png/600px-Saml2-browser-sso-redirect-post.png)
+
+###
\ No newline at end of file
diff --git a/C-4-http-error-handling.md b/C-4-http-error-handling.md
new file mode 100644
index 000000000..89d9e909f
--- /dev/null
+++ b/C-4-http-error-handling.md
@@ -0,0 +1,103 @@
+# C.4. HTTP Error Handling (Validator v9, Echo)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara membuat custom error handler yang lebih readable, sangat cocok untuk web service. Bahan dasar yang kita manfaatkan adalah source code pada bab sebelum ini, lalu dimodifikasi. Jadi silakan salin project pada bab sebelumnya sebagai projek folder baru.
+
+## C.4.1. Error Handler
+
+Cara meng-custom default error handler milik echo, adalah dengan meng-override property `e.HTTPErrorHandler`. Langsung saja override property tersebut dengan callback berisi parameter objek error dan context. Gunakan callback tersebut untuk bisa menampilkan error yg lebih detail.
+
+```go
+e.HTTPErrorHandler = func(err error, c echo.Context) {
+ report, ok := err.(*echo.HTTPError)
+ if !ok {
+ report = echo.NewHTTPError(http.StatusInternalServerError, err.Error())
+ }
+
+ c.Logger().Error(report)
+ c.JSON(report.Code, report)
+}
+```
+
+Pada kode di atas, objek `report` menampung objek error setelah di casting ke tipe `echo.HTTPError`. Error tipe ini adalah error-error yang berhubungan dengan http, yang di-handle oleh echo. Untuk error yang bukan dari echo, tipe nya adalah `error` biasa. Pada kode di atas kita standarkan, semua jenis error harus berbentuk `echo.HTTPError`.
+
+Selanjutnya objek error tersebut kita tampilkan ke console dan juga ke browser dalam bentuk JSON.
+
+OK, jalankan aplikasi, lalu test hasilnya.
+
+![API Test](images/C.4_1_simple_error_handler.png)
+
+![Console Log](images/C.4_2_cli_error.png)
+
+## C.4.2. Human-Readable Error
+
+Error yang dikembalikan sudah bisa lebih detail dibanding sebelumnya, tapi masih kurang, karena masih susah untuk dipahami. Lakukan modifikasi pada callback custom error handler menjadi seperti pada kode berikut.
+
+```go
+e.HTTPErrorHandler = func(err error, c echo.Context) {
+ report, ok := err.(*echo.HTTPError)
+ if !ok {
+ report = echo.NewHTTPError(http.StatusInternalServerError, err.Error())
+ }
+
+ if castedObject, ok := err.(validator.ValidationErrors); ok {
+ for _, err := range castedObject {
+ switch err.Tag() {
+ case "required":
+ report.Message = fmt.Sprintf("%s is required",
+ err.Field())
+ case "email":
+ report.Message = fmt.Sprintf("%s is not valid email",
+ err.Field())
+ case "gte":
+ report.Message = fmt.Sprintf("%s value must be greater than %s",
+ err.Field(), err.Param())
+ case "lte":
+ report.Message = fmt.Sprintf("%s value must be lower than %s",
+ err.Field(), err.Param())
+ }
+
+ break
+ }
+ }
+
+ c.Logger().Error(report)
+ c.JSON(report.Code, report)
+}
+```
+
+Error yang dikembalikan oleh *validator.v9* bertipe `validator.ValidationErrors`. Pada kode di atas bisa kita lihat ada pengecekan apakah error tersebut adalah dari library *validator.v9* atau bukan; jika memang iya, maka `report.Message` diubah isinya dengan kata-kata yang lebih mudah dipahami.
+
+Tipe `validator.ValidationErrors` sendiri sebenarnya merupakan slice `[]validator.FieldError`. Objek tersebut di-loop, lalu diambil-lah elemen pertama sebagai nilai bailk error.
+
+OK, jalankan ulang aplikasi, lalu test.
+
+![Console Log](images/C.4_3_advance_handler.png)
+
+# C.4.3. Custom Error Page
+
+Untuk aplikasi non-web-service, akan lebih baik jika setiap terjadi error dimunculkan error page, atau halaman khusus yang menampilkan informasi error.
+
+Di echo sangatlah mudah untuk membuat halaman custom error. Contoh implementasinya seperti kode di bawah ini.
+
+```go
+e.HTTPErrorHandler = func(err error, c echo.Context) {
+ report, ok := err.(*echo.HTTPError)
+ if !ok {
+ report = echo.NewHTTPError(http.StatusInternalServerError, err.Error())
+ }
+
+ errPage := fmt.Sprintf("%d.html", report.Code)
+ if err := c.File(errPage); err != nil {
+ c.HTML(report.Code, "Errrrooooorrrrr")
+ }
+}
+```
+
+Setiap kali error terjadi, maka halaman dengan nama adalah `.html` dicari untuk kemudian ditampilkan. Misalkan errornya adalah 500 Internal Server Error, maka halaman `500.html` muncul; error 404 Page Not Found, maka halaman `404.html` muncul.
+
+Silakan ubah kode `fmt.Sprintf("%d.html", report.Code)` sesuai format nama halaman error yang digunakan.
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [Validator v9](https://github.com/go-playground/validator/tree/v9), by Dean Karn (Go Playground), MIT license
diff --git a/C-5-echo-template-rendering.md b/C-5-echo-template-rendering.md
new file mode 100644
index 000000000..7b4a6359f
--- /dev/null
+++ b/C-5-echo-template-rendering.md
@@ -0,0 +1,135 @@
+# C.5. Template Rendering in Echo
+
+Di bab ini kita akan belajar cara render template html pada aplikasi yang routingnya menggunakan echo.
+
+Pada dasarnya proses parsing dan rendering template tidak di-handle oleh echo sendiri, melainkan oleh API dari package `html/template`. Jadi bisa dibilang cara render template di echo adalah sama seperti pada aplikasi yang murni menggunakan golang biasa, seperti yang sudah dibahas pada bab [B-4](/B-4-render-html.html), [B-5](/B-5-render-html-partial.html), [B-9](/B-9-render-specific-html.html), dan [B-10](/B-10-render-html-string.html).
+
+Echo menyediakan satu fasilitas yang bisa kita manfaatkan untuk standarisasi rendering template. Cara penggunaannya, dengan meng-override default `.Renderer` property milik echo menggunakan objek cetakan struct, yang dimana pada struct tersebut harus ada method bernama `.Render()` dengan skema sesuai dengan kebutuhan echo. Nah, di dalam method `.Render()` inilah kode untuk parsing dan rendering template ditulis.
+
+## C.5.1. Praktek
+
+Agar lebih mudah dipahami, mari langsung kita praktekan. Siapkan sebuah projek, import package yang dibutuhkan.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/labstack/echo"
+ "html/template"
+ "io"
+ "net/http"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+```
+
+Buat sebuah struct bernama `Renderer`, struct ini mempunyai 3 buah property dan 2 buah method.
+
+```go
+type Renderer struct {
+ template *template.Template
+ debug bool
+ location string
+}
+```
+
+Berikut adalah tugas dan penjelasan mengenai ketiga property di atas.
+
+ - Property `.template` bertanggung jawab untuk parsing dan rendering template.
+ - Property `.location` mengarah ke path folder dimana file template berada.
+ - Property `.debug` menampung nilai bertipe `bool`.
+ - Jika `false`, maka parsing template hanya dilakukan sekali saja pada saat aplikasi di start. Mode ini sangat cocok untuk diaktifkan pada stage production.
+ - Sedangkan jika nilai adalah `true`, maka parsing template dilakukan tiap pengaksesan rute. Mode ini cocok diaktifkan untuk stage development, karena perubahan kode pada file html sering pada stage ini.
+
+Selanjutnya buat fungsi `NewRenderer()` untuk mempermudah inisialisasi objek renderer.
+
+```go
+func NewRenderer(location string, debug bool) *Renderer {
+ tpl := new(Renderer)
+ tpl.location = location
+ tpl.debug = debug
+
+ tpl.ReloadTemplates()
+
+ return tpl
+}
+```
+
+Siapkan dua buah method untuk struct renderer, yaitu `.ReloadTemplates()` dan `.Render()`.
+
+```go
+func (t *Renderer) ReloadTemplates() {
+ t.template = template.Must(template.ParseGlob(t.location))
+}
+
+func (t *Renderer) Render(
+ w io.Writer,
+ name string,
+ data interface{},
+ c echo.Context,
+) error {
+ if t.debug {
+ t.ReloadTemplates()
+ }
+
+ return t.template.ExecuteTemplate(w, name, data)
+}
+```
+
+Method `.ReloadTemplates()` bertugas untuk parsing template. Method ini wajib dipanggil pada saat inisialisasi objek renderer. Jika `.debug == true`, maka method ini harus dipanggil setiap kali rute diakses (jika tidak, maka perubahan pada view tidak akan muncul).
+
+Method `.Render()` berguna untuk render template yang sudah diparsing sebagai output. Method ini harus dibuat dalam skema berikut.
+
+```go
+// skema method Render()
+func (io.Writer, string, interface{}, echo.Context) error
+```
+
+Selanjutnya, buat echo router, override property renderer nya, dan siapkan sebuah rute.
+
+```go
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.Renderer = NewRenderer("./*.html", true)
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ data := M{"message": "Hello World!"}
+ return c.Render(http.StatusOK, "index.html", data)
+ })
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Saat pemanggilan `NewRenderer()` sisipkan path folder tempat file template html berada. Gunakan `./*.html` agar mengarah ke **semua file html pada current folder**.
+
+Buat file `index.html` dengan isi kode di bawah ini.
+
+```html
+
+
+
+
+
+
+ Message from index: {{.message}}!
+
+
+```
+
+Pada rute `/index`, sebuah variabel bernama `data` disiapkan, bertipe `map` dengan isi satu buah item. Data tersebut disisipkan pada saat view di-render, membuatnya bisa diakses dari dalam template html.
+
+Syntax `{{.message}}` artinya menampilkan isi property yang namanya adalah `message` dari current context (yaitu objek data yang disisipkan). Lebih jelasnya silakan baca kembali bab [B-6 - Template Actions & Variables](/B-6-html-actions-variables.html).
+
+Jalankan aplikasi untuk melihat hasilnya.
+
+![Preview](images/C.5_1_preview.png)
+
+## C.5.2. Render Parsial dan Spesifik Template
+
+Proses parsing dan rendering tidak di-handle oleh echo, melainkan menggunakan API dari `html/template`. Echo hanya menyediakan tempat untuk mempermudah pemanggilan fungsi rendernya. Nah dari sini berarti untuk render parsial, render spesifik template, maupun operasi template lainnya dilakukan seperti biasa, menggunakan `html/template`.
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
diff --git a/C-6-advanced-middleware-and-logging.md b/C-6-advanced-middleware-and-logging.md
new file mode 100644
index 000000000..1fcc69cfc
--- /dev/null
+++ b/C-6-advanced-middleware-and-logging.md
@@ -0,0 +1,269 @@
+# C.6. Advanced Middleware & Logging (Logrus, Echo Logger)
+
+Middleware adalah sebuah blok kode yang dipanggil sebelum ataupun sesudah http request di-proses. Middleware biasanya dibuat per-fungsi-nya, contohnya: middleware autentikasi, middleware untuk logging, middleware untuk gzip compression, dan lainnya.
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara membuat dan me-manage middleware.
+
+## C.6.1. Custom Middleware
+
+Pembuatan middleware pada echo sangat mudah, cukup gunakan method `.Use()` milik objek echo untuk registrasi middleware. Method ini bisa dipanggil berkali-kali, dan eksekusi middleware-nya sendiri adalah berurutan sesuai dengan urutan registrasi.
+
+OK, langsung saja, buat folder projek baru dengan isi sebauh file `main.go` seperti biasanya. Lalu tulis kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ // middleware here
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) (err error) {
+ fmt.Println("threeeeee!")
+
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+ })
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Kode di atas merupakan aplikasi web kecil, berisi satu buah rute `/index` yang ketika di akses akan print log `"threeeeee!"` ke console.
+
+Selanjutnya, buat dua middleware, `middlewareOne` dan `middlewareTwo`. Isinya juga menampilkan log.
+
+```go
+func middlewareOne(next echo.HandlerFunc) echo.HandlerFunc {
+ return func(c echo.Context) error {
+ fmt.Println("from middleware one")
+ return next(c)
+ }
+}
+
+func middlewareTwo(next echo.HandlerFunc) echo.HandlerFunc {
+ return func(c echo.Context) error {
+ fmt.Println("from middleware two")
+ return next(c)
+ }
+}
+```
+
+Registrasikan kedua middleware di atas. Kode di bawah ini adalah contoh cara registrasinya.
+
+```go
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.Use(middlewareOne)
+ e.Use(middlewareTwo)
+
+ // ...
+```
+
+Jalankan aplikasi, lihat hasilnya.
+
+![Middleware logging](images/C.6_1_middleware_log.png)
+
+## C.6.2. Integrasi Middleware ber-skema Non-Echo-Middleware
+
+Di echo, fungsi middleware harus memiliki skema `func(echo.HandlerFunc)echo.HandlerFunc`. Untuk 3rd party middleware, tetap bisa dikombinasikan dengan echo, namun membutuhkan sedikit penyesuaian tentunya.
+
+Echo menyediakan solusi mudah untuk membantu integrasi 3rd party middleware, yaitu dengan menggunakan fungsi `echo.WrapMiddleware()` untuk mengkonversi middleware menjadi echo-compatible-middleware, dengan syarat skema harus dalam bentuk `func(http.Handler)http.Handler`.
+
+Silakan praktekan kode berikut.
+
+```go
+func middlewareSomething(next http.Handler) http.Handler {
+ return http.HandlerFunc(func(w http.ResponseWriter, r *http.Request) {
+ fmt.Println("from middleware something")
+ next.ServeHTTP(w, r)
+ })
+}
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.Use(echo.WrapMiddleware(middlewareSomething))
+
+ // ...
+```
+
+Bisa dilihat, fungsi `middlewareSomething` tidak menggunakan skema middleware milik echo, namun tetap bisa digunakan dalam `.Use()` dengan cara dibungkus fungsi `echo.WrapMiddleware()`.
+
+## C.6.3. Echo Middleware: Logger
+
+Seperti yang sudah penulis jelaskan pada awal bab B, bahwa echo merupakan framework besar, didalamnya terdapat banyak dependency dan library, salah satunya adalah logging middleware.
+
+Cara menggunakan logging middleware (ataupun middleware lainnya milik echo) adalah dengan meng-import package `github.com/labstack/echo/middleware`, lalu panggil nama middleware nya. Lebih detailnya silakan baca dokumentasi echo mengenai middleware di https://echo.labstack.com/middleware.
+
+Berikut merupakan contoh penggunaan echo logging middleware.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/labstack/echo"
+ "github.com/labstack/echo/middleware"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.Use(middleware.LoggerWithConfig(middleware.LoggerConfig{
+ Format: "method=${method}, uri=${uri}, status=${status}\n",
+ }))
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) (err error) {
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+ })
+
+ e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+}
+```
+
+Cara menggunakan echo logging middleware adalah dengan membuat objek logging baru lewat statement `middleware.Logger()`, lalu membungkusnya dengan `e.Use()`. Atau bisa juga menggunakan `middleware.LoggerWithConfig()` jika logger yang dibuat memerlukan beberapa konfigurasi (tulis konfigurasinya sebagai property objek cetakan `middleware.LoggerConfig`, lalu tempatkan sebagai parameter method pemanggilan `.LoggerWithConfig()`).
+
+Jalankan aplikasi, lalu lihat hasilnya.
+
+![Echo logging middleware](images/C.6_2_middleware_logging.png)
+
+---
+
+Berikut merupakan list middleware yang disediakan oleh echo, atau cek https://echo.labstack.com/middleware untuk lebih detailnya.
+
+- Basic Auth
+- Body Dump
+- Body Limit
+- CORS
+- CSRF
+- Casbin Auth
+- Gzip
+- JWT
+- Key Auth
+- Logger
+- Method Override
+- Proxy
+- Recover
+- Redirect
+- Request ID
+- Rewrite
+- Secure
+- Session
+- Static
+- Trailing Slash
+
+## C.6.4. 3rd Party Logging Middleware: Logrus
+
+Selain dengan membuat middleware sendiri, ataupun menggunakan echo middleware, kita juga bisa menggunakan 3rd party middleware lain. Tinggal sesuaikan sedikit agar sesuai dengan skema fungsi middleware milik echo untuk bisa digunakan.
+
+Next, kita akan coba untuk meng-implementasi salah satu golang library terkenal untuk keperluan logging, yaitu [logrus](https://github.com/sirupsen/logrus).
+
+Buat file baru, import packages yang diperlukan, lalu buat fungsi `makeLogEntry()`, fungsi ini menerima satu parameter bertipe `echo.Context` dan mengembalikan objek logrus `*log.Entry`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ log "github.com/sirupsen/logrus"
+ "net/http"
+ "time"
+)
+
+func makeLogEntry(c echo.Context) *log.Entry {
+ if c == nil {
+ return log.WithFields(log.Fields{
+ "at": time.Now().Format("2006-01-02 15:04:05"),
+ })
+ }
+
+ return log.WithFields(log.Fields{
+ "at": time.Now().Format("2006-01-02 15:04:05"),
+ "method": c.Request().Method,
+ "uri": c.Request().URL.String(),
+ "ip": c.Request().RemoteAddr,
+ })
+}
+```
+
+Fungsi `makeLogEntry()` bertugas membuat basis log objek yang akan ditampilkan. Informasi standar seperti waktu, dibentuk di dalam fungsi ini. Khusus untuk log yang berhubungan dengan http request, maka informasi yang lebih detail dimunculkan (http method, url, dan IP).
+
+Selanjutnya, buat fungsi `middlewareLogging()` dan `errorHandler()`.
+
+```go
+func middlewareLogging(next echo.HandlerFunc) echo.HandlerFunc {
+ return func(c echo.Context) error {
+ makeLogEntry(c).Info("incoming request")
+ return next(c)
+ }
+}
+
+func errorHandler(err error, c echo.Context) {
+ report, ok := err.(*echo.HTTPError)
+ if ok {
+ report.Message = fmt.Sprintf("http error %d - %v", report.Code, report.Message)
+ } else {
+ report = echo.NewHTTPError(http.StatusInternalServerError, err.Error())
+ }
+
+ makeLogEntry(c).Error(report.Message)
+ c.HTML(report.Code, report.Message.(string))
+}
+```
+
+Fungsi `middlewareLogging()` bertugas untuk menampilkan log setiap ada http request masuk. Dari objek `*log.Entry` -yang-dicetak-lewat-fungsi-`makeLogEntry()`-, panggil method `Info()` untuk menampilkan pesan log dengan level adalah INFO.
+
+Sedang fungsi `errorHandler` akan digunakan untuk meng-override default http error handler milik echo. Dalam fungsi ini log dengan level ERROR dimunculkan lewat pemanggilan method `Error()` milik `*log.Entry`.
+
+Buat fungsi `main()`, implementasikan semua fungsi tersebut, siapkan yang harus disiapkan.
+
+```go
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ e.Use(middlewareLogging)
+ e.HTTPErrorHandler = errorHandler
+
+ e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+ })
+
+ lock := make(chan error)
+ go func(lock chan error) { lock <- e.Start(":9000") }(lock)
+
+ time.Sleep(1 * time.Millisecond)
+ makeLogEntry(nil).Warning("application started without ssl/tls enabled")
+
+ err := <-lock
+ if err != nil {
+ makeLogEntry(nil).Panic("failed to start application")
+ }
+}
+```
+
+Fungsi `main()` di atas berisikan beberapa kode yang jarang kita gunakan, pada saat men-start web server.
+
+Web server di start dalam sebuah goroutine. Karena method `.Start()` milik echo adalah blocking, kita manfaatkan nilai baliknya untuk di kirim ke channel `lock`.
+
+Selanjutnya dengan delay waktu 1 milidetik, log dengan level WARNING dimunculkan. Ini hanya simulasi saja, karena memang aplikasi tidak di start menggunakan ssl/tls. Dengan memberi delay 1 milidetik, maka log WARNING bisa muncul setelah log default dari echo muncul.
+
+Nah pada bagian penerimaan channel, jika nilai baliknya tidak `nil` maka pasti terjadi error pada saat start web server, dan pada saat itu juga munculkan log dengan level PANIC.
+
+OK, sekarang jalankan lalu test aplikasi.
+
+![Logrus preview](images/C.6_3_middleware_logrus.png)
+
+Satu kata, *cantik*.
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [Logrus](https://github.com/sirupsen/logrus), by Simon Eskildsen, MIT license
diff --git a/C-7-flag-parser.md b/C-7-flag-parser.md
new file mode 100644
index 000000000..a57f7f3d0
--- /dev/null
+++ b/C-7-flag-parser.md
@@ -0,0 +1,334 @@
+# C.7. CLI Flag Parser (Kingpin v2)
+
+Tidak jarang, sebuah aplikasi dalam eksekusinya membutuhkan argumen untuk disisipkan, entah itu mandatory atau tidak. Contohnya seperti berikut.
+
+```bash
+$ ./main --port=3000
+```
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara parsing argumen eksekusi aplikasi. Parsing sebenarnya bisa dilakukan dengan cukup memainkan property `os.Args`. Tapi pada bab ini kita akan menggunakan 3rd party library [github.com/alecthomas/kingpin](https://github.com/alecthomas/kingpin) untuk mempermudah pelaksanaannya.
+
+## C.7.1. Parsing Argument
+
+Kita akan buat aplikasi yang bisa menerima bentuk argument seperti berikut.
+
+```bash
+# $ ./main ArgAppName
+$ ./main "My Application" 4000
+```
+
+Argument `ArgAppName` mandatory, harus diisi, sedangkan argument `ArgPort` adalah opsional (ada nilai default-nya).
+
+OK, mari kita praktekan. Buat folder projek baru dengan isi satu buah main file. Siapkan dua buah property untuk menampung `appName` dan `port`, dan satu buah fungsi `main()`.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "net/http"
+
+ "github.com/labstack/echo"
+ "gopkg.in/alecthomas/kingpin.v2"
+)
+
+var (
+ argAppName = kingpin.Arg("name", "Application name").Required().String()
+ argPort = kingpin.Arg("port", "Web server port").Default("9000").Int()
+)
+
+func main() {
+ kingpin.Parse()
+
+ // more code here ...
+}
+```
+
+Statement `kingpin.Arg()` digunakan untuk menyiapkan objek penampung argument. Tulis nama argument sebagai parameter pertama, dan deskripsi argument sebagai parameter kedua. 2 Informasi tersebut nantinya akan muncul ketika flag `--help` digunakan.
+
+Untuk aplikasi yang memerlukan banyak argument, deklarasi variabel penampungnya harus dituliskan berurutan. Seperti contoh di atas `argAppName` merupakan argument pertama, dan `argPort` adalah argument kedua.
+
+Chain statement `kingpin.Arg()` dengan beberapa method yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah penjelasan dari 4 method yang digunakan di atas.
+
+ - Method `.Required()` membuat argument yang ditulis menjadi mandatory. Jika tidak disisipkan maka muncul error.
+ - Method `.String()` menandakan bahwa argument ditampung dalam tipe `string`.
+ - Method `.Default()` digunakan untuk menge-set default value dari argument. Method ini adalah kebalikan dari `.Required()`. Jika default value di-set maka argument boleh untuk tidak diisi. Objek penampung akan berisi default value.
+ - Method `.Int()` menandakan bahwa argument ditampung dalam tipe `int`.
+
+Perlu diketahui, dalam pendefinisian argument, penulisan statement-nya harus diakhiri dengan pemanggilan method `.String()`, `.Int()`, `.Bool()`, atau method tipe lainnya yang di-support oleh kingpin. Lebih jelasnya silakan cek [laman dokumentasi](https://godoc.org/github.com/alecthomas/kingpin#ArgClause).
+
+Mari kita selesaikan aplikasi, silakan tulis kode berikut dalam fungsi `main()`.
+
+```go
+appName := *argAppName
+port := fmt.Sprintf(":%d", *argPort)
+
+fmt.Printf("Starting %s at %s", appName, port)
+
+e := echo.New()
+e.GET("/index", func(c echo.Context) (err error) {
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+})
+e.Logger.Fatal(e.Start(port))
+```
+
+Objek argument kingpin pasti bertipe pointer, maka *dereference* objek tersebut untuk mengambil nilai aslinya.
+
+Jalankan aplikasi, cek hasilnya.
+
+![Argument output](images/C.7_1_arg.png)
+
+Bisa dilihat dari gambar di atas ketika flag `--help` dipanggil list semua argument muncul.
+
+## C.7.2. Penggunaan Kingpin Application Instance
+
+Dari yang sudah kita praktekan di atas, fungsi-fungsi diakses langsung dari package `kingpin`.
+
+```go
+kingpin.Arg("name", "Application name").Required().String()
+kingpin.Arg("port", "Web server port").Default("9000").Int()
+
+kingpin.Parse()
+```
+
+Kingpin menyediakan fasilitas untuk membuat *-what-so-called-* objek kingpin application. Lewat objek ini, semua fungsi yang biasa digunakan (seperti `.Arg()` atau `.Parse()`) bisa diakses sebagai method.
+
+Kelebihan menggunakan kingpin application, kita bisa buat custom handler untuk antisipasi error. Pada aplikasi yg sudah dibuat di atas, jika argument yang *required* tidak disisipkan dalam eksekusi binary, maka aplikasi langsung exit dan error muncul. Error sejenis ini bisa kita override jika menggunakan kingpin application.
+
+Berikut adalah contoh implementasinya.
+
+```go
+app = kingpin.New("App", "Simple app")
+argAppName = app.Arg("name", "Application name").Required().String()
+argPort = app.Arg("port", "Web server port").Default("9000").Int()
+
+command, err := app.Parse(os.Args[1:])
+if err != nil {
+ // handler error here ...
+}
+```
+
+Statement `kingpin.Arg()` diganti dengan `app.Arg()`. Juga, `kingpin.Parse()` diganti dengan `app.Parse()`, dengan pemanggilannya harus disisipkan `os.Args[1:]`.
+
+Manfaatkan objek `err` kembalian `app.Parse()` untuk membuat custom error handling. Atau bisa tetap gunakan default custom error handling milik kingpin, caranya dengan membungkus statement `app.Parse()` ke dalam `kingpin.MustParse()`.
+
+```go
+kingpin.MustParse(app.Parse(os.Args[1:]))
+```
+
+## C.7.3. Parsing Flag
+
+Flag adalah argument yang lebih terstruktur. Golang sebenarnya sudah menyediakan package `flag`, isinya API untuk parsing flag.
+
+ - Contoh argument:
+
+ ```bash
+ $ ./executable "My application" 4000
+ ```
+
+ - Contoh flag:
+
+ ```bash
+ $ ./executable --name="My application" --port=4000
+ $ ./executable --name "My application" --port 4000
+ $ ./executable --name "My application" -p 4000
+ ```
+
+Kita tetap menggunakan kingpin pada bagian ini. Pembuatan flag di kingpin tidak sulit, cukup gunakan `.Flag()` (tidak menggunakan `.Arg()`). Contohnya seperti berikut.
+
+```go
+app = kingpin.New("App", "Simple app")
+flagAppName = app.Flag("name", "Application name").Required().String()
+flagPort = app.Flag("port", "Web server port").Short('p').Default("9000").Int()
+
+kingpin.MustParse(app.Parse(os.Args[1:]))
+```
+
+Method `.Short()` digunakan untuk mendefinisikan short flag. Pada kode di atas, flag port bisa ditulis dalam bentuk `--port=value` ataupun `-p=value`.
+
+Penggunaan flag `--help` akan memunculkan keterangan mendetail tiap-tiap flag.
+
+> Flag bisa dikombinasikan dengan argument.
+
+![Flag](images/C.7_2_flag.png)
+
+## C.7.4. Parsing Command
+
+Command adalah bentuk yang lebih advance dari argument. Banyak command bisa dibuat, pendefinisian flag ataupun argument bisa dilakukan lebih spesifik, untuk masing-masing command.
+
+Di bagian ini kita akan buat sebuah aplikasi untuk simulasi manajemen user. Tiga buah command dipersiapkan dengan skema sebagai berikut.
+
+ - Command `add`
+ - Flag `--override`
+ - Argument `user`
+ - Command `update`
+ - Argument `old user`
+ - Argument `new user`
+ - Command `delete`
+ - Flag `--force`
+ - Argument `user`
+
+Mari kita praktekan, buat satu folder projek baru. Buat satu file main, isi dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "os"
+
+ "gopkg.in/alecthomas/kingpin.v2"
+)
+
+var app = kingpin.New("App", "Simple app")
+```
+
+Method `.Command()` digunakan untuk membuat command. Pembuatan argument dan flag masing-masing command bisa dilakukan seperti biasanya, dengan mengakses method `.Arg()` atau `.Flag()`, hanya saja pengaksesannya lewat objek command masing-masing. Contoh:
+
+```go
+var commandSomething = app.Command("something", "do something")
+var commandSomethingArgX = commandSomething.Flag("x", "arg x").String()
+var commandSomethingFlagY = commandSomething.Flag("y", "flag y").String()
+```
+
+OK, sekarang buat 3 command sesuai skema yang sudah disepakati di atas.
+
+ - Command add, beserta flag dan argument-nya.
+
+ ```go
+ var commandAdd = app.Command("add", "add new user")
+ var commandAddFlagOverride = commandAdd.Flag("override", "override existing user").
+ Short('o').Bool()
+ var commandAddArgUser = commandAdd.Arg("user", "username").Required().String()
+ ```
+
+- Command update, beserta argument-nya.
+
+ ```go
+ var commandUpdate = app.Command("update", "update user")
+ var commandUpdateArgOldUser = commandUpdate.Arg("old", "old username").Required().
+ String()
+ var commandUpdateArgNewUser = commandUpdate.Arg("new", "new username").Required().
+ String()
+ ```
+
+- Command delete, beserta flag dan argument-nya.
+
+ ```go
+ var commandDelete = app.Command("delete", "delete user")
+ var commandDeleteFlagForce = commandDelete.Flag("force", "force deletion").
+ Short('f').Bool()
+ var commandDeleteArgUser = commandDelete.Arg("user", "username").Required().
+ String()
+ ```
+
+Buat fungsi main, lalu didalamnya siapkan action untuk masing-masing command. Gunakan method `.Action()` dengan parameter adalah fungsi ber-skema `func(*kingpin.ParseContext)error` untuk menambahkan action.
+
+Di akhir, tulis statement untuk parsing.
+
+```go
+func main() {
+ commandAdd.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ // more code here ...
+ })
+
+ commandUpdate.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ // more code here ...
+ })
+
+ commandDelete.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ // more code here ...
+ })
+
+ kingpin.MustParse(app.Parse(os.Args[1:]))
+}
+```
+
+Berikut adalah isi masing-masing action dari ketiga command di atas.
+
+ - Action command `add`:
+
+ ```go
+ commandAdd.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ user := *commandAddArgUser
+ override := *commandAddFlagOverride
+ fmt.Printf("adding user %s, override %t \n", user, override)
+
+ return nil
+ })
+ ```
+
+ - Action command `update`:
+
+ ```go
+ commandUpdate.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ oldUser := *commandUpdateArgOldUser
+ newUser := *commandUpdateArgNewUser
+ fmt.Printf("updating user from %s %s \n", oldUser, newUser)
+
+ return nil
+ })
+ ```
+
+ - Action command `delete`:
+
+ ```go
+ commandDelete.Action(func(ctx *kingpin.ParseContext) error {
+ user := *commandDeleteArgUser
+ force := *commandDeleteFlagForce
+ fmt.Printf("deleting user %s, force %t \n", user, force)
+
+ return nil
+ })
+ ```
+
+Jalankan aplikasi untuk mengetes hasilnya.
+
+Tambahkan flag `--help` pada pemanggilan command untuk menampilkan help command terpilih.
+
+![Command help](images/C.7_3_command_help.png)
+
+Atau gunakan `--help-long` dalam eksekusi binary, untuk menampilkan help yang mendetail (argument dan flag tiap command juga dimunculkan).
+
+![Command help full](images/C.7_4_command_help_full.png)
+
+## C.7.5. Command Action Tanpa Menggunakan `.Action()`
+
+Nilai balik statement `kingpin.MustParse()`, `kingpin.Parse()`, dan nilai balik pertama `app.Parse()` adalah sama, yaitu informasi command yang ditulis pada saat pemanggilan binary.
+
+Dari informasi command tersebut, bisa kita kembangkan untuk membuat handler masing-masing command. Dengan ini tak perlu menggunakan method `.Action()` untuk menulis handler command. Contoh prakteknya seperti berikut.
+
+```go
+commandInString := kingpin.MustParse(app.Parse(os.Args[1:]))
+switch commandInString {
+
+case commandAdd.FullCommand(): // add user
+ user := *commandAddArgUser
+ override := *commandAddFlagOverride
+ fmt.Printf("adding user %s, override %t \n", user, override)
+
+case commandUpdate.FullCommand(): // update user
+ oldUser := *commandUpdateArgOldUser
+ newUser := *commandUpdateArgNewUser
+ fmt.Printf("updating user from %s %s \n", oldUser, newUser)
+
+case commandDelete.FullCommand(): // delete user
+ user := *commandDeleteArgUser
+ force := *commandDeleteFlagForce
+ fmt.Printf("deleting user %s, force %t \n", user, force)
+
+}
+```
+
+## C.7.6. Advanced Command Line Application
+
+Pembahasan di atas fokus tentang bagaiamana cara parsing argument, flag, dan command yang disisipkan sewaktu eksekusi aplikasi. Aplikasi yang dieksekusi sendiri bisa berupa command-line-based ataupun web-based.
+
+Jika pembaca ingin membuat aplikasi command line, penggunaan kingpin cukup membantu dalam proses pengembangan, tapi akan lebih mudah lagi jika menggunakan 3rd party library [Cobra](https://github.com/spf13/cobra).
+
+Cobra merupakan library yang didesain khusus untuk development aplikasi berbasis command line. Library ini dibuat oleh author yang juga membuat kingpin.
+
+---
+
+ - [Kingpin](https://github.com/alecthomas/kingpin), by Alec Thomas, MIT license
+ - [Cobra](https://github.com/alecthomas/cobra), by Alec Thomas, MIT license
diff --git a/C-8-advanced-configuration-file.md b/C-8-advanced-configuration-file.md
new file mode 100644
index 000000000..4970c7f74
--- /dev/null
+++ b/C-8-advanced-configuration-file.md
@@ -0,0 +1,145 @@
+# C.8. Advanced Configuration File (Viper)
+
+Pada bab ini kita akan belajar cara mudah parsing file konfigurasi menggunakan [Viper](http://github.com/spf13/viper). Inti dari bab ini sebenarnya adalah sama dengan yang sudah dibahas pada bab [B-22 - Configuration](/B-22-configuration.html), hanya saja disini proses parsing di-handle oleh 3rd party dengan tidak menggunakan struct untuk pengaksesannya.
+
+Kekurangan dari teknik menyimpan konfigurasi dalam object struct adalah, pada saat ada kebutuhan untuk menambah atau merubah isi konfigurasi file, maka mengharuskan developer juga mengubah skema struct penampung.
+
+## C.8.1. JSON Configuration
+
+Mari langsung kita praktekan. Buat projek baru seperti biasa, buat file konfigurasi `app.conf.json`, isi dengan data berikut.
+
+```json
+{
+ "appName": "SimpleApp",
+
+ "server": {
+ "port": 9000
+ }
+}
+```
+
+Property `appName` berisi nama aplikasi, sedangkan `server.port` representasi dari port web server.
+
+Selanjutnya buat `main.go`, lakukan parsing pada file konfigurasi.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "fmt"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "github.com/spf13/viper"
+ "net/http"
+)
+
+func main() {
+ e := echo.New()
+
+ viper.SetConfigType("json")
+ viper.AddConfigPath(".")
+ viper.SetConfigName("app.config")
+
+ err := viper.ReadInConfig()
+ if err != nil {
+ e.Logger.Fatal(err)
+ }
+
+ // ...
+}
+```
+
+Kode di atas adalah contoh penggunaan dasar viper, untuk parsing file konfigurasi bertipe `JSON`. Fungsi `viper.SetConfigType()` digunakan untuk set jenis file konfigurasi.
+
+Berikut merupakan list format yang didukung oleh viper.
+
+ - json
+ - toml
+ - yaml
+ - yml
+ - properties
+ - props
+ - prop
+
+Fungsi `.AddConfigPath()` digunakan untuk mendaftarkan path folder dimana file-file konfigurasi berada. Fungsi ini bisa dipanggil beberapa kali, jika memang ada banyak file konfigurasi tersimpan dalam path berbeda.
+
+Statement `.SetConfigName()` dieksekusi dengan parameter berisi nama file konfigurasi secara eksplisit tanpa ekstensi. Misalkan nama file adalah `app.config.json`, maka parameter cukup ditulis `app.config`.
+
+Fungsi `.ReadInConfig()` digunakan untuk memproses file-file konfigurasi sesuai dengan path dan nama yang sudah ditentukan.
+
+OK, kembali ke bagian tulis-menulis kode. Tambahkan beberapa kode untuk print nama aplikasi, sebuah rute, dan start web server.
+
+```go
+fmt.Println("Starting", viper.GetString("appName"))
+
+e.GET("/index", func(c echo.Context) (err error) {
+ return c.JSON(http.StatusOK, true)
+})
+
+e.Logger.Fatal(e.Start(":" + viper.GetString("server.port")))
+```
+
+Cara pengaksesan konfigurasi bisa dilihat pada kode di atas. Statement `viper.GetString("appName")` mengembalikan string `"SimpleApp"`, sesuai dengan isi pada file konfigurasi.
+
+Selain `.GetString()`, masih banyak lagi fungsi lain yang bisa digunakan, sesuaikan dengan tipe data property yang akan diambil.
+
+| Fungsi | Return type |
+| ------ | ----------- |
+| Get(string) | interface{} |
+| GetBool(string) | bool |
+| GetDuration(string) | time.Duration |
+| GetFloat64(string) | float64 |
+| GetInt(string) | int |
+| GetInt32(string) | int32 |
+| GetInt64(string) | int64 |
+| GetSizeInBytes(string) | uint |
+| GetString(string) | string |
+| GetStringMap(string) | map[string]interface{} |
+| GetStringMapString(string) | map[string]string |
+| GetStringMapStringSlice(string) | map[string][]string |
+| GetStringSlice(string) | []string |
+| GetTime(string) | time.Time |
+
+Pengaksesan property nested seperti `server.port` juga mudah, tinggal tulis saja skema property yang ingin diambil nilainya dengan separator tanda titik (`.`).
+
+Jalankan aplikasi untuk test hasilnya.
+
+![Sample output](images/C.8_1_app.png)
+
+## C.8.2. YAML Configuration
+
+Cara menggunakan viper pada file konfigurasi bertipe `.yaml` kurang lebih sama seperti pada file `.json`. Cukup ubah config type nya dan semua akan beres dengan sendirinya.
+
+Mari kita langsung praktekan saja. Buat file konfigurasi baru `app.config.yaml` dengan isi berikut.
+
+```yaml
+appName: SimpleApp
+server:
+ port: 9000
+```
+
+Pada bagian kode golang, cukup ubah argumen pemanggilan fungsi set config type.
+
+```go
+viper.SetConfigType("yaml")
+```
+
+Jalankan aplikasi, dan hasilnya sama seperti sebelumnya.
+
+## C.8.3. Watcher Configuration
+
+Viper memiliki banyak fitur, satu diantaranya adalah mengaktifkan watcher pada file konfigurasi. Dengan adanya watcher, maka kita bisa membuat callback yang akan dipanggil setiap kali ada perubahan konfigurasi.
+
+```go
+viper.WatchConfig()
+viper.OnConfigChange(func(e fsnotify.Event) {
+ fmt.Println("Config file changed:", e.Name)
+})
+```
+
+Penggunaan fasilitas watcher memerlukan tambahan 3rd party library [fsnotify](https://github.com/fsnotify/fsnotify).
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [fsnotify](https://github.com/fsnotify/fsnotify), by fsnotify team, BSD-3-Clause license
+ - [Viper](https://github.com/spf13/viper), by Steve Francia, MIT license
diff --git a/C-9-securecookie.md b/C-9-securecookie.md
new file mode 100644
index 000000000..b50bfd140
--- /dev/null
+++ b/C-9-securecookie.md
@@ -0,0 +1,151 @@
+# C.9. Secure Cookie (Gorilla Securecookie)
+
+Pada bab [B-21 HTTP Cookie](B-21-cookie.html), kita telah mempelajari tentang cookie dan implementasinya di golang.
+
+Cookie memiliki beberapa atribut, diantaranya adalah `secure`. Dengan mengaktifkan atribut ini, informasi cookie menjadi lebih aman karena di-enkripsi, namun kapabilitas ini hanya akan aktif pada kondisi aplikasi SSL/TLS enabled.
+
+> TL;DR; Jika atribut `secure` di-isi `true`, namun web server TIDAK menggunakan SSL/TLS, maka cookie disimpan seperti biasa tanpa di-enkripsi.
+
+Lalu bagaimana cara untuk membuat cookie aman pada aplikasi yang meng-enable SSL/TLS maupun yang tidak? caranya adalah dengan menambahkan step enkripsi data sebelum disimpan dalam cookie (dan men-decrypt data tersebut saat membaca).
+
+Gorilla toolkit menyediakan library bernama [securecookie](https://github.com/gorilla/securecookie), berguna untuk mempermudah enkripsi informasi cookie, dengan penerapan yang mudah. Pada bab ini kita akan mempelajari penggunaannya.
+
+## C.9.1. Create & Read Secure Cookie
+
+Penggunaan securecookie cukup mudah, buat objek secure cookie lewat `securecookie.New()` lalu gunakan objek tersebut untuk operasi encode-decode data cookie. Pemanggilan fungsi `.New()` memerlukan 2 buah argument.
+
+ - Hash key, diperlukan untuk otentikasi data cookie menggunakan algoritma kriptografi HMAC.
+ - Block key, adalah opsional, diperlukan untuk enkripsi data cookie. Default algoritma enkripsi yang digunakan adalah AES.
+
+OK, langsung saja kita praktekan. Buat folder projek seperti biasa lalu isi `main.go` dengan kode berikut.
+
+```go
+package main
+
+import (
+ "github.com/gorilla/securecookie"
+ "github.com/labstack/echo"
+ "github.com/novalagung/gubrak"
+ "net/http"
+ "time"
+)
+
+type M map[string]interface{}
+
+var sc = securecookie.New([]byte("very-secret"), []byte("a-lot-secret-yay"))
+```
+
+Variabel `sc` adalah objek secure cookie. Objek ini kita gunakan untuk encode data yang akan disimpan dalam cookie, dan juga untuk decode data.
+
+Buat fungsi `setCookie()`, bertugas untuk mempermudah pembuatan dan penyimpanan cookie.
+
+```go
+func setCookie(c echo.Context, name string, data M) error {
+ encoded, err := sc.Encode(name, data)
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+
+ cookie := &http.Cookie{
+ Name: name,
+ Value: encoded,
+ Path: "/",
+ Secure: false,
+ HttpOnly: true,
+ Expires: time.Now().Add(1 * time.Hour),
+ }
+ http.SetCookie(c.Response(), cookie)
+
+ return nil
+}
+```
+
+Method `sc.Encode()` digunakan untuk encoding data dengan identifier adalah isi variabel `name`. Variabel `encoded` menampung data setelah di-encode, lalu variabel ini dimasukan ke dalam objek cookie.
+
+Cara menyimpan cookie masih sama, menggunakan `http.SetCookie`.
+
+Selanjutnya buat fungsi `getCookie()`, untuk mempermudah proses pembacaan cookie yang tersimpan.
+
+```go
+func getCookie(c echo.Context, name string) (M, error) {
+ cookie, err := c.Request().Cookie(name)
+ if err == nil {
+
+ data := M{}
+ if err = sc.Decode(name, cookie.Value, &data); err == nil {
+ return data, nil
+ }
+ }
+
+ return nil, err
+}
+```
+
+Setelah cookie diambil menggunakan `c.Request().Cookie()`, data didalamnya perlu di-decode agar bisa terbaca. Method `sc.Decode()` digunakan untuk decoding data.
+
+OK, sekarang buat fungsi `main()`, lalu isi dengan kode di bawah ini.
+
+```go
+const COOKIE_NAME = "data"
+
+e := echo.New()
+
+e.GET("/index", func(c echo.Context) error {
+ data, err := getCookie(c, COOKIE_NAME)
+ if err != nil && err != http.ErrNoCookie && err != securecookie.ErrMacInvalid {
+ return err
+ }
+
+ if data == nil {
+ data = M{"Message": "Hello", "ID": gubrak.RandomString(32)}
+
+ err = setCookie(c, COOKIE_NAME, data)
+ if err != nil {
+ return err
+ }
+ }
+
+ return c.JSON(http.StatusOK, data)
+})
+
+e.Logger.Fatal(e.Start(":9000"))
+```
+
+Konstanta `COOKIE_NAME` disiapkan, kita gunakan sebagai identifier cookie. Dan sebuah rute juga disiapkan dengan tugas menampilkan data cookie jika sudah ada, dan membuat cookie baru jika belum ada.
+
+Dalam handler rute, terdapat beberapa proses terjadi. Pertama, objek cookie dengan identifier `COOKIE_NAME` diambil, jika muncul error, dan jenisnya adalah selain error karena cookie tidak ada, dan error-nya selain *invalid cookie*, maka kembalikan objek error tersebut.
+
+> `http.ErrNoCookie` adalah variabel penanda error karena cookie kosong, sedangkan `securecookie.ErrMacInvalid` adalah representasi dari invalid cookie.
+
+Lalu, kita cek data cookie yang dikembalikan, jika kosong (bisa karena cookie belum dibuat ataupun sudah ada tetapi datanya kosong) maka buat data baru untuk disimpan dalam cookie. Data tersebut bertipe `map`, salah satu elemen map tersebut ada yg value-nya adalah random.
+
+> Pada kode di atas, generate random string dilakukan dengan memanfaatkan 3rd party library [gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak).
+
+Pengaksesan rute akan memunculkan data yang sama. Karena pembuatan cookie hanya dilakukan ketika datanya kosong atau cookie nya belum dibuat.
+
+Jalankan aplikasi untuk mengetes hasilnya. Lakukan refresh beberapa kali, data yang muncul pasti sama.
+
+![Secure cookie test](images/C.9_1_securecookie.png)
+
+Lihat pada response header url `index`, data pada cookie terlihat sudah dalam kondisi encoded dan encrypted.
+
+![Cookie header](images/C.9_2_cookie_header.png)
+
+## C.9.2. Delete Secure Cookie
+
+Securecookie perannya hanya pada bagian encode-decode data cookie, sedangkan proses simpan baca cookie masih sama seperti penerapan cookie biasa. Maka cara menghapus cookie pun masih sama, yaitu dengan meng-expired-kan cookie yang sudah disimpan.
+
+```go
+cookie := &http.Cookie{}
+cookie.Name = name
+cookie.Path = "/"
+cookie.MaxAge = -1
+cookie.Expires = time.Unix(0, 0)
+http.SetCookie(c.Response(), cookie)
+```
+
+---
+
+ - [Echo](https://github.com/labstack/echo), by Vishal Rana (Lab Stack), MIT license
+ - [Gorilla Securecookie](https://github.com/gorilla/securecookie), by Gorilla web toolkit team, BSD-3-Clause license
+ - [Gubrak](https://github.com/novalagung/gubrak), by Noval Agung, MIT license
diff --git a/CNAME b/CNAME
new file mode 100644
index 000000000..e2b54c366
--- /dev/null
+++ b/CNAME
@@ -0,0 +1 @@
+dasarpemrogramangolang.novalagung.com
\ No newline at end of file
diff --git a/CONTRIBUTORS.md b/CONTRIBUTORS.md
new file mode 100644
index 000000000..7a066bf18
--- /dev/null
+++ b/CONTRIBUTORS.md
@@ -0,0 +1,7 @@
+# Contributors
+
+Jika anda menjadi kontributor projek e-book ini, silahkan tulis nama disini dalam *ascending order*.
+
+- [Edi Santoso](https://github.com/repodevs)
+- [MH Rohman Masyhar](https://github.com/rohmanhm)
+- [Noval Agung Prayogo](https://github.com/novalagung)
diff --git a/LICENSE b/LICENSE
new file mode 100644
index 000000000..cbe5ad167
--- /dev/null
+++ b/LICENSE
@@ -0,0 +1,437 @@
+Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International
+
+=======================================================================
+
+Creative Commons Corporation ("Creative Commons") is not a law firm and
+does not provide legal services or legal advice. Distribution of
+Creative Commons public licenses does not create a lawyer-client or
+other relationship. Creative Commons makes its licenses and related
+information available on an "as-is" basis. Creative Commons gives no
+warranties regarding its licenses, any material licensed under their
+terms and conditions, or any related information. Creative Commons
+disclaims all liability for damages resulting from their use to the
+fullest extent possible.
+
+Using Creative Commons Public Licenses
+
+Creative Commons public licenses provide a standard set of terms and
+conditions that creators and other rights holders may use to share
+original works of authorship and other material subject to copyright
+and certain other rights specified in the public license below. The
+following considerations are for informational purposes only, are not
+exhaustive, and do not form part of our licenses.
+
+ Considerations for licensors: Our public licenses are
+ intended for use by those authorized to give the public
+ permission to use material in ways otherwise restricted by
+ copyright and certain other rights. Our licenses are
+ irrevocable. Licensors should read and understand the terms
+ and conditions of the license they choose before applying it.
+ Licensors should also secure all rights necessary before
+ applying our licenses so that the public can reuse the
+ material as expected. Licensors should clearly mark any
+ material not subject to the license. This includes other CC-
+ licensed material, or material used under an exception or
+ limitation to copyright. More considerations for licensors:
+ wiki.creativecommons.org/Considerations_for_licensors
+
+ Considerations for the public: By using one of our public
+ licenses, a licensor grants the public permission to use the
+ licensed material under specified terms and conditions. If
+ the licensor's permission is not necessary for any reason--for
+ example, because of any applicable exception or limitation to
+ copyright--then that use is not regulated by the license. Our
+ licenses grant only permissions under copyright and certain
+ other rights that a licensor has authority to grant. Use of
+ the licensed material may still be restricted for other
+ reasons, including because others have copyright or other
+ rights in the material. A licensor may make special requests,
+ such as asking that all changes be marked or described.
+ Although not required by our licenses, you are encouraged to
+ respect those requests where reasonable. More considerations
+ for the public:
+ wiki.creativecommons.org/Considerations_for_licensees
+
+=======================================================================
+
+Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International
+Public License
+
+By exercising the Licensed Rights (defined below), You accept and agree
+to be bound by the terms and conditions of this Creative Commons
+Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Public License
+("Public License"). To the extent this Public License may be
+interpreted as a contract, You are granted the Licensed Rights in
+consideration of Your acceptance of these terms and conditions, and the
+Licensor grants You such rights in consideration of benefits the
+Licensor receives from making the Licensed Material available under
+these terms and conditions.
+
+
+Section 1 -- Definitions.
+
+ a. Adapted Material means material subject to Copyright and Similar
+ Rights that is derived from or based upon the Licensed Material
+ and in which the Licensed Material is translated, altered,
+ arranged, transformed, or otherwise modified in a manner requiring
+ permission under the Copyright and Similar Rights held by the
+ Licensor. For purposes of this Public License, where the Licensed
+ Material is a musical work, performance, or sound recording,
+ Adapted Material is always produced where the Licensed Material is
+ synched in timed relation with a moving image.
+
+ b. Adapter's License means the license You apply to Your Copyright
+ and Similar Rights in Your contributions to Adapted Material in
+ accordance with the terms and conditions of this Public License.
+
+ c. BY-NC-SA Compatible License means a license listed at
+ creativecommons.org/compatiblelicenses, approved by Creative
+ Commons as essentially the equivalent of this Public License.
+
+ d. Copyright and Similar Rights means copyright and/or similar rights
+ closely related to copyright including, without limitation,
+ performance, broadcast, sound recording, and Sui Generis Database
+ Rights, without regard to how the rights are labeled or
+ categorized. For purposes of this Public License, the rights
+ specified in Section 2(b)(1)-(2) are not Copyright and Similar
+ Rights.
+
+ e. Effective Technological Measures means those measures that, in the
+ absence of proper authority, may not be circumvented under laws
+ fulfilling obligations under Article 11 of the WIPO Copyright
+ Treaty adopted on December 20, 1996, and/or similar international
+ agreements.
+
+ f. Exceptions and Limitations means fair use, fair dealing, and/or
+ any other exception or limitation to Copyright and Similar Rights
+ that applies to Your use of the Licensed Material.
+
+ g. License Elements means the license attributes listed in the name
+ of a Creative Commons Public License. The License Elements of this
+ Public License are Attribution, NonCommercial, and ShareAlike.
+
+ h. Licensed Material means the artistic or literary work, database,
+ or other material to which the Licensor applied this Public
+ License.
+
+ i. Licensed Rights means the rights granted to You subject to the
+ terms and conditions of this Public License, which are limited to
+ all Copyright and Similar Rights that apply to Your use of the
+ Licensed Material and that the Licensor has authority to license.
+
+ j. Licensor means the individual(s) or entity(ies) granting rights
+ under this Public License.
+
+ k. NonCommercial means not primarily intended for or directed towards
+ commercial advantage or monetary compensation. For purposes of
+ this Public License, the exchange of the Licensed Material for
+ other material subject to Copyright and Similar Rights by digital
+ file-sharing or similar means is NonCommercial provided there is
+ no payment of monetary compensation in connection with the
+ exchange.
+
+ l. Share means to provide material to the public by any means or
+ process that requires permission under the Licensed Rights, such
+ as reproduction, public display, public performance, distribution,
+ dissemination, communication, or importation, and to make material
+ available to the public including in ways that members of the
+ public may access the material from a place and at a time
+ individually chosen by them.
+
+ m. Sui Generis Database Rights means rights other than copyright
+ resulting from Directive 96/9/EC of the European Parliament and of
+ the Council of 11 March 1996 on the legal protection of databases,
+ as amended and/or succeeded, as well as other essentially
+ equivalent rights anywhere in the world.
+
+ n. You means the individual or entity exercising the Licensed Rights
+ under this Public License. Your has a corresponding meaning.
+
+
+Section 2 -- Scope.
+
+ a. License grant.
+
+ 1. Subject to the terms and conditions of this Public License,
+ the Licensor hereby grants You a worldwide, royalty-free,
+ non-sublicensable, non-exclusive, irrevocable license to
+ exercise the Licensed Rights in the Licensed Material to:
+
+ a. reproduce and Share the Licensed Material, in whole or
+ in part, for NonCommercial purposes only; and
+
+ b. produce, reproduce, and Share Adapted Material for
+ NonCommercial purposes only.
+
+ 2. Exceptions and Limitations. For the avoidance of doubt, where
+ Exceptions and Limitations apply to Your use, this Public
+ License does not apply, and You do not need to comply with
+ its terms and conditions.
+
+ 3. Term. The term of this Public License is specified in Section
+ 6(a).
+
+ 4. Media and formats; technical modifications allowed. The
+ Licensor authorizes You to exercise the Licensed Rights in
+ all media and formats whether now known or hereafter created,
+ and to make technical modifications necessary to do so. The
+ Licensor waives and/or agrees not to assert any right or
+ authority to forbid You from making technical modifications
+ necessary to exercise the Licensed Rights, including
+ technical modifications necessary to circumvent Effective
+ Technological Measures. For purposes of this Public License,
+ simply making modifications authorized by this Section 2(a)
+ (4) never produces Adapted Material.
+
+ 5. Downstream recipients.
+
+ a. Offer from the Licensor -- Licensed Material. Every
+ recipient of the Licensed Material automatically
+ receives an offer from the Licensor to exercise the
+ Licensed Rights under the terms and conditions of this
+ Public License.
+
+ b. Additional offer from the Licensor -- Adapted Material.
+ Every recipient of Adapted Material from You
+ automatically receives an offer from the Licensor to
+ exercise the Licensed Rights in the Adapted Material
+ under the conditions of the Adapter's License You apply.
+
+ c. No downstream restrictions. You may not offer or impose
+ any additional or different terms or conditions on, or
+ apply any Effective Technological Measures to, the
+ Licensed Material if doing so restricts exercise of the
+ Licensed Rights by any recipient of the Licensed
+ Material.
+
+ 6. No endorsement. Nothing in this Public License constitutes or
+ may be construed as permission to assert or imply that You
+ are, or that Your use of the Licensed Material is, connected
+ with, or sponsored, endorsed, or granted official status by,
+ the Licensor or others designated to receive attribution as
+ provided in Section 3(a)(1)(A)(i).
+
+ b. Other rights.
+
+ 1. Moral rights, such as the right of integrity, are not
+ licensed under this Public License, nor are publicity,
+ privacy, and/or other similar personality rights; however, to
+ the extent possible, the Licensor waives and/or agrees not to
+ assert any such rights held by the Licensor to the limited
+ extent necessary to allow You to exercise the Licensed
+ Rights, but not otherwise.
+
+ 2. Patent and trademark rights are not licensed under this
+ Public License.
+
+ 3. To the extent possible, the Licensor waives any right to
+ collect royalties from You for the exercise of the Licensed
+ Rights, whether directly or through a collecting society
+ under any voluntary or waivable statutory or compulsory
+ licensing scheme. In all other cases the Licensor expressly
+ reserves any right to collect such royalties, including when
+ the Licensed Material is used other than for NonCommercial
+ purposes.
+
+
+Section 3 -- License Conditions.
+
+Your exercise of the Licensed Rights is expressly made subject to the
+following conditions.
+
+ a. Attribution.
+
+ 1. If You Share the Licensed Material (including in modified
+ form), You must:
+
+ a. retain the following if it is supplied by the Licensor
+ with the Licensed Material:
+
+ i. identification of the creator(s) of the Licensed
+ Material and any others designated to receive
+ attribution, in any reasonable manner requested by
+ the Licensor (including by pseudonym if
+ designated);
+
+ ii. a copyright notice;
+
+ iii. a notice that refers to this Public License;
+
+ iv. a notice that refers to the disclaimer of
+ warranties;
+
+ v. a URI or hyperlink to the Licensed Material to the
+ extent reasonably practicable;
+
+ b. indicate if You modified the Licensed Material and
+ retain an indication of any previous modifications; and
+
+ c. indicate the Licensed Material is licensed under this
+ Public License, and include the text of, or the URI or
+ hyperlink to, this Public License.
+
+ 2. You may satisfy the conditions in Section 3(a)(1) in any
+ reasonable manner based on the medium, means, and context in
+ which You Share the Licensed Material. For example, it may be
+ reasonable to satisfy the conditions by providing a URI or
+ hyperlink to a resource that includes the required
+ information.
+ 3. If requested by the Licensor, You must remove any of the
+ information required by Section 3(a)(1)(A) to the extent
+ reasonably practicable.
+
+ b. ShareAlike.
+
+ In addition to the conditions in Section 3(a), if You Share
+ Adapted Material You produce, the following conditions also apply.
+
+ 1. The Adapter's License You apply must be a Creative Commons
+ license with the same License Elements, this version or
+ later, or a BY-NC-SA Compatible License.
+
+ 2. You must include the text of, or the URI or hyperlink to, the
+ Adapter's License You apply. You may satisfy this condition
+ in any reasonable manner based on the medium, means, and
+ context in which You Share Adapted Material.
+
+ 3. You may not offer or impose any additional or different terms
+ or conditions on, or apply any Effective Technological
+ Measures to, Adapted Material that restrict exercise of the
+ rights granted under the Adapter's License You apply.
+
+
+Section 4 -- Sui Generis Database Rights.
+
+Where the Licensed Rights include Sui Generis Database Rights that
+apply to Your use of the Licensed Material:
+
+ a. for the avoidance of doubt, Section 2(a)(1) grants You the right
+ to extract, reuse, reproduce, and Share all or a substantial
+ portion of the contents of the database for NonCommercial purposes
+ only;
+
+ b. if You include all or a substantial portion of the database
+ contents in a database in which You have Sui Generis Database
+ Rights, then the database in which You have Sui Generis Database
+ Rights (but not its individual contents) is Adapted Material,
+ including for purposes of Section 3(b); and
+
+ c. You must comply with the conditions in Section 3(a) if You Share
+ all or a substantial portion of the contents of the database.
+
+For the avoidance of doubt, this Section 4 supplements and does not
+replace Your obligations under this Public License where the Licensed
+Rights include other Copyright and Similar Rights.
+
+
+Section 5 -- Disclaimer of Warranties and Limitation of Liability.
+
+ a. UNLESS OTHERWISE SEPARATELY UNDERTAKEN BY THE LICENSOR, TO THE
+ EXTENT POSSIBLE, THE LICENSOR OFFERS THE LICENSED MATERIAL AS-IS
+ AND AS-AVAILABLE, AND MAKES NO REPRESENTATIONS OR WARRANTIES OF
+ ANY KIND CONCERNING THE LICENSED MATERIAL, WHETHER EXPRESS,
+ IMPLIED, STATUTORY, OR OTHER. THIS INCLUDES, WITHOUT LIMITATION,
+ WARRANTIES OF TITLE, MERCHANTABILITY, FITNESS FOR A PARTICULAR
+ PURPOSE, NON-INFRINGEMENT, ABSENCE OF LATENT OR OTHER DEFECTS,
+ ACCURACY, OR THE PRESENCE OR ABSENCE OF ERRORS, WHETHER OR NOT
+ KNOWN OR DISCOVERABLE. WHERE DISCLAIMERS OF WARRANTIES ARE NOT
+ ALLOWED IN FULL OR IN PART, THIS DISCLAIMER MAY NOT APPLY TO YOU.
+
+ b. TO THE EXTENT POSSIBLE, IN NO EVENT WILL THE LICENSOR BE LIABLE
+ TO YOU ON ANY LEGAL THEORY (INCLUDING, WITHOUT LIMITATION,
+ NEGLIGENCE) OR OTHERWISE FOR ANY DIRECT, SPECIAL, INDIRECT,
+ INCIDENTAL, CONSEQUENTIAL, PUNITIVE, EXEMPLARY, OR OTHER LOSSES,
+ COSTS, EXPENSES, OR DAMAGES ARISING OUT OF THIS PUBLIC LICENSE OR
+ USE OF THE LICENSED MATERIAL, EVEN IF THE LICENSOR HAS BEEN
+ ADVISED OF THE POSSIBILITY OF SUCH LOSSES, COSTS, EXPENSES, OR
+ DAMAGES. WHERE A LIMITATION OF LIABILITY IS NOT ALLOWED IN FULL OR
+ IN PART, THIS LIMITATION MAY NOT APPLY TO YOU.
+
+ c. The disclaimer of warranties and limitation of liability provided
+ above shall be interpreted in a manner that, to the extent
+ possible, most closely approximates an absolute disclaimer and
+ waiver of all liability.
+
+
+Section 6 -- Term and Termination.
+
+ a. This Public License applies for the term of the Copyright and
+ Similar Rights licensed here. However, if You fail to comply with
+ this Public License, then Your rights under this Public License
+ terminate automatically.
+
+ b. Where Your right to use the Licensed Material has terminated under
+ Section 6(a), it reinstates:
+
+ 1. automatically as of the date the violation is cured, provided
+ it is cured within 30 days of Your discovery of the
+ violation; or
+
+ 2. upon express reinstatement by the Licensor.
+
+ For the avoidance of doubt, this Section 6(b) does not affect any
+ right the Licensor may have to seek remedies for Your violations
+ of this Public License.
+
+ c. For the avoidance of doubt, the Licensor may also offer the
+ Licensed Material under separate terms or conditions or stop
+ distributing the Licensed Material at any time; however, doing so
+ will not terminate this Public License.
+
+ d. Sections 1, 5, 6, 7, and 8 survive termination of this Public
+ License.
+
+
+Section 7 -- Other Terms and Conditions.
+
+ a. The Licensor shall not be bound by any additional or different
+ terms or conditions communicated by You unless expressly agreed.
+
+ b. Any arrangements, understandings, or agreements regarding the
+ Licensed Material not stated herein are separate from and
+ independent of the terms and conditions of this Public License.
+
+
+Section 8 -- Interpretation.
+
+ a. For the avoidance of doubt, this Public License does not, and
+ shall not be interpreted to, reduce, limit, restrict, or impose
+ conditions on any use of the Licensed Material that could lawfully
+ be made without permission under this Public License.
+
+ b. To the extent possible, if any provision of this Public License is
+ deemed unenforceable, it shall be automatically reformed to the
+ minimum extent necessary to make it enforceable. If the provision
+ cannot be reformed, it shall be severed from this Public License
+ without affecting the enforceability of the remaining terms and
+ conditions.
+
+ c. No term or condition of this Public License will be waived and no
+ failure to comply consented to unless expressly agreed to by the
+ Licensor.
+
+ d. Nothing in this Public License constitutes or may be interpreted
+ as a limitation upon, or waiver of, any privileges and immunities
+ that apply to the Licensor or You, including from the legal
+ processes of any jurisdiction or authority.
+
+=======================================================================
+
+Creative Commons is not a party to its public
+licenses. Notwithstanding, Creative Commons may elect to apply one of
+its public licenses to material it publishes and in those instances
+will be considered the “Licensor.” The text of the Creative Commons
+public licenses is dedicated to the public domain under the CC0 Public
+Domain Dedication. Except for the limited purpose of indicating that
+material is shared under a Creative Commons public license or as
+otherwise permitted by the Creative Commons policies published at
+creativecommons.org/policies, Creative Commons does not authorize the
+use of the trademark "Creative Commons" or any other trademark or logo
+of Creative Commons without its prior written consent including,
+without limitation, in connection with any unauthorized modifications
+to any of its public licenses or any other arrangements,
+understandings, or agreements concerning use of licensed material. For
+the avoidance of doubt, this paragraph does not form part of the
+public licenses.
+
+Creative Commons may be contacted at creativecommons.org.
diff --git a/README.md b/README.md
new file mode 100644
index 000000000..3e8c1afa1
--- /dev/null
+++ b/README.md
@@ -0,0 +1,36 @@
+# Dasar Pemrograman Golang
+
+[Golang](https://golang.org/), atau Go adalah bahasa pemrograman yang lahir di tahun 2009. Golang memiliki banyak kelebihan, terbukti dengan banyaknya perusahaan besar yang [menggunakan bahasa ini](https://github.com/golang/go/wiki/GoUsers) dalam pengembangan produk-produk mereka, hingga level production tentunya.
+
+Ebook ini merupakan salah satu dari sekian banyak referensi yang bisa dijadikan bahan belajar pemrograman Go. Topik-topik yang disediakan sangat bervariasi mulai dari hal yang basic (dari 0), hingga bab yang sifatnya advance.
+
+Ada total sekitar 110 bab yang dibahas dalam ebook ini. Bab-bab tersebut dibagi menjadi 3 kategori besar yang berurutan dan berkesinambungan satu sama lain.
+
+
+
+ Pemrograman Go Dasar. Pada bagian ini topik yang dibahas sangat dasar, cocok untuk orang yang belum pernah tau atau belum menggunakan bahasa Go. Pembahasan dimulai dari instalasi, eksekusi, hello word, dilanjutkan dengan topik seperti pembahasan beberapa keyword Go, pointer, struct, interface, reflect, goroutine, channel, date time, dan lainnya.
+
+
+ Pemrograman Web Go Dasar. Pada bagian ini kita akan fokus belajar ilmu dasar yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi web menggunakan Go, diantaranya seperti: routing, multiplexer, middleware, cookie, dan lainnya. Pada bab ini kita tidak menggunakan framework atau library external, hanya menggunakan API internal yang disediakan Go saja.
+
+
+ Pemrograman Go Lanjut. Di bagian ini akan mulai dibahas topik yang lebih advance, beberapa diantaranya akan menggunakan library-library Go yang sudah cukup terkenal di komunitas. Topik-topik tersebut antara lain: http, ssl, cors, crsf, mail, pdf, excel, ftp, ssh, web socket, protobuf, gRPC + protobuf, atau topik advance web atau non-web lainnya.
+